• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

H. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.90 Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian angket oleh para pengusaha muslim yang tersebar di kota Malang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.91 Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui beberapa Lembaga Amil Zakat di kota Malang mengenai data muzakki yang berprofesi sebagai pengusaha.

90

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta , 2011), hlm 137

91

I. Tehnik Pengumpulan Data 1. Interview (wawancara)

Dalam penelitian ini dilakukan tehnik wawancara tidak terstruktur atau terbuka, artinya wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersususn secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.92

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk menguatkan pernyataan yang terdapat pada kuesioner.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.93 Dalam penelitian ini tahapan penyusunan kuesioner dengan melihat variabel dan instrumen yang akan dibuat pernyataan dalam kuesioner.

J. Tehnik Analisa Data 1. Uji Validitas

Selanjutmya akan dianalisis. Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana alat ukur yang akan digunakan benar dan akurat dalam mengukur perilaku

ihsan dan kesejahteraan muzakki setelah mengeluarkan zakatnya dari harta

mereka. Valid tidaknya suatu item instrument dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya. Bila nilai signifikansi (sig) hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%) maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid (artinya butir pertanyaan tersebut gugur).

2. Uji Reliabilitas

Sementara uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

92

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R&D, hlm 140

93

pengumpul data karena instrument tersebut sedang baik. Dalam penelitian ini realibilitas mengandung pengertian bahwa responden mempunyai respon yang sama terhadap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Kuesioner dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. Dari hasil uji reliabilitas masing-masing instrument diatas dapat dilihat bahwasannya nilai Cronbach alpha > 0.60.94 Uji reliabilitas95 dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha yang menunjukkan makin tinggi nilainya (mendekati 1), maka semakin tinggi keandalan alat ukur tersebut, dimana ada persamaan persepsi responden terhadap pertanyaan yang diajukan pada alat ukur (kuesioner). Rumus Alpha:

r11= Keterangan: r 11 =Reliabilitas instrument k =Banyaknya pertanyaan b2 = Varian butir

∑ b = Jumlah varian butir

2

t = Varian total

Untuk mencari varian tiap butir digunakan rumus:

2

= Keteranagan:

²= Varian tiap butir X= Jumlah skor butir N= Jumlah responden

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh nilai pemerkira yang tidak bias dan efisien dari suatu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least

94

Panduan Praktis Analisis SPSS untuk Manajemen, CLICT FE UIN Maliki Malang, thn 2013

95

Panduan Praktis Analisis SPSS untuk Manajemen, CLICT FE UIN Maliki Malang, hlm

Square), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi asumsi klasik .

Dalam penelitian ini digunakan tiga buah alat uji yaitu : a. Uji Non-Kolinieritas Ganda (Multicolinearity)

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearritas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

b. Homoskedastisitas E (e2) = 2

Bahwa varian gangguan tidak berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya atau dapat dikatakan tiap observasi mempunyai variasi residual yang sama. Untuk mengetahui gejala ini dengan menggunakan metode

Spearman Rank Correlation. Jika hasil uji T menunjukkan t sig > maka asumsi ini terpenuhi. 96

c. Kenormalan atau rata-rata gangguan sama dengan nol E (e) = 0

Artinya asumsi ini menginginkan model yang dihasilkan mempunyai nilai residual yang menyebar normal dengan nilai rata-rata sama dengan nol. Uiji kenormalan ini dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Untuk menentukan apakah sebaran data normal atau tidak dapat dilihat dari nilai probabilitasnya dibandingkan dengan . Jika hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan nilai Z Tailed p > : berarti data tersebut normal.97

d. Linearitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan scatterplot antara standar residual dengan prediksinya, dimana asumsi ini akan terpenuhi jika plot antara nilai residula dengan nilai prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu (acak). 98

4. Analisa Jalur (Path Analysis)

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan tehnik Analisis Jalur (Path Analysis). Analisis jalur adalah keterkaitan hubungan/pengaruh antara

96

Gujarati dalam Metode Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia, (Malang : UIN Maliki PRESS, 2013), hlm 233

variabel bebas, variabel intervening, dan variabel terikat di mana suatu variabel akan menjadi penyebab variabel lainnya yang biasanya disajikan dalam bentuk diagram. Di dalam diagram ada gambar panah-panah yang menunjukkan arah pengaruh antara variabel bebas, intervening, dan variabel terikat. Dan biasanya digambarkan dengan tanda panah satu arah.

Teknik analisis jalur (dikembangkan sejak 1939 oleh Sewall Wright) menggambarkan keterkaitan regresi berganda dengan variabel yang hendak diukur. Analisis jalur dikembangkan untuk mempelajari pengaruh secara langsung maupun tidak langsung dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Hubungan kausal didasarkan pada data, pengetahuan teori yang mendasari, perumusan hipotesis, dan analisis logis, dengan kata lain, dapat dikatakan analisis jalur digunakan untuk menguji hipotesis kausal serta untuk menafsirkan hubungan tersebut. Berdasrakan konsep tersebut, maka rancangan penelitian yang menggambarkan diagram jalur dijadikan pedoman dalam menganalisis dan menginterpretasikan hubungan yang diphipotesiskan. Hubungan kausal yang dihipotesiskan ini ada yang langsung XY dan juga ada yang tak langsung tetapi melalui variabel antara (Y1) ialah XY1Y2. Jalur yang digambarkan dengan tanda panah ini merupakan hipotesis yang akan diuji berdasrkan data yang diperoleh dari lapangan.99

Analisis jalur dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung, atau melalui variabel perantara.100 Diolah dengan program SPSS. Dengan ketentuan uji F pada Alpha = 0,05 atau p ≤ 0,05 sebagai taraf signifikansi (Sig. F) untuk melihat signifikansi pengaruh tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantungnya digunkan uji T pada taraf signifikansi Alpha = 0,05 atau p≤0,05 yang dimunculkan dalam kode (Sig. T). Untuk hipotesis ini digunakan analisis jalur, sehingga dapat dilakukan estimasi besarnya hubungan kausal antar sejumlah variabel dan hirarkhi kedudukan

99

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2012), hlm 225

100

masing-masing variabel dalam serangkaian jalur-jalur hubungan kausal, baik langsung maupun tidak langsung.101

77 BAB IV

Dokumen terkait