• Tidak ada hasil yang ditemukan

159 Peninjauan Kembali

Dalam dokumen T2 322010010 BAB III (Halaman 41-48)

Alasan/Keberatan Pemohon Peninjauan Kembali

Terdapat kekeliruan yang nyata:

1. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat jo putusan Majelis Kasasi Mahkamah Agung telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan ketentuan hukum Perseroan dan tidak cukup memberikan pertimbangan, sebab menurut ajaran “The Ultra Vires Rule” dan berdasarkan yurisprudensi MA No. 3246 K/Pdt/1992 tanggal 28 Agustus 1996, seorang Direktur Utama atau Direktur suatu badan hukum (korporasi) secara yuridis wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar korporasi sehingga bilamana direktur tersebut melakukan sesuatu perbuatan hukum yang menurut Anggaran Dasar diwajibkan memperoleh persetujuan dari komisaris kemudian ternyata Direktur mengesampingkan ketentuan ini, maka perbuatan hukum yang dilakukan oleh Direktur tersebut adalah tidak sah dan tidak berkekuatan hukum serta tidak mengikat Badan Hukum yang bersangkutan dengan akibat ia harus bertanggung jawab secara pribadi;

2. Pengadilan Niaga Jakarta Pusat jo Majelis Kasasi Mahkamah Agung telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan ketentuan hukum sebab pemeriksaan terhadap perkara ini tidak dapat dilakukan secara sederhana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) UU No. 4 Tahun 1998; kepailitan menganut asas “summarily proving” (pembuktian secara sumir). Adanya penempatan dana sebagaimana dalil pemohon pailit yang ternyata dalam pembuktian bahwa utang tersebut berasal dari PT. Fiskar Agung Perkasa bukan merupakan pihak dalam perkara ini, sehingga untuk membuktikan asal-muasal terjadinya utang-piutang, besarnya hutang yang telah dibayar, hutang yang masih tersisa hingga terjadinya peralihan utang-piutang dari PT. Fiskar

Agung kepada Pemohon Peninjauan

Kembali/Pemohon Pailit, kreditur kedua (PT. Intidana Adimandiri) serta kepada Termohon

160

Peninjauan Kembali/Termohon Pailit haruslah ditempuh melalui proses Acara Perdata biasa di Pengadilan Negeri. Di samping itu tidak sederhana perkara ini juga terbukti dari banyaknya bukti yang diajukan oleh Termohon Peninjauan Kembali dimana bukti-bukti ini perlu diklarifikasi satu per satu dengan melibatkan PT. Fiskar Agung dalam perkara ini.

Pertimbangan Hakim

Ditemukannya bukti baru yang bersifat menentukan (novum)

-

Terdapat kekeliruan yang nyata

 Bahwa keberatan-keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena dalam putusan yang dimohonkan Peninjauan Kembali tidak terdapat kesalahan berat dalam penerapan hukum sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 286 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1998;

 Bahwa seperti yang dipertimbangkan dalam putusan Pengadilan Niaga, terbukti adanya utang Termohon Pailit kepada Pemohon Pailit;

 Bahwa promissory note yang ditandatangani oleh Termohon Pailit telah sesuai dengan Pasal 174 KUH Dagang, karenanya sah sebagai suatu surat sanggup, sedangkan adanya ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan yang menentukan bahwa yang berwenang menandatangani promissory note adalah Direksi bersama-sama dengan Komisaris adalah persoalan intern Termohon Pailit yang tidak mempengaruhi keabsahan promissory note tersebut;

 Dalam pembuktian di persidangan, Termohon Pailit telah menegaskan kewenangan A.Z. Gunawan, Direktur Utama yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili kepentingan Perseroan.

 Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh PT. Central Total

161

Finance tersebut tidak beralasan sehingga harus ditolak.

Putusan Mengadili:

1. Menolak permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali PT. Central Total Finance tersebut;

2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000.000,- (lima juta Rupiah) Tanggal Pembacaan

Putusan

11 Januari 2005

6. Tingkat Pertama: Kasus PT. Bank Negara Indonesia vs

PT. Kalimas Sukses Baru Mandiri

a. Putusan No. 20/Pailit/2010/PN. Niaga. Sby

Indikator Uraian

Pemohon Pailit PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Termohon Pailit PT. Kalimas Sukses Mandiri

Tanggal pengajuan permohonan pailit

Kasus Posisi

Dalil Pemohon Pailit 1. Bahwa Pemohon adalah sebuah Perseroan yang bergerak di bidang jasa perbankan (Bank), sedangkan Termohon adalah Perseroan yang bergerak di bidang jasa distributor consumer goods; 2. Bahwa Pemohon memberikan fasilitas Kredit Modal

Kerja (KMK) sebesar Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima milyar Rupiah) yang merupakan hutang Termohon sebagaimana tercantum dalam beberapa perjanjian kredit;

3. Jangka waktu kredit sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Perjanjian Kredit No. 2003/KPI/52 tertanggal 21 Agustus 2003 adalah terhitung sejak tanggal 21 Agustus 2004 s.d. 20 Agustus 2004;

162

4. Bahwa setelah jangka waktu kredit yang dimaksud berakhir, Termohon tidak melakukan kewajiban untuk membayar utangnya sehingga Termohon harus memperpanjang jangka waktu kredit selama 3 (tiga) bulan menjadi tanggal 21 November 2004 dengan melakukan perubahan terhadap Pasal 4 Perjanjian Kredit No. 2003/KPI/52;

5. Bahwa Termohon lagi-lagi tidak dapat membayar utangnya yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu sehingga Pemohon terpaksa harus memperpanjang jangka waktu kredit selama 1 tahun yaitu dari tanggal 21 Agustus 2004 s.d. 20 Agustus 2005 dengan melakukan perubahan pada Pasal 4 Perjanjian Kredit No. 2003/KPI/52;

6. Dengan adanya beberapa perubahan pada Pasal 4 Perjanjian Kredit No. 2003/KPI/52 menunjukkan bahwa Termohon gagal memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo tersebut;

7. Oleh karena Pemohon tidak melakukan pembayaran utangnya yang telah jatuh tempo secara tepat waktu, maka total kewajiban Termohon Pailit sebesar Rp. 122.490.464.407 (seratus dua puluh dua milyar empat ratus sembilan puluh juta empat ratus empat puluh enam empat ratus tujuh Rupiah yang terdiri dari hutang pokok, tunggakan bunga, biaya dan denda. Pemohon mempunyai utang kepada kreditor lain, yaitu: 1. Liem Haryanto Limantara;

2. Kantor Pelayanan Pajak Banjarmasin;

3. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Banjarmasin

4. PT. Ajinomoto Indonesia; 5. PT. Nestle Indonesia; 6. PT. Phillips Indonesia;

7. PT. Citra Dinamika Interindo.

Jawaban Termohon Mengenai eksepsi bahwa Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya tidak berwenang untuk

163

mengadili perkara ini karena dalam Perjanjian Kredit No. 2003/KPI/52, kedua belah pihak telah menyepakati untuk memilih tempat kediaman hukum tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta

Pertimbangan Hakim Pengadilan Niaga terkait tanggung jawab Organ Perseroan: Pembuktian sederhana (summarily proving) mengenai adanya debitor - Pembuktian sederhana (summarily proving) mengenai adanya dua kreditor atau lebih

Menimbang bahwa oleh karena tidak adanya bukti mengenai adanya kreditur lain selain Pemohon, maka unsur harus ada dua kreditor atau lebih sebagamana disyaratkan dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tidak terpenuhi.

Pembuktian sederhana (summarily proving) mengenai satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

-

Pertimbangan mengenai eksepsi

Pasal 303 UU No. 37 Tahun 2004 menyatakan bahwa: “Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang terikat perjanjian yang memuat klausula arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar permohonan pernyataan pailit telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)”

Putusan Dalam eksepsi:

1. Menolak Eksepsi Termohon Pailit; Dalam pokok perkara:

2. Menolak permohonan pailit dari Pemohon Pailit; 3. Menghukum Pemohon Pailit untuk membayar biaya

permohonan yang timbul sejumlah Rp. 6.417.000,- (enam juta empat ratus tujuh belas ribu Rupiah). Tanggal pembacaan

putusan

164

b. Tingkat Kasasi: Putusan MA No. 249/K/Pdt.

Sus/2011

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Termohon Kasasi PT. Kalimas Sukses Baru Mandiri

Tanggal pengajuan permohonan kasasi

25 November 2010

Keberatan Pemohon Kasasi

Mengenai pertimbangan judex factie mengenai tidak adanya kreditur lain selain Termohon:

“Menimbang bahwa oleh karena tidak adanya bukti mengenai adanya kreditur lain selain Pemohon, maka unsur harus ada dua kreditor atau lebih sebagamana disyaratkan dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tidak terpenuhi.”

Bahwa sekalipun bukti-bukti yang diajukan oleh kreditor lain Liem Haryantor Limantara berupa kwitansi, cek ditandatangani oleh Indrato Kangmartono sebagai Direktur Utama PT. Delta Barito Indah, Indrato Kang Martono juga sebagai Direktur Utama PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri dan pinjaman tersebut digunakan untuk kepentingan PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri yang ketika itu membutuhkan dana, karena pemegang saham dan direksi dari PT. Deltabarito Indah adalah merupakan pihak yang sama dengan pemegang saham dan Direksi PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri yang juga dikenal sebagai “Kang Group”.

Bahwa oleh karena tindakan Indrato Kang Martono meminjam uang dari Liem Haryanto Limantara adalah untuk kepentingan operasional PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri, maka walaupun Indrato Kang Martono

165

melakukan transaksi tersebut dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama PT. Delta Barito Indah, namun harus diartikan untuk kepentingan PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri. Dengan demikian Liem Haryanto Limantara merupakan kreditor lain dari PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri.

Pertimbangan hakim kasasi terkait tanggung jawab Organ Perseroan:

Adanya debitor

Adanya dua kreditor atau lebih

Menimbang, bahwa bukti kreditor lain Liem Haryanto Limantara berupa surat pernyataan mempunyai hutang haruslah dikesampingkan oleh karena dalam surat tersebut Indrato Kang Martono tidak berkedudukan mewakili PT. Kalimas Sukses Baru Mandiri.

Menimbang, bahwa dalam persidangan tidak terbukti bahwa terdapat kreditor lain selain dari Pemohon Pailit/Pemohon Kasasi.

Satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

Putusan Mengadili:

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT. Bank Negara Indonesia PT. Bank Negara Indonesia;

2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah)

Tanggal pembacaan putusan kasasi

166

B. Analisis

Dalam dokumen T2 322010010 BAB III (Halaman 41-48)

Dokumen terkait