• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

C. Metode Penelitian

C.2 Pengumpulan data lapangan

Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan berupa pengukuran diameter, tinggi pohon, ketinggian tempat tumbuh, pengukuran produksi getah hasil sadapan dan pengamatan fisik pohon lainnya.

Sementara itu, data sekunder meliputi keadaan umum lokasi penelitian, kelas umur, luas tegakan, dan data lainnya.

Pengambilan data di lapangan dilakukan secara purposif pada tegakan pinus yang telah mencapai umur sadap. Pengambilan getah dilakukan dengan perlakuan yang sama terhadap semua sampel pengamatan yaitu satu koakan tiap pohon pada semua kelas umur yang diamati tanpa menggunakan stimulan. Plot pengamatan dibuat dengan menggunakan metode six trees sampling. Pembuatan plot contoh dilakukan dengan memperhatikan keterwakilan kelas umur dan letaknya tersebar merata.

C.2.1 Pembuatan rancangan penempatan plot contoh

Sebelum dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan pembuatan rancangan penempatan plot contoh. Kegiatan ini dilakukan untuk memudahkan pengumpulan data di lapangan sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami permasalahan yang berarti serta diperoleh data yang akurat dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Penempatan plot contoh memperhatikan keterwakilan kelas umur.

Pembuatan rancangan penempatan plot contoh dilakukan setelah memperoleh peta administrasi KPH Cianjur dan informasi pelaksanaan kegiatan penyadapan diseluruh wilayah KPH Cianjur yang didalamnya terdapat informasi tahun tanam. Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Pengelompokan kelas umur

Dari data hasil pelaksanaan kegiatan penyadapan diseluruh wilayah KPH Cianjur, kemudian dilakukan pengelompokan kelas umur untuk mendapatkan informasi umur tegakan pada setiap kelas umur. Dari informasi tersebut

kemudian dibuat rancangan penempatan plot tree sampling dengan memilih anak petak-anak petak yang akan dibuat plot-plot pengamatan.

b. Penempatan plot contoh

Jumlah plot yang dibuat adalah 45 buah pada 13 anak petak yang letaknya tersebar dan mewakili tiap kelas umur, meliputi plot contoh untuk penyusunan model dan plot contoh untuk validasi model. Penempatan plot pengamatan didasarkan atas perbedaan kelas umur dimana dalam satu kelas umur pembuatan plot dilakukan pada umur yang berbeda. Jumlah plot pengamatan yang dibuat ditentukan berdasarkan luas anak petak, dimana satu plot tree sampling mewakili luasan 1 hektar. Penempatan plot tree sampling ditunjukkan pada Tabel 3.

c. Pengelompokan plot

Pengelompokan plot dilakukan agar memudahkan pengambilan data di lapangan. Dari 13 anak petak yang akan diamati kemudian dibagi menjadi 4 kelompok dimana pada setiap kelompok dipilih yang lokasi petaknya saling berdekatan. Pengelompokan petak dilakukan dengan menggunakan bantuan peta administrasi KPH Cianjur. Pengelompokan petak dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Penempatan dan pengelompokan plot tree sampling

Kelompok Anak petak Jumlah plot tree

C.2.2 Pembuatan dan pengukuran plot tree sampling

Pembuatan plot di lapangan dilakukan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Plot pengamatan dibuat dengan menggunakan metode six trees sampling dengan unit pengamatan berupa semua pohon pinus yang telah disadap yang berada dalam plot pengamatan. Pembuatan plot pengamatan dilakukan secara purposif berdasarkan rancangan penempatan plot.

Pada saat pembuatan plot juga dilakukan pengukuran peubah-peubah penduga (misalnya diameter dan tinggi pohon), penandaan plot dan pemberian label pada semua pohon yang terdapat dalam plot, mengukur jarak dan sudut antara pohon pusat dengan pohon lainnya, serta dibuatkan sketsa plot contoh seperti terdapat pada Gambar 1. Selain itu juga dilakukan pembuatan luka sadapan baru sebanyak satu koakan setiap pohon serta menghentikan produksi getah yang dihasilkan oleh luka sadapan lama. Pembuatan sadapan baru, satu koakan per pohon dan pengambilan getah tanpa menggunakan stimulan dilakukan untuk memberikan perlakuan sadapan yang sama terhadap semua pohon pinus dalam plot pengamatan.

Pengukuran dimensi pohon meliputi kegiatan : a. Pengukuran produksi getah per pohon (Y)

Pengukuran produksi getah dilakukan sebanyak 5 periode pemungutan.

Pemungutan getah dilakukan setiap 3 hari sekali, sedangkan perbaruan luka sadapan dilakukan setiap tiga hari sekali. Untuk efisiensi waktu dan mempermudah pelaksanaan pemungutan getah, pada waktu pembuatan koakan baru getah dari talang langsung dialirkan ke kantong plastik. Pemungutan getah dilakukan bersamaan dengan saat pembuatan koakan baru dengan mengambil getah yang tertampung pada kantong plastik yang kemudian diberi label, kemudian ditimbang. Produksi getah diketahui dengan cara mengurangkan berat total (plastik dan getah) dengan berat plastik.

b. Pengukuran peubah-peubah penduga (X)

b.1 Pengukuran diameter dan luas bidang dasar (Lbds)

Pengukuran diameter/keliling pohon dilakukan menggunakan pita ukur (Phi band atau pita keliling). Pengukuran dilakukan pada penampang melintang batang pohon di ketinggian 1,30 meter (dbh), sehingga berdasarkan data

diameter/keliling dapat ditentukan luas bidang dasar pohon dengan

Keterangan : BDSp adalah luas bidang dasar pohon (m2/pohon), π = 3,14 dan Kl adalah keliling (m)

Bidang dasar tegakan diperoleh dari penjumlahan bidang dasar pohon dalam tegakan, sehingga :

kal sampai puncak tajuk. Tinggi pohon rata-rata dalam plot contoh adalah :

/

BDStegakan adalah luas bidang dasar tegakan (m2/ha), BDSpi

adalah bidang dasar pohon ke-i dalam petak pengamatan (m2), n adalah banyaknya pohon

adalah luas plot cont Pengukuran tinggi pohon rata-rata

Tinggi puncak pohon diukur dengan menggunakan Haga hypsometer, yang diukur dari pang

Keterangan : Tr = Tinggi rata-rata pohon dalam plot pengamatan (m TP = Tinggi pohon ke-i dalam p

n Umur tegakan

Pohon pinus mulai siap disadap pada umur 10 tahun yaitu apabila diameter mencapai lebih dari 18 centimeter (Sumantri 1973 dalam Nigia 1989).

Terdapat pengaruh yang sangat nyata dari faktor kelas umur terhadap produksi getah pinus, semakin tinggi kelas umur maka akan semakin tinggi produksi getahnya. Perbedaan produksi yang nyata dapat dilihat antara KU IV dengan KU V dan KU VI (Nugraha 1994). Umur

C.3 Analisis data

Dokumen terkait