RENCANA PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN DAERAH
2.1 Rencana Pendapatan
Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, berimplikasi terhadap
bertambahnya kewenangan daerah provinsi. Bahwa salah satu indikator dari
terwujudnya kemandirian daerah otonomi adalah kemampuan daerah untuk
membiayai sendiri. Oleh karenanya, sebagai representasi dari hal tersebut maka
upaya untuk menggali sumber-sumber penerimaan penerimaan daerah menjadi
suatu yang penting untuk dilakukan dalam rangka peningkatan pendapatan
daerah.
Berkenaan dengan pengelolaan anggaran pendapatan daerah, meskipun
pendapatan merupakan modal utama pembangunan, namun harus diperhatikan
bahwa kendala upaya peningkatan pendapatan melalui peningkatan pajak dan
retribusi daerah diupayakan tanpa harus menambah beban masyarakat. Sumber
pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak dan retribusi masih perlu
ditingkatkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dengan mempertimbangkan
kemampuan masyarakat dan kemampuan dunia usaha dan kondisi makro
perekonomian daerah.
Selain peningkatan pendapatan melalui PAD, sumber pendapatan lain juga perlu
ditingkatkan, antara lain Bagian Laba BUMD, Lain-Lain Pendapatan yang Sah,
Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak. Harapan
kedepannya porsi DAU akan dibantu dengan sumber-sumber pendapatan yang
dapat diusahakan oleh daerah.
Kebijakan Keuangan Daerah tahun anggaran 2018 diarahkan melalui upaya
peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dengan pengendalian pungutan
sektor pajak daerah, optimalisasi retribusi daerah, pendayagunaan aset daerah
dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; peningkatan dana
perimbangan dari Dana Alokasi Umum dan bagi hasil pajak, bukan pajak serta
peningkatan kerjasama Pemerintah dan Swasta.
Tantangan serta prospek perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebagaimana disampaikan pada RKPD dan KUA Tahun 2018, maka dapat
disajikan analisa dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah sebagaimana
tertuang pada Tabel II.1.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018
Kode Uraian Proyeksi /Target
2018
(1) (2) (3)
1.1 Pendapatan Asli Daerah 776.196.230.613,87
1.1.1 Pajak daerah 649.190.101.400,00
1.1.2 Retribusi daerah 23.810.905.014,87
1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 8.500.000.000,00
1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 94.695.224.199,00
1.2 Dana perimbangan 1.684.392.043.000,00
1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak 187.759.686.000,00
1.2.2 Dana alokasi umum 1.018.673.218.000,00
1.2.3 Dana alokasi khusus 477.959.139.000,00
1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 30.000.000.000,00
1.3.1 Hibah -
1.3.2 Dana darurat -
1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus -
1.3.4 Sumbangan Pihak Ketiga 30.000.000.000,00
1.3.5 Pendapatan lainnya -
Jumlah Pendapatan Daerah (1.1 +1.2+1.3) 2.490.588.273.613,87
Berdasarkan tabel II.1 tentang Target pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2018 dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada tahun 2018 target
pendapatan asli daerah adalah sebesar Rp. 776.196.230.613,87. Upaya-upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah
dilakukan melalui:
1) Memperluas basis penerimaan antara lain yaitu dengan mengidentifikasi
pembayar pajak baru/potensial dan jumlah pembayar pajak, memperbaiki basis
data objek, memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas penerimaan dari
setiap jenis pungutan;
2) Memperkuat proses pemungutan dengan mempercepat penyusunan
Peraturan-peraturan Daerah, mengubah tarif, khususnya tarif retribusi dan
peningkatan kualitas SDM yang melaksanakan pemungutan dan pengelolaan
pajak dan retribusi tersebut;
3) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya peningkatkan
kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah;
4) Meningkatkan pengawasan dengan melakukan pemeriksaan secara insidentil
dan berkala, memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap
5) Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan dengan
memperbaiki prosedur administrasi pajak melalui penyederhanaan administrasi
pajak, meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan serta
pemanfaatan teknologi online dalam pelayanan objek pajak dan retribusi;
6) Meningkatkan peran dan fungsi UPT, UPPD dan Balai Penghasil dalam
peningkatan pelayanan dan pendapatan, termasuk dalam PD yang ada;
7) Meningkatkan pengelolaan asset dan keuangan daerah, guna peningkatan
PAD.
Dana perimbangan tahun 2018 adalah sebesar Rp 1.684.392.043.000,00 dan
untuk pos lain-lain pendapatan daerah yang sah pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung mentargetkan sebesar Rp 30.000.000.000,00. Lain-lain
pendapatan daerah yang sah ini merupakan salah satu bentuk pendapatan
daerah.
2.2 Rencana Pembiayaan
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara
pendapatan dan belanja, sehingga defisit anggaran diupayakan untuk
diminimalkan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran
berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan
dan kesinambungan fiskal daerah.
Dalam rangka menutup defisit anggaran, daerah dapat melakukan pinjaman
daerah yang bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga
keuangan Bank, lembaga keuangan bukan Bank dan masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan
untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja
daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh. Kebijakan penerimaan
pembiayaan melalui, penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya (SiLPA).
Pengeluaran pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Arah kebijakan penerimaan pembiayaan daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun Anggaran 2018 sebagaimana yang tergambar pada Tabel II.2,
diarahkan pada:
2) Menggunakan SILPA untuk pembayaran pembentukan dana cadangan;
3) SILPA diupayakan menurun seiring dengan semakin efektifnya penggunaan
anggaran.
Adapun target dan kebijakan pembiayaan daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2018 adalah sebagaimana yang disajikan pada Tabel II.2
berikut:
Tabel II.2
Target Pembiayaan Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018
Kode Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Daerah Proyeksi/Target 2018
(1) (2) (3)
3.1 Penerimaan pembiayaan 509.411.726.386,13
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
(SILPA)
509.411.726.386,13
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan -
3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan -
3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah -
3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman -
3.1.6 Penerimaan piutang daerah -
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 509.411.726.386,13
3.2 Pengeluaran pembiayaan -
3.2.1 Pembentukan dana cadangan -
3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah -
3.2.3 Pembayaran pokok utang -
3.2.4 Pemberian pinjaman daerah -
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan -
Jumlah Pembiayaan Netto
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan (SiLPA)
-PRIORITAS BELANJA DAERAH
3.1 Belanja Daerah Tahun 2018
Tujuan Perencanan Pembangunan Nasional sebagaimana yang tercantum pada
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah untuk mendukung koordinasi antar pelaku
pembangunan dan menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik
antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara
pusat dan daerah.
Dalam upaya melaksanakan sinkronisasi dan integrasi pembangunan antara
pusat dan daerah, maka prioritas pembangunan dan prioritas belanja daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018 mengacu pada target
pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Adapun visi RPJMN 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Untuk mewujudkan
visi tersebut ditetapkan 7(tujuh) misi Pembangunan, yaitu :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang
berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas
itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, APBD merupakan
dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran,
dengan komponen pokoknya adalah pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Penyusunan APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali dengan proses
musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang hasilnya
dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang
selanjutnya dipergunakan sebagai dasar penyusunan Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Anggaran
Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah adalah salah satu wujud dari
pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Penyusunan APBD harus disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
daerah yang dinamis diseimbangkan dengan prioritas pembangunan yang relevan
berdasarkan kemampuan keuangan daerah, sinkronisasi dan integrasi kebijakan
pemerintah pusat, provinsi sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Pengelolaan keuangan di daerah meliputi mobilisasi pendapatan, penetapan
alokasi belanja daerah, dan mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi sufficient
condition bagi pengelolaan keuangan daerah yang baik maka daerah perlu
memahami dan menggali potensi/keunggulan daerah serta mengidentifikasi
pokok-pokok permasalahan yang ada. Daerah juga perlu menentukan arah
pembangunannya dalam rencana tahunan, jangka menengah hingga jangka
panjang yang masing-masing dituangkan ke dalam RKPD (Rencana Kerja
Pemerintah Daerah), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah) dan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah).
Prioritas-prioritas pembangunan dalam RKPD, RPJMD dan RPJPD inilah yang akan
Dalam upaya untuk mencapai seluruh rencana tindak yang ada pada dokumen
perencanaan lima tahunan dan satu tahunan, perlu ditetapkan arah pengelolaan
keuangan daerah. Arah pengelolaan ini dimaksudkan agar seluruh sumber daya
keuangan daerah dapat dimanfaatkan secara lebih efektif dan efisien. Arah
pengelolaan tersebut meliputi arah pengelolaan pendapatan daerah, arah
pengelolaan belanja daerah dan arah pengelolaan pembiayaan daerah.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas guna mendukung upaya percepatan
pertumbuhan ekonomi dan pemantapan stabilitas ekonomi daerah,
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan umum
kepada masyarakat, maka Kebijakan belanja daerah tahun 2018 diupayakan
dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif,
antara lain melalui:
1) Meningkatkan Perekonomian dan Kesejahteraan masyarakat. Esensi utama
penggunaan dana APBD adalah untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat oleh karena itu akan terus dilakukan peningkatan
program-program yang berorientasi pada masyarakat dan berupaya
melaksanakan realisasi belanja daerah tepat waktu dengan mendorong proses
penetapan Perda APBD secara tepat waktu pula.
2) Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran
yang berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai
sistem pelaporan yang makin akuntabel.
3) Mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari total belanja
daerah (APBD) tahun 2018 dalam rangka peningkatan indeks pendidikan
meliputi Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah (AMH dan RLS).
Sesuai dengan UUD Tahun 1945 ayat (4) menyatakan “Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional” Selain itu, UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 49 ayat (1) menyatakan “Dana pendidikan selain gaji pendidik
dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 % dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal
20 % dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
4) Mengupayakan pengalokasian anggaran untuk kesehatan sebesar 10% sesuai
perintah UU Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 171 ayat (2) menyatakan:”Besar
anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,kabupaten/kota dialokasikan
minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di
luar gaji”, guna peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan dasar
kesehatan.
a) Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan operasional
kantor (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan perawatan mobil);
b) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai
pelaksanaan TUPOKSI Perangkat Daerah, yang meliputi kegiatan
koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi, Perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian dan evaluasi;
c) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung
program-program pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan Perangkat
Daerah,
d) program/kegiatan yang telah menjadi komitmen Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (committedbudget).
6) Meningkatkan alokasi anggaran yang makin diorientasikan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
7) Penggunaan anggaran berbasis pada prioritas pembangunan dalam penentuan
anggaran belanja dengan visi, misi, program unggulan Gubernur, Wakil
Gubernur terpilih 2017-2022, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh
setiap pengguna anggaran tetap terukur.
8) Menganggarkan kembali kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun
2017 namun ditunda pelaksanaannya dikarenakan terdapat prioritas-prioritas
daerah yang lebih mendesak (Pasca Banjir).
Berdasarkan analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah, maka
arah kebijakan yang terkait dengan belanja daerah adalah sebagaimana tertuang
pada Tabel III.1 berikut:
Tabel III.1
Target Belanja Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018
Kode Uraian Proyeksi /Target 2018
(1) (2) (3)
2.1 Belanja Tidak Langsung 1.641.780.174.964,33
2.1.1 Belanja pegawai 682.068.254.345,40
2.1.2 Belanja bunga -
2.1.3 Belanja subsidi 812.500.000,00
2.1.4 Belanja hibah 334.069.809.969,00
2.1.5 Belanja bantuan social 718.910.000,00
2.1.6 Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan
Pemerintah Desa* 331.112.656.477,93
Kode Uraian Proyeksi /Target 2018
(1) (2) (3)
Provinsi/Kabupaten/kota, Pemerintahan Desa dan
Parpol*
2.1.8 Belanja tidak terduga 5.000.000.000,00
Jumlah Belanja Tidak Langsung 1.641.780.174.964,33
2.2 Belanja Langsung 1.358.219.825.035,67
Jumlah Belanja Langsung 1.358.219.825.035,67
Total Jumlah Belanja 3.000.000.000.000,00
Berdasarkan tabel III.1 tersebut, maka pada tahun 2018 total jumlah belanja
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebesar Rp
3.000.000.000.000,00 dengan komposisi belanja tidak langsung sebesar Rp
1.641.780.174.964,33 (54,72%) dan belanja langsung sebesar Rp
1.358.219.825.035,67 (45,27%).
3.2 Sasaran Pembangunan Tahun 2018
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2018, Tema
pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diusung pada tahun
2018 adalah “Peningkatan pembangunan ekonomi yang maju berbasis agribahari
dan berdaya saing melalui peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)”.
Tema sebagaimana dimaksud memiliki makna:
Makna tema:
1. Peningkatan Pembangunan Ekonomi dimaknai dengan pemerataan
pembangunan yang lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi berbagai
sektor prioritas yang berkeadilan melalui strategi yang dilaksanakan dengan
menjamin ketersediaan infrastruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan
antarwilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga mendorong
investasi baru, lapangan kerja baru, meningkatnya pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat sebagai dampak dari bergeraknya ekonomi lokal.
2. Mandiri menunjukkan bahwa pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung berlandaskan atas kemampuan sendiri dan memungkinkan dapat
bekerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan seperti melalui
kerjasama pengembangan infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya dan
pemerintahan.
3. Berbasis agribahari adalah cerminan untuk mewujudkan pembangunan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai wilayah agri bahari yang
dilaksanakan melalui pemanfaatan potensi unggulan daerah yaitu pertanian
(agrukultur) dan kelautan perikanan. Agrikultur, dimaknai secara luas meliputi
sub sektor pertanian rakyat, perkebunan, perikanan dan pengembangan
potensi peternakan dan kehutanan. Sementara itu, kebaharian diterjemahkan
tidak hanya terkait dengan hasil perikanan laut saja melainkan juga potensinya
di sektor transportasi (pelabuhan) serta kepariwisataan beserta sektor-sektor
pendukungnya.
4. Daya saing dimaknai sebagai kapasitas dan kemampuan berkompetisi yang
dihasilkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menghadapi segala
tantangan pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat Bangka Belitung.
5. Kualitas SDM adalah suatu peranan penting dalam upaya untuk
memantapkan pembangunan ekonomi daerah. Dukungan SDM yang
berkualitas, profesional, berwawasan IPTEK dan berbekal IMTAQ yang kuat
menjadi satu kesatuan dengan upaya untuk mempersiapkan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan
kualitas SDM ini menjadi sangat penting untuk diprioritaskan dalam upaya
untuk menjadikan masyarakat Bangka Belitung sebagai ”pemain/subjek” dan
bukan ”penonton/objek” dari pesatnya pelaksanaan pembangunan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Adapun sasaran pembangunan daerah tahun 2018 yang hendak dicapai adalah:
sasaran-sasaran prioritas daerah sebagaimana yang dijabarkan dari visi, misi dan
program unggulan Gubernur, Wakil Gubernur terpilih 2017-2022 yang telah
tertuang dalam Dokumen RKPD Tahun 2018 sebagai dokumen rencana tahunan.
Sasaran dan target sasaran tahun 2018 dimaksud, sebagaimana disajikan pada
Tabel III.2.
Tabel III.2
Matriks Indikator Sasaran Pokok
Sasaran Pokok Indikator Target
2018
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan PDRB 5,32
2. Terpenuhinya kapasitas dan kualitas
SDM
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) 69,92
3. Meningkatnya Indeks Demokrasi
Indonesia Provinsi.
Indeks Demokrasi
Indonesia Provinsi 73,45
4. Meningkatnya Indeks Reformasi
Birokrasi.
Indeks Reformasi Birokrasi
64,00
5. Menurunnya disparitas pembangunan
antar wilayah dan masyarakat
Indeks Williamson 0,248
Indeks Gini 0,26
6. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
dan terkelolanya sumber daya alam
Indeks Kualitas
Guna pencapaian target sasaran diatas, maka dirumuskan suatu prioritas
pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2018. Prioritas pembangunan
daerah berisi program-program unggulan yang paling tinggi korelasinya (leading
indicators) bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah pada tahun
2018. Dalam penentuan prioritas pembangunan, telah diidentifikasi beberapa
permasalahan pembangunan daerah yang bersifat internal dan eksternal,
sebagaimana telah diuraikan pada bab II. Dengan demikian suatu program
pembangunan daerah merupakan program atau kumpulan program unggulan
sebagaimana tertuang dalam rumusan rancangan awal RPJMD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung 2017-2022.
Adapun prioritas pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018,
yaitu:
1. Peningkatan Ekonomi;
2. Kapasitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia;
3. Tata Kelola Birokrasi dan Pelayanaan Publik;
4. Kesenjangan Pembangunan Antar Wilayah dan Masyarakat;
5. Pembangunan Berdemokrasi;
6. Penanggulangan Bencana.
Prioritas daerah tersebut diselesaikan melalui program dan kegiatan pada RKPD
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018, dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:
1) Memenuhi kriteria holistik-tematik, integratif dan spasial;
2) Program/kegiatan harus merupakan kewenangan Provinsi dan prioritas
Pemerintah Pusat di daerah, serta sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat
Daerah bersangkutan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016;
3) Memiliki korelasi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran RPJPD 2005-2025;
4) Merupakan respon relevan terhadap isu stategis dan masalah yang mendesak
dan faktual yang dihadapi pada tahun 2018;
5) Program dan kegiatan terpilih merupakan program/kegiatan yang menyentuh
secara langsung bagi usaha pemecahan masalah mendasar yang dihadapi
oleh masyarakat sesuai dengan isu-isu yang terjadi;
6) Selaras dan konsisten dengan kebijakan pemerintah pusat untuk
mengantisipasi dan penyelesaian target-target pembangunan nasional; dan
7) Sesuai dengan pagu anggaran indikatif sementara.
BAB IV
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara merupakan patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap program prioritas
yang bertujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, selain hal tersebut
juga sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat
Daerah (RKA – PD) Tahun Anggaran 2018.
Substansi dokumen PPAS didasarkan pada RKPD dan KUA Tahun Anggaran
2018 yang dikelompokkan menurut Belanja Tidak Langsung, berdasarkan Urusan
Pemerintahan serta plafon anggaran PD berdasarkan program dan kegiatan
prioritas pada Belanja Langsung.
4.1 Plafon Anggaran Sementara Belanja Tidak Langsung
Berdasarkan analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah, maka
target prioritas belanja daerah adalah sebagaimana disajikan pada Tabel IV.1
berikut:
Tabel IV.1
Target Belanja Tidak Langsung Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018
Kode Uraian Proyeksi /Target 2018
(1) (2) (3)
2.1 Belanja Tidak Langsung 1.641.780.174.964,33
2.1.1 Belanja pegawai 682.068.254.345,40
2.1.2 Belanja bunga -
2.1.3 Belanja subsidi 812.500.000,00
2.1.4 Belanja hibah 334.069.809.969,00
2.1.5 Belanja bantuan social 718.910.000,00
2.1.6 Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan
Pemerintah Desa* 331.112.656.477,93
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/kota,
Pemerintahan Desa dan Parpol* 287.998.044.172,00
2.1.8 Belanja tidak terduga 5.000.000.000,00
1) Belanja Pegawai
Belanja Pegawai berupa penyediaan gaji dan tunjangan serta tambahan
penghasilan lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Alokasi Belanja Pegawai Tahun 2018 sebesar Rp 682.068.254.345,40
meningkat sebesar 1,86 persen jika dibandingkan dengan Belanja Pegawai
Tahun 2017 yang sebesar Rp 669.619.558.349,36.
Peningkatan jumlah belanja pegawai dilakukan dalam rangka untuk
mengantisipasi rencana kenaikan gaji PNS, pembayaran gaji, tunjangan
CPNS, tunjangan Pejabat Fungsional dan tunjangan perbaikan penghasilan
(TPP) PNS.
2) Belanja Hibah
Belanja Hibah digunakan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan
pemerintahan daerah, maka pemerintah daerah dapat melakukan pemberian
hibah kepada instansi vertikal dan instansi semi pemerintah, pemberian hibah
kepada pemerintah daerah lainnya, serta masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
Lebih lanjut, mekanisme pemberian dana hibah diatur melalui Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pada tahun 2018 alokasi belanja hibah sebesar 334.069.809.969,00
bertambah sebesar 24,09 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang
sebesar Rp 269.214.900.000,00
3) Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, bantuan sosial diberikan kepada
kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara selektif/tidak mengikat
dan jumlahnya dibatasi.
Pada tahun 2018 belanja bantuan sosial dialokasikan sebesar Rp
718.910.000,00 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan anggaran
tahun 2017 yang sebesar 943.000.000,00. Mekanisme pemberian dana hibah
diatur melalui Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
4) Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang
bersumber dari pendapatan provinsi kepada kota atau pendapatan kota
kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada
pemerintah daerah lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan belanja
daerah yang dimiliki.
Pada tahun 2018, dialokasikan Belanja Bagi Hasil Provinsi kepada
Dalam dokumen
DAFTAR ISI BAB V PENUTUP... 23
(Halaman 11-98)