• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Mutu Pendidikan Umum Berciri Khas Agama, Pendidikan Agama dan

Dalam dokumen Rencana strategis (renstra) (Halaman 50-55)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.8. Peningkatan Mutu Pendidikan Umum Berciri Khas Agama, Pendidikan Agama dan

Gambar 1.16 Grafik APM MI/Ula, MTs/Wustha, MA/Ulya Tahun 2015-2019

Berbeda halnya dengan APM, nilai APM mengalami peningkatan untuk MI/Ula, akan tetapi mengalami penurunan pada APM MTs/Wustha dan MA/Ulya di tahun 2019. Meski demikian Capaian target APM di tahun 2019 tetap terpenuhi berdasarkan tabel 1.11 di atas.

1.1.8. Peningkatan Mutu Pendidikan Umum Berciri Khas Agama, Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan

Pencapaian tujuan peningkatan mutu Pendidikan umum berciri khas agama, Pendidikan agama, dan Pendidikan keagamaan bagi seluruh masyarakat pada berbagai jenjang Pendidikan ditandai oleh 3 (tiga) hal, yaitu: (1) Meningkatnya rata-rata hasil Ujian Nasional

Keterangan Gambar: Sumber:

http://apkapm.data.kemdikbud.go.id/

Tahun 2020

siswa MTs; (2) Meningkatnya rata-rata nilai hasil Ujian Nasional siswa MA; dan (3) Meningkatnya Indeks Integritas Siswa.

Pada pencapaian Renstra Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi tahun 2015-2019, rerata nilai Ujian Nasional siswa MTs cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Begitu juga dengan rata-rata nilai Ujian Nasional MA, yang dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 1.17 Grafik Rata-Rata Nilai Ujian Nasional MTs & MA Provinsi Jambi

Terjadinya kecenderungan penurunan setiap tahun ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu: (1) tahun 2016 mulai diterapkan penyelenggaraan UN berbasis komputer yang memiliki tingkat akuntabilitas penyelenggaraan lebih tinggi, (2) meningkatnya tingkat kesulitan soal, dan (3) diintegrasikannya soal-soal kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam tes.

Salah satu misi pembangunan pendidikan nasional adalah meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral (penjelasan UU 20/2003). Amanat tersebut mempertegas peran pendidikan dalam mengembangkan watak dan karakter peserta didik, sekaligus memiliki integritas tinggi dalam menjalankan proses Pendidikan. Oleh karena itu sejak tahun 2017 Kementerian Agama telah melakukan survei untuk mengukur Indeks Integritas Siswa pada jenjang menengah atas, hasil Indeks Integritas Siswa untuk wilayah Provinsi Jambi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.18 Indeks Integritas Siswa Provinsi Jambi

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa Indeks Integritas Siswa untuk wilayah Provinsi Jambi mengalami penurunan di tahun 2019. Dimensi integritas yang menjadi fokus penelitian di tahun 2018 adalah kejujuran (honesty), tanggung jawab (responsibility), toleransi (tolerance) dan cinta tanah air. Sedangkan untuk tahun 2019, survey dilakukan untuk mendapatkan indeks karakter siswa karena pengukuran integritas dirasa perlu diperluas agar dapat mencakup unsur-unsur lain yang dapat mengukur karakter siswa. Dimensi karakter yang menjadi fokus penelitian adalah: Religiusitas, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong Royong dan Integritas. Dari hasil survey, maka didapatlah nilai indeks integritas siswa sesuai dengan data diatas. Menurunnya indeks integritas siswa di provinsi Jambi ini menjadi bahan perbaikan integritas proses pendidikan pada siswa, guru, dan madrasah. Namun tidak hanya itu, juga harus melibatkan keteladanan orang tua di rumah. Orang tua harus berkomunikasi dengan guru untuk memantau kegiatan siswa dalam kegiatan sehari-hari. Karena orang tua memiliki peran penting dalam peningkatan karakter siswa di sekolah/madrasah.

Potensi dan Permasalahan

Berdasarkan hasil evaluasi capaian-capaian kegiatan tahun 2015-2019, dan menelaah kondisi strategis saat ini, telah diidentifikasi berbagai potensi dan permasalahan yang bisa memengaruhi hasil capaian yang lebih baik. Potensi yang diidentifikasi dapat dijadikan modal dasar untuk mendukung capaian Renstra yang akan datang, dan permasalahan untuk diatasi. Berikut merupakan sejumlah potensi dan permasalahan yang akan dihadapi oleh Kanwil Kementerian Agama provinsi Jambi pada masa-masa mendatang.

1.2.1 Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama

Sejumlah potensi yang dapat mendukung keberhasilan dari Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama, yaitu:

1. Tingginya partisipasi masyarakat di Provinsi Jambi dalam mengikuti berbagai kegiatan bimbingan, pengajaran, dan penyuluhan keagamaan yang selama ini dilakukan secara mandiri, swadaya dan swadana oleh masyarakat;

2. Berkembangnya berbagai media penyebaran Pendidikan keagamaan seperti TV dan internet memberikan peluang untuk pengembangan jalur media komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk percepatan, perluasan jangkauan, dan promosi pesan-pesan keagamaan.

Sejumlah permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan upaya Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama, yaitu:

1. Indikator jumlah umat beragama yang aktif pada rumah ibadah tidak dapat dijadikan ukuran tingkat keimanan seorang pemeluk agama, karena dengan tidak hadir di rumah ibadah seseorang dapat dianggap kualitas keimanannya kurang;

2. Kepercayaan yang masih ‘berbaur’ antara penganut agama Konghucu dan agama Buddha. Karena dua agama tersebut masih memiliki pemahaman yang selaras tentang ajaran Tridharma.

1.2.2 Pengukuhan Suasana Kerukunan Hidup Umat Beragama Yang Harmonis

Sejumlah potensi yang dapat mendukung keberhasilan pengukuhan suasana kerukunan hidup umat beragama yang harmonis sebagai salah satu pilar kerukunan nasional, yaitu:

1. Sudah adanya dasar hukum pada tingkat implementasi dalam bentuk Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 8 dan 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah;

2. Telah dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di seluruh kabupaten di Provinsi Jambi sebanyak 12 (dua belas) FKUB dan desa sadar kerukunan;

3. Pemanfaatan dan pengembangan nilai-nilai kearifan lokal Provinsi Jambi bagi pengelolaan perbedaan dan konflik.

Sejumlah permasalahan yang dapat menghambat upaya pengukuhan suasana kerukunan hidup umat beragama yang harmonis sebagai salah satu pilar kerukunan nasional, yaitu:

1. Amanat PBM belum dilaksanakan secara optimal;

2. Tidak semua aktor FKUB yang memahami konsep, indikator, strategi, dan implementasi moderasi beragama;

3. Masih berkembangnya kelompok-kelompok yang cenderung melakukan tindakan intoleran sehingga mengganggu ketertiban umum dan kerukunan umat beragama.

1.2.3 Pemenuhan Kebutuhan akan Pelayanan Kehidupan Yang Berkualitas dan

Dalam dokumen Rencana strategis (renstra) (Halaman 50-55)