BAB V PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan serta demi terciptanya kualitas bimbingan klasikal yang semakin baik maka peneliti mengemukakan beberapa saran, diantaranya adalah:
1. Bagi Guru Pembimbing
Guru pembimbing diharapkan dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini. Sehingga penyampaian materi bimbingan akan lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru pembimbing juga diharapkan mampu untuk terus menghasilkan metode yang lebih variatif sehingga peserta didik tidak bosan mengikuti layanan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan klasikal.
2. Bagi Siswa
Siswa diharapkan memiliki motivasi mengikuti bimbingan klasikal yang tinggi. Melalui motivasi khususnya motivasi intrinsik yang tinggi maka pribadi siswa akan menjadi semakin kuat dan kokoh. Motivasi yang tinggi tidak hanya saat bimbingan melalui metode yang menyenangkan saja namun setiap bimbingan klasikal.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti diharapkan semakin variatif, inovatif, dan kreatif dalam menyusun dinamika kelompok. Mengintegrasikan dinamika kelompok dengan media bimbingan serta metode lain seperti role playing guna meningkatkan kualitas pribadi peserta didik.
110
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Munawar Sholeh. 2005.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asy’ari, Safari Imam. 1983. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Usaha Nasional.
Azwar, Syaifudin. 2003.Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baharuddin & E. N. Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Bawani, Imam. 1997.Perkembangan Jiwa. Surabaya: Bina Ilmu.
Dame, Yulia Risma dkk. 2009. Pengaruh Pendidikan Seksualitas Dasar Dengan Menggunakan Dinamika Kelompok Terhadap Penurunan Kecenderungan Perilaku Seksual Pada Remaja Ed. Agustus 2009. Yogyakarta:Jurnal INSIGHTJurnal Ilmiah Psikologi Universitas Mercubuana.
Djamarah, S.B.Psikologi Belajar. 2008. Jakarta: Rineka Cipta.
Echols, John M. & Hassan Shadily. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Hamalik, Oemar. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Handoko, Martin. 1992. Motivasi (Daya Penggerak Tingkah Laku). Yogyakarta: Kanisius.
Hidayat, Dede Rahmat & Aip Badrujaman. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling.Jakarta :PT. Indeks.
Hurlock, Elizabeth B. 1991.Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan(Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.
---. 1997. Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta: Gramedia. Ismail, Andang. 2006.Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.
Johnson, David W. & Frank P. Johnson. 2012. Dinamika Kelompok Ed. 9 (Teori dan Keterampilan). Jakarta: Indeks.
Joni, T. Raka dkk, T. 1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Mulyasa, E. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasir, Moh. 1988.Metodologi Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Natawijaya, Rochman. 1987. Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok I. Bandung: Diponegoro.
Nurihsan, Ahmad Juntika. 2006. Bimbingandan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Petri, Herbert L. 1981.Motivation: theory and research. Towson State University, Baltimore, Maryland: Wadsworth Publishing Company.
Prayitno, dkk. 1998. Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP (Buku II). Jakarta: Penebar Aksara.
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanti, Heni. 2005. Upaya Meningkatkan Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpasangan di Kelas VIII SMP Negeri 2 Depok Yogyakarta. Skripsi: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Rusmana, Nandang. 2009.Permainan (Game & Play). Bandung: Rizqi Press. Sagala, Syaiful. 2009.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Kencana Prenada
Media Group.
Santoadi, Fajar. 2010.Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Penerbit USD.
Santrock, J.W. 2006.Life Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sarwono, Wirawan Sarlito. 1999. Psikologi Sosial:Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Schaefer, Charles. 2003.Play Therapy With Adults. Canada: John Wileys & Sons Inc.
Sofiyatun. 2013. Efektivitas Permainan Dinamika Kelompok dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa (Penelitian Eksperimen Kelas X. Tsm) Smk N 1 Sayung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Semarang: IKIP PGRI Semarang.
Sorsyth. 1983.Group Dynamics. California: Wadsworth, Inc.
Sukardi, Dewa Ketut & Desak P.E. Nila Kusmawati. 2008.Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi: Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
---. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro.
Surya, Moh. 1988. Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Praktek). Yogyakarta: Kota Kembang.
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Sutrisno, Leo. 1994. Pengajaran dengan Pendekatan Tradisi Konstruktivisme, Makalah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar Ed. Revisi 7. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
UU No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.
Usman, Moh. User. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardani, Dani. 2009.Bermain Sambil Belajar.Jakarta: Edukasi.
Winkel, W.S. 1985.Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.
---. 1996.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
---. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W.S dan M.M Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan( Revisi ). Yogyakarta: Media Abadi.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005.Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Depok Kelas/ Semester : X/ II Waktu : 3 x 45 menit
No. Tugas
Perkembangan
Bidang
Bimbingan Kompetensi Dasar
Materi
Pengembangan Layanan Penilaian Sumber
1. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat Pribadi-Sosial Siswa mampu mewujudkan kegiatan belajar dalam kehidupan mandiri dengan gaya belajar yang sesuai baginya
Gaya belajar Bimbingan Klasikal
Laiseg, Laijapan
Metode : Ceramah Media :
-Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette. 2004.Revolusi Cara Belajar. Bandung: Mizan Media Utama. 2. Siswa memiliki ketrampilan pribadi yang mendukung akademik Pribadi-Sosial Siswa mampu berkomunikasi dengan baik Komunikasi yang Efektif Bimbingan Klasikal Laiseg, Leijapan Metode:Dinamika Kelompok
Media : Tali Rafia
Muryanto. 2009.
Menciptakan Pribadi
Anak Mudah
Bergaul. Semarang: CV. Ghyyas Putra.
3. Mengembangkan keterampilan dan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa Pribadi-Sosial Siswa mampu meningkatkan ketrampilan bekerjasama dengan orang lain Kerjasama Bimbingan Klasikal
Laiseg Metode :Dinamika Kelompok Media : Kertas Koran Maddux Robert. 2001. Team Building. Jakarta: Erlangga
Lampiran 2
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 DepokWaktu Pelaksanaan : Mei Semester II Tahun Ajaran : 2012/2013
1. Topik / Permasalahan : Gaya Belajar
2. Tugas Perkembangan : Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
3. Sasaran Pelayanan : Kelas X 4. Bidang Layanan : Pribadi-sosial
5. Jenis Layanan : Orientasi, informasi, penguasaan konten 6. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
7. Kompts yg ingin dicapai : Siswa mampu mewujudkan kegiatan belajar dalam kehidupan mandiri dengan gaya belajar yang sesuai baginya
8. Bentuk Kegiatan : Bimbingan Klasikal
9. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
10. Metode Kegiatan : Ceramah, Diskusi 11. Tempat Kegiatan : Ruang kelas 12. Pelaksana Kegiatan : Peneliti
13. Pihak yang disertakan : Mitra kolaboratif dan pengamat 14. Alat dan perlengkapan : Alat tulis
15. Materi Layanan :Pengertian gaya belajar, tipe-tipe gaya belajar
16. Proses Kegiatan :
Eksplorasi : Konseli diminta menceritakan mengenai gaya belajarnya selama ini
Elaborasi : Konseli diberi penjelasan singkat mengenai pengertian gaya belajar
Konseli diberi penjelasan mengenai tipe-tipe gaya belajar
Konfirmasi : Konseli diminta untuk menentukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya 17. Rencana Penilaian
a. Laiseg : Siswa dapat menentukan dan melakukan langkah konkrit tipe-tipe gaya belajar yang sesuai dengan dirinya
b. Rencana tindak lanjut : 1. Konseling individu/ kelompok sesuai kebutuhan
2. Pemberian materi layanan BK selanjutnya.
Prosedur Layanan Bimbingan
No Pembimbing Peserta didik Waktu
1. Tes 3 Menit (Ice Breaking)
Siswa mengerjakan soal tes 3 menit
5 menit 2. Pembimbing
menanyakan siswa mengenai gaya belajar siswa selama ini
Siswa menjawab dengan menceritakan gaya belajar dirinya selama ini
5 menit
3. a. Pembimbing
menjelaskan pengertian gaya belajar kepada siswa
b. Pembimbing
menjelaskan mengenai tipe-tipe gaya belajar
Siswa mendengarkan aktif dan terlibat dalam penjelasan pembimbing mengenai gaya belajar dan tipe-tipe gaya belajar
20 menit
4. Pembimbing mengajak dengan membagikan lembar refleksi untuk dikerjakan siswa dan membahas hasil pekerjaan siswa lalu menutup kegiatan bimbingan
Peserta didik merefleksikan pengalaman belajarnya dengan mengerjakan lembar refleksi sesuai dengan arahan guru
10 menit
5. Pembimbing
membagikan angket dan skala kiraan sifat
Peserta didik mengisi angket dan skala kiraan sifat
5 menit
Yogyakarta, Mei 2013 Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pembimbing Peneliti
GAYA BELAJAR
1. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar atau “learning style” siswa adalah cara siswa bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar (Nasution, 1984). Dari beberapa penelitian, Nasution juga menyimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara yang konsisten yang dilakukan oleh siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah.
2. Tipe-Tipe Gaya Belajar siswa
Ada beberapa tipe gaya belajar yang dapat dicermati. Gaya belajarpertama
adalah gaya belajar visual (learners visual) yaitu gaya belajar yang mengandalkan penglihatan untuk memahami atau mengingat sesuatu. Karakteristik orang yang memiliki gaya belajar visual tersebut adalah:
(1) memiliki kebutuhan melihat secara visual, (2) memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,
(3) memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, (4) memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, (5) sulit mengikuti anjuran secara lisan,
(6) seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan, (7) tidak mudah terganggu oleh keributan.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu siswa yang memiliki gaya belajar tersebut adalah dengan menggunakan bentuk-bentuk grafis untuk menjelaskan suatu informasi. Bentuk-bentuk grafis itu dapat berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, tabel, grafik, atau catatan.
Gaya belajar kedua, gaya belajar auditori (auditory learners) yaitu gaya belajar yang mengandalkan pendengaran untuk dapat memahami dan mengingat suatu informasi.
Karakteristik orang yang memiliki gaya belajar tersebut adalah: (1) semua informasi hanya dapat diserap melalui pendengaran,
(2) mengalami kesulitan bila harus menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, dan
(3) mengalami kesulitan menulis atau membaca.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu siswa yang memiliki gaya belajar auditori adalah pertama, menggunakan tape perekam sebagai alat Bantu. Alat tersebut dapat digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk didengarkan kembali.
Kedua, mereka dapat diajak terlibat aktif dalam wawancara atau disksi kelompok.
Ketiga, mereka dapat mencoba membaca informasi, lalu diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk didengarkan dan dipahami. Keempat, mereka dapat melakukan review verbal dengan teman atau pengajar.
Gaya belajar yangketiga adalah gaya belajar kinestetik yaitu cara belajar yang dilakukan melalui gerak dan sentuhan.
Karakteristik orang yang memiliki gaya belajar itu adalah: (1) tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan, (2) belajar dengan memanipulasi dan praktek,
(3) merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita,
(4) menyukai buku-buku dan biasa mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca,
(5) merasa dapat belajar dengan baik bila disertai dengan kegiatan fisik.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu siswa tersebut adalah banyak melakukan pembelajaran praktek, belajar di luar kelas, seperti pengamatan atau terjun langsung ke lapangan.
Pertanyaan Re
1. Gaya belajar yang Anda ... ... ... ... 2. Sudahkah gaya belajar
Jika belum, apa kendala ... ... ... ... ... 3. Bagaimana cara Anda da
... ... ... ... 4. Sebutkan manfaat setela
... ... ... ...
“Masa depan Anda ada ditanggan anda, buatlah Masa Depan Anda cerah KUNCINYA adalah BELAJAR”
Refleksi:
nda miliki termasuk tipe gaya belajar yang mana ? ... ... ... ... jar yang Anda miliki diterapkan secara konsisten ( ndala yang Anda hadapi ?
... ... ... ... ...
a dalam menaggulangi kendala tersebut ?
... ... ... ...
telah mengikuti kegiatan ini !
... ... ... ...
“Masa depan Anda ada ditanggan anda, buatlah Masa Depan Anda cerah KUNCINYA adalah BELAJAR”
? ... ... ... ... n (terus-menerus) ? ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
“Masa depan Anda ada ditanggan anda, buatlah Masa Depan Anda cerah KUNCINYA adalah BELAJAR”
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 DepokWaktu Pelaksanaan : Mei Semester II
Tahun Pelajaran : 2012/2013
1. Topik / Permasalahan : Komunikasi
2.Tugas Perkembangan : Siswa memiliki ketrampilan pribadi yang mendukung akademik
3. Sasaran Pelayanan : Kelas X
4. Bidang Layanan : Pribadi-sosial
5. Jenis Layanan : Orientasi, informasi, penguasaan konten
6. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
7. Kompts yg ingin dicapai : Siswa mampu berkomunikasi dengan baik
8. Bentuk Kegiatan : Bimbingan Klasikal
9. Alokasi Waktu : 1x 45 menit
10. Metode Kegiatan : Dinamika kelompok (permainan)
11. Tempat Kegiatan : Ruang kelas
12. Pelaksana Kegiatan : Peneliti
13. Pihak yang disertakan : Mitra kolaboratif dan pengamat 14. Alat dan perlengkapan : Tali Rafia
15. Materi Layanan : Pengertian dan hambatan komunikasi 16. Proses Kegiatan :
a. Eksplorasi : Konseli diminta menceritakan bagaimana komunikasi dalam bekerjasama selama ini
b. Elaborasi : 1. Konseli diberi penjelasan singkat mengenai pengertian komunikasi 2. Konseli diberi penjelasan mengenai
tips-tips meningkatkan komunikasi yang baik
c. Konfirmasi : Konseli diminta untuk menentukan langkah konkrit yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi
17. Rencana Penilaian
a.Laiseg : Siswa dapat menentukan dan melakukan
langkah konkrit untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi
b.Rencana tindak lanjut : 1. Konseling individu/ kelompok sesuai kebutuhan
2. Pemberian materi layanan BK selanjutnya.
Prosedur Layanan Bimbingan
No Pembimbing Peserta didik Waktu
1. Ice Breaking(Angin Berhembus)
Siswa berperan aktif mengikuti perintah guru dan mengikuti permainan dengan baik
5 menit 2. Pembimbing menanyakan kepada siswa mengenai keterampilan komunikasinya selama ini
Siswa menjawab pertanyaan pembimbing dengan
menceritakan pengalaman dan keterampilan
berkomunikasinya selama ini
5 Menit 3. a. Pembimbing mengajak siswa memainkan permainan “Tali Kehidupan” b.Pembimbing mengajak peserta didik untuk memainkan permainan
“Pesan Berantai”
a.Siswa mematuhi peraturan dengan baik dan mengikuti
permainan “Tali Kehidupan”
secara aktif.Siswa dibagi menjadi 2 kelompok kecil. Masing-masing siswa kemudian diminta untuk memegang ujung tali dengan simpul di tengahnya. Saat pembimbing mengatakan mulai maka simpul di tengah diuraikan siswa dengan aturan ujung tali tidak ditukar ke teman lain dan tidak ditukar oleh siswa ke tangan yang lain. Sesi pertama siswa menguraikan tali tanpa berbicara sedikitpun lalu sesi kedua siswa mengurai tali dengan berbicara ke masing-masing kelompok. Kelompok yang paling cepat mengurai tali dan mematuhi peraturan menjadi pemenang.
b.Siswa terbagi dalam 3 kelompok kecil, siswa
bekerjasama dalam merangkai kata agar sesuai dengan yang diberikan pembimbing. Siswa paling belakang dibisikkan kata oleh pembimbing lalu dibisikkan kembali ke siswa paling depan dan kalimat yang dibisikkan harus sama.
Siswa paling depan kemudian menerima dan mengatakan kalimat yang dibisikkan dengan keras. Kelompok paling cepat dan benar menjadi pemenang. 4. Pembimbing mengajak siswa berdiskusi dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai pengertian komunikasi Siswa mendengarkan,
memperhatikan, menyimak dan aktif dalam diskusi serta
penjelasan pembimbing serta mengaitkan dengan kegiatan dinamika kelompok yang telah dilaksanakan
5 menit
5. Pembimbing
membagikan lembar refleksi dan mengajak siswa berefleksi sambil menjelaskan tips-tips meningkatkan
ketrampilan komunikasi
Peserta didik aktif merefleksikan diri sesuai dengan pengalaman yang didapat dalam kegiatan dinamika kelompok dan mendengarkan aktif penjelasan pembimbing
5 menit
6. Pembimbing menutup kegiatan bimbingan lalu membagikan angket dan skala kiraan sifat
Siswa mengisi angket dan skala kiraan sifat sesuai dengan yang siswa rasakan selama kegiatan bimbingan
dilaksanakan
5 menit
Yogyakarta, Mei 2013 Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pembimbing Peneliti
Handout “Komunikasi”
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah aktifitas yang dilakukan oleh semua manusia dan membutuhkan sebuah keterampilan khusus agar dapat melahirkan kesuksesan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, baik verbal maupun non verbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh dan ungkapan emosi.
B. Hambatan Komunikasi
Beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
C. Usaha Meningkatkan Ketrampilan Berkomunikasi 1. Proses komunikasi secara primer.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses komunikasi sekunder.
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
D. Ragam Komunikasi
1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
3. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
4. Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi
demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar(large group communication)untuk komunikasi ini.
Lembar Kerja Siswa
Nama :
Kelas :
1. Sebutkan kelebihanmu dalam berkomunikasi dengan orang lain
•... •... •... •... •... •... 2. Sebutkan kelemahanmu dalam berkomunikasi dengan orang lain?
•... •... •... •... •... •...
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 DepokWaktu Pelaksanaan : Mei Semester II
Tahun Pelajaran : 2012/2013
1. Topik / Permasalahan : Kerjasama
2. Tugas Perkembangan : Mengembangkan perilaku tanggung jawabsosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
3. Sasaran Pelayanan : Kelas X
4. Bidang Layanan : Pribadi-sosial
5. Jenis Layanan : Orientasi, informasi, penguasaan konten
6. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
7. Kompts yg ingin dicapai : Siswa mampu meningkatkan
ketrampilan bekerjasama dengan orang lain
8. Bentuk Kegiatan : Bimbingan Klasikal
9. Alokasi Waktu : 1x 45 menit
10. Metode Kegiatan : Dinamika kelompok (permainan)
11. Tempat Kegiatan : Ruang kelas
12. Pelaksana Kegiatan : Peneliti
13. Pihak yang disertakan : Mitra kolaboratif dan pengamat 14. Alat dan perlengkapan : Koran bekas dan tali rafia 15. Materi Layanan : Pengertian, manfaat dan prinsip
kerjasama 16. Proses Kegiatan :
a. Eksplorasi : Konseli diminta menceritakan bagaimana ketrampilan bekerjasamanya saat ini
b. Elaborasi :1. Konseli diberi penjelasan singkat mengenai pengertian kerjasama 2. Konseli diberi penjelasan mengenai
tips-tips meningkatkan ketrampilan bekerjasama
c. Konfirmasi : Konseli diminta untuk menentukan langkah konkrit yang akan dilakukan untuk semakin meningkatkan
ketrampilan bekerjasamanya 17. Rencana Penilaian
a.Laiseg : Siswa dapat menentukan dan melakukan
langkah konkrit untuk semakin meningkatkan ketrampilan kerjasama b.Rencana tindak lanjut : 1. Konseling individu/ kelompok sesuai
kebutuhan
2. Pemberian materi layanan BK selanjutnya.
Prosedur Layanan Bimbingan
No Pembimbing Peserta didik Waktu
1. Permainan sederhana
“Tangkap Jari”
Siswa mengikuti perintah guru dengan menjalankan permainan 5 menit 2. Pembimbing menanyakan siswa mengenai sikap
kerjasamanya selama ini
Siswa menjawab pertanyaan pembimbing dengan
menceritakan sikapnya dalam kerjasama selama ini
5 menit