• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak

7. Pentingnya Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak

Menurut Lerner (dalam Novitasari, 2017:10) kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Melalui membaca anak mendapatkan informasi dan pengetahuan yang akan berguna untuk anak.

Menurut Mercer (dalam Novitasari, 2017:11) kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan menemukan kebutuhan emosional. Melalui membaca, anak akan mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan yang akan bermanfaat untuknya sehingga anak akan dapat menguasai bidang-bidang akademik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

Menurut Dhieni dan Yarmi (dalam Pranata, 2017) ada beberapa alasan mengapa kita perlu menumbuhkan cinta membaca pada anak antara lain:

a. Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik. Sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca. Anak akan mencari-cari bahan bacaan yang menarik untuknya. Anak akan menyadari

betapa pentingnya membaca. Membaca akan dianggap sebagai kebutuhan oleh anak.

b. Anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Anak yang gemar membaca mempunyai kosakata bahasa yang lebih banyak. Kosakata yang anak dapat tersebut digunakan anak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Bahasanya pun lebih tertata dan teratur. Bahasa anak lebih lancar dan lebih mudah dipahami.

c. Membaca memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal dan membuat belajar lebih mudah. Melalui membaca anak akan lebih banyak mendapatkan informasi, pengalaman dan pengetahuan. Aspek kognitif anak akan berkembang dengan baik. Berbekal pengetahuan dan informasi yang anak dapat, anak lebih mudah menyerap pelajaran. Bidang-bidang akademik akan semakin dikuasai anak.

d. Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak. Membacakan cerita akan memperkaya anak dalam berbagai hal dikehidupan nyata. Bisa saja anak belum pernah mengalami suatu hal, tetapi lambat laun anak akan merasakan hal tersebut. Pada saat anak mengalami hal tersebut, mereka sudah memiliki gambaran pikiran dari cerita yang pernah anak dengar. e. Membaca dapat membantu anak-anak memiliki rasa kasih sayang.

contoh karakter yang baik. Anak dapat mengambil pesan yang baik dari sifat-sifat tokoh yang baik. Bahan bacaan yang berisi pesan kasih sayang akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih anak. Anak akan menyadari betapa pentingnya kasih sayang antarmanusia. f. Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia

yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan. Membaca adalah jendela dunia. Berbagai informasi dapat diperoleh dengan membaca. Banyak membaca berarti banyak membuka cakrawala pengetahuan. Anak yang sejak dini terbiasa membaca akan lebih percaya diri karena anak memiliki banyak informasi. Berbekal informasi dan pengetahuan yang anak punya, kemungkinan dan kesempatan ada di depan anak.

g. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan rasa berpikir kreatif dalam diri mereka. Membaca tentang keanekaragaman kehidupan dapat membuka pikiran anak. Informasi yang anak terima dapat membantu mengembangkan sisi kreatif otak, karena anak akan terpancing untuk memiliki rasa ingin tahu yang lebih. Hal Ini dapat memotivasi mereka membuat suatu inovasi melalui daya imajinasi dan kreativitasnya.

Kemampuan membaca dibutuhkan anak untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dikemudian hari. Memiliki kemampuan membaca maka ia akan mengalami banyak kemudahan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya

sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya yang memungkinkan anak meningkatkan kemampuan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan terpenuhinya kebutuhan emosionalnya.

B. Permainan Tutup Botol 1. Pengertian Permainan

Menurut Susanto (2016: 97), bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Berdasarkan pendapat tersebut dapat didefinisikan, dalam kegiatan bermain, tidak ada unsur paksaan, atas inisiatif sendiri sehingga amak memperoleh kegembiraan dan kepuasan. Anak juga tidak memikirkan hasil akhir dari permainannya nanti, yang anak pikirkan ia tertarik dan senang ketika bermain.

Menurut Piaget (dalam Pranata, 2017:17) permainan sebagai suatu media yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Permainan memungkinkan anak mempraktikkan kompetensi-kompetensi dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan dengan cara yang santai dan menyenangkan. Permainan yang mengembangkan kognitif anak misalnya permainan kotak pos, dengan permainan kotak pos anak akan mencari kata yang huruf awalnya sudah ditentukan melalui tepuk yang dilakukan.

Vigotsky (dalam Pranata, 2017:17) menyatakan bahwa permainan adalah suatu setting yang sangat bagus bagi perkembangan kognitif. Permainan tanpa disadari akan mengembangkan daya pikir anak. Ia tertarik khususnya pada aspek-aspek simbolis dan khayalan suatu permainan, sebagaimana ketika seorang anak menirukan tongkat sebagai kuda dan mengendarai tongkat seolah-olah itu seekor kuda. Contoh lain misalnya anak mengambil sebuah buku dan salah satu sisinya disandarkan di tembok, kemudian anak menirukan bagaimana buku itu sebagai laptop dan menekan bagian bawah buku sebagai

keyboard.

Menurut Suyanto (dalam Susanto, 2016: 97), mengatakan bahwa permainan memang baik untuk mendidik anak, tetapi permainan tersebut harus diberi muatan pendidikan sehingga anak dapat belajar. Permainan yang baik yaitu permainan yang selain memberi kepuasan dan kesenangan anak tetapi juga mengandung unsur pendidikan dan karakter misalnya, dalam permainan Sudamanda mengandung unsur pendidikan dan karakter yaitu anak berlatih untuk sabar menunggu giliran dan sportifitas atau kejujuran. Anak juga dapat mengembangkan motorik kasar anak yaitu keseimbangan tubuh.

Permainan merupakan jalan bagi anak-anak bisa melakukan ketrampilan baru, mencoba peran sosial baru dan memecahkan masalah rumit. Melalui permainan, anak-anak mempunyai kesempatan untuk menyelidiki secara mendalam dan memperhatikan secara rinci sekali

hal-hal yang menarik bagi mereka. Permainan memberikan anak-anak kesempatan untuk berperan cecara mandiri dan menantang diri mereka sendiri secara fisik dan intelektual misalnya dalam permainan kucing dan tikus, anak akan berpikir bagaimana cara agar ia dapat menangkap lawan mainnya dengan cepat misalnya dengan berbalik arah secara mendadak sehingga lawan akan kaget dan tertangkap.

Sekarang ini telah terbukti bahwa permainan anak-anak adalah kendaraan bagi perkembangan sosial emosi dan kognitif maupun sebagai cermin perkembangan mereka. Teori Piaget dan peneliti yang mendukung gagasannya menunjukkan bahwa permainan adalah proses berfikir. Permainan adalah jalan bagi anak-anak mengembangkan kemampuan menggunakan lambang dan memahami lingkungan mereka. Anak-anak bermain dengan benda dan barang di lingkungan mereka, mereka memperoleh pengetahuan tentang kekayaan alam dunia tempat mereka hidup.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Novitasari, 2017:20) menyatakan bahwa permainan suatu yang digunakan untuk bermain. Anak senang melakukan aktivitas yang mengasyikkan, menyenangkan dan menggembirakan. Menggunakan alat-alat permainan inilah anak-anak mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungannya. Melalui permainan mereka berkenalan dengan orang-orang dan hal-hal yang mengelilinginya sehingga menjadi akrab.

Melalui permainan anak bisa mengekspresikan dirinya dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya.

Seto (dalam Novitasari, 2017:20) mengemukakan bahwa bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain dan diri sendiri. Bermain tidak mengenal lingkungan dan tingkat sosial, dari masyarakat kecil sampai konglomerat perkotaan melakukan aktivitas ini. Permainan merupakan kesibukan yang ditentukan oleh diri sendiri, tidak ada unsur paksaan, desakan atau perintah dan tidak mempunyai tujuan tertentu. Melalui permainan anak merasa senang tanpa menghiraukan hasil akhir dari permainan yang ia lakukan tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan permainan adalah suatu kegiatan bermain yang santai dan menyenangkan yang dapat mengembangkan kognitif dan ketrampilan anak. Permainan mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu kegiatan main dilakukan. Permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak, oleh karena itu perlu adanya sarana dan kesempatan yang optimal dalam setiap kegiatan permainan yang dilakukan. Suatu permainan sangat penting memuat unsur pendidikan dan karakter.

Dokumen terkait