• Tidak ada hasil yang ditemukan

V.A. Memberikan bimbingan penuh kader statistisi

V.A.1. Memberikan bimbingan penuh kepada kader statistisi sampai mencapai Diploma III

Kegiatan dimaksud adalah membimbing kader statistisi yang berpendidikan SMA sampai dengan Diploma III dalam bidang statistik.

Satuan Hasil : Tugas Akhir Angka Kredit : 1

Pelaksana : Penyelia

Bukti Fisik : Surat tugas atau surat keterangan membimbing dari sekurang-kurangnya pejabat eselon II

Contoh:

Kurniasih, S.Sos., Statistisi Penyelia, diberi tugas untuk membimbing statistisi terampil lainnya, untuk menyelesaikan pendidikan DIII, maka Kurniasih memperoleh angka kredit sebesar 1 x 1 = 1.

V.B. Pengajaran/pelatihan di bidang statistik

Mengajar atau melatih pada unit/unit organisasi pemerintah dalam kegiatan statistik.

Kegiatan dimaksud adalah mengajar/melatih pada pendidikan dan pelatihan dalam bidang statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah.

Satuan Hasil : Jam (Jam Pelajaran) Angka Kredit : 0,03

Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Surat tugas atau surat keterangan mengajar dari penyelenggara diklat.

Contoh:

Ertianto, Statistisi Penyelia, ditugaskan mengajar materi Statistik Ekonomi pada suatu diklat teknis fungsional sebanyak 4 jam pelajaran. Dengan menunjukkan surat tugas mengajar dan surat keterangan mengajar dari penyelenggara diklat, maka Ertianto memperoleh angka kredit sebesar 4 x 0,03 = 0,12.

V.C. Peran serta dalam mengikuti seminar/ lokakarya/konferensi

Statistisi yang mengikuti seminar diberikan angka kredit apabila yang bersangkutan berperan sebagai pemrasaran/pembahas/narasumber/ moderator atau peserta. Khusus sebagai peserta seminar/lokakarya yang bisa dinilai dibatasi hanya 3 (tiga) kali dalam satu tahun.

1. Sebagai Pemrasaran Satuan Hasil : Kali Angka Kredit : 3

Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Sertifikat dari Penyelenggara seminar Contoh:

Surya, Statistisi Penyelia, sebagai pemrasaran (pembicara) pada sebuah seminar nasional dengan tema “Sosialisasi dan Pemanfaatan

Data Sensus Pertanian Tahun 2013”. Dengan menunjukkan surat

keterangan dari penyelenggara seminar, maka Surya memperoleh angka kredit sebesar 1 x 3 = 3.

2. Sebagai Moderator/pembahas/narasumber

Satuan Hasil : Kali Angka Kredit : 2

Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Sertifikat dari Penyelenggara seminar

Contoh:

Mulya, Statistisi Penyelia, diundang sebagai moderator pada sebuah seminar nasional dengan topik “Membangun Masyarakat Pesisir dan

Nelayan di Indonesia” di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dengan menunjukkan surat keterangan dari penyelenggara seminar, maka Mulya memperoleh angka kredit sebesar 1 x 2 = 2.

3. Sebagai Peserta

Satuan Hasil : Kali Angka Kredit : 1

Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Sertifikat dari Penyelenggara seminar Contoh:

Agung Nugroho, Statistisi Penyelia, diundang sebagai peserta pada sebuah lokakarya dengan topik “Pemanfaatan Data Statistik Dalam Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan” di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dengan menunjukkan surat keterangan dari penyelenggara seminar, maka Agung Nugroho memperoleh angka kredit sebesar 1 x 1 = 1.

V.D. Keanggotaan dalam tim penilai jabatan fungsional statistisi

Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional statistisi

Kriteria penilaian:

Statistisi yang menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit pada instansinya dapat memperoleh angka kredit sebesar 1 untuk setiap tahun masa keanggotaan.

Satuan Hasil : Tahun Angka Kredit : 1

Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Surat Keputusan Pejabat Yang Berwenang menetapkan angka kredit tentang pembentukan dan penetapan Tim Penilai Angka Kredit.

Contoh:

Renny, Statistisi Penyelia, ditunjuk menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Statistisi KKP, maka Renny memperoleh angka kredit sebesar 1 untuk setiap tahun masa keanggotaan.

V.E. Keanggotaan dalam organisasi profesi

Yang dimaksud dengan keanggotaan dalam organisasi profesi adalah menjadi pengurus atau anggota aktif suatu organisasi profesi dalam bidang statistik, seperti Forum Masyarakat Statistik (FMS), Ikatan Statistika Indonesia (ISI), dan lain-lain.

1. Pada tingkat nasional/internasional

Satuan Hasil : Tahun

Angka Kredit : a. Pengurus aktif : 1 b. Anggota aktif : 0,5 Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Surat keterangan keanggotaan pengurus organisasi profesi

Contoh:

Pradopo, Statistisi Pelaksana Lanjutan, diangkat sebagai sekretaris Ikatan Statistisi Indonesia (ISI). Dengan menunjukkan surat keanggotaan sebagai pengurus dari pimpinan ISI Pusat, maka Pradopo memperoleh angka kredit sebesar 1 x 1 = 1.

2. Pada tingkat provinsi/kabupaten/kota

Satuan Hasil : Tahun

Angka Kredit : a. Pengurus aktif : 0,25 b. Anggota aktif : 0,15 Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Surat keterangan keanggotaan pengurus organisasi profesi

Contoh:

Amelia, A.Md, Statistisi Penyelia, sebagai anggota Ikatan Statistisi Indonesia (ISI) Jawa Barat. Dengan menunjukkan surat keanggotaan,

maka Amelia memperoleh angka kredit sebesar

1 x 0,15 = 0,15.

V.F. Perolehan piagam kehormatan

V.F.1. Memperoleh penghargaan/tanda jasa satya lencana

Satuan Hasil : Tanda Jasa

Angka Kredit : a. 30 (tiga puluh) tahun : 3

b. 20 (dua puluh) tahun : 2

c. 10 (sepuluh) tahun : 1

Pelaksana : Semua Jenjang Bukti Fisik : Fotokopi Sertifikat

Statistisi yang mendapat penghargaan/perolehan prestasi tingkat nasional maka memperoleh angka kredit sebesar 1.

Contoh:

Suratna, Statistisi Penyelia, mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya 20 tahun. Kemudian mengajukannya untuk penilaian angka kredit maka Suratna memperoleh angka kredit sebesar 1 x 2 = 2.

V.F.2. Gelar kehormatan akademis

Angka Kredit : 15

Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Surat keterangan atau surat keputusan dari perguruan tinggi yang mengeluarkan penghargaan dan dilegalisasi oleh atasan.

Contoh :

Muhtoni, mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Indonesia. Apabila gelar kehormatan tersebut diajukan untuk penilaian angka kredit maka Muhtoni memperoleh angka kredit sebesar 1 x 15 = 15.

V.G. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya

Gelar kesarjanaan lainnya adalah gelar kesarjanaan yang diperoleh oleh fungsional statistisi yang tidak sesuai dengan bidang tugasnya.

1. Apabila suatu instansi/unit statistik memiliki kualifikasi pendidikan (jurusan) yang secara spesifik ditetapkan sebagai ‘jurusan yang diperlukan’ bagi dan ‘sesuai dengan bidang tugas’ statistisi di lingkungan instansi/unit statistisi yang bersangkutan, maka yang dimaksud dengan ‘memperoleh gelar kesarjanaan lainnya’ adalah perolehan gelar yang tidak sesuai dengan bidang tugas Statistisi.

2. Apabila suatu instansi/unit statistisi tidak menetapkan kualifikasi pendidikan (jurusan) tertentu sebagai ‘jurusan yang diperlukan’ bagi

dan ‘sesuai dengan bidang tugas’ Statistisi, maka angka kredit yang

diberikan untuk perolehan gelar kesarjanaan mengacu kepada ketentuan penilaian untuk unsur pendidikan sebagai bagian Kegiatan Utama.

Satuan Hasil : Gelar/Ijazah

Angka Kredit : a. Sarjana: 5

b.Sarjana Muda/Diploma III : 3

c. Diploma II : 2

Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Fotokopi ijazah kesarjanaan dan transkrip yang telah dilegalisir instansi yang berwenang sesuai dengan Ketentuan yang berlaku serta surat tugas/ijin belajar.

Contoh:

Faisal, A.Md., Statistisi Penyelia, memperoleh gelar Sarjana Akuntasi, maka Faisal memperoleh angka kredit sebagai unsur penunjang sebesar 1 x 5 = 5.

BAB IV

BUTIR-BUTIR KEGIATAN STATISTIK YANG DAPAT DINILAI DAN DIBERIKAN ANGKA KREDIT UNTUK JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI KEAHLIAN

I. PENDIDIKAN

I.A. Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Ijazah/Gelar

Pendidikan sekolah yang dimaksud untuk statistisi ahli adalah pendidikan formal pada perguruan tinggi dalam negeri yang diakreditasi oleh kementerian yang berwenang atau perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya diakui oleh kementerian yang berwenang.

Angka kredit yang diberikan kepada statistisi yang memperoleh gelar/ijazah jurusan statistik dengan jenjang lebih tinggi adalah selisih antara angka kredit gelar/ijazah yang lebih tinggi dengan ijazah yang pernah dinilai sebelumnya.Dalam hal jurusan non statistik yang mata kuliah statistikanya ≥ 9 SKS, maka dapat dianggap sebagai jurusan statistik.

Apabila memperoleh gelar atau ijazah di luar bidang statistik dan bidang lain di luar kualifikasi yang ditetapkan oleh Kepala BPS, maka pendidikannya diperhitungkan sebagai unsur penunjang.

Statistisi/calon statistisi yang berpendidikan S1 atau D IV selain dari bidang Statistik yang telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Statistisi Ahli, ijazahnya dinilai sebagai unsur utama (ijazah + diklat dinilai 100).

Satuan Hasil : Ijazah

Angka Kredit : 1. Doktor/Spesialis II (S3) : 200 2.Magister/Spesialis I (S2) : 150 3.Sarjana (S1)/Diploma IV : 100 Pelaksana : Semua Jenjang

Bukti Fisik : Fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang sudah dilegalisir serta surat ijin/tugas belajar.

Contoh:

1. Budi Prawoto, S.Si., Statistisi Muda, memperoleh ijazah S2 Statistik, maka Budi Prawoto memperoleh tambahan angka kredit dari pendidikan sebesar 150–100 = 50.

2. Daryanto, S.Si., Statistisi Muda, memperoleh ijazah S2 program Magister Manajemen dengan gelar M.M. Karena ijazah yang diperoleh bukan Jurusan Statistika maka Daryanto memperoleh tambahan angka kredit sebesar 10 sebagai penunjang.

3. Yulianti, S.St.Pi., Statistisi Muda, memperoleh ijazah S1 Sarjana Perikanan (S.Pi) dan S2 program Magister Sains. Ijazah S1 (S.Pi) diperoleh karena mengikuti program penyesuaian yang wajib diikuti untuk masuk program Magister Sains yang memiliki 10 SKS mata kuliah bidang ilmu Statistik maka Yulianti memperoleh tambahan angka kredit dari unsur pendidikan sebesar 50 (150 – 100). Sedangkan perolehan gelar S1 (S.Pi) tidak dinilai karena program tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari penyelesaian dari program S2. 4. Ilmiawan, A.Md., Statistisi Pelaksana dengan pendidikan DIII,

memperoleh ijazah S1 Jurusan Pertanian. Setelah mengikuti Diklat fungsional Statistisi Ahli dan dinyatakan lulus, maka Ilmiawan memperoleh tambahan angka kredit dari unsur pendidikan sebanyak 100 – 60 = 40, dan Ilmiawan harus dialihkan ke jabatan Statistisi Tingkat Ahli.

5. Irma, S.Pi., mengusulkan untuk dapat menjadi Statistisi tingkat Ahli. Agar Irma dapat diangkat menjadi Statistisi Ahli, Irma harus mengikuti dan lulus Diklat fungsional Statistisi Ahli. Setelah itu Irma dapat diangkat pada Jabatan Statistisi Ahli dan memperoleh nilai 100 pada unsur Pendidikan.

I.B. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang statistik serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan/sertifikat.

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Fungsional di bidang statistik bertujuan untuk meningkatkan kompetensi di bidang Statistik, antara lain Diklat Statistik demografi, komputasi statistik, penghitungan PDB/PDRB, Statistik Pertanian, Statistik Perhubungan, Statistik Harga. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pendidikan dan pelatihan pengelolaan data dengan menggunakan aplikasi pengolahan data (Microsoft Access, Microsoft Excel, STATA, SPSS, SAS, dll).

Satuan Hasil : Sertifikat Angka Kredit :

1. Lamanya lebih dari 960 jam memperoleh angka kredit sebesar 15; 2. Lamanya antara 641 - 960 jam memperoleh angka kredit sebesar 9; 3. Lamanya antara 461 - 640 jam memperoleh angka kredit sebesar 6; 4. Lamanya antara 161 - 460 jam memperoleh angka kredit sebesar 3;

5. Lamanya antara 81 - 160 jam memperoleh angka kredit sebesar 2; 6. Lamanya antara 31 - 80 jam memperoleh angka kredit sebesar 1; 7. Lamanya antara 10 - 30 jam memperoleh angka kredit sebesar 0,5; Yang dimaksud Jam adalah Jam pelajaran (JP). 1 (satu) JP = 45 menit

Apabila dalam STTPP lamanya pendidikan hanya tertulis dalam satuan hari, maka satu hari diperhitungkan 8 (delapan) Jam Pelajaran.

Pelaksana : Semua jenjang

Bukti fisik : STTPP yang dikeluarkan oleh penyelenggara diklat dan surat penugasan mengikuti diklat.

Contoh:

Dewi, S.Sos, Statistisi Pertama, telah mengikuti kursus Analisis Multivariat selama 200 jam dan memperoleh sertifikat, maka Dewi memperoleh angka kredit sebesar 1 x 3 = 3.

I.C. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III

Pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III adalah diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan PNS golongan III. Diklat ini dimaksudkan untuk pembentukan sikap mental, kemampuan fisik dan disiplin serta untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan yang diperlukan untuk menduduki suatu jabatan tertentu. Diklat Prajabatan dapat dinilaikan hanya untuk pengangkatan pertama kali atau pengangkatan dari jabatan lain setelah Peraturan Bersama Kepala BPS dan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2014 dan Nomor 1 Tahun 2014 diundangkan (4 Februari 2014).

Satuan Hasil : Sertifikat Angka Kredit : 2

Pelaksana : Semua jenjang

Bukti fisik : STTPP yang dikeluarkan oleh penyelenggara diklat terakreditasi dan surat penugasan mengikuti diklat prajabatan.

Contoh:

Thomas, S.St.Pi lulusan STP tahun 2011, diangkat menjadi CPNS tahun 2012 dan telah mengikuti Diklat Prajabatan Golongan III. Pada tahun 2013, Thomas, diangkat menjadi PNS kemudian diangkat menjadi Statistisi Pertama. Maka pada pengangkatan pertama Thomas memperoleh angka kredit dari pendidikan sekolah sebesar 100 dan dari diklat prajabatan sebesar 2 serta angka kredit dari unsur lainnya.

II. PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI STATISTIK

Dokumen terkait