• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II – TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Pengukuran Potensi Risiko

Risiko suatu kegiatan pemanfaatan sumber daya lahan ditandai oleh faktor-faktor :

1. Peristiwa risiko (menunjukkan dampak negatif yang dapat terjadi pada proyek)

2. Probabilitas terjadinya risiko (frekuensi)

3. Keparahan (severity) dampak negative/impact/konsekuensi negative dari risiko yang akan terjadi.

Williams (1993), sebuah pendekatan yang dikembangkan menggunakan dua kriteria yang penting untuk mengukur risiko, yaitu :

1. Kemungkinan (probability), adalah kemungkinan (probability) dari suatu kejadian yang tidak diinginkan.

2. Dampak (impact), adalah tingkat pengaruh atau ukuran dampak (impact) pada aktivitas lain, jika peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.

Untuk mengukur risiko, menggunakan rumus : R = P * I

Dimana :

R = Tingkat risiko

P = Kemungkinan (Probability/Frekuensi) Risiko yang terjadi I = Tingkat dampak (Impact) risiko yang terjadi

Risiko yang potensial adalah risiko yang perlu diperhatikan karena memiliki probabilitas terjadi yang tinggi dan memiliki konsekuensi negative yang besar dan terjadinya risiko ditandai dengan adanya error pada estimasi waktu, estimasi biaya, atau teknologi desain (Soemarno, 2007)

Proses pengukuran risiko dengan cara memperkirakan frekuensi terjadinya suatu risiko dan dampak dari risiko. Skala yang digunakan dalam mengukur potensi risiko terhadap frekuensi dan dampak risiko adalah skala likert dengan menggunakan rentang angka 1 sampai dengan 5, yaitu :

Pengukuran probabilitas risiko : 1 = sangat jarang

2 = jarang 3 = cukup 4 = sering 5 = sangat sering

Pengukuran dampak (impact) risiko : 1 = sangat kecil

2 = kecil 3 = sedang 4 = besar 5 = sangat besar

Gambar 2.1 Probability Impact Grid

Setelah mengetahui tingkatan probability dan impact dari suatu risiko, dapat diplotkan pada matriks frekuensi dan dampak untuk mengetahui strategi menghadapi risiko tersebut. Menurut Hanafi (2006), untuk memilih respon risiko yang akan digunakan untuk menangani risiko-risiko yang telah terjadi, dapat digunakan Risk Map. Berikut adalah gambar dari Risk Map yang dapat digunakan.

5 10 15 20 25

4 8 12 16 20

3 6 9 12 15

2 4 6 8 10

1 2 3 4 5

Probability

High Medium

Low

Impact

Gambar 2.2 Matriks berdasarkan Frekuensi dan dampak (Hanafi, 2006)

pada kuadran I adalah tempat dimana risiko-risiko yang berada pada kuadran tersebut harus mendapatkan perhatian serius agar dapat meminimalkan kemungkinan dan dampak terjadinya risiko. Sedangkan risiko-risiko pada kuadran II dibutuhkan adanya rencana yang telah teruji untuk menjawab situasi berisiko yang terjadi. Risiko-risiko pada kuadran III memerlukan pengawasan dan pengendalian internal secara teratur untuk menjaga tingkat kemungkinan terjadinya

Quadrant I

dan segala dampaknya. Dan pada kuadran IV, risiko-risiko yang terjadi membutuhkan informasi teratur (Low Control). Risiko yang terplotkan pada kuadran I dan Kuadran II merupakan risiko yang selalu direspon karena merupakan risiko yang kemungkinan dan dampaknya besar pada proyek tersebut.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konsep Penelitian

Penelitian ini adalah studi kasus untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko pelaksanaan proyek konstruksi Rumah Susun Medan. Penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi risiko dan menganalisa risiko yang paling dominan untuk terjadi.

3.2 Rancangan Penelitian 3.2.1. Variabel Penelitian

Dari pengkajian studi literatur didapatkan variabel-variabel risiko yang biasanya terjadi dalam proyek konstruksi gedung yang nantinya akan dijadikan sebagai identifikasi awal pada kuisioner survey pendahuluan yang akan disebarkan. Variabel-variabel risiko tersebut dikelompokkan dalam 7 bagian, seperti yang diperlihatkan pada table 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Variabel risiko yang mungkin terjadi pada proyek yang akan diteliti :

No Variabel Referensi

A Risiko Force Majeur

A1 Gempa Bumi Soeharto, 2001

A2 Banjir Soeharto, 2001

A3 Tanah Longsor Soeharto, 2001

A4 Badai Soeharto, 2001

A5 Tersambar Petir Soeharto, 2001

No Variabel Referensi

A Risiko Force Majeur

A6 Kebakaran Soeharto, 2001

A7 Cuaca yang tidak menentu Soeharto, 2001

A8 Demonstrasi / Huru-hara Soeharto, 2001

B Risiko Material dan Peralatan

B1 Ketersediaan Material PMI

B2 Kenaikan harga material Soemarno, 2007

B3 Pemesanan material yang terlambat Touran dan Paul J. B dan Scott W.T., 1994

B4 Kerusakan atau kehilangan material Soemarno, 2007

B5 Perubahan harga material Touran dan Paul J. B dan Scott W.T., 1994

B6 Kekurangan tempat penyimpanan material Soemarno, 2007

B8 Kerusakan peralatan kerja Touran dan Paul J. B dan Scott W.T., 1994

B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material

Soemarno, 2007

B10 Volume material yang dikirim jumlahnya tidak tepat

Soemarmo, 2007

C Risiko Tenaga Kerja

C1 Tenaga kerja mogok bekerja Soemarno, 2007

C2 Kecelakaan tenaga kerja Soemarno, 2007

No Variabel Referensi

C Risiko Tenaga Kerja

C3 Pemilihan tenaga kerja yang tidak tepat Touran dan Paul J. B dan Scott W.T., 1994

C4 Kelalaian tenaga kerja Hawari, 2009

C5 Adanya miss-komunikasi antara sesame perangkat pada proyek

Hawari, 2009

C6 Kekurangan jumlah tenaga kerja Touran dan Paul J. B dan Scott W.T., 1994 C7 Permintan kenaikan upah lembur Djojosoedarso, 1999

C8 Perselisihan Kerja Soemarno, 2007

D Risiko Konstruksi

D1 Perubahan desain Soemarno, 2007

D2 Data desain tidak lengkap Soeharto, 2001

D3 Kesalahan estimasi waktu Soeharto, 2001

D4 Kesalahan estimasi biaya Soeharto, 2001

D5 Keretakan dan kebocoran CAR

D6 Pengujian beton yang tidak benar PMI

D7 Peraturan safety yang tidak dilaksanakan di lapangan

PT.PP (persero)

E Risiko Kontraktual

E1 Dokumen-dokumen yang tidak lengkap Soeharto, 2001 E2 Keterlambatan pembayaran oleh owner PT.PP (persero)

No Variabel Referensi

E Risiko Kontraktual

E3 Pemutusan kerja sepihak oleh owner Soeharto, 2001 E4 Perselisihan antara owner dengan kontraktor Soeharto, 2001 E5 Keterlmbatan pembayaran pada

Sub-kontraktor melalui Sub-kontraktor utama

PMI

E6 Ketidakjelasan pasal-pasal dalam kontrak Soeharto, 2001 E7 Perbedaan intersepsi spesifikasi antara owner

dan kontraktor

Soeharto, 2001

F Risiko Manajemen

F1 Tidak lengkapnya laporan harian Soeharto, 2001 F2 Tingkat disiplin manajemen yang rendah PMBOK, 2000

F3 Krisis keuangan global Hawari, 2009

F4 Pengajuan klaim Soeharto, 2001

F5 Perubahan lingkup pekerjaan Soemarno, 2007 F6 Perubahan konstruksi yang telah terjadi Soemarno, 2007 F7 Tidak diterimanya pekerjaan oleh owner Soemarno, 2007 F8 Ketepatan pekerjaan konstruksi (jadwal dan

kwalitas)

Soeharto, 2001

G Risiko Peaksanaan

G1 Timbulnya kemacetan di lokasi proyek PMBOK, 2000 G2 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi

proyek

Touran dan Paul J. B dan Scott W.T., 1994

No Variabel Referensi

G Risiko Pelaksanaan

G3 Adanya limbah yang berbahaya yang ditimbulkan

Touran dan Paul J. B dan Scott W.T., 1994 G4 Gangguan warga sekitar lokasi proyek Touran dan Paul J. B dan

Scott W.T., 1994 G5 Terjadinya lendutan pada balok struktur CAR

G6 Tidak persisnya kolom struktur CAR

G7 Kwalitas material yang tidak sesuai dengan spek

CAR

G8 Keruskan selama masa pemeliharaan CAR

G9 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan Soemarno, 2007

3.2.2. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian, seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh individu dalam suatu populasi. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang amat besar, cakupan wilayah penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan biaya penelitian. Untuk itu, kebanyakan penelitian menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau menggambarkan populasi. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya penelitian secara efektif.

Idealnya, sampel haruslah benar-benar menggambarkan atau mewakili karakteristik populasi yang sebenarnya. Sebagai contoh, dalam suatu polling (jajak pendapat) yang ingin mengetahui berapa proporsi (persentase) pemilih yang akan memilih kandidat Bupati “X”, membutuhkan sampel yang benar-benar mewakili kondisi demografi pemilih di Kabupaten “X”.

Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel.

Yakni probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam metode probability sampling, seluruh unsur (misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara pemilihan sampel harus dilakukan secara acak (random). Demikian pula dengan jumlah sampel minimum, harus dihitung secara matematis berdasarkan probabilitas.

Sebaliknya, dalam metode nonprobability sampling, unsur populasi yang dipilih sebagai sampel tidak memiliki kesempatan yang sama, misalnya karena ketersediaan (contoh: orang yang sukarela sebagai responden), atau karena dipilih peneliti secara subyektif. Sebagai akibatnya, penelitian tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. ( Sevilla, Consuelo G. et. al 2007 )

Dalam proyek pembangunan Rumah Susun Medan ini populasi yang diambil yaitu, pihak pelaku konstruksi pelaksana dan responden yang dituju sebagai sampel adalah orang-orang yang dianggap berkompeten dan memahami secara keseluruhan sesuai dengan bidangnya, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Project Manager 2. Site Engineering

3. Site Operational Manager 4. Site Adm. Manager

3.3 Data dan Teknik Pengumpulan data 3.3.1 Jenis Data

. Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam studi kasus proyek ini, yaitu jenis data primer dan data sekunder

3.3.1.1 Data Primer

Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara, dan penyebaran kuisioner dengan beberapa staf di proyek tersebut yang sudah dipilih sebagai responden yang terkait dengan risiko.

Wawancara atau diskusi tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil mengenai risiko yang mungkin saja dapat terjadi pada proyek yang ditinjau.

3.3.1.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan adalah data yang berasal dari pengkajian studi-studi literatur, penelitian sejenis sebelumnya dan dari historical data berupa data-data risiko dari proyek sejenis sebelumnya.

3.3.2 Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan variabel-variabel risiko yang terjadi di proyek yang ditinjau untuk ditambahkan pada variabel risiko yang didapat dari studi literatur.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapatkan untuk penelitian ini hanya berasal dari proyek yang ditinjau, yaitu Proyek Pembangunan Rumah Susun Medan. Data didapatkan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner.

3.4 Langkah Penelitian

Berikut adalah langkah-langkah penelitian dari Tugas Akhir ini : 1. Identifikasi Risiko

Dilakukan melalui studi literatur, observasi kuisioner survey pendahuluan pada responden yang sudah terpilih dengan memilih jawaban relevan atau tidak relevan. Jika responden menjawab relevan pada satu pilihan risiko, maka risiko tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam form kuisioner tahap selanjutnya.

2. Analisa risiko dilakukan melalui :

a. Penyebaran kuisioner utama dari hasil identifikasi risiko b. Wawancara

c. Penilaian (assessment) tingkat risiko terhadap frekuensi risiko yang terjadi dan dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.

d. Penggambaran hasil dari penilaian (assessment) kedalam diagram matriks berdasarkan frekuensi dan dampak.

Analisa risiko menggunakan cara memperkirakan frekuensi terjadinya suatu risiko dan dampak dari risiko. Salah satu caranya adalah dengan penyebaran kuisioner tahap kedua (kuisioner frekuensi dan dampak)

kepada responden yang telah terpilih sebelumnya. Skala yang digunakan dalam mengukur potensi risiko terhadap frekuensi dan dampak risiko adalah skala likert.

3. Respon Risiko

Untuk mengetahui bagaimana respon yang dilakukan pada suatu risiko yang dominan dilakukan wawancara respon risiko pada responden yang telah terpilih sebelumnya. Langkah-langkah penelitian tersebut dapat dilihat lebih jelas dalam bagan alir seperti gambar 3.5 berikut ini.

3.5 Diagram Alir Peneltian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Perumusan Masalah

Menentukan tujuan dan manfaat penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran Analisa Risiko Konstruksi pada

Proyek Pembangunan Rumah Susun Medan

Pengambilan Data

Data Primer :

- Penyebaran Kuisioner Frekuensi & dampak - Wawancara

- Observasi

Data Sekunder : - Profil Proyek - Gambar Studi Literatur

BAB IV

DATA DAN ANALISA 4.1. Data Penelitian

Data penelitian diperoleh melalui kuisioner yang telah di sebarkan kepada responden yang telah terpilih . Para responden memberikan informasi hanya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang yang mereka kuasai masing-masing. Data-data yang didapat dalam interview tersebut adalah data mengenai profil perusahaan kontraktor, risiko-risiko yang relevan pada proyek Pembangunan Rumah Susun Medan, frekuensi risiko yang terjadi, serta dampak risiko tersebut terhadap biaya dan waktu. Data lain yang didapat adalah respon yang dilakukan terhadap risiko-risiko yang dominan.

4. 1. 1. Profil Perusahaan Kontraktor

Perusahaan kontraktor yang menangani pembangunan proyek Pembangunan Rumah Susun Medan ini adalah PT. X , yang merupakan salah satu perusahaan kontraktor BUMN terkemuka di Indonesia. PT. X yang mulai berdiri sejak tahun 1953 telah banyak dipercaya dalam pembagunan-pembangunan proyek besar di Indonesia, tidak hanya pembangunan gedung-gedung tinggi namun banyak juga pembangunan jalan, jembatan, maupun infrastruktur pengairan.

4. 1. 2. Profil Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Pondasi, Struktur Atas, Arsitektur &

MEP Rusunami & Mesjid Medan.

Lokasi Proyek : Jl. Kapten Jumhana GG 2, medan Kota, Medan, Sumatera Utara.

Kontraktor Pelaksana : PT. X.

Waktu Pelaksanaan : 420 Hari kalender ( 22 Maret 2017 – 15 Mei 2018 ) Masa Pemeliharaan : 180 Hari Kalender.

Luas Lantai : 84.047,1 m2 ( 2 Tower 20 lapis lantai + atap &

masjid = 1 lantai )

Jenis Kontrak : Lump Sump Fixed Price & Unit Price ( Pondasi Bored Pile )

Nilai Kontrak : Rp. 384,950,000,000.00 ( Tiga Ratus Delapan Puluh Empat Milyar Sembilan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ).

Jaminan Pelaksanaan : 5 % dari Nilai Kontrak Cara Pembayaran : Monthly Payment, Min. 5%.

Retensi : 5 % dari Nilai Kontrak.

Uang Muka : 10 % dari Nilai Kontrak.

Sebelum dimulainya proyek pembangunan Rumah Susun Medan ini, pihak proyek dan pemilik proyek telah melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada instansi terkait dan masyarakat di lingkungan sekitar mengenai pelaksanaan proyek.

Untuk mengantisipasi terganggunya masyarakat sekitar akibat aktivitas proyek,

maka penggunaan alat berat dikoordinasikan dengan pihak atau dinas terkait dan harus memenuhi standar yang diwajibkan. Selain itu pemberlakuan jam kerja lembur juga harus memenuhi aturan yang berlaku, sehingga tidak mengganggu istirahat dari masyarakat yang berada di lingkungan sekitar proyek.

4. 1. 3. Profil Responden

Beberapa responden yang turut membantu dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah :

1. Project Manager

Dalam proyek ini jabatan tersebut diisi oleh Bapak Imam Farid, yang telah berpengalaman dalam menangani proyek selama lebih kurang dari 20 tahun. Dalam proses pencarian data Bapak Imam membantu memberikan informasi tentang risiko bidang tenaga kerja, risiko kontraktual.

2. Site Engineering

Pada proyek ini jabatan tersebut diisi oleh Bapak Aris Dwi Prayogi.

Beliau merupakan orang yang berpengalaman lebih dari 7 tahun dalam pengerjaan proyek. Dalam proses Interview, beliau membantu memberikan informasi tentang risiko bidang material dan peralatan serta risiko bidang konstruksi.

3. Site Operational Manager

Dalam proyek ini jabatan tersebut diisi oleh Bapak Dedy Sutardi. Beliau dipercaya untuk menjabat posisi ini, yang membawahi langsung beberapa orang supervisor. Beliau sudah bekerja kurang lebih 20 tahun.

Beliau membantu memberikan informasi tentang risiko bidang force majeure dan risiko pada saat pelaksanaan di lapangan.

4. Site Adm. Manager

Dalam proyek ini jabatan tersebut diisi oleh Bapak Agus Mulyanto.

Beliau bekrja sudah lebih dari 10 tahun. beliau membantu memberikan informasi tentang risiko manajemen.

4. 2. Analisa Data dan Pembahasan 4. 2. 1. Identifikasi Risiko

Langkah awal yang dilakukan dalam identifikasi risiko adalah studi literatur.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui risiko-risiko apa saja yang biasanya terjadi pada proyek pembangunan konstruksi bertingkat tinggi, misalnya pada proyek pembangunan Rumah Susun Medan ini. Pada tabel 3. 1. telah disebutkan risiko-risiko apa saja yang banyak terjadi pada proyek pembangunan konstruksi bangunan bertingkat tinggi. Data tersebut selanjutnya diajukan kepada pihak responden yang sebelumnya telah terpilih untuk memberikan informasi tentang bidangnya masing-masing.

Proses identifikasi risiko adalah dengan memberikan form kuisioner dan juga didampingi oleh peneliti. Form kuisioner yang diberikan terdapat pada lampiran pertama. Para responden menjawabnya dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom relevan atau tidak relevan. Dalam hal ini keterangan relevan adalah variabel risiko tersebut pernah terjadi atau mungkin akan terjadi di waktu yang akan datang, sedangkan keterangan tidak relevan adalah bahwa variabel risiko tersebut tidak pernah terjadi atau tidak mungkin akan terjadi diwaktu yang akan datang pada

proyek pembangunan Rumah Susun Medan. Pada studi literatur yang telah dilakukan didapatkan 57 variabel risiko yang biasa terjadi pada proyek pembangunan konstruksi bangunan bertingkat tinggi seperti rumah susun ini.

Setelah dilakukan survey kuisioner pada para responden, didapatkan 26 variabel risiko yang terjadi pada proyek pembangunan Rumah Susun Medan ini. Hal tersebut dikarenakan peneliti mengeliminasi item-item risiko yang memiliki jawaban ‘tidak relevan’ pada form kuisioner identifikasi risiko. Dimana 44 variabel risiko yang relevan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Identifikasi risiko yang relevan pada proyek Rumahn Susun Medan A. Force Majeure

No Variabel Risiko

1 Gempa Bumi 2 Tersambar Petir

3 Cuaca yang tidak menentu 4 Kebakaran

B. Material dan Peralatan

No Variabel Risiko

1 Ketersediaan material

2 Kerusakan atau kehilangan (pencurian) material 3 Perubahan harga material

4 Kekurangan tempat penyimpanan material 5 Kerusakan peralatan kerja

6 Volume material yang dikirim jumlahnya tidak tepat

Tabel 4.1 Identifikasi risiko yang relevan pada proyek Rumah Susun Medan (lanjutan)

C. Risiko Bidang Tenaga Kerja

No Variabel Risiko

1 Kecelakaan tenaga kerja 2 Kelalaian tenaga kerja

3 Permintaan kenaikan upah lembur

D. Risiko Konstruksi

No Variabel Risiko

1 Perubahan desain

2 Kesalahan estimasi waktu 3 Kesalahan estimasi biaya 4 Keretakan dan kebocoran

5 peraturan safety yang tidak dilaksanakan di lapangan

E. Risiko Kontraktual

No Variabel Risiko

1 Dokumen-dokumen yang tidak lengkap 2 Keterlambatan pembayaran oleh owner

3 Keterlambatan pembayaran oleh sub-kontraktor melalui kontraktor utama

4 Ketidakjelasan pasal-pasal dalam kontrak

Tabel 4.1 Identifikasi risiko yang relevan pada proyek Rumah Susun Medan (lanjutan)

F. Risiko Manajemen

No Variabel Risiko

1 Tingkat disiplin manajemen yang rendah 2 Krisis keuangan global

2 Pengajuan klaim

3 Ketepatan pekerjaan konstruksi G. Risiko Pelaksanaan

No Variabel Risiko

1 Timbulnya kemacetan dilokasi proyek

2 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi proyek 3 Kerusakan selama masa pemeliharaan

4 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan

Hasil dari identifikasi awal yang telah dilakukan mendapatkan 26 variabel risiko yang relevan pada proyek Pembangunan Rumah Susun Medan, 26 variabel tersebut terbagi dalam beberapa kelompok. Variabel risiko yang tidak relevan pada proyek ini dieliminasi dan tidak dimasukkan pada daftar identifikasi risiko.

Sehingga untuk analisa selanjutnya, variabel risiko yang dimasukkan adalah variabel risiko yang terlampir pada tabel 4. 1.

Setelah mendapatkan identifikasi risiko yang relevan pada proyek Pembangunan Rumah Susun Medan, dilakukan survey kuisioner kedua yaitu kuisioner frekuensi risiko dan dampak risiko kepada responden-responden yang telah terpilih sebelumnya tentang frekuensi (kali kejadian) risiko-risiko dan dampak

yang didapat oleh pihak kontraktor terhadap biaya maupun terhadap waktu. Proses ini dilakukan dengan memberikan form kuisioner kepada responden dengan didampingi oleh peneliti. Form kuisioner yang diajukan telah terlampir pada Lampiran 2.

4. 2. 2. Analisa Risiko

4.2.2.1. Analisa Risiko berdasarkan Dampak terhadap Biaya

Pada saat dilakukan survey kuisioner frekuensi risiko dan dampak risiko kepada responden, peneliti menggunakan metode skala likert untuk mengukur probability atau frekuensi kejadian variabel risiko yang relevan pada proyek Pembangunan Rumah Susun Medan ini. Begitu pula untuk mengukur impact dari kejadian variabel risiko juga digunakan skala likert. Dimana skala likert untuk mengukur probability atau frekuensi, yaitu :

Sangat Jarang (SJ) = 1

Jarang (J) = 2

Cukup (C) = 3 Sering (S) = 4 Sangat Sering (SS) = 5

Keterangan skala pada probability atau frekuensi terjadinya risiko adalah sebagai berikut :

SJ (Sangat Jarang) = < 3 kali kejadian J (Jarang) = 3 – 5 kali kejadian C (Cukup) = 6 – 7 kali kejadian S (Sering) = 8 – 10 kali kejadian SS (Sangat Sering) = > 10 kali kejadian

Kriteria penetapan skala probability atau frekuensi terjadinya risiko ini didapatkan dari studi literatur pada penelitian sejenis sebelumnya.

Sedangkan Skala Likert untuk mengukur impact terhadap biaya, yaitu : Sangat Kecil (SK) = 1

Kecil (K) = 2 Sedang (S) = 3 Besar (B) = 4 Sangat Besar (SB) = 5

Dengan keterangan skala pada impact terhadap biaya sebagai berikut : SK (Sangat Kecil) = < 2% dari nilai pekerjaan

K (Kecil) = 2% - 3% dari nilai pekerjaan C (Cukup Besar) = 3% - 4% dari nilai pekerjaan B (Besar) = 4% - 5% dari nilai pekerjaan SB (Sangat Besar) = >5% dari nilai pekerjaan

Kriteria penetapan skala pada impact terhadap biaya ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan nilai biaya kontijensi dari nilai proyek pembangunan Rumah Susun Medan tersebut. Nilai kontrak proyek tersebut adalah sebesar 384,95 milyar rupiah. Sedangkan besar nilai biaya kontijensi pada proyek tersebut diambil sebesar 5% dari nilai kontrak. Apabila nilai biaya kontijensi 5%

dari nilai kontrak dimana risiko itu muncul, maka biaya kontijensi adalah sebesar 19,2475 milyar rupiah, yang kemudian ditetapkan sebagai skala dengan membagi nilai biaya kontijensi tersebut dalam 5 interval.

Setelah diketahui nilai skala probability serta nilai skala impact dari kejadian variabel risiko terhadap biaya yang didapat dari hasil kuisioner kepada responden pada proyek Pembangunan Rumah Susun Medan, kemudian dilanjutkan dengan analisa risiko yang menggunakan tabel Probability x Impact (PxI). Proses pengerjaan tabel Probability x Impact adalah dengan cara memasukkan nilai skala probability dan memasukkan nilai skala impact terhadap biaya yang telah didapat dari hasil survey kuisioner, kemudian dilanjutkan dengan mengalikan skala pada kolom probability dan skala pada kolom impact. Setelah itu didapat nilai yang dijadikan acuan untuk mengetahui risiko-risiko mana saja yang kemungkinan terjadinya besar dan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap biaya.

Berikut adalah tabel Probability x Impact (PxI) dari masing- masing variabel risiko.

Tabel 4.2 Tabel Probability x Impact terhadap biaya

4.2.2.2. Analisa Risiko berdasarkan Dampak terhadap Waktu

Analisa risiko berdasarkan impact terhadap waktu ini tidak berbeda jauh dengan analisa risiko berdasarkan impact terhadap biaya. Peneliti juga menggunakan skala likert untuk mengukur probability maupun mengukur impact terhadap waktu. Pengukuran skala probability sama dengan yang telah dijelaskan, sedangkan skala likert untuk mengukur impact terhadap waktu, yaitu :

Sangat Kecil (SK) = 1

Kecil (K) = 2

Sedang (S) = 3

Besar (B) = 4

Sangat Besar (SB) = 5

Dengan keterangan skala pada impact terhadap waktu sebagai berikut : SK (Sangat Kecil) = 0 – 20 hari

K (Kecil) = 21 – 40 hari C (Cukup Besar) = 41 – 60 hari B (Besar) = 61 – 80 hari SB (Sangat Besar) = 81 – 100 hari

Kriteria penetapan skala impact terhadap waktu ini dilakukan sendiri oleh pihak peneliti. Kriteria tersebut didasarkan pada denda keterlambatan sebesar 1%

dari nilai kontrak proyek per hari. Denda keterlambatan pada proyek ini adalah sebesar 38,495 juta rupiah per hari. Berdasarkan nilai biaya kontijensi yang sebesar 10 % dari nilai kontrak, yaitu sebesar 38,495 milyar rupiah, didapatkan 100 hari keterlambatan untuk mencapai nilai sebesar nilai biaya kontijensi, kemudian

peneliti menetapkan skala dengan membagi nilai jumlah hari keterlambatan yang didapatkan diatas kedalam 5 interval.

Setelah diketahui nilai skala probability serta nilai skala impact dari kejadian variabel risiko terhadap waktu yang didapat dari hasil kuisioner kepada responden pada proyek Rumah Susun Medan, kemudian dilanjutkan dengan analisa risiko yang menggunakan tabel Probability x Impact (PxI). Proses pengerjaan tabel Probability x Impact adalah dengan cara memasukkan nilai skala probability dan memasukkan nilai skala impact terhadap waktu yang telah didapat dari hasil survey

Setelah diketahui nilai skala probability serta nilai skala impact dari kejadian variabel risiko terhadap waktu yang didapat dari hasil kuisioner kepada responden pada proyek Rumah Susun Medan, kemudian dilanjutkan dengan analisa risiko yang menggunakan tabel Probability x Impact (PxI). Proses pengerjaan tabel Probability x Impact adalah dengan cara memasukkan nilai skala probability dan memasukkan nilai skala impact terhadap waktu yang telah didapat dari hasil survey

Dokumen terkait