• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Pembelajaran Menulis Dialog sesuai Unggah-Ungguh Basa Pada akhir kegiatan pembelajaran dilakukan penilaian untuk

mengetahui keberhasilan belajar. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh. Keberhasilan untuk memperoleh nilai terwujud dari nilai yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sudjana (2014: 59) menjelaskan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi, dan produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

Efisiensi berkaitan dengan pengorbanan yang relatif kecil untuk memperoleh hasil yang optimal. Keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara apa yang dilaksanakan dengan yang seharusnya dilaksanakan. Produktivitas berkenaan dengan pencapaian hasil, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Nurgiyantoro (2013: 6) mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengukur kadar ketercapaian tujuan. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Tuckman (Nurgiyantoro, 2013: 6) yang mengartikan

penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan dan kriteria yang ditentukan. Sudjana (2014: 3) menjelaskan bahwa penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian pembelajaran menulis dialog sesuai unggah-ungguh basa mencakup penilaian proses dan penilaian hasil.

a. Penilaian Kualitas Proses Pembelajaran

Sudjana (2014: 3) menyatakan bahwa penilaian proses adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sudjana (2014: 60 – 62) mengungkapkan kriteria yang dapat digunakan dalam menilai proses belajar mengajar, antara lain: (1) konsistensi kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum; (2) keterlaksanaan kegiatan belajar-mengajar oleh guru; (3) keterlaksanaan kegiatan belajar-mengajar oleh siswa; (4) motivasi belajar siswa; (5) keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar; (6) interaksi guru-siswa; (7) kemampuan atau keterampilan guru dalam mengajar; (8) kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa; dan (9) perhatian siswa terhadap proses pembelajaran.

Menurut Sudjana (2014: 61) yang menyatakan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; 2) terlibat dalam pemecahan masalah; 3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; 4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; 6) menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya; 7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; dan 8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Berdasarkan teori tersebut, peneliti menggunakan kriteria-kriteria yang telah disebutkan untuk penilaian proses pembelajaran menulis dialog sesuai unggah-ungguh basa seperti tabel 2.3.

Tabel 2.3. Rubrik Pedoman Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Dialog

Aspek yang dinilai Tingkat capaian Indikator Skor 1. Keaktifan siswa Sangat Baik

Jika siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan mampu menerapkan ragam krama dan ragam ngoko dengan sesuai unggah-ungguh basa, berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami, keberanian sangat terlihat pada saat menyatakan pendapat dan sangat aktif ketika berdiskusi.

4

Baik Jika siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru namun masih sedikit ada kesalahan pada saat menerapkan ragam krama dan ragam ngoko tetapi masih ada keberanian menanyakan tentang materi yang belum dipahami, cukup aktif ketika berdiskusi

3

Cukup Baik

Jika siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tetapi banyak kesalahan penggunaan ragam krama dan ragam ngoko keberanian menanyakan tentang materi yang belum dipahami sedikit terlihat, kurang aktif ketika berdiskusi.

2

Kurang baik

Jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan tidak mampu menerapkan penggunaan ragam krama dan ragam ngoko, tidak berani bertanya tentang materi yang belum

dipahami, tidak aktif dalam berdiskusi. 2. Perhatian terhadap proses pembelajaran Sangat Baik

Jika siswa sangat terlihat benar-benar memerhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran, tidak melamun, tidak melihat ke luar ruangan, dan mencatat materi dan penjelasan guru

4

Baik

Jika siswa terlihat memerhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran, sesekali masih melamun, melihat ke luar ruangan tetapi masih mencatat materi dan penjelasan guru

3

Cukup Baik

Jika siswa cukup terlihat memerhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskan materi yang pelajaran, namun masih beberapa kali terlihat melamun, mengantuk, melihat ke luar ruang dan masih berbincang-bincang dengan teman satu meja dan sesekali mencatat materi dan penjelasan guru

2

Kurang baik

Jika siswa tidak terlihat memerhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menejelaskan materi pelajaran dan sangat terlihat melamun, mengantuk dan masih sangat sering berbincang-bincang dengan teman semeja dan tidak pernah mencatat materi dan penjelasan guru

1

3. Semangat Siswa

Sangat Baik

Jika siswa sangat terlihat memerhatikan, sangat terlihat bersemangat, dan sangat bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran serta membuat dialog sesuai unggah-ungguh basa dengan sangat baik.

4

Baik Jika siswa terlihat

memerhatikan, terlihat bersemangat, dan cukup bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran serta membuat dialog sesuai

ungguh basa dengan baik. Cukup

Baik

Jika siswa terlihat cukup memerhatikan, cukup bersemangat, dan cukup bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran serta membuat dialog seunggah-ungguh basa dengan cukup baik.

2

Kurang Baik

Jika siswa tidak terlihat memerhatikan, tidak bersemangat, dan tidak bersungguh-sungguh dalam pembelajaran serta membuat dialog sesuai unggah-ungguh basa dengan kurang baik. 1 4. Tanggung Jawab Sangat baik

Jika siswa terlihat sangat mampu menemukan solusi terbaik untuk memecahkan masalah dan menuliskan dalam bentuk dialog sesuai unggah-ungguh basa tanpa bantuan guru, teman, maupun meniru teks dialog yang sudah ada sebelumnya.

4

Baik

Jika siswa terlihat mampu menemukan solusi baik untuk memecahkan masalah dan menuliskan dalam bentuk dialog sesuai unggah-ungguh basa dengan sedikit bantuan guru dan teman.

3

Cukup Baik

Jika siswa terlihat sudah cukup mampu meniru solusi terbaik untuk memecahkan masalah dan menuliskan dalam bentuk teks dialog atau teks tersebut sudah ada sebelumnya.

2

Kurang baik

Jika siswa terlihat tidak mampu menemukan solusi terbaik dan tidak dapat meniru untuk memecahkan masalah dalam bentuk teks dialog milk temannya atau teks dialog tersebut sudah ada sebelumnya.

1

Keterangan: Kriteria Penskoran 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Nilai = ( ) Kriteria Penilaian

1. Nilai 86 – 100 = Sangat Baik 2. Nilai 71 – 85 = Baik

3. Nilai 56 – 70 = Cukup 4. Nilai < 55 = Kurang

b. Penilaian Kualitas Hasil Pembelajaran

Sudjana (2014: 3) menjelaskan bahwa kaitannya dengan penilaian hasil belajar merupakan proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Oleh sebab itu, penilaian proses dan penilaian hasil saling berkaitan satu sama lain sebab merupakan akibat dari proses. Nurgiantoro (2010: 397) menyampaikan bahwa kompetensi menulis merupakan kompetensi bahasa yang aktif dan produktif sehingga pengukur kemampuan yang paling tepat dalam pemberian nilai dapat dilakukan dengan membuat rubrik penilaian menulis dialog sesuai unggah-ungguh basa. Aspek dan kriteria penilaian dalam rubrik penilaian menulis dialog sesuai unggah-ungguh basa tentu harus disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan dalam teori di atas.

Penilaian kemampuan menulis dialog sesuai unggah-ungguh basa siswa dilakukan dengan memberikan tes. Tes merupakan suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang diberi tes (Suwandi, 2011: 47). Tes yang diberikan berupa tes esai

untuk memproduksi teks dialog. Tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan menggunakan bahasa sendiri (Suwandi, 2011: 47). Tes ini menuntut siswa untuk dapat menghubungkan fakta-fakta dan konsep-konsep, mengorganisasikannya ke dalam koherensi yang logis dan menuangkan dalam sebuah tulisan. Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas produk (Suwandi, 2011: 105). Berdasarkan teori-teori tersebut, penilaian terhadap hasil kemampuan menulis dialog sesuai unggah-ungguh basa diadaptasi dari Nurgiyantoro yang disusun oleh peneliti disesuaikan dengan materi menulis dialog sesuai unggah-ungguh basa dan yang meliputi lima aspek, yaitu (1) kesesuaian dengan gambar; (2) ketepatan logika urutan cerita; (3) ketepatan makna keseluruhan cerita; (4) ketepatan kata; (4) ketepatan kalimat; dan (5) ejaan dan tata tulis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti yang ada dalam tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4. Rubrik Pedoman Penilaian Hasil Menulis Dialog

Aspek yang dinilai Tingkat capaian Skor Indikator Bobot 1. Kesesuaian dengan gambar SANGAT BAIK 4

Penyebutan gambar tokoh sesuai dengan karakter yang didapatkan, sesuai dengan usia, jabatan, tingkat keakraban, dan pekerjaan, relevan dengan dialog,

penyampaian makna tersampaikan. 20 BAIK

3

Penyebutan gambar tokoh sedikit ada yang kurang sesuai dengan karakter yang didapatkan, sedikit kurang sesuai dengan usia, jabatan, tingkat keakraban dan pekerjaan, relevan dengan dialog, penyampaian makna tersampaikan.

CUKUP BAIK

2

Penyebutan tokoh kurang sesuai dengan karakter yang didapatkan, kurang sesuai dengan usia, jabatan, tingkat keakraban, dan pekerjaan, kurang relevan dengan dialog, penyampaian makna kurang tersampaikan.

KURANG BAIK

1

Penyebutan gambar tokoh tidak sesuai dengan karakter yang didapatkan, tidak dengan sesuai usia, jabatan, tingkat keakraban, dan pekerjaan, tidak relevan dengan dialog, penyampaian makna tidak tersampaikan. 2. Ketepatan logika urutan cerita SANGAT BAIK 4

Padat informasi, pengembangan ide tuntas, isi dialog dikembangkan dengan sangat baik, relevan dengan teks dialog, tertata dengan sangat baik, urutan logis, kohesif.

20 BAIK

3

Informasi lengkap,

pengembangan ide tuntas, isi dialog dikembangkan dengan baik, relevan dengan teks dialog tetapi kurang lengkap, tertata baik dan urutan logis. CUKUP

BAIK 2

Informasi terbatas, pengembangan ide cukup, permasalahan tidak cukup, pengembangan terbatas, kurang relevan dengan teks dialog, kurang logis dan kurang kohesif.

KURANG BAIK

1

Tidak berisi, tidak ada pengembangan ide, tidak ada permasalahan. Permasalahan tidak cukup, tidak relevan dengan teks dialog.

3. Ketepatan makna keseluruhan cerita SANGAT BAIK 4

Pengungkapan makna sangat tepat, gagasan diungkapkan sangat jelas, padat, tertata dengan sangat baik dan logis, dialog antar tokoh sambung, kalimat efektif, mudah dipahami, sesuai ungguh-ungguh basa.

20 BAIK

3

Pengungkapan makna tepat namun sedikit kurang tepat, gagasan sedikit kurang jelas, gagasan sedikit kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, dialog antar tokoh sambung dan sesuai unggah-ungguh basa. CUKUP

BAIK 2

Pengungkapan makna cukup tepat dan terdapat beberapa kesalahan makna, gagasan kurang lancar, gagasan cukup tertata, dan dialog antar tokoh cukup sesuai dengan unggah-ungguh basa.

KURANG BAIK

1

Pengungkapan makna tidak tepat, gagasan tidak komunikatif, tidak terorganisir, banyak sekali makna yang tidak sesuai sehingga dialog antar tokoh tidak sambung dan maksud sulit dipahami dan tidak sesuai unggah-ungguh basa.

4. Ketepatan kata

SANGAT BAIK

4

Pemanfaatan kata sangat baik, pilihan kata krama dan ngoko 100% benar sesuai unggah-ungguh basa, ungkapan tepat, dan sangat menguasai pembentukan kata.

15 BAIK

3

Pemanfaatan kata baik, terdapat sedikit terjadi kesalahan, penerapan ngoko dan krama yaitu mencapai 75% benar, ungkapan kata tepat dan menguasai pembentukan kata.

CUKUP BAIK

2

Pemanfaatan potensi kata cukup terbatas, pilihan kata terkadang terjadi kesalahan, penerapan kata ngoko dan kata krama hanya mencapai 50% dan cukup menguasai pembentukan makna.

KURANG BAIK

1

Pemanfaatan potensi kata asal-asalan dan terbatas, sering sekali terjadi kesalahan pemilihan dan penerapan kata ngoko dan krama yang hanya mencapai dibawah 25%.

5. Ketepatan kalimat

SANGAT BAIK

4

Pemanfaatan kalimat sangat baik, pilihan kalimat yang diungkapkan sangat efektif dan benar 100% sesuai unggah-ungguh basa.

15 BAIK

3

Pemanfaatan kalimat baik, pilihan kalimat yang diungkapkan cukup efektif dan benar 75% sesuai unggah-ungguh basa.

CUKUP BAIK

2

Pemanfaatan kalimat cukup baik, pilihan kalimat yang diungkapkan kurang dan benar 50% sesuai unggah-ungguh basa.

KURANG BAIK

1

Pemanfaatan kalimat kurang baik dan asal-asalan, pilihan kalimat yang diungkapkan tidak efektif dan benar dibawah 25% sesuai unggah-ungguh basa.

SANGAT BAIK

4

Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis.

6. Ejaan dan tata tulis

BAIK 3

Menguasai aturan penulisan, sedikit kesalahan ejaan dan tata tulis.

10

CUKUP BAIK

2

Cukup menguasai aturan penulisan, terkadang terjadi kesalahan ejaan dan tata tulis.

KURANG BAIK

1

Tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan dan tata tulis.

(Diadaptasi dari Nurgiyantoro 2010: 430)

Keterangan Skor maksimal : 26

Nilai =

( ) ( )( ) ( )( )( )

Dokumen terkait