• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian sistem pengisian

BAB III. PENGUJIAN SISTEM PENGISIAN PADA MESIN HONDA

B. Proses Pelaksanaan

3. Pengujian sistem pengisian

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen yang terkait dalam sistem pengisian, selanjutnya dilakukan pengujian. Tujuan dilakukannya pengujian sistem pengisian yaitu untuk mengetahui apakah sistem tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Selain itu juga untuk mengetahui berapa tegangan output alternator, tegangan pengisian

battery, dan juga untuk mengetahui berapa arus yang keluar dari

alternator.

Pada sistem pengisian terdapat sebuah sistem yang dapat menunjukkan terjadinya pengisian pada battery kepada pengendara melalui lampu indikator yang terdapat pada dashboard. Namun terjadinya gangguan pada sistem pengisian dapat mempengaruhi sistem lampu indikator sehingga pengendara tidak mengetahui apakah terjadi pengisian pada battery atau tidak. Untuk itu perlu dilakukan pengujian sistem lampu indikator untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan terjadinya gangguan dan juga untuk memastikan bahwa sistem lampu indikator berjalan dengan baik.

Adapun analisis pengujian sistem lampu indikator, diantaranya : 1) Menyalakan kunci kontak pada posisi ON

Menyalakan kunci kontak dimaksudkan untuk mengetahui apakah lampu indikator menyala atau tidak. Apabila lampu indikator menyala berarti sistem lampu indikator dalam keadaan baik. Sedangkan bila lampu indikator tidak menyala kemungkinan terjadi gangguan pada terminal L. Dalam hal ini arus hanya mengalir dari battery.

Gambar 3.14 Saat kunci kontak pada posisi ON Hasil pemeriksaan : Lampu indikator menyala

Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik 2) Menstarter mesin

Memastikan bahwa lampu indikator mati saat mesin distarter, kemudian mematikan kunci kontak. Hal ini dimaksudkan ketika mesin distarter dan lampu indikator mati berarti telah terjadi pengisian pada

battery. Sedangkan bila lampu indikator tetap menyala kemungkinan

terjadi kerusakan pada komponen alternator.

Lampu indikator

Gambar 3.15 Saat mesin distarter Hasil pemeriksaan : Lampu indikator mati Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik 3) Melepaskan soket terminal dari alternator

Setelah melepaskan soket terminal dari alternator selanjutnya memposisika kunci kontak pada posisi ON dan memeriksa bahwa lampu indikator mati, kemudian mengOFFkan kunci kontak. Apabila lampu indikator menyala kemungkinan terjadi hubungan singkat pada kabel WHT/BLU (terminal L). Jika kabel WHT/BLU mengalami hubungan singkat dengan massa kemungkinan voltage regulator di alternator rusak.

Lampu indikator

Gambar 3.16 Saat soket terminal dari alternator dilepas Hasil pemeriksaan : Lampu indikator mati

Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik 4) Melepaskan kabel connector B (24P) dari ECM

Memastikan bahwa lampu indikator menyala saat kabel connector

B (24P) dilepas dari ECM (Electronic Control Module) setelah kunci kontak diposisikan ke ON. Apabila lampu indikator mati, kemungkinan terminal tidak terpasang erat pada konektor. Namun apabila telah terpasang erat dan lampu indikator masih tetap mati, kemungkinan AVN unit pada ECM tidak berfungsi.

Soket terminal 4P connector

Gambar 3.17 Saat kabel connectorB (24P) dilepas dari ECM Hasil pemeriksaan : Lampu indikator menyala

Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik

5) Menghubungkan terminal L pada kabel soket alternator dengan massa Memastikan bahwa lampu indikator menyala ketika terminal L pada kabel soket alternator dihubungkan (dijumper) ke massa setelah kunci kontak diposisikan ke ON. Apabila lampu indikator mati kemungkinan bola lampu indikator putus.

Gambar 3.18 Terminal L dihubungkan ke massa

Kabel soket B (24P)

Lampu indikator

Hasil pemeriksaan : Lampu indikator menyala Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik 6) Mengukur tegangan IG pada kabel soket alternator

Memastikan bahwa terdapat tegangan ketika terminal IG pada soket alternator diukur dengan multitester setelah kunci kontak diposisikan ke ON. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan adanya arus yang mengalir dari battery. Apabila tidak ada tegangan kemungkinan kabel BLK/YEL (terminal IG) mengalami hubungan singkat ke massa.

Gambar 3.19 Mengukur tegangan terminal IG Hasil pemeriksaan : Terdapat tegangan 13,5 Volt Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik b. Pengujian tegangan outputalternator

Setelah dilakukan analisis pemeriksaan komponen-komponen alternator dan pengujian sistem lampu indikator, dapat diketahui hipotesis atau hasil dugaan sistem pengisian secara keseluruhan. Namun hipotesis tersebut tidak secara pasti dapat disimpulkan bahwa sistem

pengisian dalam keadaan baik atau tidak. Dalam hal ini maka dilakukan pengujian output alternator untuk mengetahui hasil keseluruhan dari sistem pengisian yang meliputi; tegangan output alternator, tegangan pengisian battery, dan arus output alternator berdasarkan analisis dari pemeriksaan komponen-komponen alternator dan pengujian sistem lampu indikator.

Adapun proses yang dilakukan saat pengujian output alternator, diantaranya :

1) Memastikan bahwa batterydalam keadaan yang baik

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa batterydalam kondisi yang baik (standar), yaitu dengan memperhatikan tegangan battery (12 Volt), kuantitas air accu(berat jenis 1,26 – 1,28), dan kondisi fisik

battery(tidak retak, tidak terdapat kerak, dll).

2) Mengaitkan voltmeter, kabel (+) pada terminal B alternator dan kabel (-) pada massa.

Spesifikasi : Ammeter = 0 – 400 A Voltmeter = 0 – 20 V

Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa tegangan dan arus

outputaltenator pada terminal B saat mesin distarter.

3) Menstarter mesin dan mengatur putaran mesin pada rpm 3000, dan mempertahankan sampai kipas radiator menyala

Dalam pengujian ini tegangan diukur pada saat mesin berputar dalam kecepatan 2000 rpm.

Gambar 3.20 Rpm 2000 5) Mengukur tegangan outputalternator

Mengukur tegangan output alternator dengan merubah setelan pada digital clamp testerpada 600 V arus searah dan menghubungkan kabel positif digital clamp tester pada terminal B dan kabel negatif

digital clamp testerpada massa.

Gambar 3.21 Mengukur tegangan outputalternator Spesifikasi : 13,9 – 15,1 V Jarum rpm meter Kabel (-) digital clamp tester Kabel (+) digital clamp tester Saklar penyetel

Hasil pengujian : 14,5 V

Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik (masih dalam standar spesifikasi)

Tabel 3.2 Hasil pengukuran tegangan outputalternator

Putaran Tegangan Spesifikasi Keterangan

2000 rpm 14,5 V 13,9 – 15,1 V

Masih dalam standar spesifikasi. Sistem dalam keadaan baik.

6) Mengukur arus pengisian battery(tanpa beban)

Mengukur arus pengisian batterydengan merubah saklar ke posisi arus searah pada digital clamp tester dan mengaitkan ke positif

battery.

Gambar 3.22 Mengukur arus pengisian battery

Spesifikasi : 0 – 400 A Hasil pengujian : 3,17 A

Kesimpulan : Sistem dalam keadaan baik (masih dalam standar spesifikasi)

Tabel 3.3 Hasil pengukuran arus pengisian battery

Putaran Arus Spesifikasi Keterangan

2000 rpm 3,17 A 0 – 400 A

Masih dalam standar spesifikasi. Sistem dalam keadaan baik.

7) Mengukur tegangan pengisian battery

Mengukur tegangan beterai dengan menghubungkan kabel positif

digital clamp tester pada positif battery dan kabel negatif digital

clamp tester pada negatif beterai.

Gambar 3.23 Mengukur tegangan pengisian battery

Spesifikasi : 13,9 – 15,1 V Hasil pengujian : 14,2 V

Negatif

Kesimpulan : Sistem pengisian normal (masih dalam standar spesifikasi)

Tabel 3.4 Hasil pengukuran tegangan pengisian battery

Putaran Tegangan Spesifikasi Keterangan

2000 rpm 14,2 V 13,9 – 15,1 V

Masih dalam standar spesifikasi. Sistem dalam keadaan baik.

Tabel 3.5 Hasil pengujian keseluruhan

Pengujian Putaran Hasil

pengujian Spesifikasi Keterangan

Tegangan output alternator 2000 rpm 14,5 V 13,9 – 15,1 V Masih dalam standar spesifikasi. Sistem dalam keadaan baik Arus pengisian battery 2000 rpm 3,17 0 – 400 A Masih dalam standar spesifikasi. Sistem dalam keadaan baik Tegangan pengisian battery 2000 rpm 14,2 V 13,9 – 15,1 V Masih dalam standar spesifikasi. Sistem dalam keadaan baik

Dokumen terkait