• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan

Expeiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 di Tiap Sesi Layanan Bimbingan

Berdasarkan data yang dihasilkan melalui self asessment scale tingkat karakter daya juang, ditemukan peningkatan yang berarti baik dari ketiga sesi yang diberikan. Tiap sesi mengangkat topik yang berbeda, sesi pertama dengan topik aku bisa, sesi kedua aku percaya diri, dan sesi ketiga dengan topik aku pantang menyerah. Mulai dari sesi pertama hingga sesi ketiga dalam proses implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Pada sesi pertama terdapat 33,3% siswa yang masuk kategori rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa

80

faktor yakni, belum pernah diimplementasikan model baru dan materi baru mengenai pendidikan karakter. Implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning memiliki intervensi berkelanjutan di antara setiap topik bahasannya.

Selanjutnya, di akhir sesi dua dan sesi tiga peneliti kembali menghimpun data pemahaman siswa melalui self asessment scale. Data yang dihasilkan terdapat peningkatan yang baik, sebab terjadi peningkatan pemahaman setelah implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di sesi dua dan sesi tiga. Pada sesi dua terdapat 45,4% siswa masuk dalam kategori sedang dan 42.4% masuk dalam kategori tinggi, walaupun belum sampai pada kategori sangat tinggi. Hasil analisis data sesi dua diyakinkan lagi dengan pengalaman refleksi siswa ketika proses implementasi berlangsung. Pada sesi tiga hasil olah data self asessment scale karakter daya juang menunjukkan peningkatan yang fantastis. Terdapat 51,5% siswa masuk dalam kategori tinggi dan 21,2% siswa masuk kategori sangat tinggi. Pencapaian pemahaman yang cukup melonjak jauh ini tentu dikarenakan keseriusan siswa dan kenyamanan yang dirasakan siswa dalam proses implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor di tiap sesinya.

81

Terjadi peningkatan di setiap sesi sudah membuktikan bahwa melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning karakter daya juang dapat ditingkatkan. Sejalan dengan pendapat Depdiknas, bimbingan dan konseling (2004) dan Sinaga (2013) menjelaskan bahwa melalui bimbingan klasikal siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. Selain itu, siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku orang lain. Apalagi dengan pendekatan experiential learning yang memiliki keunggulan menurut Sinaga (2013) yaitu dapat meningkatkan semangat siswa dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda.

Selama proses implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning berlangsung terjadi dinamika dimasing-masing pribadi atau di setiap siswa. Ada siswa yang semangat dan proaktif selama mengikuti kegiatan dan ada pula siswa hanya sekedar mengikuti dinamika yang berlangsung. Siswa yang semangat dan proaktif menunjukan peningkatan yang cukup tinggi di tiap sesinya, namun bagi siswa yang hanya sekedar mengikuti arus dinamikanya naik turun kemudian naik lagi. Dinamika ini terjadi karena karakter dapat sewaktu-waktu berubah.

82

Perubahan ini bisa disebabkan karena faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor ini memang sangat kuat korelasinya.

Berdasarkan peningkatan hasil self asessment dari implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning merupakan jawaban yang relevan terhadap permasalahan afeksi dan kognisi di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah guna meningkatkan karakter daya juang. Pada proses implementasinya siswa hanya diberikan bimbingan selama 2 (dua) hari pertemuan dengan 3 (topik) pembangun karakter daya juang yaitu, aku bisa, aku percaya diri, dan aku pantang menyerah. Jika kegiatan ini dapat dilakukan oleh semua warga sekolah secara berkala maka masalah yang terkait dengan karakter siswa dapat dikendalikan. 4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang

Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah Berdasarkan Penilaian Siswa.

Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning juga mendapatkan penilaian langsung dari para siswa. Siswa ikut berpartisipasi memberikan penilaian dengan capaian yang sangat menakjubkan, yakni sebagian siswa mengaku merasa terbantu dalam mengembangkan diri sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelaksanaan layanan. Pelaksanaan ini menjadikan siswa semakin mengerti, memahami, dan mengetahui akan

83

potensi dalam dirinya sehingga mampu mengaplikasikan pengetahuan disetiap pengalaman dan mewujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dirasa relevan dan mudah diterima oleh para siswa.

Pelaksanaan layanan yang relevan menjadikan siswa lebih mudah menerima materi dan mengajak siswa semakin aktif untuk mencoba hal-hal baru dalam proses pembelajaran. Dalam tabel 4.4 terdapat tiga pertanyaan yang diberikan Shading kuning oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketiga item tersebut merupakan pertanyaan negatif. Skor rendah dalam pernyataan negatif diartikan baik. Artinya, siswa merasa percaya diri dan tidak takut salah serta tidak malu dalam melakukan permainan. Selain itu, karena antusiasme yang sangat tinggi siswa tidak merasa capek, lelah, ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan.

Mencermati hasil berdasarkan penilaian siswa yang tertera dalam tabel 4.4, model ini tampak efektif dan bermanfaat bagi siswa. Hal ini tampak dari poin-poin bahwa siswa mengikuti dan menikmati proses bimbingan, ditandai dengan presentasi 100% di 11 itemnya yakni, 1, 3, 12, 14, 20, 21, 23, 24, 25, 27, dan 30. Walaupun item yang negatif yaitu item 7, 8, dan 17 hanya sebagian kecil yang memilihnya, ini menunjukan hanya sedikit siswa yang merasa takut, malu, capek, dan bosan dalam mengikuti semua kegiatan bimbingan.

84

Nampak jelas bahwa sebagian besar dari siswa menikmati kegiatan bimbingan ini. Dengan demikian sejalan dengan pendapat Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential learning yang menyatakan bahwa manusia terus belajar, tumbuh, dan berkembang. Proses belajar berdasarkan pengalaman langsung akan lebih bermakna dan dapat menjadikan pemahaman baru bagi pembelajar. Lebih meyakinkan lagi Nasution (2005) menyatakan bahwa pendekatan experiential learning akan lebih bermakna ketika pembelajaran mampu membangun pengetahuan baru dan ketrampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalaman secara langsung. Experiential learning lebih bermakna ketika pembelajar berperan serta dalam kegiatan. Jika ditinjau lebih jauh lagi, desain program ini akan menjasi baik apabila disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan supaya siswa mampu bertumbuh dan berkembang seoptimal mungkin serta disesuiakan dengan nilai karakter yang dirasa perlu ditingkatkan.

Terlebih, pendekatan experiential learning memiliki keunggulan yaitu belajar berdasarkan pengalaman, proses belajar siswa lebih bersifat terbuka dan siswa dapat mengalami proses belajar secara langsung, dimana dalam proses belajar siswa dapat memaknai setiap peristiwa yang sedang dialami. Memaknai peristiwa membawa siswa mampu membimbing dirinya sendiri untuk mengolah pemahaman baru. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa penerapan model

85

experiential learning dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.

Dengan melihat penilaian siswa mengenai efektivitas pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di SMP N 2 Seputih Surabaya, Lampung Tengah dapat dikatakan bahwa model ini sangat efektif dan bermanfaat. Artinya, model implementasi ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.

86

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN