• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPELABUHANAN DI KABUPATEN GRESIK

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d Pasal 4 : Cukup Jelas Pasal 5 ayat (1) huruf a : Cukup Jelas Huruf b s/d c : Cukup Jelas

Huruf d : Yang dimaksud dengan Kelestarian Lingkungan adalah memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang penanganan pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Huruf e sd/ f : Cukup jelas

Ayat (2) : - Kegiatan peran dan fungsi dimaksud adalah merupakan:

a. Sampul dalam jaringan transportasi sesuai dengan herarginya;

b. Pintu gerbang perekonomian daerah dan internasional;

c. Tempat kegiatan alih moda transportasi; d. Penunjang kegiatan industri dan

perdagangan;

e. Tempat distribusi, konsolidasi dan produksi. - Fungsi Pelabuhan:

a. Kegiatan pemerintah;

b. Kegiatan jasa kepelabuhanan; c. Kegiatan Jasa Kawasan;

d. Kegiatan Penunjang Kepelabuhanan. - Klasifikasinya:

a. Fasilitas Pelabuhan; b. Operasional pelabuhan; c. Peran dan fungsi pelabuhan.

- Jenisnya : Pelabuhan Umum dan Pelabuhan Khusus.

Pasal 6 ayat (1) Huruf a : Yang dimaksud dengan Pelabuhan Laut adalah Pelabuhan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan menaikkan dan menurunkan Penumpang membongkar dan memuat barang, pelabuhan perikanan dan pelabuhan kapal wisata sebagai Pelabuhan Marina

Huruf b : Yang dimaksud dengan Pelabuhan Penyeberangan adalah Pelabuhan yang dipergunakan untuk melayani angkutan penyeberangan.

Ayat (2) : Cukup Jelas

Ayat (3) Huruf a : Yang dimaksud dengan fungsi Pemerintahan adalah fungsi Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Propinsi dan Pemerintahan Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Huruf b : Yang dimaksud dengan fungsi ekonomi Pelabuhan dan Penunjangnya adalah Kegiatan bisnis pelabuhan dan usaha lainnya yang menyangkut jasa kepelabuhanan

Ayat (2) : Cukup Jelas

Ayat (3) : Yang dimaksud dengan Penyelenggara diberikan kewenangan penuh adalah untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan di pelabuhan yang telah ditetapkan sesuai dengan DLKr dan DLKp pelabuhan dimaksud

Pasal 8 ayat (1) : CukupJelas Ayat (2) s/d ayat (4) : Cukup Jelas

Ayat (5) : Yang dimaksud dengan memiliki kewenangan penuh dan tidak dapat dilimpahkan adalah bahwa kewenangan Pemerintah Daerah dimaksud bersifat penuh, tidak terbagi-bagi dan tidak dapat dilimpahkan ke pihak manapun.

Pasal 9 ayat (1) : Yang dimaksud dengan lokasi untuk penyelenggaraan pelabuhan adalah wilayah daratan dan/atau perairan dengan batas-batas yang ditentukan dengan koordinat geografis.

Ayat (2) s/d ayat (4) : Cukup Jelas

Pasal 10 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Rencana Induk Pelabuhan adalah Master Plan dari pelabuhan yang diselenggarakan oleh masing-masing penyelenggara pelabuhan.

Ayat (2) s/d ayat (5) : Cukup Jelas

Pasal 11 ayat (1) : Batas-batas DLKp dan DLKr pe1abuhan ditetapkan dengan koordinat geografi untuk menjamin kegiatan kepelabuhanan.

Ayat (2) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 12 : Cukup Jelas Pasal 13 ayat (1) : Cukup Jelas

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan masing-masing berdiri sendiri dan tidak saling membawahkan adalah bahwa masing-masing penyelenggara Pelabuhan yang telah memperoleh penetapan DLKR Daratan dan Perairan

Pelabuhan diberikan hak untuk melakukan penyelenggaraan kepelabuhanan di DLKR dan tidak terikat atau dibawahi oleh penyelenggara yang lain. Pasal 14 ayat (1) : Ketentuan ini dimaksudkan bahwa Penyelenggara

Pelabuhan diberi kewenangan memanfaatkan wilayah perairan dan daratan yang telah ditetapkan dalam DLKR.

Ayat (2) : Cukup Jelas Pasal 15 ayat (1) huruf a : Cukup Jelas

Huruf b : Yang dimaksud dengan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar. Ayat (2) huruf a : Kewajiban Pemerintah Daerah dalam penyediaan

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah untuk memenuhi persyaratan keselamatan pelayaran dalam pengoperasian pelabuhan.

Huruf b s/d e : Cukup Jelas

Pasal 16 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Bangunan dalam ayat ini adalah bangunan yang belum tercantum dalam Rencana Induk Pelabuhan.

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan Pengerukan adalah Pekerjaan Penggalian bawah air dan pemindahan material hasil galian pada kolam Pelabuhan dan Alur Pelayaran;

Yang dimaksud dengan Reklamasi adalah kegiatan untuk mengembalikan kondisi darat yang rusak atau berubah karena abrasi ke kondisi semula;

Yang dimaksud dengan Tanah Timbul adalah daratan Yang sebelumnya tidak ada, dikarenakan pengaruh alam menjadi ada;

Yang dimaksud dengan Salvage adalah kegiatan pengangkatan kerangka kapal dan atau muatannya baik dalam rangka keselamatan pelayaran maupun tujuan tertentu misalnya pengangkatan benda-benda beharga;

Yang dimaksud dengan Kegiatan Bawah Air adalah berupa pembangunan, pemasangan konstruksi dan/atau instalasi yang dilakukan di bawah air; Sepanjang Peraturan Daerah mengenai pengaturan izin kegiatan reklamasi dan pengurugan belum ada, maka izin kegiatan dimaksud dikeluarkan oleh Bupati setelah memperoleh persetujuan DPRD. Ayat (3) huruf a s/d c : Cukup Jelas

Huruf d : Yang dimaksud dengan Kelestarian Lingkungan adalah pemeliharaan kelestarian lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ayat (4) : Cukup Jelas Pasal 17 : Cukup Jelas Pasal 18 huruf a : Cukup Jelas

Huruf b : Yang dimaksud dengan standart desain bangunan, alur pelayaran, kolam pelabuhan serta pelayanan operasional adalah standart desain pelabuhan yang dikeluarkan Direktorat Jendral Perhubungan Laut tahun 1985.

Huruf c s/d huruf e : Cukup Jelas Pasal 22 ayat (1) : Cukup Jelas Ayat (2) : Cukup Jelas

Pasal 23 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Pelabuhan Khusus dapat Melayani Kepentingan Umum dalam ayat ini adalah dalam kondisi normal diluar keadaan tertentu dan untuk hal dimaksud penyelenggara pelabuhan khusus harus memperoleh izin dari Walikota;

Pengertian izin melayani kepentingan umum tersebut adalah bukan untuk setiap kali kegiatan melayani

kepentingan umum, namun cukup pada saat pertama kali melayani kepentingan umum dimaksud.

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan keadaan tertentu sehingga pelabuhan khusus diwajibkan melayani kepentingan umum adalah bahwa kepentingan umum dimaksud memenuhi kriteria berikut:

1. Kepentingan umum dimaksud bersifat sangat darurat misalnya bantuan pangan, obat-obatan dan barang lain untuk tujuan bantuan kemanusiaan;

2. Pelabuhan umum terdekat tidak dapat berfungsi karena keterbatasan maupun kerusakan fasilitas; 3. Kepentingan Daerah dan Negara Republik

Indonesia Pasal 24 s/d Pasal 27 : Cukup Jelas

Pasal 28 Ayat (l) : Ketentuan yang dimaksud dalam ayat ini adalah bahwa kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan Penyelenggara pelabuhan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing penyelenggara dimaksud.

Huruf a s/d huruf e : Cukup Jelas

Huruf f : Yang dimaksud dengan Jasa Kepil adalah Penyediaan dan Pengoperasian Kapal Kecil sejenis mooring boat untuk membawa tali kapal untuk ditambatkan ke bolder dermaga

Huruf g s/d huruf m : Cukup Jelas

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan Pelayanan Jasa Pemanduan kapal-kapal adalah kegiatan memandu kapal yang dilakukan oleh petugas Pandu dalam proses sandar maupun lepas sandar di perairan wajib pandu;

Yang dimaksud dengan Jasa Kapal Tunda adalah kegiatan menunda kapal yang akan sandar atau lepas sandar yang dilakukan dengan kapal tunda.

Pasal 29 ayat (1) : Penyelenggaraan pelabuhan perikanan prasarana sebagai perikanan meliputi perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pengusahaan, perawatan, pengawasan dan pengendalian diatur tersendiri berdasarkan ketentuan Perundang undangan yang berlaku;

Aspek keselamatan pelayaran di pelabuhan perikanan sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (2) : Cukup Jelas Pasal 30 s/d Pasal 32 : Cukup Jelas Pasal 33 huruf a s/d huruf c : Cukup Jelas

Huruf d : Yang dimaksud dengan Pengembalian Biaya dan Investasi adalah bahwa dalam penetapan tarif pelayanan jasa kepelabuhanan harus memperhatikan kepentingan dan penyelenggara pelabuhan yang telah mengeluarkan investasi dalam pembangunan pelabuhan dan biaya untuk pengoperasian serta perawatan.

Huruf e s/d huruf f : Cukup Jelas Pasal 34 s/d Pasal 35 : Cukup Jelas

Pasal 36 ayat (1) : Dalam penetapan tarif jasa kepelabuhanan memperhatikan usulan dari penyelenggara pelabuhan berkaitan dengan struktur biaya investasi dan pengoperasian masing-masing pelabuhan.

Ayat (2) : Ketentuan ini dimaksudkan bahwa atas pelayanan jasa kepelabuhanan, pemungutannya dilakukan oleh Penyelenggara Pelabuhan;

Atas pelayanan jasa kepelabuhanan dimaksud dikenakan retribusi. Retribusi tidak dapat dikenakan pada jenis jasa yang sama.

Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 37 s/d Pasal 45 : CukupJelas

Dokumen terkait