• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sistem pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera

NO WILAYAH KERJA KABUPATEN/KOTA

F. Upaya peningkatan pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sistem pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera

Utara.

Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu primadona bagi pembiayaan pembangunan di Daerah, Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pemungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial, yang pemungutannya diatur berdasarkan Peraturan Daerah No.1 Pasal 3 Tahun 2011 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Dijelaskan pula, bahwa semua orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor wajib membayar pajak dengan nama Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang dipungut di Wilayah Daerah tempat kendaraan bermotor didaftarkan.

Fakta bahwa Pajak Daerah bermasalah antara target dan realisasinya, demikan juga terhadap Pajak Kendaraan Bermotor. Maka dari itu penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor haruslah diimbangi dengan efektivitas dalam proses pemungutannya. Pengelolaan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerimaan-penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor sebagai komponen Pendapatan Asli Daerah khususnya pada Provisnsi Sumatera Utara. Penerimaan Pajak Pajak Kendaraan Bermotor dapat

dinyatakan efektif apabila realisasi melampui target yang telah ditetapkan. Berikut inimerupakan target dan realisasinya Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 3.2

Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

TAHUN TARGET TARGET REALISASI

PENERIMAAN

PERSENTASE

2011 1.000.000.991.000 1.046.727.575.214 104,57% 2012 1.199.237.457.346 1.211.376.190.415 101.01 % 2013 1.340.999.154.058 1.322.318.068.189 98.61% Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (2015,data diolah).

Berdasarkan tabel diatas dari tahun 2012 hingga tahun 2013 penerimaan dari Pajak Kendaraan Bermotor mengalami kenaikan yang cukup siginifikan, apalagi jika dilihat pada tahun 2013, hal ini tentunya dapat membangun pemikiran yang positif dari masyarakat bahwa pihak-pihak yang terkait dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ini telah menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik dikarenakan kenaikan yang terjadi pada penerimaan pendapatan pajak tersebut.Selama periode 2011–2013, terjadi peningkatan target dan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor di Sumatera Utara, yang mengindikasikan bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor memberikan kontribusi yang terus meningkat terhadap PAD.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kemandirian pemerintah daerah dibidan keuangan, semakin tinggi peranan Pendapatan Asli Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mencerminkan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan dan penyelenggaraan pembangunan serta pemerintah, dengan meningkatnya PAD, akan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap subsidi atau bantuan pemerintah pusat. Selain itu pemerintah daerah akan lebih leluasa membelanjakan penerimaannya sesuai dengan prioritas pembangunan yang sedang dilaksanakan didaerahnya. Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pemasok Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan PAD merupakan salah satu bagian dari APBD. APBD merupakan dasar dan modal penyelenggaraan otonomi dan pembangunan daerah. Sehingga dapat diketahui bahwa betapa pentingnya posisi dan fungsi PKB dalam pelaksanaan otonomi dan pembangunan daerah. Oleh karena itu upaya peningkatan PAD melalui PKB perlu dilakukan terlebih penyelenggaraan otonomi dan pembangunan daerah memerlukan modal finansial yang begitu banyak, dan jumlah kendaraan bermotor semakin lama semakin banyak. Hal ini merupakan peluang bagi upaya peningkatan PAD. Hal ini pula yang menyebabkan PKB menjadi primadona dalam upaya peningkatan PAD. Jika melakukan upaya peningkatan PAD melalui sektor PKB, berarti harus melakukan upaya peningkatan PKB terlebih dahulu. Meningkatnya perolehan PKB menjadikan meningkatnya pula PAD, dan meningkatnya PAD maka meningkat pula APBD. Demikian juga sebaliknya jika perolehan PKB menurun maka mengakibatkan penurunan terhadap PAD, dan menurunnya PAD akan menurunkan perolehan APBD.

Jadi diantara PKB, PAD, dan APBD memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan PKB, antara lain:

1. Dengan membuat aturan yang dapat menunjang upaya peningkatan PKB; 2. Melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan untuk meningkatkan

upaya pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

3. Dengan memberitahukan kepada masyarakat tentang penitingnya membayar pajak, agar masyarakat dapat membayar wajib pajak taat dan tepat Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada Pajak Kendaraan Bermotor juga mengalami banyak hambatan, berikut yang dapat dilakukanPKB sehingga dapat menanggulangi hambatan-hambatan yang terjadi,

4. antara lain:

a. Memperbaiki aturan hukumnya;

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas petugas pelaksana c. Melengkapi fasilitas (sarana dan prasarana)

d. Memerbaiki kondisi masyarakat, meningkatkan kesadaran wajib Pajak Kendaraan Bermotor agar taat dan tepat melaksanakan kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.Akan tetapi walaupun demikian hambatan jugan akan tetap ada. Hal ini wajar karena memang kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, watak, sifat masyarakat yang beraneka ragam, sehingga dapat mempengaruhi ketaatan mereka dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Hambatan hambatan yang ditemui diwilayah Kantor Bersama SAMSAT adalah:

a. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang pindah alamat tanpa pemberitahuan. Hal ini akan menyulitkan petugas dalam mencarinya;

b. Kendaraan yang dibeli secara kredit dengan menggunakan jasa leasing akan tetapi karena tidak dapat mengangsur cicilannya kemudian kendaraan ditarik kembali. Hal ini menyebabkan pembeli tidak mau membayar Pajak Kendaraan Bermotornya;

c. Kendaraan yang sudah rusak atau hilang yang kemudian menyebabkan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor tidak mau membayar Pajak Kendaraan Bermotornya;

d. Kendaraan yang sudah dipindah tangankan (dijual) kepada pihak lain tetapi masih belum balik nama. Karena merasa sudah menjual kendaraannya maka pemilik pertama tidak mau membayar PKBnya, sedangkan pemilik baru juga kurang memperhatikan kewajiban membayar Pajak Kendaraan Bermotornya.

Fakta lain menyatakan, walaupun jumlah penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung menunjukkan peningkatan dan memberikan konstribusi yang besar terhadap penerimaan daerah, pencapaian hasil relatif masih dibawah target. Khususnya pencapaian target (realisasi) penerimaan pajak daerah dari sub-sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), berikut realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

Tabel 3. 3

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Tahun Jenis Penerimaan Jumlah

PKB BBN-KB PBB-KB APU/ABT

2011 1.046.727.575.214 1.533.366.072.193 539.657.139.592 21.372.670.438 3.141.123.907.437

2012 1.211.376.190.415 1.808.944.474.183 587.582.131.614 28.171850.002 3.636.074.646.214

2013 1.322.318.068.189 1.642.093.635.022 682.716.876.960 1.909.046.044 3.685.437.787.937

Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (2015, data diolah)

Dilihat dari tabel diatas bahwa realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah setiap Tahunnya mendapatkan perubahan penerimaan yang diterima oleh Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara terutama yang diterima bagian penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor. Kebijakan pemerintah untuk memberlakukan pajak pajak progeresif atas kepemilikan kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama tidak hanya memiliki satu tujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja namun kebijakan ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kotakota besar. Dengan terjadinya pengurangan penggunaan kendaraan bermotor diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan arus lalu lintas yang menyebabkan kemacetan arus lalu lintas yang berada ditempat tersebut terutama pada kota-kota besar.

Berikut pengenaan pajak progresif didasarkan pada kepemilikan kendaraan bermotor:

1) Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah sebesar 1% dan paling tinggi sebesar 2%

2) Untuk kepemilikan kendaraan bermotor dan seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% dan paling tinggi sebesar 10% Salah satu pajak yang sangat besar pengaruhnya terhadap kas daerah adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Dalam peraturan Nomor 5 tahun 2011 Pajak Kendaraan Bermotor termasuk dalam kategori pajak provinsi dalam hal ini daerah Provinsi Sumatera Utara. Peraturan daerah tentang pajak daerah menyebutkan pada bab1 bahwa pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

G. Kontribusi Pajak Kendaraan bermotor Terhadap Pendapatan Asli

Dokumen terkait