BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.3 Pengukuran Poligon Tertutup
Hari / Tanggal : Sabtu, 6 Februari 2016
Lokasi :`Taman CD Politeknik Keuangan Negara STAN Alat yang digunakan :
1. Total Station Topcon GTS-102N (1 buah) 2. Prisma Target (2 buah)
3. Tribrach (2 buah) 4. Statif (2 buah)
5. Paku Payung (3 buah) 6. Roll Meter (1 buah) 7. Payung (2 buah)
Materi Parktikum : Pengukuran Poligon Tertutup
 Tujuan :
Agar para mahasiswa mampu melakukan pengukuran poligon yang nantinya berfungsi sebagai titik ikat/titik kontrol dalam pemetaan.
 Pelaksanaan Praktikum :
Langkah kerja pelaksanaan pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Orientasi lapangan dari daerah yang akan dipetakan dan menancapkan paku payung sebagai titik poligon pada tempat yang tepat agar dapat melakukan pengukuran poligon dengan baik, antara titik satu dan titik lainnya tidak terhalang apapun yang sekiranya akan menghalangi bidikan.
2. Titik dengan paku payung tersebut diberikan nomor urut sesuai urutan dari masing- masing ujungnya dipasangkan paku kelihatan.
3. Dirikan total station diatas titik 1 atau titik poligon awal dan lakukan centering optis terhadap paku payung. Berikut langkah-langkah centering.
a. Rangkai statif, tribrach, dan total station/prisma dengan baik dan benar. b. Dirikan statif diatas titik yang telah ditentukan.
c. Bidik titik poligon (paku payung) dengan menggunakan lensa centering optis hingga benang bidik kurang lebih hampir tepat pada titik.
d. Arahkan benang bidik ke posisi yang tepat di atas titik dengan menggunakan 3 sekrup penyetel.
SELECT FILE FN
INPUT LIST ….. ENTER
SELECT FILE FN
[ALP] [SPC][CLR] [ENT] e. Atur posisi kaki statif dan usahakan posisi tribrach tidak terlalu miring.
f. Atur ketinggian kaki kaki statif untuk mengarahkan gelembung nivo kotak ke dalam lingkaran tengah. Jika gelembung sudah dalam lingkaran tengah, gerakkan gelembung dengan 3 sekrup penyetel agar gelembung tepat berada di tengah.
g. Lihat apakah benang bidik lensa centering optis masih tepat pada titik poligon atau tidak. Jika bergeser, kendurkan sedikit pengunci antara statif dan tribrach lalu geser tribrach beserta TS sehingga benang bidik lensa centering optis tepat mengarah ke titik poligon lagi.
h. Atur keseimbangan gelembung nivo tabung dengan menggunakan 3 sekrup penyetel. Lakukan pada ketiga sisi segitiga tribrach.
4. Hidupkan total station dengan menekan tombol power. 5. Rekam data atau membuat job.
a. Tekan Menu.
b. Tekan [F1] DATA COLLECT untuk memulai membuat job. Tekan [F2] LIST untuk mencari job yang telah ada dan untuk melanjutkan job.
c. Tekan [F1] INPUT untuk memberi nama job. Tekan [F2] LIST untuk mencari job yang telah ada dan untuk melanjutkan job (saat alat TS dioperasikan pada titik kedua dan seterusnya).
i. Tekan [F1] ALP untuk mengubah mode penulisan (mode huruf atau angka).
ii. Tekan [F2] SPC untuk memberi spasi.
iii.Tekan [F3] CLR untuk clear atau menghapus.
iv. Tekan [F4] ENT setelah selesai memberikan nama job.
d. Tekan [F1] OCC PT#INPUT untuk pengaturan titik tempat berdiri alat.
i. PT#, menunjukkan point yang sedang kita input datanya. Pada titik 1, PT# kita isi “1”. Pada titik 2, PT# kita isi dengan “4” dan seterusnya. Tekan [F4] ENT.
ii. ID, menunjukkan identitas atau nama titik tempat berdirinya TS. Misal pada titik
1, ID kita isi dengan “T1”. Pada titik 2, ID kita isi dengan “T2”. Tekan [F4] ENT.
PT# ID INS.HT INPUT SCRH RECOCNEZ PT# ID INS.HT [ALP] [SPC] [CLR] [ENT] PT# ID INS.HT [ALP] [SPC] [CLR] [ENT]
iii.INS.HT, menunjukkan tinggi alat TS yang diukur dari titik poligon sampai dengan batas yang telah ditentukan pada alat TS. Tekan [F4] ENT.
e. Tekan [F4] OCNEZuntuk input koordinatN,E,Z tempatberdiri alat, bisa menggunakan koordinat lokalatau menggunakan koordinat yang telah dicari dengan GPS. Dalam pengukuran poligon ini kami menggunakan koordinat yang telah ditentukan oleh GPS pada titik pertama.
f. Setelah selesai input koordinat, tekan [F3] REC untuk merekam data. Tekan [F3] YES.
6. Bidikan teropong total station secara kasar menggunakan visir pada prisma target yang berada di titik terakhir (T4) sebagai backsight dalam keadaan biasa, bidik tepat pada prisma target.
7. Kunci penggerak limbus dan penggerak piringan horizontal serta penggerak piringan vertikal kemudian arahkan benang bidik tepat pada prisma target menggunakan penggerak halus horizontal maupun penggerak vertikal.
8. Tekan [F2] BACKSIGHT untuk pengaturan bacaankebelakangsebagai acuan. Kemudian tekan [F1] INPUT untuk input data.
a. BS#, menunjukkan point yang sedang kita input datanya. Jika alat TS pada titik 1, BS# kita isi “2”. Jika alat pada titik 2, BS# kita isi dengan “5” dan seterusnya. Tekan [F4] ENT.
b. PCODE, menunjukkan identitas atau nama titik tempat berdirinya prisma target
backsight. Jika prisma target backsight pada titik 4, PCODE kita isi dengan “T4”. Tekan [F4] ENT.
c. R.HT, menunjukkan tinggi prisma target yang diukur dari titik poligon sampai dengan batas yang telah ditentukan pada prisma target. Tekan [F4] ENT.
PT# = 1 ID : T1 INS.HT : 1.550 m INPUT SCRH RECOCNEZ BS# PCODE R.HT INPUT 0SETMEAS BS BS# PCODE R.HT [ALP] [SPC] [CLR] [ENT] BS# PCODE R.HT [ALP] [SPC] [CLR] [ENT]
d. Tekan [F2] 0SET untuk menyetel titik 4 (backsight) sebagai acuan dalam pengukuran sudut (sudut horizontalnya 0o0’0”).
e. Tekan [F3] MEAS.
i. Tekan [F2] *SD untuk mengukur sudut vertikal dan sudut horizontal titik
backsight, serta jarak datar antara tempat berdiri alat TS dengan prisma target. ii. Tekan [F3] NEZ untuk mengukur koordinat titik backsight (titik 4). Dalam
pengukuran polygon yang kami lakukan ini kami tidak melakukan pengukuran terhadap koordinat target.
9. Buka kunci penggerak piringan horizontal dan vertikal kemudian bidikan teropong total station secara kasar menggunakan visir pada prisma target yang berada di titik kedua (T2) sebagai foresight dalam keadaan biasa, bidik tepat pada prisma target. 10. Kunci penggerak limbus dan penggerak piringan horizontal serta penggerak piringan
vertikal kemudian arahkan benang bidik tepat pada prisma target menggunakan penggerak halus horizontal maupun penggerak vertikal.
11. Tekan [F3] FS/SS untuk pengaturan bacaankedepan tempat titik berdiri selanjutnya.
12. Kemudian tekan [F1] INPUT untuk input data.
a. PT#, menunjukkan point yang sedang kita input datanya. Jika alat TS pada titik 1, PT# kita isi “3”. Jika alat pada titik 2, PT# kita isi dengan “6” dan seterusnya. Tekan [F4] ENT.
b. PCODE, menunjukkan identitas atau nama titik tempat berdirinya prisma target
foresight. Jika prisma target foresight pada titik 4, PCODE kita isi dengan “T2”. Tekan [F4] ENT. BS# = 2 PCODE : T4 R.HT : 1.460 m VH *SD NEZ---- PT# PCODE R.HT PT# = 3 PCODE R.HT PT# = 2 PCODE : T2 R.HT
c. R.HT, menunjukkan tinggi prisma target yang diukur dari titik poligon sampai dengan batas yang telah ditentukan pada prisma target. Tekan [F4] ENT.
d. Tekan [F3] MEAS.
i. Tekan [F2] *SD untuk mengukur sudut vertikal dan sudut horizontal titik
foresight, serta jarak datar antara tempat berdiri alat TS dengan prisma target. ii. Tekan [F3] NEZ untuk mengukur koordinat titik foresight (titik 2). Dalam
pengukuran poligon yang kami lakukan ini kami tidak melakukan pengukuran terhadap koordinat target.
13. Ulangilah langkah-langkah tadi pada setiap titik poligon (kecuali langkah membuat job).
3.4 Penentuan Luas Menggunakan ArcGis 10.1 Alat dan bahan yang diperlukan :
1. Laptop/komputer.
2. Software terinstall berupa ArcGis 10.1 (ArcMap 10.1 dan ArcCatalog 10.1). 3. Data berupa koordinat masing-masing titik poligon.
Berikut adalah langkah-langkah penggunaan ArcGis 10.1 untuk menghitung luas. 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Hidupkan laptop atau komputer anda. 3. Buatlah Shapefile pada ArcCatalog 10.1. a. Buka aplikasi ArcCatalog 10.1.
b. Klik pada menu File lalu pilih Connect To Folder.
BS# PCODE R.HT
c. Pilih dimana lokasi anda untuk menyimpan project dari ArcCatalog 10.1 lalu klik
OK.
d. Klik kanan lalu arahkan kursor ke New dan pilih Shapefile.
e. Beri nama shapefile tersebut pada kolom Name (dalam hal ini kami gunakan nama Kel1) dan pilih Point pada Feature Type.
f. Klik Edit untuk menyetel Sistem Koordinat XY.
g. Klik pada Projected Coordinate Systems lalu pilih UTM. Kemudian pilih WGS 1984 dan Southern Hemisphere.
h. Untuk praktek kami, kami memilih WGS UTM Zone 48S. Lalu klik OK dan OK.
4. Input data koordinat titik poligon pada ArcMap 10.1
b. Pilih Blank Mapkemudian klik OK.
c. Klik add data untuk input shapefile yang telah kita buat pada ArcCatalog 10.1 tadi.
d. Cari tempat yang kita gunakan untuk menyimpan shapefile. Lalu klik OK. e. Klik Editor lalu Start Editing untuk memulai.
f. Klik nama shapefile kita yang berada di windows Create and Features yang berada di kanan layar monitor. Lalu klik kanan pada kanvas dan klik Absolute X,Y.
g. Input koordinat pada kotak dialog yang tersedia sesuai dengan koordinat yang telah
didapatkan dari pengolahan data. Lalu tekan Enter. Lakukan langkah ini untuk 3 lainnya sehingga semua titik poligon muncul. Jika titik tidak terlihat, maka klik kanan pada layer Kel1 dan pilih Zoom To Layer.