• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Kinerja Pengurus Koperasi

2.4.2 Pengukuran Kinerja Pengurus Koperasi

Mulyadi (2001:415) mengemukakan “pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Mulyadi (2007:348) menyatakan bahwa:

Pengukuran kinerja dilaksanakan dengan mengukur keberhasilan setiap mission center scorecard dan service center scorecard yang bersangkutan. Pengukuran kinerja juga dilaksanakan dengan mengukur keberhasilan setiap tim dan karyawan dalam mencapai sasaran strategik yang tercantum dalam team scorecard atau personal scorecard yang bersangkutan. Hasil pengukuran kinerja tim dan karyawan kemudian dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan dalam scorecard-nya masing-masing.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat pengukuran kinerja yaitu:

a. Untuk memotivasi karyawan suatu organisasi agar dapat menghasilkan tindakan yang diinginkan.

b. Untuk merangsang perilaku atau tindakan yang lebih baik. c. Untuk mengendalikan sistem manajemen suatu organisasi.

d. Untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang disangkutkan dengan karyawan.

e. Untuk mengevaluasi hasil kerja periode yang baru. 2.5 Motivasi Berkoperasi

Menurut Robert C. Beck (1990 dalam Uno 2009:63) menyatakan “motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang memengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku”.

Danim (2004:2) mengemukakan bahwa:

Motivasi adalah sikap dan nilai dasar yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak. Motivasi dalam prinsipnya merupakan kemudi yang kuat dalam membawa seseorang melaksanakan kebijakan manajemen yang bisa terjelma dalam perilaku antusias, beriorentasi pada tujuan, dan memiliki target kerja yang jelas, baik secara individu maupun kelompok.

GR. Terry (1999:168) menyimpulkan “motivasi yaitu membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengn semangat, karena orangitu ingin melakukannya”. Hani Handoko (1990:252) mengatakan “motivasi yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”. “Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Motivasi dapat dipandang

sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan” (Sardiman (1986 dalam Uno, 2009:63). Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. “Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya” (Uno, 2009:1). Uno (2009:3) juga menyatakan “dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu (minat)”. “Motivasi dapat juga diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya” (Uno, 2009:3). “Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan” (Malayu Hasibuan, 2004:219).

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilanya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan

setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Salah satu teori motivasi yang mengungkap komponen kebutuhan adalah teori tiga kebutuhan.

Dr. David McClelland dkk. (dalam Siagian, 2004:167-170) mengungkapkan: 1.Need For Achievement (Kebutuhan untuk berhasil)

Kiranya tidak akan ada kesukaran untuk menerima pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya. Keberhasilan itu mencakup seluruh segi kehidupan dan penghidupan seseorang. Kebutuhan untuk berhasil biasanya tercermin pada adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan mencapai prestasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.Need For Power (Kebutuhan akan kekuasaan)

Kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Seseorang dengan kebutuhan akan kekuasaan yang besar biasanya menyukai kondisi persaingan dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatiannya pada hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnya terhadap orang lain, antara lain dengan memperbesar ketergantungan orang lain itu padanya. 3. Need For Affiliation (Kebutuhan akan afiliasi)

Kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan nyata dari setiap manusia, terlepas dari jabatan, kedudukan, dan pekerjaannya. Kebutuhan afiliasi pada umumnya tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi, apakah orang lain itu teman kerja atau atasan. Kebutuhan afiliasi biasanya terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain.

Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena dorongan oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan. Sejalan dengan itu, Purwanto (1998 dalam Uno 2009:64) mengatakan bahwa fungsi motivasi bagi manusia adalah: (1) sebagai motor penggerak bagi manusia, (2) menentukan arah perbuatan, (3) mencegah

penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan, dan (4) menyeleksi perbuatan diri.

Berbagai macam tipe-tipe motivasi menurut Danim (2004:17-18) mengungkapkan tipe-tipe motivasi:

1. Motivasi positif

Motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar ia bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya.

2. Motivasi negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut, misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhkan oleh rekan sekerja. 3. Motivasi dari dalam

Motivasi dari dalam timbul dari pada diri pekerja waktu dia menjalankan tugas-tugas pekerjaan dan bersumber dalam diri pekerja itu sendiri.

4. Motivasi dari luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujan perusahaan. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivias yang tinggi.

Individu akan menjadi anggota koperasi atau akan mempertahankan keanggotaannya, jika mengharapkan bahwa ”Kegunaan” (utility) yang dapat mereka peroleh dari koperasi lebih besar daripada manfaat apabila tidak menjadi anggota koperasi. “Selain berorientasi pada tujuan ekonomis individu menjadi

anggota juga dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya seperti: status, kekuasaan, reputasi, dan tujuan-tujuan lainnya” (Sunarto, 2006:37-38).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan motivasi adalah dorongan yang timbul karena adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam melakukan kegiatan. Sedangkan berkoperasi adalah dorongan yang timbul karena adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi melalui berusaha atau bekerja dengan jalan koperasi.

Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi berkoperasi dalam penelitian ini adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, dorongan tersebut terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Dokumen terkait