• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penunaian Potensi Zakat Pertanian oleh Muzaki di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

BAB IV ANALISIS DATA

KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

B. Penunaian Potensi Zakat Pertanian oleh Muzaki di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Zakat menjadi suatu hak bagi orang-orang yang berhak menerimanya, yaitu orang-orang yang termasuk dalam kriteria delapan asnaf yang disebutkan dalam Firman Allah Surat At-Taubah ayat 6 berikut:                         

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mua’llaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.8

Dalam ayat tersebut berisi tentang orang yang berhak menerima zakat seperti fakir, miskin, amil, muallaf, budak yang dimerdekakan, orang yang berhutang, sabilillah (pada jalan Allah), dan orang yang sedang dalam perjalanan. Intinya bahwa Allah SWT telah mengatur

8

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Bandung : Diponegoro 2010, hlm 196.

golongan orang-orang yang berhak menerima zakat. hal ini menunjukkan bahwa wajib diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu.9

Kemudian berdasarkan data yang diperoleh selama observasi dan wawancara, diketahui bahwa pemahaman masyarakat tentang zakat pertanian masih sangat kurang. Seperti halnya Bapak Slamet, Bapak Nastain dan Bapak Rabani yang mereka pahami hanyalah pada pengkategorian zakatnya, bahwa yang mereka pahami adalah zakat pertanian sama dengan zakat mal, sehingga ketika mereka mendapatkan panen dan hanya mengeluarkan 2,5% saja. Sementara Bapak Salman tidak mengetahui tentang ketentuan-ketentuan apa saja untuk bisa mengeluarkan zakat pertanian. Karena itu, Bapak Salman saat setelah panen hanya memberikan sebagian beras kepada para tetangga yang tidak mampu sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panennya.

Lain halnya dengan Bapak Judi, bahwa dia mengetahui adanya kewajiban megeluarkan zakat setelah panen serta ketentuan zakat setelah panen, namun Bapak Judi tidak melaksanakannya dengan alasan hasil panennya tidak cukup untuk membayarkan kebutuhan hidup keluarganya. Bapak Judi kurang memiliki kesadaran untuk mengeluarkan sebagian dari hasil panennya untuk berzakat. Hanya Bapak Ubaidillah saja dari narasumber yang peneliti wawancarai yang

9

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Cet. 1, Jakarta: Gema Insani Press, , 2002, hlm 7.

memahami dan selalu membayarkan zakatnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan Islam.

Dalam penyaluran atau pendistribusian zakat tersebut, mereka langsung memberikan kepada orang-orang fakir yang ada di lingkungan sekitarnya, serta harta tersebut mereka bagikan juga kepada saudara-saudara mereka sendiri. Jadi dalam penyaluran zakat tersebut masih belum sesuai dengan syari’at Islam.

Di Desa Tunggulsari memang tidak ada lembaga amil khusus yang mengelola zakat. Dulu pernah ada LAZISNU yang dibentuk sekitar 8 tahun yang lalu, namun itu tidak berjalan sama sekali, dan karena pengurusnya bukan orang dari desa Tunggulsari sendiri, sehingga tidak berjalan. Serta tidak adanya peran serta pemerintah desa untuk melanjukan adanya lembaga zakat tersebut10 Sampai sekarang bahkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa pernah ada lembaga yang mengurus urusan zakat di desanya. Harusnya dengan kehadiran lembaga zakat tersebut mampu menjadi hal baik bagi pemerataan kesejahteraan masyarakat di desa. Sehingga dari potensi-potensi zakat yang ada dapat menjadi sarana pengentasan kemiskinan yang ada di Desa Tunggulsari.

Dengan demikian, pelaksanaan penunaian zakat pertanian di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal sebagian besar masih kurang sesuai dengan syari’at Islam, karena mereka hanya

10 Penjelasan yang dipaparkan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Salman pada tanggal 11 Juni 2017.

mengeluarkan zakat sebagai infaq dan sedekah saja. Namun ada yang penunaian zakatnya sudah sesuai dengan syari’at Islam. Selain itu, penyaluran zakat hasil pertanian di Desa Tunggulsari masih ada yang belum sesuai dengan ketentuan syari’at Islam, karena dalam memberikan zakatnya mereka masih menggunakan takisran secara pribadi, tidak disesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam fiqih. Seperti yang sudah diketahui dari awal, terdapat petani yang tidak megetahui ketentuan-ketentuan zakat sebagaimana yang telah ditetapkan. Masyarakat petani Desa Tunggulsari banyak memberikan sebagian dari hasil panennya tanpa menghitung terlebih dahulu apakah hasil panen tersebut sudah mencapai satu nisab atau belum, walaupun ada beberapa dari petani yang menghitung terlebih dahulu.

76 PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang sudah disampaikan diatas, maka dapat kita tarik kesimpulan yaitu:

1. Potensi zakat pertanian yang mampu dikeluarkan di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal dalam setiap kali panen yaitu sebesar Rp 109.127.430,- (seratus sembilan juta seratus dua puluh tujuh ribu empat ratus tiga puluh rupiah). Hasil tersebut bisa menjadi solusi untuk pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat Desa Tunggulsari.

2. Muzaki di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal menunaikan zakat hasil pertaniannya yaitu dengan diberikan langsung kepada orang-orang fakir, miskin atau orang jompo yang ada disekitar lingkungan rumahnya dan juga kepada saudara atau kerabat mereka sendiri. Dalam membayarkan zakatnya, petani di Desa Tunggulsari ada yang sudah membayarkan sesuai dengan ketentuan dalam syari’at Islam. Namun, juga terdapat petani yang dalam membayarkan zakatnya belum sesuai dengan ketentuan dalam syari’at Islam. Ada juga petani yang tidak membayarkan zakat setelah panen, walaupun dia sudah mengetahui akan adanya kewajiban zakat dan dia berkewajiban untuk zakat, namun dia tidak membayarkannya

dengan alasan bahwa hasil dari panennya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, di Desa Tunggulsari pernah ada Lembaga Amil Zakat yang dibentuk, namun pada kenyataannya masyarakat tidak mengetahui tentang keberadaan lembaga zakat tersebut, sehingga tidak ada yang membayarkan zakatnya ke lembaga tersebut karena memang masyarakat tidak tahu.

B. Saran

1. Dengan besarnya potensi zakat pertanian yang telah dihasilkan, hendaknya para tokoh pemuka agama memberikan penerangan kepada masyarakat Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong tentang persoalan zakat, mulai dari persoalan kewajiban zakat sampai persoalan

nisabnya.

2. Akan lebih efektif lagi jika pembayaran zakat pertanian digantikan dengan pajak pertanian. Pemerintah bisa memberlakukan wajib zakat seperti halnya wajib pajak, karena hukum zakat adalah wajib bagi yang sudah mencapai nisab. Hal itu dilakukan agar terciptanya kesadaran zakat dimulai dari diri sendiri, serta adanya ikatan hukum karena hukum pajak adalah wajib untuk dibayarkan, sehingga nantinya akan menjadi kebiasaan dalam masyarakat, dan masyarakat akan lebih patuh untuk membayarkan zakatnya.

3. Berdasarkan Undang-Undang tentang pengelolaan zakat, bahwa zakat harus dikelola oleh lembaga resmi agar tidak terjadi kesinambungan sosial. Walaupun dulu pernah dibentuk lembaga zakat, namun itu sama

sekali tidak berjalan karena petugasnya adalah pihak dari kecamatan. Hingga saat ini, di Desa Tunggulsari sendiri masih belum ada lembaga khusus yang mengelola dana zakat seperti BAZ/LAZ, namun hal ini dapat dimulai dengan hal yang sederhana seperti pengoptimalan peran masjid sebagai amil zakat yang sah di kalangan masyarakat. Dari pihak amil zakat tersebut dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat Desa Tunggulsari mengenai kewajiban membayar zakat, pentingnya zakat, dan dampak zakat bagi kehidupan masyarakat. Sehingga pada setiap akhir panen, pembayaran zakat pertanian bisa diadakan dan masyarakat petani bisa membayarkan ke amil di masjid tersebut.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: “Potensi Zakat Pertanian di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal”.

Dalam pembahasan, skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang konstruktif, sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga amal baiknya mendapat

balasan dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi diri peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Abror, Indal. Beban Ekonomi Kaum Petani: Menghitung kembali Ketentuan Zakat

Hasil Pertanian, Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, vol. IV No 1, 2005.

Ahmad, Syaifudin. Fiqih Zakat, Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI), 2013.

Ahmadi, Rulam. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, cet. 3, 2016.

Amalia dan Kasyiful Mahailli. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, vol. 1, 2012.

Ash-Shiddieqy, T. M Hasbi. Pedoman Zakat, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984.

Daud Ali, Mohammad. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, cet.IX, Jakarta: Universitas Indonesia, 1988.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 2010.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi IV, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, jilid 1, Yogyakarta: Andi, 2002.

Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern, cet. 1, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.

Hasan, Ali. Masail Fiqiyah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Hasan Ayyub, Syaikh. Fikih Ibadah, Terj. Abdul Rosyad Shiddiq, jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2004.

Lutfiyyah, Ismy. Kesadaran Masyarakat dalam Pembayaran Zakat Pertanian di

Desa Tlogoagung Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan,

Surabaya, UIN Sunan Ampel, 2016.

Mamang, Eta dan Sopiah. Metode Penelitian: Pendekatan Praktis dalam

Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Yogyakarta, 2010.

Muashomah, Thoifatul. Persepsi Petani tentang ZakatHasil Pertanian: Studi

Lapangan di Ngambakrejo Tanggungharjo Grobogan, Semarang, IAIN

Walisongo, 2013.

Mufraini, M Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan

Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana, 2006.

Muhammdad Azam, Abdul Aziz dan Abdul Wahhab Syyed Hawwas, Fikih

Ibadah, Jakarta: Amzah, 2013.

Qadir, Abdurrahman. Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998.

Sa’di, ‘Adil. Fiqhun-Nisa Shiyam-Zakat-Haji: Ensiklopediana Ibadah untuk

Wanita, terj. Abdurrahim, Jakarta: Mizan Publika, 2008.

Shofwan Shalehuddin, Wawan. Risalah Zakat, Infak, dan Sedekah, Bandung: Tafakur, 2011.

Soemanto, Wasty. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016.

Sunggono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Wikipedia. Zakat Mal, Https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zakat_Mal.

Yusuf, Muri. Metode penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.

Zuhaily, Wahbah. Zakat: Kajian berbagai Madzhab, terj.Agus Effendi dan Bahruddin Fannany, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.

Zuhri, Syaifudin. Zakat di Era Reformasi: Tata Kelola Baru, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2012.

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK WAWANCARA

1. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

a. Apa saja kegiatan-kegiatan keagamaan di Desa Tunggulsari ? b. Menurut Anda apakah pengeluaran zakat di sini sudah memenuhi

syariat Islam ?

c. Bagaimana pengolahan tanah di desa ini ?

d. Bagaimana pandangan Anda tentang nisab zakat pertanian ?

e. Siapa yang wajib mengeluarkan zakat jika itu sudah mencapai nisab, apakah pemilik tanah atau pihak yang menyewa atau penggarap ? f. Bagaimana petani di sini membayarkan zakat nya ?

g. Apa yang menyebabkan petani enggan melaksanakan zakat ?

2. Petani

a. Dalam satu tahun Anda panen berapa kali ?

b. Dalam sekali panen, berapa kw/ton yang dihasilkan ? c. Berapa yang anda keluarkan untuk zakat ?

d. Bagaimana cara Anda mengeluarkan zakat tanaman padi ini ? e. Apakah Anda yakin bahwa zakat yang dikeluarkan itu sudah sesuai

syariat Islam ?

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Lengkap : Susi Nur Ajiati

Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 03 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum kawin

Alamat : Dk. Kedung Pucung RT 03 RW 05 Desa

Tunggulsari, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal

Pendidikan :

1. TK Mustika Sari Lulus Tahun 2001

2. SD N 2 Tunggulsari Lulus Tahun 2007

3. SMP N 2 Brangsong Lulus Tahun 2010

4. SMA N 1 Kaliwungu Lulus Tahun 2013

5. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang Prodi Ekonomi Islam angkatan 2013.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 19 Juni 2017 Penulis

Dokumen terkait