• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

Dalam dokumen PENGANTAR. Laporan Pelaksanaan kegiatan (Halaman 66-74)

Berikut adalah beberapa Pengertian dan Defenisi Tentang Akreditasi Penjamin Mutu itu sendiri.

1. Akreditasi Badan Peradilan Umum adalah pengakuan formal

yang diberikan oleh Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Badan Peradilan Umum terhadap kompetensi pengadilan tinggi dan pengadilan negeri dalam melakukan kegiatan berdasarkan penilaian kesesuaian terhadap standar yang ditetapkan.

2. Manajemen Mutu adalah suatu sistem manajemen yang

merupakan sekumpulan prosedur yang terdokumentasi dan terstandar yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari suatu proses terhadap kebutuhan pengadilan dalam memberikan pelayanan yang unggul/prima

3. Kebijakan Mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari

Pimpinan organisasi tentang komitmen organisasi dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktivitas keseharian organisasi

4. Prosedur Mutu adalah serangkaian instruksi tertulis yang

dibakukan dalam bentuk dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu organisasi

5. Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian instruksi

tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dan oleh siapa dilakukan

6. Daftar Pertanyaan (Checklist) adalah instrumen asesmen

yang berisi serangkaian pertanyaan seluruh aktivitas asesmen disertai bobot atau nilai masing-masing pertanyaan

7. Rencana Mutu adalah dokumen yang menetapkan proses,

prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan untuk memenuhi persyaratan pelayanan dalam menjalankan kebijakan mutu

8. Sasaran Mutu adalah target yang ditetapkan organisasi dalam

melaksanakan suatu proses yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu

9. Survei Kepuasan Masyarakat adalah pengukuran secara

komprehensip kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari penyelenggara pelayanan publik

10. Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Badan Peradilan Agama

adalah Tim Akreditasi yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama untuk mewujudkan ICP-E

11. Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Pengadilan Tinggi Agama

adalah Tim yang dibentuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama dalam rangka akreditasi penjaminan mutu pengadilan tinggi dan pengadilan negeri

12. Tim Penjaminan Mutu Pengadilan Agama adalah Tim yang

dibentuk oleh Ketua Pengadilan Agama dalam rangka akreditasi penjaminan mutu pengadilan negeri

13. Asesmen adalah proses yang sistematis, independen dan

terencana untuk memperoleh bukti asesmen dan mengevaluasinya secara objektif guna menilai kesesuaiannya terhadap kriteria asesmen

14. Asesmen Surveilan adalah asesmen pemeliharaan yang

dilakukan secara berkala terhadap pengadilan tinggi atau pengadilan negeri yang sudah mendapatkan akreditasi

15. Asesmen Ulang adalah asesmen yang dilakukan dalam

rangka memperpanjang keberlakuan sertifikat akreditasi, peningkatan kelas pengadilan serta pemulihan kembali atas pembekuan/pencabutan sertifikat akreditasi.

16. Asesor adalah orang yang melaksanakan asesmen

17. Asesor Internal adalah asesor yang melaksanakan asesmen

18. Klien adalah pengadilan tinggi dan/atau pengadilan Agama

untuk maksud kegiatan akreditasi

Reformasi Birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaharuan

dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyengkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (proses bisnis) dan sumber daya manusia aparatur.

Pemeliharaan Hasil Asesmen dalam rangka Akreditasi Penjamin Mutu

a. Pimpinan Pengadilan

Perancangan Pembangunan Zona Integritas ( ZI )

Pelaksanaan ZI merupakan suatu keharusan yang pelaksanaanya dilakukan sebagaimana tahapan yang ditetapkan dalam PERMENPAN NO 52 TAHUN 2014.

Maksud dan Tujuan

o Mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

o Tujuan untuk memberikan keseragaman pemahaman dan tindakan dalam membangun Zona Integritas menuju WBK/WBBM

Pengertian Umum

o Zona Integritas ( ZI )

Adalah predikat yang diberikan kepada Instansi Pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK / WBBM melalui reformasi birokrasi.

o Wilayah Bebas dari Korupsi ( WBK )

Adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan system manajemen SDM, penguatan pengawasan dan penguatan akuntabilitas kinerja.

o Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani ( WBBM )

Adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan penataan tatalaksana, penataan system manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan public.

Tahap- Tahap pembangunan ZI

o Perencanaan Pemabngunan Zona Integritas

o Proses pengembangan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dan informasi lengkap terkait dengan pambangunan zona integritas dapat dipelajari melalui permenpan nomor 52 tahun 2014.

b. Budaya Kerja ( 5R dan 3S )

Pelaksanaan 5R

o 5R sederhana dan mudah di mengerti tetapi susah dilaksanakan.

o Penerapan 5R diikuti dan di taati oleh semua level dari pimpinan hingga tenaga honorer.

o Melakukan perekaman keadaan sekarang agar dapat dijadikan perbandingan setelah melakukan 5R

o Melaksanakan kegiatan 5R secara bersungguh-sungguh.

o Membudayakan 5R, menjadikan 5R sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiatan kerja harian’

o Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan 5R

Prinsip-prinsip 5R o RINGKAS, o RAPI o RESIK o RAWAT o RAJIN  Makna 3S

o Senyum, adalah Gerakan bibir, tawa ekspresif yang tidak bersuara, senyum merupakan rasa senang, gembira dan suka.

o Salam, adalah tindakan gerakan tangan untuk memberikan rasa damai atau menyatakan hormat kepada orang lain.

o Sapa, adalah perkataan, sapaan untuk menegur, mengajak orang lain bercakap-cakap. Pengembangan buadaya kerja akan gagal total, bila bersifat indoktrinasi dari atas ke bawah, hal ini demikian menjadikan perubahan setengah hati.

B. PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

Pada prinsipnya yaitu :

o Tersedianya meja layanan yakni Layanan Pidana, Layanan Perdata, Layanan Hukum dan Layanan Umum.

o Petugas yang berada pada tiap meja layanan terdiri dari staf masing-masing kepaniteraan dan subag tata usaha dan keuangan.

o Para Panmud dan Kasubag Umum dan Keuangan secara bergilirian memimpin dan mengawasi (Front office).

o Front office berfungsi sebagai meja layanan untuk melakukan verifikasi kelengkapan berkas / dokumen.

o Back Office (panmud/kasubag) berfungsi memproses berkas/dokumen

o Setelah proses di Backoffice selesai, dokumen di kembalikan ke front office, selanjutnya di serahkan kepada pemohon / Pencari Keadilan ( Khusus untuk layanan hokum )

o PTSP dilaksanakan dengan cara sederhana dan mudah di akses.

Pelayanan kasir tersedia di meja PTSP.

C. INOVASI PELAYANAN PUBLIK

Selanjutnya perkenankan kami untuk menyampaikan kegiatan dan program kerja serta inovasi pelayanan publik telah dilaksanakan selama Tahun 2019 antara lain :

Pertama:

Untuk melaksanakan pelayanan kepada pencari keadilan, Pengadilan Agama Sijunjung telah berhasil meningkatkan pelayanan dengan loket pelayanan terpadu dimana semua pelayanan dapat dilayani dalam satu pelayanan terpadu dilantai 1 (satu) antara lain pelayanan surat masuk yang dilayani oleh Kasubag Umum dan Keuangan,

Kedua:

Berbagai keberhasilan dari kegiatan dan program kerja ini tidak saja sangat membanggakan, namun juga harus menjadi cambuk agar Pengadilan Agama Sijunjung dapat mempertahankan kinerja dan terus meningkatkan layanan publik dan kinerjanya ditahun tahun yang akan datang. Masih banyak program prioritas dan target dicetak biru pembaharuan Mahkamah Agung yang belum kita wujudkan. Kita harus berupaya lebih keras dan ikhlas serta bekerja tuntas agar Visi Mahkamah Agung menjadi Badan Peradilan yang Agung segera terwujud.

A. INTERNAL

Pengadilan Agama Sijunjung telah melakukan pengawasan atas jalannya peradilan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, Jurusita/Jurusita Pengganti serta pegawai lainnya sesuai maksud pasal 53 ayat 1 s/d 5 Undang-undang nomor 50 tahun 2009 Jo KMA Nomor KMA/080/SK/VII/2006. Dalam rangka melaksanakan pengawasan internal Pengadilan Agama telah membentuk Tim Hawasbid berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan Agama Sijunjung Nomor: W3-A10/74/PS.01/I/2019 tanggal 08 Januri 2019 tentang Penunjukan Tim Pengawas Bidang (Wasbid). Masing-masing tim terdiri dari 2 (dua) orang Hakim. Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan meliputi bidang :

1. Manajemen peradilan dan kinerja pelayanan publik;

2. Administrasi Perkara, Administrasi Persidangan, Operasional SIADPA, Meja Informasi dan Publikasi Putusan;

3. Administrasi umum

BAB V

Dalam dokumen PENGANTAR. Laporan Pelaksanaan kegiatan (Halaman 66-74)

Dokumen terkait