IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.2 Pengujian Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian apakah sistem berhasil melakukan proses enkripsi serta dekripsi citra menggunakan operasi XOR dan teknik transposisi segitiga. Citra yang akan dienkripsi adalah citra yang berukuran 200 x 200 piksel. Tampilan dari citra yang akan dienkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Citra 200 x 200 piksel
4.2.1 Pengujian Pengacakan Kunci
Kunci Operasi XOR dihasilkan dengan menggunakan fungsi random yang terdapat pada IDE Eclipse 4.2.2. Rentang pengacakan kunci pada sistem ini adalah 0 sampai 256. Untuk melakukan proses pengacakan kunci, user menekan button “Acak Kunci” yang terdapat pada halaman “Enkripsi”. Setelah itu akan muncul Toast yang menyatakan
Gambar 4.6 Pengacakan Kunci Operasi XOR
Pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa pengacakan kunci berhasil dilakukan. Kunci yang telah di acak akan disimpan dalam explore / internal_storage / picture, dengan nama file NUR_0805017_2007_k.txt. Kunci yang tersimpan dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Tempat Menyimpan Kunci yang Diacak
Kunci dapat ditampilkan setelah semua proses enkripsi selesai, tekan button
“Save” terlebih dahulu setelah itu menekan button “Tampilkan Kunci”, maka sistem
akan memanggil format file kunci yang telah disimpan dan menampilkannya. Sebagaian kunci yang akan ditampilkan dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Tampilan Sebagian dari Kunci
4.2.2 Pengujian Enkripsi Operasi XOR
Proses enkripsi dapat dilakukan jika pengguna telah melakukan pengacakan kunci. Enkripsi menggunakan operasi XOR ini dilakukan dengan cara menekan button
“Enkripsi” yang di atas image terdapat bacaan “Operasi XOR” dan kemudian sistem
akan menampilkan hasil enkripsi citra dan hasil perhitungan waktu eksekusi proses. Tampilan dari hasil proses enkripsi menggunakan operasi XOR dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Hasil Proses Enkripsi Operasi XOR
Gambar 4.9 menunjukkan hasil enkripsi operasi XOR. Piksel-piksel citra hasil enkripsi didapat dari hasil operasi XOR antara piksel-piksel citra asli dengan kunci yang telah diacak sebelumnya.
4.2.3 Pengujian Enkripsi Transposisi segitiga
Enkripsi tahap kedua ini dilakukan dengan cara menekan button “Enkripsi” yang di atas image terdapat bacaan “Transposisi segitiga” dan kemudian sistem akan menampilkan hasil enkripsi citra serta hasil perhitungan waktu eksekusi proses. Tampilan dari hasil proses enkripsi tahap kedua ini dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Hasil Proses Enkripsi Transposisi Segitiga
Gambar 4.10 menunjukkan hasil enkripsi citra tahap kedua. Piksel-piksel citra hasil enkripsi ini didapat dari hasil transposisi segitiga.
4.2.4 Pengujian penyimpanan citra hasil enkripsi
Penyimpanan citra hasil enkripsi dilakukan dengan cara menekan button “save”. Setelah itu akan muncul Toast yang menyatakan file berhasil disimpan dengan waktu proses penyimpanan yang telah dilakukan. Tampilan dari proses penyimpanan citra hasil enkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Proses Penyimpanan Hasil Enkripsi Citra
citra hasil enkripsi akan disimpan dalam explore
/
internal_storage/picture, dengan nama file NUR_0805017_2007.jpg tempat menyimpan citra yang terenkripsi sama dengan tempat menyimpan kunci yang telah diacak. Tempat menyimpan citra enkripsi dapat dilihat pada gambar 4.12.4.2.5 Pengujian Dekripsi Transposisi Segitiga
Dekripsi transposisi segitiga dilakukan dengan cara menekan button “Dekripsi” yang di atas image terdapat bacaan “Transposisi segitiga” dan kemudian sistem akan menampilkan hasil dekripsi citra serta hasil perhitungan waktu eksekusi proses. Tampilan dari hasil proses dekripsi transposisi segitiga ini dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Hasil Proses Dekripsi Transposisi Segitiga
Gambar 4.13 menunjukkan hasil dekripsi transposisi segitiga. Piksel-piksel citra hasil dekripsi ini didapat dari hasil teknik transposisi segitiga.
4.2.6 Pengujian Dekripsi Operasi XOR
Proses dekripsi ini dilakukan dengan cara menekan button “Dekripsi” yang di atas image terdapat bacaan “Operasi XOR” dan kemudian sistem akan menampilkan citra asli yang telah dikembalikan dan hasil perhitungan waktu eksekusi proses ini. Tampilan dari hasil proses dekripsi ini dapat dilihat pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 Hasil Proses Dekripsi Operasi XOR
Gambar 4.14 menunjukkan hasil pengembalian citra asli. Hasil ini didapat dari hasil operasi XOR antara piksel-piksel hasil dekripsi transposisi segitiga dengan kunci yang telah diacak sebelumnya.
4.2.7 Perhitungan Manual
Berdasarkan gambar 4.5 yang digunakan dalam pengujian sistem di atas, akan dilakukan perhitungan manual dengan mengambil piksel (1,1). Nilai citra JPEG R,G,B pixel (1,1) yaitu (35,45,63) dan kunci (K) yaitu : 00100101 00100101 00100101, maka proses perhitungan enkripsi dan dekripsi dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.15 Pengambilan piksel (1,1)
1. Pertama ubah R,G,B Desimal ke Biner:
R G B
Desimal 35 45 63
Biner 00100011 00101101 00111111
Maka akan di dapat “00100011 00101101 00111111” sebagai Plainteks (P) 2. Lalu Plainteks (P) dienkripsi meggunakan Operasi XOR:
Plainteks (P) Kunci (K) Ciphertext (C1) Desimal
00100011 00100101 00000110 6
00101101 00100101 00001000 8
00111111 00100101 00011010 26
Tabel 4.1 Proses Perhitungan Enkripsi Menggunakan XOR
3. Ubah Ciphertext (C1) ke Desimal maka diperolah angka desimal 6 8 26 lalu Ciphertext (C1) : 6 8 26 dienkripsi lagi menggunakan teknik transposisi segitiga, maka hasil transposisi yang didapat adalah:
6 8 26 -1
Gambar 4.16 Proses Enkripsi Transposisi segitiga (R G B)
Dari gambar 4.16 dapat dilihat hasil transposisi yang dilakukan dengan Ciphertext (C1) yang diberikan. Jika karakter tidak memenuhi semua kolom pada baris terakhir maka akan dimasukkan bilangan -1 sebagai pengisinya. Untuk membaca hasil transposisi terlebih dahulu dibaca dari kolom paling kiri, sehingga hasil Ciphertext (C2) yang didapat adalah “6 8 26 -1”.
4. Untuk mengembalikan Ciphertext (C1) yang telah ditransposisi, dilakukan penyusunan kembali karakter kedalam segitiga, dengan karakter pertama menduduki kolom paling kiri dan dibaca dari baris atas ke bawah. Sehingga hasil dari Ciphertext (C2) “6 8 26 -1” dapat dilihat pada gambar 4.17.
6 8 26 -1
Gambar 4.17 Proses Dekripsi Transposisi segitiga
Dan hasilnya adalah 6 8 26 -1 dan setiap karakter “-1” akan dihapus dari Ciphertext (C1) sehingga menghasilkan 6 8 26.
5. Untuk mengembalikan Plaintext maka Ciphertext (C1) ” 6 8 26” diubah ke biner
menjadi “00000110 00001000 00011010” lalu Ciphertext (C1) didekripsi menggunakan Operasi XOR, berikut proses perhitungannya:
Ciphertext (C1) Kunci (K) Plainteks (P) Desimal
00000110 00100101 00100011 35
00001000 00100101 00101101 45
00011010 00100101 00111111 63
Tabel 4.2 Proses Perhitungan Dekripsi Menggunakan XOR
Plaintext (P) “00100011 00101101 00111111” diubah menjadi desimal “35 45 63”
maka R,G,B dari Pixel citra JPEG yang telah dienkripsi akan kembali seperti semula. Itu berarti penggunaan Operasi XOR dan Transposisi segitiga memenuhi parameter keutuhan data
4.2.8 Pengujian Sistem Terhadap Waktu Proses
Pengujian ini menggunakan tujuh citra yang mempunyai ukuran yang berbeda, yaitu citra 200x200 piksel, citra 300x300 piksel, citra 400x400 piksel, citra 500x500, citra 600x600, citra 700x700, dan citra 800x800 piksel. Setiap citra akan diuji terhadap waktu proses yang digunakan. Waktu proses pada citra dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Perbandingan Ukuran Citra dengan Waktu Proses Citra 200 x 200 piksel
Citra asli Enkripsi Operasi XOR Enkripsi Transposisi Segitiga Dekripsi Transposisi Segitiga Dekripsi Operasi XOR Waktu Proses 0.27 0.707 0.442 0.287
Rata-Rata Waktu (sekon) 0.426 Citra 300 x 300 piksel
Waktu Proses 0.541 1.594 0.967 0.55
Rata-Rata Waktu (sekon) 0.913
Citra 400 x 400 piksel
Waktu Proses 0.916 2.86 1.709 0.954
Rata-Rata Waktu (sekon) 1.609
Waktu Proses 1.623 4.849 2.934 1.595 Rata-Rata Waktu (sekon) 2.750
Citra 600 x 600 piksel
Waktu Proses 2.077 6.572 3.861 2.139
Rata-Rata Waktu (sekon) 3.662 Citra 700 x 700 piksel
Waktu Proses 2.825 9.148 5.588 2.869
Rata-Rata Waktu (sekon) 5.105 Citra 800 x 800 piksel
Waktu Proses 3.612 12.079 7.703 4.268
Rata-Rata Waktu (sekon) 6.915
Pada Tabel 4.3 terdapat lima buah kolom. Kolom pertama adalah citra asli dengan berbagai macam ukuran, kolom kedua adalah hasil enkripsi citra dari operasi XOR, kolom ketiga adalah hasil enkripsi citra dari transposisi segitiga, kolom keempat adalah hasil dekripsi citra dari transposisi segitiga, dan kolom kelima adalah hasil
dekripsi citra menggunakan operasi XOR. Dari pengujian proses enkripsi dan dekripsi menggunakan citra dengan ukuran citra 200x200 piksel, citra 300x300 piksel, citra 400x400 piksel, citra 500x500, citra 600x600, citra 700x700, dan citra 800x800 piksel didapatlah waktu rata-rata untuk masing-masing eksekusi yaitu 0.426 sekon, 0.913 sekon, 1.609 sekon, 2.750 sekon, 3.662 sekon, 5.105 sekon dan 6.915 sekon.Hubungan waktu proses enkripsi terhadap ukuran dari suatu citra dapat dilihat pada Gambar 4.18.
Gambar 4.18 Grafik Hubungan Ukuran Citra dengan Waktu
Pada Gambar 4.18 ditunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra berukuran 200x200 piksel adalah 0.4 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 300x300 piksel adalah 0.9 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 400x400 piksel adalah 1.6 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 500x500 piksel adalah 2.7 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 600x600 piksel adalah 3.6 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 700x700 piksel adalah 5.1 sekon sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengenkripsi citra berukuran 800x800 piksel adalah 6.9 sekon. Pada Gambar 4.18 dapat dilihat bahwa hubungan antara ukuran piksel dari suatu citra berbanding lurus linear terhadap waktu proses enkripsi. Artinya, semakin besar ukuran piksel, maka waktu yang digunakan untuk eksekusi program juga semakin lama.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 200 x 200 300 x 300 400 x 400 500 x 500 600 x 600 700 x 700 800 x 800 W aktu (se kon ) Ukuran piksel
BAB 5