• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS DALAM PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN 2014

Dalam dokumen PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZI (Halaman 42-47)

Halaman Kedua

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS DALAM PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN 2014

A. Latar Belakang

Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 2010-2014 adalah menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi setinggi-setinggi-tingginya 32%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita gizi kurang berhasil diturunkan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010 namun sedikit meningkat di tahun 2013 menjadi 19,6%. Prevalensi balita pendek turun dari 36,8% tahun 2007 menjadi 35,6% tahun 2010, namun sedikit meningkat di tahun 2013 menjadi 37,2%.. Untuk mendukung pencapaian RPJMN dan MDGs tersebut, dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2010-2014, yaitu: (1) balita gizi buruk mendapat perawatan; (2) balita ditimbang berat badannya; (3) bayi usia 0-6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif; (4) rumah tangga mengonsumsi garam beryodium; (5) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (6) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (7) kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi; dan (8) penyediaan stok cadangan (buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk daerah bencana. Dalam mendukung tercapainya 8 indikator tersebut terdapat beberapa indikator gizi yang dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan sistem kewaspadaan gizi.

Riskesdas yang hasilnya menjadi salah satu dasar untuk menetapkan kebijakan berbasis bukti hanya dilakukan antara 3-5 tahun sekali, sehingga untuk mengetahui perubahan indikator gizi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, maka pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG) menjadi sangat penting untuk memberikan gambaran kemajuan capaian pembinaan gizi di suatu wilayah antar waktu pelaksanaan Riskesdas. Pelaksanaan PSG merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi program gizi. Data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan PSG dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan dan rencana kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah.

Dalam rangka meningkatkan pemahaman teknis pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG) kepada pengelola gizi baik di Provinsi maupun di kabupaten dan kota serta AIPGI/Poltekkes Jurusan Gizi, maka diperlukan kegiatan Peningkatan Kapasitas petugas pelaksanan kegiatan tersebut.

B. Tujuan Umum

Meningkatkan Kemampuan Teknis Petugas (Pengelola Gizi Provinsi, Pengelola Gizi Kabupaten dan Kota, TPG Puskesmas dan AIPGI/Poltekkes) Dalam Pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG).

C. Tujuan Khusus

1. Petugas Mampu Menentukan Disain, Populasi, Sampel, Besar Sampel, Klaster, Sampel Rumah Tangga

2. Petugas Mampu Melaksanakan Cara Pengumpulan Data

3. Petugas Mampu Melaksanakan Manajemen Data (Editing Data, Entry Data, Cleaning Data)

4. Petugas Mampu Melaksanakan Analisis Data

5. Petugas Mampu Melaksanakan Penyusunan Laporan

D. Output

Terlaksananya Kegiatan Pemantauan Status Gizi dan tersedianya Informasi Status Gizi dari Seluruh Kabupaten dan Kota.

E. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan situasi dan waktu didaerah masing-masing.

F. Peserta

Peserta kegiatan peningkatan kapasitas petugas dalam pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG) terdiri dari:

1. Dosen AIPGI/Poltekkes Jurusan Gizi 2. Pengelola Gizi Dinkes Kabupaten dan Kota

Jumlah Peserta disesuaikan dengan ketersediaan anggaran di Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten dan Kota

G. Biaya

Biaya kegiatan ini bersumber dari Dana Dekonsentrasi Satker Direktorat Bina Gizi dan APBD Provinsi, Kabupaten dan Kota serta Biaya Lain yang Dapat dipertanggung jawabkan.

H. Jadwal

Jadwal terlampir dan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Jadwal tentatif adalah sebagai berikut.

Waktu Acara Penanggung Jawab Keterangan 07.00-08.00 Registrasi Peserta Panitia

08.00-08.30 Pembukaan dan Penjelasan Pertemuan Dinkes Provinsi/Pusat 08.30-11.00 § § Sampling Teknik Pengukuran Antropometri

§ Teknik Wawancara Dinkes Provinsi/Pusat Buku Juknis PSG 2014 11.00-13.00 Praktek Lapang di Puskesmas dan Posyandu Dinkes Provinsi/Pusat

13-00-14-00 ISHOMA

14.00-16.00 Review Dinkes Provinsi/Pusat 16.00-17.00 Penutupan Dinkes Provinsi

Lampiran 8 TEKNIK WAWANCARA PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Pengertian

Wawancara (interview) adalah salah satu bentuk untuk mendapatkan informasi/data yang dibutuhkan dari responden, yang dilakukan oleh pewawancara dengan tatap muka

B. Petugas wawancara

§ Interviewer (pewawancara): Orang yang mewawancarai, yang menentukan arah pertanyaan yang diajukan

§ Interviewee (terwawancara): Orang yang diwawancarai

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wawancara 1. Faktor Pewawancara

a. Ketrampilan wawancara

§ Menjelaskan dulu maksud dan tujuan § Memahami teknik interview yang baik

§ Menguasai kuesioner, mengacu Buku Pedoman

§ Probing untuk menggali informasi yg benar Bersikap netral § Mencatat jawaban dgn teliti, lengkap, jelas

§ Memposisikan diri (yang memerlukan data kita) § Penampilan sederhana, rapi

§ Sikap sopan, santun, rendah hati

§ Mampu sebagai pendengar, sebagai komunikator yang baik b. Rasa aman

§ Telah melapor pada yang berwenang (Dinkes, Puskesmas, Pamong, dll) § Mempunyai surat ijin dan tugas yang lengkap

§ Terjamin keamanan selama bertugas § Ijin melakukan wawancara (informed consent)

2. Faktor Responden

a. Karakteristik sosial § Umur, jenis kelamin

§ Karakteristik demografi lain (kawin dll) § Ekonomi, pekerjaan

§ Pendidikan

§ Adanya “jarak sosial”

b. Kemampuan menangkap pertanyaan § Kesulitan umum dalam komunikasi § Kesulitan bahasa teknis kesehatan

§ Kemampuan fisik dan mental (sakit, cacat indera, dll) § Penggunaan Penerjemah

c. Kemampuan menjawab pertanyaan § Kemampuan mengolah pertanyaan § Kemauan untuk menjawab pertanyaan § Keamanan untuk menjawab yang benar § Kerahasiaan responden

3. Situasi Wawancara

a. Waktu

§ Waktu yang tepat untuk wawancara § Lama wawancara

§ Wawancara diulang karena tidak selesai b. Tempat

§ Tempat yg tepat untuk wawancara § Dari pintu ke pintu

c. Kehadiran orang ketiga

§ Tanpa kehadiran orang “ketiga”

§ Diupayakan jawaban dari responden,bukan dari lainnya § Sikap masyarakat

§ Menghormati norma sosial setempat

§ Menjaga harapan dan kepercayaan masyarakat § Pemecahan masalah yg timbul di lapangan secepatnya

4. Faktor Isi Kuesioner

a. Pertanyaan peka

§ Pertanyaan dibuat sesuai dgn teknik pembuatan kuesioner yg baik

§ Hati-hati dengan pertanyaan “peka” (rahasia pribadi, kesehatan, sakit, kematian, SARA, dll)

b. Sukar ditanyakan

§ Gunakan padanan kata/istilah setempat § Kesulitan karena referensi waktu, dsb

D. Langkah-langkah Wawancara

1. Persiapan sebelum wawancara: a. Persiapkan bahan untuk wawancara b. Baca dengan seksama lokasi klaster

c. Perhatikan baik-baik rumah tangga pada klaster yg akan diwawancarai 2. Persiapan kunjungan lapangan

a. Melapor ke Kepala Dinkes setempat b. Menghubungi Puskesmas terdekat

c. Menghubungi Puskesmas, Mantri Statistik, atau untuk mendapat petunjuk tentang pusat klaster terpilih, bila diperlukan

3. Prosedur wawancara: a. Opening Interview

§ Membangun rapport (senyum, rasa humor yang tinggi,

§ Mengucapkan pujian tentang rumah/halaman atau anak) dengan responden § Memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan wawancara,

§ Meminta izin penggunaan alat rekam § Memberikan kisi-kisi pertanyaan

b. Real Interview : melaksanakan wawancara dengan berpedoman pada interview guide c. Closing Interview

Setelah wawancara selesai, jangan lupa sampaikan “Terima Kasih” pada responden d. Cara melakukan Probing

§ Pak saya ulangi pertanyaannya ya...” § ”mohon diulangi jawaban Bapak”

§ ”dapatkah Bapak mengulang jawaban sekali lagi” § ”mohon jelaskan maksud bapak”

§ ”apa yang Bapak maksud?” e. Pengendalian mutu hasil wawancara:

§ Kekompakan Tim

§ Cek-ricek kelengkapan dan konsistensi jawaban § Pemecahan masalah yg timbul di lapangan secepatnya § Data harus sahih karena:

ü Pencapaian indikator MDGs

ü Dukungan pada Sistem Informasi Kesehatan tingkat Nasional, Provinsi ü Bukti untuk memantau pencapaian tujuan Sistem Kesehatan Nasional ü Bahan utk perencanaan, monitoring, evaluasi program gizi dalam rangka

kebijakan dan strategi pembinaan gizi kedepan f. Menghindari pendapat orang lain saat wawancara

§ Hindari adanya orang ketiga di dalam ruangan

§ Ruangan lebih tenang, lebih tersendiri dan lebih menyenangkan § Jika ada orang ketiga ingin memberikan pendapat,

tolak dengan sopan tapi tegas

§ Sarankan mereka mengemukakan pendapat belakangan § Pusatkan perhatian pada responden anda

§ usahakan untuk duduk berhadapan dengan responden § ciptakan suasana santai (tidak tegang)

Jika responden menjawab tidak tahu:

§ Responden tidak begitu mengerti pertanyaan

§ Responden sedang berfikir, tetapi merasa kurang enak kalau membiarkan pewawancara menunggu lama

Lampiran 9

PANDUAN KERJA MENIMBANG DAN MENGUKUR ANAK

Dalam dokumen PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZI (Halaman 42-47)

Dokumen terkait