BAB V UJI COBA DAN PEMBAHASAN
5.2 Pengujian Tahap Preprocessing
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap proses-proses pengolahan citra. Pengujian bertujuan untuk mengetahui bahwa proses-proses pada tahap preprocessing (pra-pengolahan citra) sudah benar, sehingga data yang didapatkan dari tahap ini dapat menjadi input pada tahap berikutnya. Pada tahap ini terdapat tiga proses yaitu resize, grayscalling, dan normalisasi.
a. Proses Scalling
Proses scalling yaitu proses menyamakan ukuran citra sebelum dilakukan proses selanjutnya. Citra retakan jalan disamakan ukurannya menjadi 160x240. Proses ini dilakukan untuk mempermudah proses-proses selanjutnya.
b. Proses Grayscaling
Proses grayscaling yaitu proses mengubah citra RGB (Red, Green, Blue) yang memiliki tiga kanal warna menjadi citra grayscale yang memiliki satu kanal warna. Proses ini bertujuan untuk mempermudah pengolahan citra pada proses berikutnya.
c. Proses Normalisasi
Proses normalisasi dilakukan untuk mengetahui bahwa sistem telah merubah citra grayscale menjadi citra yang telah dinormalisasi. Dilakukan percobaan menggunakan parameter yang berbeda.
Dilakukan percobaan dengan ππ0= 100 dan ππ0= 100[3].
53
Gambar 5.2. Citra pada tahap preprocessing (a) Citra input dengan ukuran 320x480. (b) Citra hasil scalling dengan ukuran 160x240. (c) Citra grayscale. (d) Citra ternormalisasi 5.3 Pengujian Tahap Segmentasi Citra
Pada tahap ini citra retakan jalan yang telah dinormalisasi kemudian dikonvolusi dengan filter Gabor.
Pada Tugas Akhir ini digunakan empat orientasi berbeda, yaitu 0, 45, 90, dan 135 sehingga dihasilkan empat citra retakan terfilter.
(a) (b)
(c) (d)
(a) (b)
Gambar 5.3. Citra hasil filterisasi dengan orientai berbeda.
(a) Orientasi 0. (b) Orientasi 45. (c) Orientasi 90. (d) Orientasi 135.
Dari keempat citra tersebut dilakukan proses penjumlahan magnitude dan proses normalisasi. Output yang dihasilkan pada proses ini berupa sebuah citra retakan terfilter. Citra retakan yang telah terfilter akan diubah menjadi citra biner.
Gambar 5.4. Proses perubahan citra terfilter menjadi citra biner. (a) Citra terfilter. (b) Citra terfilter yang telah
dikonversi ke citra biner. (c) Citra hasil morfologi.
(c) (d)
(a) (b)
(c)
55
Pada Gambar 5.4.(b) masih terdapat noise pada citra biner yang dihasilkan. Oleh karena itu, dilakukan proses morfologi sehingga dihasilkan citra seperti pada Gambar 5.4(c).
Gambar 5.5. Proses labeling dan seleksi objek retakan. (a) Citra biner hasil morfologi. (b) Citra hasil proses labeling. (c)
Objek retakan terpilih.
Pada jenis retakan yang lain, citra biner yang telah melalui proses morfologi masih memiliki noise. Pada citra biner tersebut terdapat beberapa objek selain retakan seperti pada Gambar 5.5.(a). Proses labeling dilakukan untuk menandai masing-masing objek pada citra biner. Objek-objek yang memiliki nilai major axis length kurang dari threshold akan dihapus atau dihilangkan.
(a) (b)
(c)
Pada Tugas Akhir ini nilai threshold yang digunakan untuk proses seleksi objek adalah 100. Sehingga objek-objek yang memiliki nilai major axis length kurang dari 100 piksel, maka objek tersebut akan dihilangkan. Hasil dari proses seleksi ini ditunjukkan pada Gambar 5.5.(c)
Proses uji coba dilakukan pada 15 data citra retakan dengan nilai parameter ππ = 2, 3, 4 dan ππππππππππππππππβ(ππ) = 2, 3, 4, 5 sehingga diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.6, 5.7 dan 5.8.
Gambar 5.6. (a) Citra biner dan (b) Citra hasil segmentasi dengan nilai ππ = 2 dan ππππππππππππππππβ = 2
Gambar 5.7. (a) Citra biner dan (b) Citra hasil segmentasi dengan nilai ππ = 3 dan ππππππππππππππππβ = 2
(a) (b)
(a) (b)
57
Gambar 5.8. (a) Citra biner dan (b) Citra hasil segmentasi dengan nilai ππ = 3 dan ππππππππππππππππβ = 2
Berdasarkan contoh citra hasil segmentasi, diberikan penilaian pada setiap citra hasil segementasi dengan nilai ππ dan ππππππππππππππππβ yang berbeda.
Citra hasil segmentasi pada Gambar 5.6 dinilai benar karena dapat memunculkan citra retakan sesuai dengan citra input. Sedangkan untuk citra hasil segmentasi pada Gambar 5.7 dan Gambar 5.8 dinilai salah karena hanya menampilkan sebagian retakan dan tidak dapat menampilkan retakan sesuai citra input. Proses penilaian dilakukan berdasarkan pengamatan penulis. Nilai benar disimbolkan dengan βBβ dan nilai salah disimbolkan dengan βSβ. Hasil segmentasi dari 15 citra input dengan nilai ππ dan ππππππππππππππππβ yang berbeda ditunjukkan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Segmentasi Citra dengan Nilai Parameter Berbeda
6. I096 S B B S S S S S S S S S Data hasil segmentasi pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa nilai parameter yang paling banyak memiliki nilai βBβ
adalah ππ = 2 dan ππππππππππππππβ(ππ) = 3. Sehingga nilai parameter tersebut merupakan nilai yang paling optimal untuk segmentasi citra.
Hasil segmentasi dari 15 citra input menggunakan nilai parameter ππ = 2 dan ππππππππππππππβ(ππ) = 3 akan ditunjukkan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil Segmentasi dengan Nilai ππ = 2 dan ππππππππππππππππβ (ππ) = 3.
No. Citra Input Citra Groundtruth Citra Hasil Segmentasi 1.
2.
3.
59
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Beberapa hasil pengujian pada nilai parameter ππ (panjang gelombang) menunjukkan bahwa besarnya nilai ππ mempengaruhi proses pengurangan noise. Semakin besar nilai ππ maka semakin banyak noise yang berkurang. Tetapi pada jenis citra retakan yang tipis semakin besar nilai ππ maka semakin sedikit bagian dari retakan yang tersegmentasi dengan baik.
Hasil pengujian pada nilai parameter ππππππππππππππππβ menunjukkan bahwa semakin besar nilai ππππππππππππππππβ maka citra segmentasi retakan yang didapatkan semakin jelas.
Pada 15 data citra retakan yang diperoleh dari dataset, memungkinkan bahwa citra retakan yang digunakan hanya merupakan sebagian dari retakan sesungguhnya. Sehingga dilakukan proses uji coba pada citra retakan utuh seperti ditunjukkan pada Gambar 5.9
Gambar 5.9. Contoh Hasil Segmentasi pada Citra Retakan Utuh. (a) Citra asli (b) Citra Hasil Segmentasi Area Retakan
(a) (b)
61
5.4 Pengujian Pengukuran Dimensi Retakan
Proses pengujian pengukuran dimensi retakan dilakukan dengan membandingkan pengukuran citra groundtruth dan pengukuran pada citra hasil segmentasi. Proses pengukuran pada citra groundtruth sama dengan proses pengukuran pada citra hasil segmentasi.
Gambar 5.10. Contoh Pengukuran dengan Pendekatan Elips.
(a) dan (c) adalah Citra Asli, (b) dan (d) Citra Area Retakan.
Gambar 5.10. (b) dan (d) menunjukkan bahwa area retakan telah ditandai menggunakan bentuk elips. Kemudian dari area berbentuk elips tersebut akan dihitung nilai major axis length sebagai panjang area retakan dan nilai minor axis length sebagai lebar area retakan.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5.11. Contoh Pengukuran dengan Pendekatan Elips pada Jenis Retakan Blok. (a) dan (c) adalah Citra Asli, (b)
dan (d) Citra Area Retakan.
Gambar 5.11. (b) dan (d) menunjukkan bahwa bentuk elips tidak menandai seluruh area retakan. Masih terdapat bagian retakan yang tidak termasuk pada bagian elips.
Sehingga, pendekatan bentuk elips hanya sesuai untuk jenis retakan longitudinal, transversal, dan diagonal. Selain itu, pada ketiga jenis retakan tersebut, informasi yang diperlukan adalah panjang retakan, sehingga panjang dari elips dapat mewakili panjang area retakan.
Tingkat akurasi pengukuran pada objek retakan dapat diketahui melalui rata-rata nilai error pada kedua hasil pengukuran. Nilai error dihitung menggunakan persamaan 5.1.
ππππππππππππππππππππ ππππππππππ =|π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’ π π π π π π π π π’π’π’π’π’π’π’π’π π π’π’βπ’π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’ βπ’π’πππππππ’π’π’π’π’π’|
π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’π’ π π π π π π π π π’π’π’π’π’π’π’π’π π π’π’ Γ 100%(5.1)
(a) (b)
(c) (d)
63
Hasil pengukuran panjang area retakan pada citra groundtruth dan citra hasil segmentasi dinyatakan dalam satuan piksel ditunjukkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Hasil Pengukuran Panjang Area Retakan
No. Nama File
Hasil Pengukuran Panjang
Persentase
Berdasarkan data pengukuran panjang area retakan pada Tabel 5.3. diperoleh rata-rata nilai error relatif yaitu sebesar 4,809%. Sehingga diperoleh tingkat keakuratan pengukuran panjang sebesar 95,191%.
Hasil pengukuran lebar area retakan pada citra groundtruth dan citra hasil segmentasi dinyatakan dalam satuan piksel dan ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Hasil Pengukuran Lebar Area Retakan
No. Nama File
Hasil Pengukuran Lebar
Persentase
Berdasarkan data pengukuran lebar objek retakan pada Tabel 5.3 diperoleh rata-rata nilai error relatif yaitu sebesar 12,065%. Sehingga diperoleh tingkat keakuratan pengukuran lebar sebesar 87,935%.
65 BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Selain itu, pada bab ini juga dimasukkan beberapa saran yang dapat digunakan jika penelitian ini ingin dikembangkan.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap hasil pengujian program, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tugas akhir ini berhasil mengimplementasikan pengukuran dimensi retakan pada citra jalan menggunakan filter Gabor. Proses yang dilakukan meliputi tahap preprocessing yang terdiri dari proses scalling, grayscaling, dan proses normalisasi Kemudian dilanjutkan dengan segmentasi citra menggunakan filter Gabor dengan 4 orientasi berbeda. Proses identifikasi objek retakan dilakukan melalui proses seleksi atau pemilihan menggunakan pendekatan elips. Kemudian dilakukan pengukuran dimensi berdasarkan area yang melingkupi objek retakan.
2. Hasil pengujian pada 15 citra retakan menunjukkan bahwa nilai parameter filter Gabor yang dapat menghasilkan citra segmentasi retakan secara keseluruhan adalah ππ = 2 dan ππππππππππππππππβ = 3..
3. Persentase tingkat akurasi pada proses pengukuan dimensi retakan adalah 95,191% pada pengukuran panjang area retakan, dan 87,935% pada pengukuran lebar area retakan.
6.2 Saran
Dengan melihat hasil yang dicapai pada penelitian ini terdapat beberapa hal yang penulis sarankan untuk dikembangkan yaitu:
1. Mengembangkan proses segmentasi pada citra yang memiliki lebih dari satu objek retakan, karena pada penelitian ini digunakan citra dengan satu objek retakan saja.
2. Mengembangkan metode pendekatan lain untuk pemilihan objek dan pengukuran dimensi retakan.
67
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mohan, A., Poobal, S. (2017). βCrack Detection using Image Processing: A Critical Review and Analysisβ.
Alexandria Engineering Journal
[2] Lukman Al Hakim, M. (2015). βStudi Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pemeliharaan Jalan di Kota Surabayaβ. Kebijakan dan Manajemen Publik, Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
[3] Khairul Fahmi, M. (2013). βPendeteksi Cacat pada Selongsong Peluru Berbasis Citra menggunakan Gabor Filterβ. Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol.2, No.1 [4] Salman, M., Mathavan, S., Kamal, K., Rahman, M.
(2013). βPavement crack detection using the gabor filterβ. Proceedings of 16th International IEEE Annual Conference on Intelligent Transportation System, Hal.2039-2044.
[5] Riyadi, S., Azra, R. A., Syahputra, R., Hariadi, T. K.
(2014). βDeteksi Retak Permukaan Jalan Raya Berbasis Pengolahan Citra dengan Menggunakan Kombinasi Teknik Thresholding, Median Filter, dan Morphological Closingβ. Simposium Nasional Teknologi Terapan
[6] Weisstein, Eric W. "L2-Norm." From MathWorld -- A
Wolfram Web Resource. url :
http://mathworld.wolfram.com/L2-Norm.html. Diakses pada 25 Juni 2018
[7] Kurnianto, Danny. (2013). βEmpat Tipe Dasar Citra Digitalβ. url : https://catatanpeneliti.wordpress.com diakses pada 23 Mei 2018
[8] Gonzales, R.C. dan Woods, Richard E.(2002). βDigital Image Processingβ. New Jersey. Prentice Hall
[9] Subirats, P., et al. (2006). βAutomation of Pavement Surface Crack Detection using the Continuous Wavelet Transformβ. IEEE International Conference on.
Oct. 2006: Atlanta, GA
[10] Ouma, Y. O., Hahn, M. (2016). βWavelet-morphology Based Detection of incipient linear cracks in asphalt-pavements from RGB camera imagery and classification using circular Random Transformβ.
Advance Engineering Informatics 30 (2016), Hal.481-499.
[11] Shi, Y., Cui, L., Qi, Zhiquan, Meng, F., dan Chen, Z.
(2016). βAutomatic Road Crack Detection using Random Structured Forestβ. IEEE Transactions on Intelligent Transportation Systems Vol. 17, No. 12, Hal.3434-3445.
[12] Shi, Y., Cui, L., Qi, Zhiquan, Meng, F., dan Chen, Z.
(2015). βPavement Distress Detection using Random Decision Forestβ. International Conference on Data Science, Hal.3434-3445.
[13] Daugman, J.G. (1985). βUncertainty relations for resolution in space, spatial frequency, and orientation optimized by two-dimensional visual cortical filtersβ.
Journal of the Optical Society of America A, Vol. 2, Hal. 1160-1169.
[14] Petkov, N. (1995). βBiologically motivated computationally intensive approaches to image pattern recognitionβ. Future Generation Computer Systems, Vol. 11, No.4-5, Hal.451-465.
69
[15] Petkov, N. dan Kruizinga, P. (1997). βComputational models of visual neurons specialised in the detection of periodic and aperiodic oriented visual stimuli: bar and grating cellsβ. Biological Cybernetics, Vol. 76, No. 2, Hal. 83-96.
[16] Kruizinga, P. dan Petkov, N. (1999). βNon-linear operator for oriented textureβ. IEEE Trans. on Image Processing, Vol. 8, No. 10, Hal.1395-1407.
[17] Grigorescu, S.E., Petkov, N. dan Kruizinga, P. (2002).
βComparison of texture features based on Gabor filtersβ. IEEE Trans. on Image Processing, Vol. 11, No.10, Hal.1160-1167.
[18] Petkov, N. dan Westenberg, M. A. (2003).
βSuppression of contour perception by band-limited noise and its relation to non-classical receptive field inhibitionβ. Biological Cybernetics, Vol. 88, Hal.236-246.
[19] Grigorescu, C., Petkov, N. dan Westenberg, M. A.
(2003). βContour detection based on nonclassical receptive field inhibitionβ IEEE Trans. on Image Processing, Vol. 12, No. 7, Hal.729-739.
[20] Bang Yeon, L., Jin-Keun, K., Yun Yong, K., Seong-Tae, Y. (2007). βA Technique based on Image Processing for Measuring Cracks in the Surface of Concrete Structureβ. SMiRT 19, Toronto
[21] Tikhe, C. dan Chitode, J.S. (2014). βMetal Surface Inspection for Defect Detection and Clasification using Gabor Filterβ. International Journal of Inovative Research in Science, Engineering and Technology, Vol. 3, Issue 6.
[22] Doo-chul, C., Yong-Ju, J. Jong Pil, Y, Sung Wook, Y.
dan Sang Woo, K. (2012). βAn Algorithm for Detecting Seam Cracks in Steel Platesβ. International Journal of Industrial and Manufacturing Engineering, Vol. 6, No. 12.
71 LAMPIRAN
1. Kode Program Akuisisi Data global data
2. Kode Program Preprocessing
if (size(data,1) > size(data,2))
data = imresize(data, [240 160]);
else data = imresize(data, [160 240]);
end
image_in = rgb2gray(data);
nor = normalisasi(image_in);
3. Kode Program Fungsi Normalisasi function [ nor ] = normalisasi( I )
LAMPIRAN (LANJUTAN)
4. Kode Program Pembentukan Filter Gabor
function [ gb ] = gabor_fn( bw, gamma, psi,
73
LAMPIRAN (LANJUTAN)
5. Kode Program Proses Filterisasi
lambda = get(handles.edit_lambda, 'string');
lambda = str2num(lambda); channels, it's gray anyway
img_out = zeros(size(img_in,1), size(img_in,2), N);
img_out_disp1 = sum(abs(img_out).^2, 3).^0.5;
% default superposition method, L2-norm img_out_disp =
img_out_disp1./max(img_out_disp1(:));
% normalize
LAMPIRAN (LANJUTAN)
6. Kode Program Proses Morfologi Citra dan Pemilihan Objek Retakan
BW2 = im2bw(img_out_disp);
invert = ~BW2;
invert = bwareaopen(invert, 20);
invert = bwmorph(invert, 'bridge');
[L, num] = bwlabel(invert, 8);
s = regionprops(L,'Area','Orientation', 'MajorAxisLength', ...
'MinorAxisLength', 'Eccentricity', 'Centroid');
removed = 0;
%Remove the noisy regions for i = 1:num
7. Kode Program Pengukuran dan Visualisasi Elips pada Area Retakan
[L, num] = bwlabel(L, 8);
s = regionprops(L,'Area', 'Orientation', 'MajorAxisLength', ...
'MinorAxisLength', 'Eccentricity', 'Centroid');
imshow(L) hold on
phi = linspace(0,2*pi,50);
75
LAMPIRAN (LANJUTAN)
cosphi = cos(phi);
sinphi = sin(phi);
for k = 1:length(s)
xbar = s(k).Centroid(1);
ybar = s(k).Centroid(2);
a = s(k).MajorAxisLength/2;
b = s(k).MinorAxisLength/2;
theta = pi*s(k).Orientation/180;
R = [ cos(theta) sin(theta) -sin(theta) cos(theta)];
xy = [a*cosphi; b*sinphi];
xy = R*xy;
x = xy(1,:) + xbar;
y = xy(2,:) + ybar;
plot(x,y,'r','LineWidth',2);
end hold off
LAMPIRAN (LANJUTAN)
8. Data Citra Retakan dan Citra Groundtruth No. Nama
File Citra Asli Citra Groundtruth 1. I018
2. I030
3. I069
4. I094
77
5. I095
6. I096
7. I098
8. I107
9. I121
10. I129
11. I132
12. I134
13. I137
79
14. I146
15. I148
βHalaman ini sengaja dikosongkan.β
81
BIODATA PENULIS
Penulis memiliki nama lengkap Juli Nur Anita dan dilahirkan di Kediri, 29 Juli 1996 dari pasangan Saepan dan Srikanah. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis bertempat tinggal di Desa Tawangsari Barat, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo.
Penulis telah menempuh pendidikan formal mulai dari TK Dharma Wanita Persatuan Tawangsari, SDN Tawangsari II, SMPN 1 Taman, dan SMAN 1 Taman. Setelah lulus dari SMA/MA, penulis melanjutkan studinya di S1 Departemen Matematika FMKSD ITS Surabaya tahun 2014. Selama perkuliahan penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di KM ITS, khusunya di Departemen Matematika ITS dan BEM FMIPA ITS. Penulis pernah menjadi Staff Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa HIMATIKA ITS 2015/2016 dan menjadi Sekretaris Departemen Student Resource Development HIMATIKA ITS 2016/2017. Penulis juga pernah menjadi Staff Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM FMIPA ITS 2015/2016 dan menjadi Kepala Divisi Pelatihan Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM FMIPA ITS 2016/2017. Segala saran dan kritik yang membangun untuk Tugas Akhir ini serta bagi yang ingin berdiskusi lebih lanjut dengan penulis dapat menghubungi via email dengan alamat [email protected].
βHalaman ini sengaja dikosongkan.β