IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.2. Pengujian Sistem
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun. Pengujian dilakukan di beberapa tempat, yaitu di BMKG Climatological Station Deli Serdang, Jl.
Prof. H. M. Yamin SH, Lapangan Merdeka, Lapangan Benteng dan Rumah Sakit USU.
Pengujian dilakukan dengan 2 tahap dalam waktu yang berbeda. Pengukuran pertama dilakukan pada tanggal 21 Desember sampai 22 Desember 2017 di BMKG Climatological Station Deli Serdang. Pengukuran kedua dilakukan di beberapa tempat, yaitu di Jl. Prof. H. M. Yamin SH , Lapangan Merdeka, Lapangan Benteng, Rumah Sakit USU pada tanggal 23 Desember 2017.
4.2.1. Perbandingan data hasil pengukuran antara sistem yang dibangun dan alat bmkg
Pengukuran pertama dilakukan pada tanggal 21 Desember 2017 di BMKG Climatological Station Deli Serdang. Pengukuran dilakukan dengan menyandingkan data yang diperoleh dari sistem yang dibangun dan data dari alat BMKG Climatological Station Deli Serdang. Data yang diperoleh dari sitem yang dibangun berupa altitude, temperatur, kelembaban, tekanan udara, CO2 dan CO. Sedangkan data yang diperoleh dari BMKG Climatological Station Deli Serdang hanya berupa temperatur, tekanan udara dan kelembaban. Pengkuran temperatur, kelembaban dan tekanan udara dilakukan sekali dalam 3 menit selama 1 jam. Sedangkan pengukuran altitude, CO2 dan CO dilakukan setiap detik selama 1 jam. Data yang disandingkan adalah suhu, kelembaban udara dan tekanan udara yang diperoleh dari masing masing alat.
Setelah dilakukan pengukuran pertama maka alat yang dibangun ditinggalkan di BMKG Climatological Station Deli Serdang dalam keadaan aktif untuk menguji daya tahan dan kestabilan data dalam pengukuran. Kemudian pengukuran kedua dilakukan pada tanggal 22 Desember 2017. Pengukuran juga dilakukan dengan menyandingkan data yang diperoleh dari sistem yang dibangun dan data dari alat BMKG Climatological Station Deli Serdang. Berikut hasil pengukuran di BMKG Climatological Station Deli Serdang. Berikut perbandingan data antara sistem yang dibangun dan alat BMKG.
1. Suhu
Hasil pengukuran suhu pada tanggal 21 Desember 2017 dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.8.Tampilan data grafik suhu
Gambar 4.7 menunjukkan data suhu yang didapat dari sensor DHT11 yang ditunjukkan dengan warna linechart jingga, sedangkan linechart warna biru adalah data yang diperoleh dari alat BMKG. Garis jingga menunjukkan suhu dengan nilai awal 25,5 ˚C dan berakhir pada suhu dengan nilai 25,2 ˚C. Sedangkan garis biru menunjukkan suhu dengan nilai awal 25,2˚C dan berakhir pada suhu dengan nilai 22,2˚C. Hasil yang lebih spesifik dapat dapat dlihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil pengukuran suhu
3
28
Tabel 4.1. Hasil pengukuran suhu (lanjutan)
Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil dari pengukuran suhu antara sistem yang dibangun dan alat yang dimiliki BMKG terdapat rentang paling tinggi dengan nilai 3˚C yaitu pada pukul 15.15, namun setelah beberapa menit dilakukan pengukuran data suhu antara sistem yang dibangun dan alat BMKG memiliki rentang paling tinggi sebesar 2˚C. Hal itu disebabkan karena proses inisiasi yang terjadi pada sensor ketika pertama kali diaktifkan.Batas toleransi rata–rata penyimpangan pengukuran parameter cuaca yang ditetapkan oleh World Meteorogical Organitation (No.8 Tahun 2006) untuk suhu maksimal 2˚C.
Gambar 4.9. Tampilan data grafik suhu
Gambar 4.8 menunjukkan data suhu yang didapat dari pengkuran kedua. Garis jingga menunjukkan data yang diperoleh dari sensor DHT11, sedangkan garis warna biru adalah data yang diperoleh dari alat BMKG. Garis jingga menunjukkan suhu dengan nilai awal 28,7˚C dan berakhir pada suhu dengan nilai 29˚C. Sedangkan garis biru menunjukkan suhu dengan nilai awal 28,9˚C dan berakhir pada suhu dengan nilai 29,2˚C. Hasil yang lebih spesifik dapat dapat dlihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil pengukuran suhu
0
30
Tabel 4.2. Hasil pengukuran suhu (lanjutan)
Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa hasil dari pengukuran suhu antara sistem yang dibangun dan alat yang dimiliki BMKG terdapat rentang paling tinggi dengan nilai yaitu 0,2˚C. Hal ini masih sesuai dengan batas toleransi rata –rata penyimpangan pengukuran parameter cuaca yang ditetapkan oleh World Meteorogical Organitation (No.8 Tahun 2006) untuk suhu maksimal 2˚C.
2. Kelembaban
Hasil pengukuran kelembaban udara pada tanggal 21 Desember 2017 dapat dilihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.10. Tampilan data grafik kelembaban
0
Gambar 4.9 didapat dari sensor DHT11 dan alat yang dimiliki BMKG yang menunjukkan kelembaban udara. Garis biru adalah data kelembaban yang diperoleh dari alat BMKG sedangkan garis jingga adalah data yang diperoleh dari sistem yang dibangun. Garis jingga menunjukkan kelembaban dengan nlai awal 78% dan berakhir pada kelembaban dengan nilai 94%. Sedangkan garis biru menunjukakn kelembaban dengan nilai awal 93% dan berakhir pada kelembaban dengan nilai 93%. Hasil yang lebih spesifik dapat dapat dlihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil pengukuran kelembaban udara
Waktu (21 Desember 2017)
32
Dari Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa hasil dari pengukuran kelembaban udara antara sistem yang dibangun dan alat yang dimiliki BMKG terdapat rentang paling tinggi dengan nilai 17% yaitu pada pukul 15.15. Terjadi overlapping data antara sistem yang dibangun dan alat BMKG mulai pukul 15.15 sampai pukul 15.27. Hal ini disebabkan karena proses inisiasi yang terjadi pada sensor ketika pertama kali diaktifkan. Batas toleransi rata–rata penyimpangan pengukuran parameter cuaca yang ditetapkan oleh World Meteorogical Organitation (No.8 Tahun 2006) untuk kelembaban udara maksimal 3%.
Hasil pengukuran kelembapan udara pada tanggal 22 Desember 2017 dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.11. Tampilan data grafik kelembaban
Gambar 4.14. didapat dari sensor DHT11dan alat yang dimiliki BMKG yang menampilkan kelembaban udara. Garis biru adalah data kelembaban yang diperoleh dari alat BMKG sedangkan garis jingga adalah data yang diperoleh dari sistem yang dibangun. Garis jingga menunjukkan kelembaban dengan nlai awal 72% dan berakhir pada kelembaban dengan nilai 72%. Sedangkan garis biru menunjukakn kelembaban dengan nilai awal 72% dan berakhir pada kelembaban dengan nilai 71%. Hasil yang lebih spesifik dapat dapat dlihat pada tabel 4.5.
30
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Kelembaban Udara
Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa hasil dari pengukuran kelembaban udara antara sistem yang dibangun dan alat yang dimiliki BMKG terdapat rentang paling tinggi dengan nilai yaitu 2%. Hal ini masih sesuai dengan batas toleransi rata–rata penyimpangan pengukuran parameter cuaca yang ditetapkan oleh World Meteorogical Organitation (No.8 Tahun 2006) yaitu maksimal 3% untuk kelembaban udara.
Waktu (22 Desember 2017)
34
3. Tekanan udara
Hasil pengukuran tekanan udara pada tanggal 21 Desember 2017 dapat dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.12.Tampilan data grafik tekanan udara
Gambar 4.11 didapat dari sensor IMU10dof dan alat yang dimiliki BMKG yang menunjukkan kelembaban udara. Garis biru adalah data tekanan udara yang diperoleh dari alat BMKG sedangkan garis jingga adalah data yang diperoleh dari sistem yang dibangun. Garis jingga menunjukkan tekanan udara dengan nlai awal 1009,30 mbar dan berakhir pada tekanan udara dengan nilai 1009,30 mbar. Sedangkan garis biru menunjukakn tekanan udara dengan nilai awal 1009,35 mbar dan berakhir pada tekanan udara dengan nilai 1009,35 mbar. Hasil yang lebih spesifik dapat dapat dlihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.5. Hasil pengukuran tekanan udara
1007
Tabel 4.5. Hasil pengukuran tekanan udara (lanjutan)
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil dari pengukuran tekanan udara antara sistem yang dibangun dan alat yang dimiliki BMKG terdapat rentang paling tinggi dengan nilai 0,5 mbar yaitu pada pukul 15.15. Batas toleransi rata–rata penyimpangan pengukuran parameter cuaca yang ditetapkan oleh World Meteorogical Organitation (No.8 Tahun 2006) untuk tekanan udara maksimal 0,3 mbar.
Hasil pengukuran tekanan udara pada tanggal 22 Desember 2017 dapat dilihat pada gambar 4.12.
Gambar 4.13. Tampilan data grafik tekanan udara
1006,35 Pukul 16.12 1009,30 mbar 1009,33 mbar
36
Gambar 4.12 didapat dari sensor IMU10dof dan alat yang dimiliki BMKG yang menunjukkan kelembaban udara. Garis biru adalah data tekanan udara yang diperoleh dari alat BMKG sedangkan garis jingga adalah data yang diperoleh dari sistem yang dibangun. Garis merah menunjukkan tekanan udara dengan nlai awal 1006,70 mbar dan berakhir pada tekanan udara dengan nilai 1006,54 mbar. Sedangkan garis biru menunjukakn tekanan udara dengan nilai awal 1006,68 mbar dan berakhir pada tekanan udara dengan nilai 1006,55 mbar. Hasil yang lebih spesifik dapat dlihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil pengukuran kelembaban udara
Waktu (22 Desember 2017)
Kelembaban Data BMKG Data Alat Pukul 15.15 1006,68 mbar 1006,70 mbar Pukul 15.18 1006,66 mbar 1006,68 mbar Pukul 15.21 1006,65 mbar 1006,66 mbar Pukul 15.24 1006,61 mbar 1006,63 mbar Pukul 15.27 1006,54 mbar 1006,55 mbar Pukul 15.30 1006,51 mbar 1006,50 mbar Pukul 15.33 1006,50 mbar 1006,50 mbar Pukul 15.36 1006,49 mbar 1006,49 mbar Pukul 15.39 1006,44 mbar 1006,43 mbar Pukul 15.42 1006,51 mbar 1006,50 mbar Pukul 15.45 1006,51 mbar 1006,50 mbar Pukul 15.48 1006,52 mbar 1006,51 mbar Pukul 15.51 1006,52 mbar 1006,50 mbar Pukul 15.54 1006,53 mbar 1006,51 mbar Pukul 15.57 1006,53 mbar 1006,51 mbar Pukul 16.00 1006,54 mbar 1006,52 mbar Pukul 16.03 1006,54 mbar 1006,53 mbar Pukul 16.06 1006,55 mbar 1006,53 mbar Pukul 16.09 1006,55 mbar 1006,54 mbar Pukul 16.12 1006,55 mbar 1006,54 mbar
Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa hasil dari pengukuran tekanan udara antara sistem yang dibangun dan alat yang dimiliki BMKG terdapat rentang paling tinggi dengan nilai yaitu 0,2 mbar. Hal ini masih sesuai dengan batas toleransi rata–rata penyimpangan pengukuran parameter cuaca yang ditetapkan oleh World Meteorogical Organitation (No.8 Tahun 2006) yaitu maksimal 0,3 mbar untuk tekanan udara.
4.2.3. Hasil pengukuran menggunakan sistem yang dibangun
Pengukuran ketiga dilakukan di berbagai tempat yaitu, di Jl. Prof. H. M. Yamin SH, Lapangan Merdeka, Lapangan Benteng dan Rumah Sakit USU pada tanggal 22 Desember 2017. Data yang diperoleh dari sitem yang dibangun berupa altitude, temperatur, kelembaban, tekanan udara, CO2 dan CO. Data yang diperoleh dari masing masing tempat akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan profil vertikal atmosfer.
Gambar 4.14. Tampilan Data Grafik Suhu
Gambar 4.13 didapat dari sensor DHT11 dari sistem yang dibangun. Garis biru menunjukkan data yang diperoleh dari Jl. Prof. H. M. Yamin SH dengan nilai suhu 28,4˚C dan berakhir pada nilai suhu 28,3˚C. Garis merah menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Merdeka dengan nilai suhu 28,3˚C dan berakhir pada nilai suhu 28,2˚C. Garis hijau menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Benteng dengan nilai suhu 28,3˚C dan berakhir pada nilai suhu 28,3˚C. Garis jingga menunjukkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit USU dengan nilai suhu 27,7˚C
26
Pancing Lapangan Merdeka Lapangan Benteng Rumah Sakit USU
38
dan berkhir pada nilai suhu 27,7˚C. Data antara Jl. Prof. H. M. Yamin SH, Lapangan Merdeka dan Lapangan Benteng memiliki rentang data yang kecil. Namun data yang diperoleh dari Rumah Sakit USU berbeda dengan ketiga data tersebut, yakni terdapat rentang 1˚ C dibanding data yang diperoleh dari Jl. Prof. H. M. Yamin SH , Lapangan Merdeka dan Lapangan Benteng.
Gambar 4.15. Tampilan data grafik kelembaban udara
Gambar 4.14 didapat dari sensor DHT11 dari sistem yang dibangun. Garis biru menunjukkan data yang diperoleh dari Jl. Prof. H. M. Yamin SH dengan nilai kelempaban 84% dan berakhir pada nilai kelembaban 84%. Garis merah menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Merdeka dengan nilai kelembaban 84% dan Rumah Sakit USU memiliki nilai kelembaban yang sama yaitu 84%.
0
Pancing lapangan Merdeka Lapangan Benteng Rumah Sakit USU
Gambar 4.16. Tampilan data grafik tekanan udara
Gambar 4.15 didapat dari sensor IMU10dof yang menunjukkan tekanan udara. Garis biru menunjukkan data yang diperoleh dari Jl. Prof. H. M. Yamin SH dengan nilai tekanan udara 1007,89 mbar dan berakhir pada nilai tekanan udara 1007,71 mbar. Garis merah menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Merdeka dengan nilai tekanan udara 1007,81 mbar dan berakhir pada nilai tekanan udara 1007,75 mbar. Garis hijau menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Benteng dengan nilai tekanan udara 1007,73mbar dan berakhir pada nilai tekanan udara 1007,76 mbar. Garis jingga menunjukkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit USU dengan nilai tekanan udara 1012,82 mbar dan berkhir pada nilai tekanan udara 1012,71 mbar. Data antara Jl. Prof.
H. M. Yamin SH , Lapangan Merdeka dan Lapangan Benteng memiliki rentang data yang kecil. Namun data yang diperoleh dari Rumah Sakit USU berbeda dengan ketiga data tersebut, yakni terdapat rentang 0,4 mbar dibanding data yang diperoleh dari Jl.
Prof. H. M. Yamin SH , Lapangan Merdeka dan Lapangan Benteng.
1005
Pancing Lapangan Merdeka Lapangan Benteng Rumah Sakit USU
40
Gambar 4.17. Tampilan data grafik altitude
Gambar 4.16 didapat dari sensor IMU10dof yang menunjukkan ketinggian alat ketika dilakukan pengukuran. Garis biru menunjukkan data yang diperoleh dari Jl. Prof. H.
M. Yamin SH dengan nilai ketinggian 22,52 meter diatas permuakaan laut .Garis merah menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Merdeka dengan nilai ketinggian 25,55 meter diatas permukaan laut. Garis hijau menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Benteng dengan nilai ketinggian 28,50 meter diatas permukaan laut. Garis jingga menunjukkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit USU dengan ketinggian udara 68,57 meter diatas permukaan laut.
Gambar 4.18. Tampilan data grafik CO
0
Pancing Lapangan Merdeka Lapangan Benteng Rumah Sakit USU
396
Pancing Lapangan Merdeka Lapangan Benteng Rumah Sakit USU
Gambar 4.17 didapat dari sensor MQ-11 yang menunjukkan CO2. Garis biru menunjukkan data yang diperoleh dari Jl. Prof. H. M. Yamin SH dengan nilai CO2
396,47 ppm dan berakhir dengan nilai CO2 396,46 ppm. Garis merah menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Merdeka dengan nilai CO2 403,55 ppm dan berakhir pada nilai CO2 403,51 ppm. Garis hijau menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Benteng dengan nilai CO2 397,46 ppm dan berakhir pada nilai CO2 397,47 ppm. Garis jingga menunjukkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit USU dengan nilai tekanan udara 397,53 ppm dan berkhir pada nilai CO2 397,45 ppm.
Gambar 4.19. Tampilan data grafik CO
Gambar 4.24 didapat dari sensor mq-7 yang menunjukkan data CO. Garis biru menunjukkan data yang diperoleh dari Jl. Prof. H. M. Yamin SH dengan nilai CO 49,11 ppm dan berakhir pada nilai CO 49,12 ppm. Garis merah menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Merdeka dengan nilai CO 68,8 ppm dan berakhir pada nilai CO 68,6 ppm. Garis hijau menunjukkan data yang diperoleh dari Lapangan Benteng dengan nilai CO 68,10 ppm dan berakhir pada nilai CO 68,10 ppm. Garis jingga menunjukkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit USU dengan nilai CO 54,5 ppm dan berkhir pada nilai CO 54,5 ppm.
10
Pancing Lapangan Merdeka Lapangan Benteng Rumah Sakit USU
BAB 5