• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.2 Identifikasi Masalah

2.1.9 Penilaian Kinerja Guru

Kinerja merupakan prestasi kerja yang menunjukkan kualifikasi seseorang dalam melaksanakan tugas dan perannya. Untuk mengetahui kinerja seseorang, maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kinerja seseorang. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan dengan penilaian kinerja. Veithzal Rivai (2009) dalam Priansa (2014: 354) menyatakan bahwa

“penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang

digunakan untuk mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan

dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat kehadiran”.

Penilaian kinerja adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai kerja. Apabila penilaian kinerja/prestasi kerja dilaksanakan dengan baik, maka dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat meningkatkan loyalitas para anggota organisasi yang ada di dalamnya.

Begitu pentingnya peran guru dalam peningkatan mutu pendidikan, maka pemerintah mengadakan suatu penilaian kinerja bagi guru-guru yang dikenal

dengan penilaian kinerja guru (PKG). Penilaian kinerja guru (PKG) dilakukan untuk mendapatkan guru bermutu baik dan profesional. Menurut Priansa (2014: 355), penilaian kinerja guru merupakan suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan memetakan sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, hasil kerja guru terkait dengan peran dan tugas yang diembannya. Hasil penilaian kinerja tersebut dapat digunakan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk melakukan refleksi terkait dengan tugas dan fungsinya dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja guru.

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang dikutip dalam Supardi (2014:

354), menjelaskan bahwa “penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan

jabatannya”. Dalam hal ini adalah kompetensi yang sangat diperlukan oleh guru.

Penilaian kinerja guru (PKG) dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur seberapa tinggi kemampuan seorang guru yang sudah tentu akan mempengaruhi tingkat kinerja guru.

Mulyasa (2013: 88) menjelaskan pengertian penilaian kinerja guru sebagai suatu upaya untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.

Tujuan penilaian kinerja guru yang dijelaskan dalam Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG) (2012: 5), antara lain:

Pada dasarnya sistem penilaiaan kinerja guru bertujuan: (1) menentukan tingkat kompetensi seorang guru; (2) meningkatkan

efesiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah; (3) menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru; (4) menyediakan landasan untuk program pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru; (5) menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya serta mempertahankan sikap-sikap positif dalam mendukung pembelajaran peserta didik untuk mencapai prestasinya; (6) menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir guru serta bentuk penghargaan lainnya.

Indikator penilaian terhadap kinerja guru yang dijelaskan oleh Rachmawati dan Daryanto (2013: 121-6) dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu perencanaan program kegiatan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi/penilaian pembelajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut, Kemendikbud dalam Pedoman Penilaian Kinerja Guru (2012: 8) juga menjelaskan bahwa:

Penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dan guru BK/Konselor dilakukan dengan mengacu kepada dimensi tugas utama guru yang meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai termasuk di dalamnya menganalisis hasil penilaian dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.

Uraian selengkapnya mengenai indikator penilaian kinerja guru dijelaskan sebagai berikut.

2.1.9.1Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran.

Tahap perencanan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Muslich (2009: 67) menguraikan aspek dalam perencanaan pembelajaran menjadi lima indikator, yaitu perumusan tujuan pembelajaran,

pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber belajar/media pembelajaran, skenario/kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

2.1.9.2Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran. Muslich (2009: 72) mengidentifikasi sub komponen pelaksanaan pembelajaran ke dalam tiga aspek, yaitu kegiatan prapembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup.

2.1.9.3Evaluasi/Penilaian Pembelajaran.

Pada tahap ini, seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Menurut Usman (2011: 42) penilaian dapat digunakan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang diperlukan dalam menentukan strategi belajar yang tepat maupun dalam memperbaiki proses belajar mengajar.

Penilaian kinerja guru diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi diri bagi guru sehingga guru mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dimilikinya sebagai bahan untuk mengembangkan potensi, karir, dan kinerjanya yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) (Mulyasa 2013: 92). Hasil Penelitian kinerja juga merupakan dasar untuk melakukan perbaikan, pembinaan dan pengembangan, serta memberikan nilai prestasi kerja bagi guru.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja guru merupakan upaya untuk mengukur seberapa besar kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota dari sekolah tempatnya bekerja dan sebagai pengelola pembelajaran di kelasnya. Melalui penilaian kinerja guru, diharapkan guru akan berusaha untuk meningkatkan kompetensinya agar penerapan dari kompetensi tersebut dapat berpengaruh positif bagi kinerjanya. Selain itu, diharapkan pula adanya kebijakan dari pihak terkait untuk melakukan kegiatan pengembangan keprofesionalan guru.

2.2

Kajian Empiris

Beberapa penelitian mengenai pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru telah banyak dilakukan. Penelitian tentang pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru yang dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu: (1) H. Muhammad Arifin (2013) dari Universitas Yapis Jayapura yang

melakukan penelitian berjudul “The Influence of Competence and External Motivation Factor toward Teachers Working Performance in Jayapura– Papua Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa dampak positif dan signifikan antara motivasi eksternal yaitu gaji pokok, tunjangan kerja, kompetensi personal, promosi jabatan akademik dan kompetensi terhadap kinerja guru di Jayapura, Papua Indonesia.

(2) Dita Destiana, Dadang Kurnia, dan Sumardi (2012) dari Universitas Pakuan yang melakukan penelitian berjudul “Hubungan antara Kompetensi Pedagogik dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar”. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru Sekolah Dasar dengan koefisien korelasi Pearson (r) yang diperoleh sebesar 0,570 dan nilai sig. (2- tailed) sebesar 0,000. Dimana apabila kompetensi pedagogik semakin tinggi makan akan semakin tinggi pula kinerja guru Sekolah Dasar di Gugus 2 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor dan sebaliknya.

(3) Zakiyah Indah Sari (2014) dari Universitas Islam 45 Bekasi yang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru dengan Kinerja Mengajar Guru di SDIT Nurul Falah Kec. Tambun Utara Kab.

Bekasi”. Dari hasil perhitungan didapat rxy produk momen sebesar 0,683 maka Ho diterima dan koefisien determinasi sebesar 46,7% menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik memberikan konstribusi terhadap kinerja mengajar guru.

(4) Sri Wahyuni (2013) dari Universitas Terbuka UPBJJ Jambi melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Guru dalam Pembelajaran terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial secara parsial dan simultan memiliki pengaruh positif dan signnifikan terhadap kinerja guru.

(5) Puspo Binatmo, Bambang Sumitro, dan Supomo Kandar (2014) dari Universitas Negeri Lampung dalam artikelnya yang berjudul “Hubungan Kompetensi Pedagogik, Motivasi Kerja, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah

terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”. Hasil analisa data menunjukkan bahwa; (1) terdapat korelasi positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru, kompetensi pedagogik berkontribusi sebesar 53,2% terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sidomulyo; (2) terdapat korelasi positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru, motivasi kerja berkontribusi sebesar 41,8% terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sidomulyo; (3) terdapat korelasi positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi sebesar 52,5% terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sidomulyo; (4) terdapat korelasi positif antara kompetensi pedagogik, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru, kompetensi pedagogik, motivasi kerja, dan kepemimpian kepala sekolah secara bersama-sama berkontribusi sebesar 54,5% terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sidomulyo.

(6) Siti Rohimah (2013) dari Universitas Esa Unggul dalam tesisnya yang

berjudul “Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Disiplin Kerja terhadap

Kinerja dan Kepuasan Kerja Guru SMA Islamic Village Karawaci

Tangerang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis koefisien regresi variabel kompetensi = 0,029, kompensasi = 0,025, dan disiplin kerja = 0,017 berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

(7) Barinto (2012) dari Universitas Negeri Medan melakukan penelitian yang

berjudul “Hubungan Kompetensi Guru dan Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan; (1) terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru dengan kinerja guru, (2) terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja guru, dan (3) terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru dan supervisi akademik secara bersama-sama dengan kinerja guru.

(8) Da’i Wibowo (2009) dari Universitas Negeri Semarang dalam tesisnya yang

berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kersana Kabupaten

Brebes”. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh supervisi kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y) sebesar 23,8 %; (2) kompetensi pedagogik guru (X2) berpengaruh terhadap kinerja guru (Y). Besar pengaruhnya yaitu sebesar 0,275 artinya besarnya varian kinerja guru yang dipengaruhi kompetensi pedagogik guru sebesar 27,5%.

(9) Mardia Hi. Rahman (2014) dari Universitas Khairun Ternate dalam jurnalnya yang berjudul “Professional Competence , Pedagogical Competence and the Performance of Junior High School of Science Teachers”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa; (1) kompetensi profesional memiliki efek positif pada kinerja guru sains, (2) kompetensi pedagogik memiliki efek positif pada kinerja guru sains, dan (3) baik kompetensi profesional dan pedagogis memberikan efek positif pada kinerja guru sains SMP di Ternate.

Penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa kompetensi guru, salah satunya yaitu kompetensi pedagogik memberikan kontribusi positif terhadap kinerja guru. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji adakah pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.

2.3

Kerangka Berpikir

Penerapan dari kompetensi yang dimiliki oleh guru menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu kompetensi yang sangat berperan dalam kegiatan mengajar adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Kompetensi pedagogik guru memungkinkan guru untuk dapat memahami siswa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan lebih baik dan lebih menyenangkan. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang membedakan antara guru sekolah dasar dengan guru sekolah pada jenjang yang lebih rendah atau jenjang yang lebih tinggi. Pemahaman terhadap karakteristik siswa sekolah dasar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tujuan pembelajaran pada jenjang SD. Siswa sekolah dasar yang masih belajar pada tahap konkret dan masih senang bermain berbeda dengan siswa pada jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penguasaan kompetensi pedagogik guru sangat penting bagi kinerja guru dalam mengajar yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru. Untuk mempermudah pemikiran tersebut digunakan ilustrasi kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kompetensi Pedagogik Berpengaruh terhadap Kinerja Guru.

2.4

Hipotesis

Sugiyono (2014: 99) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

2.4.1 Hipotesis Operasional

Ho: tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru sekolah gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.

Kompetensi Pedagogik Guru (X) - Menguasai karakteristik siswa. - Menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

- Menguasai kurikulum.

- Kegiatan pengembangan yang mendidik.

- Memanfaatkan TIK.

- Pengembangan potensi siswa. - Komunikasi dengan siswa. - Penilaian dan evaluasi.

- Memanfaatkan hasil penilaian. - Melakukan tindakan reflektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran. (Rifa’i dan Anni 2011: 8)

Kinerja Guru (Y) - Perencanaan pembelajaran - Pelaksanaan pembelajaran - Evaluasi pembelajaran (Kementerian Pendidikan

Ha: ada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.

2.4.2 Hipotesis Statistik Ho: r = 0

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian dalam skripsi ini membahas tentang metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji instrumen, serta pengolahan dan analisis data.

3.1Metode Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian dan prosedur penelitian. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana data yang diperoleh dari sampel penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan lalu diinterpretasikan. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitian kuantitatif merupakan pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono 2014: 11).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey deskriptif. Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2013: 49) menjelaskan bahwa “penelitian

survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar

variabel sosiologis maupun psikologis”. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Data yang terkumpul dikelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto 2013: 3).

Dalam penelitian ini dilakukan penelitian survey tentang pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.

3.1.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti secara teratur dan sistematis selama kegiatan penelitian. Secara umum, prosedur penelitian dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

3.1.2.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahapan awal yang peneliti lakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Adapun tahapan-tahapannya dijelaskan sebagai berikut. (1) Mengajukan topik

Pada tahap ini, peneliti mengajukan tiga topik skripsi ke lembaga PGSD UPP Tegal FIP UNNES. Tiga topik yang diusulkan kemudian diseleksi oleh ahli, kemudian dipilih salah satunya sebagai topik untuk penelitian. Topik yang

terpilih dari tiga topik yang peneliti ajukan yaitu pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru.

(2) Menentukan tempat penelitian

Pada tahap ini, peneliti menentukan tempat untuk melaksanaan penelitian. Peneliti memilih Sekolah Dasar Gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen sebagai tempat penelitian, karena sekolah dasar di kedua gugus tersebut memiliki permasalahan yang sama mengenai kinerja guru dalam mengajar.

(3) Melakukan wawancara

Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru untuk mendapatkan data awal penelitian berupa jumlah dan nama-nama guru, serta permasalahan yang ada di sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Wawancara yang digunakan berupa wawancara tidak terstruktur yang dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 16-17 Januari 2015. (4) Menentukan populasi dan sampel

Pada tapap ini, peneliti menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yairu semua guru di Sekolah Dasar Gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional.

(5) Menyusun proposal skripsi

Pada tahap ini, peneliti menyusun proposal skripsi yang selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yaitu Drs. Noto Suharto, M.Pd.

(6) Membuat instrumen penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyusun instrumen penelitian berupa angket tertutup dengan skala Likert yang terdiri dari empat jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.

(7) Seminar proposal

Pada tahap ini, proposal yang telah disusun oleh peneliti diseminarkan di hadapan dua dosen penguji (Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. dan Sri Ismi Rahayu, M.Pd.) dan dosen pembimbing (Drs. Noto Suharto, M.Pd.). Seminar proposal dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Maret 2015 di ruang A5-112 PGSD UPP Tegal FIP UNNES.

(8) Mengurus perizinan penelitian

Pada tahap ini, peneliti mengurus perizinan penelitian yang dimulai dari lembaga PGSD UPP Tegal, Kesbangpolinmas Kabupaten Kebumen, BAPPEDA Kabupaten Kebumen, UPTD Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen, dan selanjutnya ke masing-masing Sekolah Dasar Gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.

3.1.2.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap dilaksanakannya penelitian. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut.

(1) Melakukan uji coba instrumen

Uji coba instrumen berupa angket dilakukan kepada 17 guru selain guru yang dijadikan sebagai sampel penelitian di Sekolah Dasar Gugus Sadewa dan Bima Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen. Item angket yang

diujicobakan berjumlah 60 item untuk angket kompetensi pedagogik guru dan 53 item untuk angket kinerja guru. Uji coba instrumen bertujuan untuk menentukan item angket yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. (2) Menganalisis hasil uji coba instrumen

Analisis hasil uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil uji coba instrumen dianalisis menggunakan program SPSS versi 20.

(3) Melaksanakan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan membagikan instrumen penelitian berupa angket kepada guru yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Angket yang dibagikan kepada sampel penelitian yaitu angket dengan item yang telah dinyatakan valid dan reliabel berdasarkan hasil uji coba instrumen. Pengisian angket diberi waktu selama 7 hari yaitu dari hari Kamis, 16 April 2015 sampai dengan hari Rabu, 22 April 2015.

3.1.2.3 Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap setelah penelitian dilaksanakan. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut.

(1) Menulis deskripsi data hasil penelitian.

Data pengisian angket ditulis pada program Microsoft Office Excel 2007 yang selanjutnya akan diolah datanya menggunakan program SPSS versi 20. (2) Menganalisis data hasil penelitian.

Analisis data hasil penelitian diolah menggunakan program SPSS versi 20 untuk menjawab hipotesis penelitian.

(3) Menyimpulkan hasil penelitian.

Hasil penelitian disimpulkan berdasarkan pengolahan data yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.

3.2

Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 64), “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

3.2.1 Variabel bebas

Varibel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru.

3.2.2 Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau disebabkan variabel lain. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja guru dalam mengajar.

Hubungan antara kompetensi pedagogik guru (variabel bebas) terhadap kinerja guru (variabel terikat) dapat ditunjukkan pada skema berikut:

Gambar 3.1. Hubungan antara Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) Kompetensi Pedagogik Guru (X) Kinerja Guru (Y)

3.3

Definisi Operasional

Pada penelitian ini, variabel yang diteliti yaitu variabel kompetensi pedagogik guru (X) dan variabel kinerja guru (Y). Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara operasional sebagai berikut.

Dokumen terkait