• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

4. Kepribadian

4.3 Pengukuran Kepribadian

Inventori kepribadian adalah kuisioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuisioner ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada setiap orang dan jawabannya biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai.

4.3.1.1 Eysenck Personality Inventory

Alat ukur ini diciptakan oleh H.J. Eysenck, yang konstruksi tesnya dimulai pada tahun 1963 dan digunakan untuk menentukan kecenderungan introvert dan extravert.

Eysenck beranggapan bahwa sebelum dapat mendeskripsikan dan mengukur kepribadian, perlu dibuat suatu model untuk mewakilinya dan suatu konsep untuk meringkas aspek yang berbeda-beda dari model tersebut.

Pada masing-masing dimensi kepribadian (Extraversion dan Introversion) yang dikemukakan Eysenck terdapat traits yaitu : a. Pada dimensi Extraversion dan Introversion terdiri dari 7 traits yaitu activity (aktivitas), sociability (kesukaan bergaul), risk taking (keberanian mengambil resiko), impulsiveness (melakukan dorongan hati), expressiveness (pernyataan perasaan), reflectiveness (kedalaman berpikir), dan responsibility (tanggung jawab).

1. Activity (Aktivitas)

Orang-orang yang mempunyai nilai tinggi pada faktor ini pada umumnya aktif dan energik.Mereka menyukai seluruh jenis aktivitas fisik termasuk kerja keras dan latihan. Mereka cenderung bangun pagi-pagi sekali, bergerak dengan cepat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dan mengejar berbagai macam kepentingan dan minat yang berbeda-beda.Orang-orang yang mempunyai nilai

rendah pada faktor ini cenderung tidak aktif secara fisik, lesu dan mudah letih. Mereka bergerak di dunia ini dengan langkah yang santai dan lebih menyukai hari libur yang tenang dan penuh istirahat. Nilai aktivitas yang tinggi adalah suatu karakteristik extravert, nilai aktivitas yang rendah adalah suatu karakteristik introvert.

2. Sociability(Kesukaan Bergaul)

Faktor ini mempunyai interpretasi yang cukup berterus terang. Individu yang mempunyai nilai tinggi pada faktor ini suka mencari teman, menyukai kegiatan-kegiatan sosial, pesta-pesta, mudah menjumpai orang-orang dan pada umumnya juga cukup bergembira dan merasa senang dalam situasi-situasi ramah tamah. Individu yang mempunyai nilai rendah sebaliknya, lebih suka mempunyai teman khusus saja, menyenangi kegiatan-kegiatan yang menyendiri seperti membaca, merasa sukar untuk mencari hal-hal yang hendak dibicarakan dengan orang lain, dan cenderung menarik diri dari kontak-kontak sosial yang menekan. Nilai yang tinggi dalam kesukaan bergaul adalah suatu aspek dari extravert, sedangkan nilai kemauan bergaul merupakan aspek introvert. 3. Risk Taking(Keberanian Mengambil Resiko)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada faktor ini, senang hidup dalam bahaya dan mencari pekerjaan yang penuh dengan resiko. Individu yang mempunyai nilai rendah pada karakteristik ini, lebih

menyukai keakraban (kebiasaan), keamanan dan keselamatan, meskipun hal ini berarti mengorbankan suatu tingkat kegembiraan dalam kehidupan. Faktor keberanian mengambil resiko ini mempunyai kaitan yang erat dengan aspek impulsiveness. Nilai tinggi pada dimensi ini menunjukkan kecenderungan extravertdan nilai yang rendah menunjukkan kecenderungan introvert.

4. Impulsiveness (Penurutan Dorongan Hati)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada faktor ini cenderung bertindak secara mendadak tanpa dipikirkan terlebih dahulu, membuat keputusan yang terburu-buru dan kadang-kadang gegabah, biasanya tidak memikirkan apa-apa sama sekali, angina- anginan dan tidak berpendirian tetap. Orang-orang yang mempunyai nilai yang rendah mempertimbangkan berbagai masalah dengan sangat hati-hati sebelum membuat keputusan. Orang-orang ini mempunyai sifat yang sistematis, teratur, hati-hati dan merencanakan kehidupan mereka terlebih dahulu. Mereka berpikir sebelum berbicara dan melihat sebelum melangkah. 5. Expressiveness(Pernyataan Perasaan)

Faktor ini berhubungan dengan suatu kecenderungan umum seseorang untuk memperlihatkan emosinya kearah luar dan secara terbuka, apakah itu duka cita, kemarahan, ketakutan, kecintaan dan kebencian. Individu yang mempunyai nilai yang tinggi pada faktor ini cenderung sentimental, simpatik, mudah berubah pendirian dan

demonstratif. Sebaliknya individu yang mempunyai nilai rendah sangat pandai menguasai diri, tenang, tidak memihak dan pada umumnya terkontrol dalam menyatakan pendapat dan perasaannya. 6. Reflectiveness(Kedalaman Berpikir)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada faktor ini mengarah pada introvertdan nilai rendah mengarah kepada extravert. Individu yang mempunyai nilai tinggi pada faktor kedalaman berpikir ini cenderung tertarik pada ide-ide, abstraksi-abstraksi, masalah- masalah filsafat, diskusi-diskusi, spekulasi-spekulasi danpengetahuan “untuk pengetahuan itu sendiri,” yaitu mereka pada umumnya suka berpikir dan introspektif (dalam pengertian yang harfiah). Orang-orang yang mempunyai nilai yang rendah mempunyai bakat untuk bekerja, lebih tertarik untuk melakukan berbagai hal daripada memikirkan hal-hal tersebut dan cenderung tidak sabar dengan perbuatan teori-teori “alam khayal.”

7. Responsibility (Tanggung jawab)

Individu yang mempunyai nilai tinggi pada faktor ini cenderung berhati-hati, teliti, dapat dipercaya, dapat dijadikan andalan, sungguh-sungguh, bahkan mempunyai sedikit sifat mendorong. Individu yang mempunyai nilai yang rendah cenderung tidak menyukai kegiatan yang resmi, terlambat dalam menepati janji, berubah-ubah pendirian, dan mungkin juga tidak bertanggung

jawab secara sosial, seluruh nilai pada faktor ini masih berada dalam batas-batas normal.

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Pada bab ini akan dibahas kerangka konsep yaitu suatu diagram sederhana yang menunjukkan variabel dan hubungan antar variabel. Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan ada tidak perbedaan intensitas dan perilaku nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien dengan nyeri kronik. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tipe kepribadian. Variabel terikat pada penelitian ini adalah intensitas dan perilaku nyeri. Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep Intensitas Nyeri

Perilaku Nyeri

2. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No. Variabel Deskripsi Alat Ukur Skala

Ukur 1. 2. 3. Intensitas Nyeri Perilaku Nyeri Kepribadian

Suatu sensasi yang

tidak menyenangkan yang

dirasakan pasien kanker

payudara kronik pada salah satu area

tubuhnya.

Serangkaian pola

tingkah laku yang diperlihatkan

pasien kanker payudara kronik ketika melakukan 10 menit aktivitas berupa : duduk, berdiri , berbaring, berjalan meliputi : guarding, braching, rubbing, grimacing, sighing. Sifat individu pasien kanker payudara kronik yang mempengaruhi perilaku harian yang membedakan dengan individu lain

Numeric Rating

Scale(NRS) dinyatakan dalam rentang 0-10. 0 = tidak ada nyeri 1-3 = nyeri ringan 4-6 = nyeri sedang 7-10 = nyeri berat Pain BehaviorObservational Protocol (PBOP). Tingkat skor perilaku nyeri:

0-3 = rendah 4-7 = sedang 8-10 = tinggi

Eysenck Personality Inventory (EPI) terdiri dari 24 pernyataan. Ya = 1 Tidak = 0 introvert (<12) ekstravert (>14) Rasio Rasio Nominal

3. Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian ini adalah

Ho = Tidak ada perbedaan intensitas dan perilaku nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Ha = Ada perbedaan intensitas dan perilaku nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Dokumen terkait