• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kapasitas SDM dan Penataan Kelembagaan 4. Persentase pegawai

berpendidikan minimal D-IV atau S1

60% 67% 111% 100% IKU

4.1.a Persentase pegawai yang sudah pernah mengikuti diklat

prajabatan

100% 95% 95% 100% IKU

4.1.b Persentase pejabat yang sudah pernah mengikuti diklat

kepemimpinan sesuai dengan eselon

100% 100% 100% 100% IKU

4.1.c Jumlah pegawai yang memangku

jabatan fungsional tertentu 1 0 0% 100% IKU 4.2 Penyusunan Renstra, RKT, LAKIP,

dan PK yang tepat waktu 4 4 100% 100% IKU

Tujuan 1

Meningkatkan Ketersediaan Data dan Informasi Statistik yang Berkualitas Tujuan utama yang ingin dicapai BPS adalah tersedianya data dan informasi statistik yang berkualitas. Tingkat pencapaian ini dapat diperoleh dengan mengukur capaian pemasukan dokumen (response rate) dan pelaksanaan pencacahan lapangan statistik yang tepat waktu. Tingkat capaian untuk kedua indikator mencapai 100 persen. Selain itu ketersediaan jumlah judul publikasi pun dapat dijadikan ukuran capaian kinerja sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada pengguna data. Persentase penyusunan publikasi statistik ekonomi baru mencapai 75 persen, sedangkan penyusunan publikasi statistik sosial dan kesejahteraan rakyat belum terealisasi di tahun 2014.

Laporan Kinerja Tahun 2014 23 Penyusunan publikasi statistik ekonomi dan publikasi statistik sosial belum mencapai target yang ditentukan disebabkan karena minimnya jumlah sumber daya manusia yang ada sehingga penyusunan belum semua dapat terealisasi.

Tujuan 2

Meningkatkan Pelayanan Prima dalam Rangka Mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang Andal, Efektif, dan Efisien

BPS selaku instansi yang bertugas mengumpulkan data, baik secara sensus maupun survei, wajib menyebarluaskan hasil kegiatan tersebut kepada masyarakat. Capaian tujuan II yaitu meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan SSN yang andal, efektif dan efisien juga menunjukkan hasil yang baik. Kegiatan ini meliputi pelaksanaan sosialisasi, pelayanan statistik terpadu, pelayanan data melalui web. Dari target yang ditetapkan tahun sebelumnya ternyata jumlah pengunjung PST BPS Kota Gorontalo tercapai melebihi 100 persen. Bahkan sosialisasi kegiatan-kegiatan BPS Kota Gorontalo telah berhasil dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali dibandingkan target sebanyak 1 (satu) kali, yaitu sosialisasi pengumpulan data sekunder dan sosialisasi Pendataan PODES. Hasil Survei Kebutuhan Data (SKD) pun menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, kecuali dari persentase konsumen yang merasa puas terhadap akurasi data hanya mencapai 89 persen dari target yang ditentukan. Hal ini menjadi tantangan bagi BPS Kota Gorontalo khususnya dan BPS seluruh Indonesia umumnya untuk meningkatkan akurasi data. Tantangan lainnya yang menjadi tugas sekaligus tantangan BPS yaitu keluhan pengguna data terhadap kemutakhiran data karena informasi yang tersedia sudah kurang up to date untuk digunakan. BPS harus mampu mempercepat penerbitan publikasi sehingga

timeliness dari data dan informasi yang dihasilkan tidak terlalu lama.

Sebagai “Pelopor data statistik terpercaya untuk semua”, maka penyebarluasan data kepada pengguna data, baik pemangku kepentingan maupun masyarakat secara umum menjadi sangat penting. Salah satu indikator ukuran yang dapat digunakan adalah jumlah pengunjung yang mencari informasi baik tatap muka langsung ataupun melalui media komunikasi lainnya. Jika dilihat dari jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan BPS Kota Gorontalo dan jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan informasi statistik melalui

Laporan Kinerja Tahun 2014 24 website BPS Kota Gorontalo, capaian yang diperoleh sangat memuaskan dan jauh melebihi target yang ditentukan. Bahkan beberapa pengguna data menggunakan media komunikasi lainnya seperti telepon dan sms (short message service), namun tidak tercatat dalam indikator di atas. Dalam hal pelayanan kepada pengguna data, masih ada kendala minimnya jumlah SDM yang mampu memahami substansi dari data dan informasi yang ada sehingga pelayanan terkadang hanya terbatas pada menyediakan data dan informasi. Untuk itu ke depannya akan dilakukan peningkatan kapasitas pegawai secara keseluruhan sehingga setiap pegawai BPS mampu memahami dan menjelaskan substansi dari data dan informasi yang ada.

Untuk meningkatkan hubungan dengan pengguna data khususnya instansi pemerintah yang sekaligus penyedia data, BPS Kota Gorontalo menyebarluaskan publikasi yang dihasilkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan dalam melakukan perencanaan, evaluasi maupun dalam mengambil kebijakan. Dari target 40 instansi pemerintah yang menerima publikasi, baru terealisasi 85 persen, sisanya akan didistribusikan sesuai kebutuhan instansi pemerintah lainnya.

Tujuan 3

Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sarana Kerja

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam penyediaan data dan informasi adalah proses pengolahan. Data berkualitas yang dihasilkan di lapangan tidak akan ada artinya jika proses pengolahan tidak dilakukan dengan baik. Hal tersebut harus didukung oleh sarana teknologi informasi yang memadai serta ketersediaan SDM yang melakukan pengolahan. Secara umum teknologi informasi yang tersedia sudah cukup memadai walaupun belum sepenuhnya mencukupi, misal dari sisi ketersediaan jumlah sarana komputer dan laptop. Kesiapan program entri pun kadang masih menjadi kendala, sehingga sering terjadi revisi atau patch program di akhir-akhir waktu pengolahan. Hal lain yang terkadang menjadi kendala adalah keterbatasan tenaga pengolah data khususnya untuk kegiatan besar seperti sensus. Strategi yang dilakukan adalah dengan merekrut mitra pengolah data dengan kriteria tertentu serta peningkatan pengawasan dalam pengolahan data tentunya.

Laporan Kinerja Tahun 2014 25 Hasil capaian kinerja BPS Kota Gorontalo tahun 2014 dalam hal pengolahan data yang terkirim ke BPS Provinsi Gorontalo tepat waktu mencapai 100 persen. Hal ini harus terus dipertahankan ke depannya.

Tujuan 4

Peningkatan Kapasitas SDM dan Penataan Kelembagaan

Ketersediaan SDM yang mempunyai keahlian merupakan syarat penting terlaksananya suatu kegiatan dengan baik. SDM harus terpenuhi tidak hanya dari sisi kuantitas, tapi juga kualitas. Peningkatan kualitas dapat melalui pendidikan formal maupun non formal. Jika dilihat dari persentase pegawai yang D-IV atau Strata 1 di BPS Kota Gorontalo mencapai 67 persen dari total pegawai, atau melebihi target yang ditentukan sebesar 60 persen. Pegawai BPS Kota Gorontalo khususnya yang berpendidikan di bawah D-IV atau Strata 1 akan terus didorong untuk meningkatkan kapasitasnya melalui peningkatan pendidikan.

Capaian pegawai maupun pejabat yang sudah mengikuti diklat pun cukup baik, hanya 1 (satu) orang pegawai yang belum mengikuti diklat prajabatan. Namun lain halnya dengan realisasi pegawai yang memangku jabatan fungsional tertentu justru tidak mencapai target, realisasinya sudah tidak ada pegawai yang memangku jabatan fungsional tertentu pada akhir tahun 2014. Hal ini menjadi tugas dan tantangan BPS Kota Gorontalo untuk mendorong pegawai BPS Kota Gorontalo yang belum memangku jabatan fungsional tertentu untuk menempatkan diri pada salah satu jabatan fungsional tertentu.

Sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, realisisasi penyusunan LAKIP (Laporan Kinerja), Renstra, PK dan RKT BPS Kota Gorontalo dapat diselesaikan tepat waktu. Namun dalam penyusunan masih banyak ditemui kendala, sehingga dirasa sangat perlu untuk dilakukan pembinaan dalam penyusunannya seiring dengan adanya perubahan dan penyempurnaan dalam hal dasar hukum, indikator, substansi maupun sistematika pelaporannya.

3.2. Evaluasi Kegiatan Tahun 2014

Pengukuran terhadap tingkat pencapaian kinerja seluruh program BPS Kota Gorontalo tahun 2014 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Evaluasi terhadap setiap indikator kinerja kegiatan yang ada di BPS Kota Gorontalo

Laporan Kinerja Tahun 2014 26 didasarkan atas hasil perhitungan pengukuran kinerja kegiatan seperti tertuang dalam formulir PKK (lampiran 6).

A. Evaluasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS menampung kegiatan pelaksanaan belanja pegawai dan non pegawai yang secara langsung memberi peran pada terselenggaranya proses kegiatan perkantoran di BPS Kota Gorontalo serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang statistik. Kegiatan tersebut meliputi:

1. Belanja Gaji dan Tunjangan PNS (5111) dengan realisasi mencapai 96,47 persen. Kegiatan ini meliputi :

- belanja gaji pokok PNS (100 persen) - belanja tunjangan (95,28 persen) - belanja uang makan (79,02 persen) - belanja tunjangan umum (100 persen)

2. Belanja Lembur (5122) dengan realisasi mencapai 100 persen. - belanja uang lembur (100 persen)

3. Belanja Tunjangan Khusus dan Belanja Pegawai Transito (5124) dengan realisasi 85,27 persen.

- Belanja pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) 85,27 persen

4. Belanja Barang Operasional (5211), realisasi mencapai 99,99 persen. Kegiatan ini meliputi :

- belanja keperluan perkantoran (99,99 persen) - penambah daya tahan tubuh (99,86 persen) - pengiriman surat dinas pos pusat (99,38 persen) - belanja honor operasional satker (100 persen)

5. Belanja Barang Non Operasional (5212), realisasi mencapai 99,99 persen. - Belanja bahan (99,98 persen)

- belanja honor output kegiatan (100 persen) 6. Belanja Jasa (5221), realisasi mencapai 99,99 persen

- belanja langganan listrik (100 persen) - belanja langganan telepon (99,99 persen)

Laporan Kinerja Tahun 2014 27 - belanja langganan air (99,73 persen)

- belanja jasa profesi (100 persen)

7. Belanja pemeliharaan (5231), realisasi mencapai 97,91 persen - belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan (99,94 persen) - belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin (97,34 persen) 8. Belanja Perjalanan Dalam Negeri (5241) dengan realisasi 85,24 persen

- belanja perjalanan biasa (52,72 persen)

- belanja paket meeting dalam kota (92,28 persen) - belanja perjalanan lainnya (80,00 persen)

Rata-rata hasil capaian kinerja program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS tahun 2014 mencapai 91,85 persen.

B. Evaluasi Program PSPAN

BPS Kota Gorontalo pada tahun 2014 mendapat alokasi dana untuk pengadaan teralis, Public Address Branch Exchange (PABX) dan pemagaran gedung kantor. Realisasi kegiatan ini mencapai 100 persen.

C. Evaluasi Program P2IS

Pelaksanaan Program P2IS di BPS Kota Gorontalo mencapai 99,63 persen yang dirinci menjadi 26 kegiatan, yaitu:

1. Sakernas Triwulanan 2. Sakernas Tahunan 3. Susenas Panel 4. Susenas Triwulanan

5. Penyusunan Statistik Politik Keamanan 6. Pendataan Potensi Desa Tahun 2014 7. Survei Industri Besar/Sedang Tahunan 8. Survei Industri Besar dan Sedang Bulanan 9. Survei Pertambangan, Energi dan Penggalian 10. Survei Konstruksi

11. Survei Perusahaan Peternakan dan RPH 12. Survei Perusahaan Perikanan, TPI/PPI/PP

Laporan Kinerja Tahun 2014 28 13. Survei Perusahaan Kehutanan

14. Survei Pertanian Tanaman Pangan/Ubinan

15. Survei Perusahaan Hortikultura dan Indikator Pertanian 16. Survei Perusahaan Perkebunan

17. Kegiatan ST2013 Pemutakhiran Subsektor Tahun 2014 18. Kompilasi Data Transportasi

19. Pengadaan Data IKK 2014 dalam Rangka Kebijakan dan Perimbangan 2015

20. Survei Harga Perdagangan Besar

21. Survei Statistik Keuangan Pemerintah Daerah 22. Survei Konsumsi 11 Bahan Pokok

23. Pendataan Survei Tendensi Konsumen 24. PDRB Tahunan Menurut Pengeluaran 25. PDRB Tahunan Menurut Lapangan Usaha 26. Penyusunan Statistik Indonesia

3.3. Akuntabilitas Keuangan 2014

Kegiatan BPS Kota Gorontalo tahun 2014 dalam penyelenggaraan statistik dilaksanakan melalui tiga program yang bersumber pada APBN, dituangkan ke dalam DIPA BPS Kota Gorontalo Tahun Anggaran 2014 Nomor : DIPA-054.01.2.428760/2014dengan Total Anggaran sebesar Rp. 2.632.366.000,- Rincian penyerapan anggaran dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya (DMPTTL) BPS, realisasinya mencapai 93,09 persen;

(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara (PSPAN), realisasinya mencapai 98,27 persen

(3) Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (P2IS), realisasinya sebesar 99,63 persen;

Persentase penyerapan anggaran secara keseluruhan sebesar 94,24 persen (lampiran 5.1). Kinerja masing-masing program dapat dilihat pada tabel 6.

Laporan Kinerja Tahun 2014 29 TABEL 5.1 REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN

DIRINCI MENURUT PROGRAM BPS KOTA GORONTALO TAHUN 2014

No. Uraian Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Program DMPTTL BPS 2.121.232.000 1.974.615.491 93,09 2. Program PSPAN 232.125.000 228.119.500 98,27 3. Program P2IS 279.009.000 277.964.500 99,63 JUMLAH 2.632.366.000 2.480.699.491 94,24

Apabila dilihat dari realisasi anggaran menurut belanja (Tabel 5.2) ternyata belanja pegawai memiliki daya serap terendah sampai dengan Bulan Desember Tahun 2014, yaitu hanya 91,99 persen. Hal ini disebabkan karena pagu anggaran khususnya untuk belanja uang makan dan belanja pegawai (tunjangan khusus/kegiatan) lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pegawai yang ada di BPS Kota Gorontalo. Selain itu untuk belanja pegawai (tunjangan khusus/kegiatan) atau tunjangan kinerja bulan desember tahun 2014 tidak dapat dibayarkan pada tahun 2014. Hal ini dikarenakan :

1. Berdasarkan Perka BPS Nomor 29 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 77 Tahun 2012 tentang Teknis Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Pusat Statistik Pasal 17 disebutkan bahwa pencatatan kehadiran, ketaatan pada kode etik dan disiplin pegawai, serta pelaksanaan cuti dilakukan tiap bulan dengan periode kehadiran yang terjadi antara tanggal 1 sampai dengan akhir bulan berjalan.

2. Ketentuan Pasal 18 Perka tersebut menetapkan bahwa berdasarkan pencatatan nilai capaian kinerja pegawai, ketaatan kehadiran, kode etik dan disiplin pegawai, maka tim membuat Laporan Rincian Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulanan dan menyampaikannya kepada unit kerja yang menangani pembayaran tunjangan kinerja paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Laporan Kinerja Tahun 2014 30 3. Tindak lanjut atas temuan BPS Nomor : 61b/LHP/XV/05/2014 tanggal 2 Mei

2014 yang menyebutkan bahwa BPS melakukan pembayaran tunjangan kinerja bulan desember 2013 secara penuh tanpa instruksi tertulis dari pejabat berwenang.

4. Pembayaran tunjangan kinerja pegawai bulan desember 2014 dibebankan pada anggaran tahun 2015 dan dibayarkan pada bulan januari 2015.

TABEL 5.2 REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN DIRINCI MENURUT BELANJA

BPS KOTA GORONTALO TAHUN 2014

No. Uraian Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Belanja Pegawai (51) 1.706.666.000 1.569.932.463 91,99 2. Belanja Barang (52) 683.075.000 672.197.528 98,41 3. Belanja Modal (53) 242.625.000 238.569.500 98,33 JUMLAH 2.632.366.000 2.480.699.491 94,24

Laporan Kinerja Tahun 2014 31 TABEL 6. AKUNTABILITAS KEUANGAN

TERHADAP HASIL CAPAIAN KINERJA PROGRAM

No Nama Program Daya Serap Anggaran Program (%) Hasil Capaian Kinerja Program (%) Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS 93,09 100

Pagu anggaran uang makan dan tunjangan kinerja jauh melebihi

jumlah pegawai; tunjangan kinerja desember dibebankan di

tahun anggaran 2015 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara 98,27 100 -

3 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik 99,63 100 -

Rata-rata Seluruh

Program 94,24 100 -

Laporan Kinerja Tahun 2014 32

BAB IV

PENUTUP

Dokumen terkait