• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning, proses belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu signifikan 10%. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan skor hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II. Peningkatan proses belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.20 perbandingan analisis rata-rata observasi prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut :

68.6 79.4 81 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Tabel 4.20

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II Rata- rata Presentase Rata- rata Presentase Rata- rata Presentase 1. Aktivitas Guru 24,5 45,3% 32 81 % 52,5 91% 2. Aktivitas Siswa 20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 %

Berdasarkan tabel 4.22 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 32 dengan persentase 81% yang mengalami peningkatan dari aktivitas guru prasiklus yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91% Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%, dibandingkan dengan prasiklus skor aktivitas siswa 20,3 dengan presentase 31,2% kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 56,5 dengan persentase 92,3%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.26 sebagai berikut:

Diagram Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

1.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 tersebut menyebabkan siswa kelas 4 kurang antusias dan pasif di dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua kegiatan di dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran bukan merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor

Prasiklus Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 45.3 81 91 Aktivitas siswa 20.3 83 92.3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ju m la h S is w a

yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 13 siswa atau 56,5% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 10 siswa atau 43,47% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga dengan menerapkan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning. Berikut ini tabel 4.21 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan prasiklus, siklus I dan siklus II:

Tabel 4.21

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II Rata- rata Presentase Rata- rata Presentase Rata- rata Presentase 1. Aktivitas Guru 24,5 45,3% 32 81 % 52,5 91% 2. Aktivitas Siswa 20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 %

Berdasarkan tabel 4.21 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 32 dengan persentase 81%, dibandingkan dengan tindakan prasiklus yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%, dibandingkan dengan kondisi prasiklus rata-rata skor aktivitas siswa 20,3 dengan presentase 31,2 %. Kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 56,5

skor observasi aktivitas guru dan siswa pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.27 sebagai berikut:

Diagram 4.27

Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.27 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model pembelajaran

Contekstual Teaching and Learning tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning, hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah

Prasiklus Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 45.3 81 91 Aktivitas siswa 20.3 83 92.3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ju m la h S is w a

ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.22 sebagai berikut:

Tabel 4.22

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II Hasil Belajar IPA 68,6 79,45 81

Pada pelaksanaan tindakan prasiklus nilai rata-rata yaitu 68,6 siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 79,45 mengalami peningkatan dari prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 68,6. Dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 79,9%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 90% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 81% dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 100%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 90% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II semua siswa sudah berhasil mencapai KKM 70. Untuk memperjelas peningkatan

diagram 4.28 sebagai berikut:

Tabel 4.28

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada prasiklus, siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, pada kerja kelompok dan presentasi dengan penerapan model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Siswa juga senang dalam belajar secara langsung dengan taman sekolah berkaitan dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Penerapan model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA untuk

Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata-rata 68.6 79.45 81 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 ju m la h S is w a

menanamkan konsep pada siswa. Selain itu model Contexstual Teaching and Learning membuat siswa dapat belajar mengenai materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan, kegiatan diskusi, bekerja kelompok, menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok. Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi membentuk situasi belajar yang kondusif.

Dokumen terkait