• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Peran serta masyarakat 1 Pengembangan pelibatan

KEGIATAN KETERANGAN

VI. Peningkatan Peran serta masyarakat 1 Pengembangan pelibatan

2. Penyuluhan/ Kampanye dan peningkatan partisipasi masyarakat

6.5 RENCANA INVESTASI PENGEMBANGAN AIR MINUM 6.5.1. Petunjuk Umum

Sub Bidang Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya DepartemenPekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuanmeningkatkan pelayanan Air Minum di perdesaan maupun perkotaan,khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air selain itumeningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi dalam pembangunanPS Air Minum di perkotaan. Kerangka dasar penulisan ini bersifat umumdan fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.Muatan yang ada di dalamnya harus dapat dipenuhi untuk memudahkanpenilaian saat dilakukan penganggaran.

Tatanan program yang digunakan adalah sama dengan tatanan programpada RPJMN. Karena apa yang dituangkan dalam RPJMN, baik di pusatmaupun daerah harus menjadi perhatian dan acuan melakukanpemrograman.Sasaran program komponen Air Minum dibuat untuk mengisi kesenjangan Kondisi pada permasalahan yang mencuat dalam RPJMN dan kondisi yangdiinginkan pada sasaran kebijakan RPJMN, selain itu harus menunjang danmemenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi daerah atau kotabersangkutan.Dalam penyusunan RPIJM bidang harus memperhatikan Rencana IndukPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) yang ada diKabupaten/Kota, untuk daerah yang belum mempunyai RI-SPAMhendaknya dilakukan penyusunan RI-SPAM terlebih dahulu untuk jangka waktu sekurang-kurangnya selama 15 tahun.RIS-SPAM merupakan rencana jangka panjang suatu wilayah baik didalam Kabupaten/Kota, antar Kabupaten/Kota dan antar propinsi. Hal inidimungkinkan karena dalam pengembangan dan penyelenggaraan sistempenyediaan Air Minum tergantung dengan posisi dan letak unit-unit SPAMdan cakupan pelayanannya, contohnya sebuah Kabupaten/Kota tergantungpada sumber yang dimiliki oleh Kabupaten/Kota lain yang berada di daerahhulu.

6.5.2. Profil Rinci Kondisi Pelayanan Air Minum

6.5.2.1. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan

Kebutuhan air bersih untuk wilayah Kota Bima dilayani oleh PDAM Kabupaten Bima dengan sumber air baku berasal dari wilayah Kota Bima, Daerah Operasional dan Administrasi dan semua pelanggan PDAM (100%) berada dalam wilayah Administratib Kota Bima.

Untuk memenuhi kebutuhan air minum di Kota Bima, PDAM mengandalkan air baku yang berasal dari tiga sumber air yaitu Air sungai Nungga dengan debit 75 liter/det, Mata Air (Oi Si’i) 10 liter/det, dan Sumur Bor dalam Penaraga 5 liter/det.

Potensi yang terpakai 36,56 liter/det terdiri dari Sungai Nungga 35 Ltr/det Oi Si’i 10 liter/det, Sumur Bor dalam Penaraga 7 liter/det. Dari potensi yang dimanfaatkan, potensi sumber air baku masih cukup besar karena masih ada dua aliran sungai yang dapat dikelola menjadi sumber air baku yaitu di Sungai Busu dengan Kapasitas 65 Lt/det dan Sungai Dodu dengan kapasitas 75 Ltr/det. Dikedua sungai tersebut kondisi alam dan hutannya relatif masih baik dan tetap diperlukan usaha perlindungan dan pelestarian lingkungan.

Gambaran umum penyediaan air versih di Kota Bima tergambar dalam tabel 4.17. dan Tabel 6.18. sebagai berikut:

Tabel 6.17. Gambaran umum sistim penyediaan dan pengelolaan

No. Uraian Satuan

Sistim Perpipaan/ Non Perpipaandan Pengelolaan Masyarakat

Sistim

Perpipaan Keterangan

1 Pengelola - Masyarakat/RT/Koperasi PDAM/Instansi lain

2 Tingkat Pelayanan

% thd total

penduduk 72,94 % 27,06 %

3 Sumber Air Baku Titik 23 3

23 titik sumber air dibangungun oleh Pemerintah pengelolaannya diserahkan ke Masyarakat. Dan 3 titik dibangun oleh PDAM yang dikelola oleh PDAM

4 Kapasitas Sub Sistem Produksi: Kapasitas terpasang (desain) Kapasitas produksi saat ini terjual (dikonsumsi pelanggan) M3 M3 112,488 112,488 1.162 836 1.154 101

Kapasitas yang terjual hanya yang dikelola oleh PDAM, yang dikelola oleh Masyarakat adalah dibangun oleh pemerintah yang diperuntukan bagi masyarakat yang perpenghasilan rendah

5 Jumlah

sambungan Titik 7450 5306

6 Jam operasi sub sitem produksi Jam

Pagi - Sore 07s/d 09 – 16s/d18 = 4 Pagi-siang- Sore 06s/d09 -17s/d 22= 10 7 Kehilangan air (UFW) % 35 % 27,5 % 8 Jam operasi pelayanan Jam Pagi - Sore 2-2 = 4 Pagi-siang- Sore 4-3-3 = 10 9 Retribusi/Tarif berlaku (rata-rata) Rp/M3 0 Rp 2000 10 Tekanan pada jaringan distribusi .... ... ...

Tabel 6.18 Air Minum yang Disalurkan Melalui PDAM Dirinci Menurut Kategori dan Jumlah Pelanggan Tahun 2014

No. Kategori Pelanggan

Air Minum Yang Disalurkan

Jumlah Pelanggan Total Banyaknya (m3) Nilai(Rp. 000)

(1) (2) (3) (4) (5)

Sumber : Kota Bima dalam Angka 2015

6.5.2.2. Permasalahan yang dihadapi

Permasalahan yang dihadapi bagi Pemerintah kota Bima adalah :

i. Belum adanya kejelasan tentang pengalihan Pengelolaan Aset PDAM Bima ke Pemerintah Kota Bima, sehingga Pemerintah Kota Bima tidak bisa mengambil sikap dan keputusan dalam pengalokasian anggaran bagi pengembangan kapasitas produksi dan terpasang air Bersih PDAM.

ii. Terbatasnya Anggaran Pemkot Bima dalam Membangun Infrastruktur penyediaan air baku, infrastruktur jaringan air bersih dan tata laksana pengelolaan PDAM.

iii. Semakin menurunnya debit air di masing-masing sumber titik mata air dan aliran sungai dikawasan sumber air baku. Hal ini perlu dilakukan penanganan dan penanggulangan seceara konprehensip dan berkelanjutan.

iv. Penyediaan/kemampuan kapasitas produksi debit air bersih tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah permintaan/kebutuhan warga Kota Bima.

6.5.2.3.Solusi Pemecahan Pemecahan

i. Mengadakan diaolog mediasi antara pemerintah Kota Bima dengan Kabupaten Bima dengan mediasi Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Propinsi untuk menyelasaikan pengalihan aset PDAM Bima dengan prinsip yang berkeadilan.

ii. Pemerintah Pusat dan Provinsi menyediakan bantuan dana bagi Pemerintah Kota Bima untuk membangun dan menyediakan sarana dan prasarana air bersih.

iii. Melakukan sosialisasi pada masyarakat disekitar kawasan sumber mata air tentang kelestarian hutan, melakukan rehabilitasi dan penghijauan kembali kawasan mata air dengan melibatkan unsur masyarakat sekitar kawasan hutan, LSM, Kelompok Tani kehutanan, dan unsur-unsur terkait lainnya guna mendukung kesuksesan kegiatan tersebut.

iv. Membangun sarana dan prasarana bagi peningkatan kapasitas produksi debit air bersih, dan membangun fasilitas air baku dengan kapasitas yang memadai sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan masyarakat.

Dalam tabel 6.19 dibawah ini diuraikan tentang data analisis permasalahan dan rekomendasi tentang kondisi secara umum penyediaan air bersih di Kota Bima

2 Hotel/Objek Pariwisata … … …

3 Badan Sosial, R.S. dan T.Peribadatan 8 125 1 8711 863 49

4 Sarana Umum 10 947 30 151 575 23

5 Perusahaan, Pertokoan Industri 45 370 574 598 441 160 6 Instansi Pemerintah 28 386 122 029 255 59 7 Lain-lain/Pelabuhan 10 783 173 344 846 1

8 Susut/Hilang di Penyaluran … … …

Tabel 6.19. Analisis Permasalahan dan rekomendasi

NO URAIAN VOLUME SATUAN

EXISTING PROYEKSI

KET.

2012 1 2 3 4 5

I ASUMSI PERHITUNGAN 1 Kenaikan Tingkat Pelayanan

a. SR 27,06 % 27,06 25 50 75 90 90

b. HU/Sumur bor dangkal/sumur gali 82,93 % 82,93 75 50 25 10 10

2 Kenaikan Pemakaian Air

a. SR 62,5 Lt/det 62,5 82,5 105,5 120 140 160

b. HU/Sumur bor dangkal/sumur gali 114 Lt/det 114,41 100 80 60 40 40

3 Pemakaian Non Domestik 337 unit/hari 337 340 345 350 355 370

4 Penurunan Kebocoran 25 % 25 20 15 10 10 10

5 Debit Pemakaian Air

a. Maksimum 40 m3/det 40 50 80 90 100 110

b. Puncak 100 m3/det 100 90 90 80 80 80

6 Penduduk yang dilayani tiap samb.

a. SR 5306 smbngn 5 5 5 5 5 5

b. HU/Sumur bor dangkal/sumur gali 2553 smbngn 40 42 43 44 44 45 II PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

1 Jumlah Penduduk

127.373 jiwa 127.373 128.255 129.125 131.211 132.255 141.215 Tingkat pelayanan

a. SR 27,06 % 27,06 25 50 75 90 90

Dokumen terkait