Indonesia adalah salah satu Negara yang ikut merumuskan materi dari UNCLOS 1982, utamanya yang terkait dengan rumusan bab IV tentang negara kepulauan (archipelagic state). Ketentuan tentang negara kepulauan mempunyai hubungan substansial dengan Deklarasi Djoeanda yang dicetuskan pada tahun 1957. Ini menunjukan bahwa sekalipun deklarasi tentang prinsip Negara kepulauan telah dicanangkan sejak tahun 1957, namun agar prinsip itu dapat diterima secara internasional memerlukan perjuangan diplomasi yang tangguh dan tentunya sangat melelahkan selama 25 tahun. Dengan ditanda-tangani oleh 158 negara termasuk Indonesia, maka sejak tahun 1982 itu pula UNCLOS 1982 menjadi dasar hukum kelautan internasional.
Tiga tahun kemudian Inonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui ditetapkannya Undang Undang No. 17 Tahun 1985 tanggal 31 Desember 1985. Sejak saat itu maka Indonesia memasuki tatanan hukum baru mengenai kewilayahan nusantara, yang harus terus diperjuangkan dalam diplomasi manca-negara. Perlu disadari bahwa sebagai suatu konsep kewilayahan, negara bukanlah sesuatu yang statis, Batas territorial suatu negara terbukti secara empirik dapat berubah - dapat meluas dan menyusut - bergantung dari kemampuan suatu negara dalam menyelenggarakan pembinaan dan pertahanan kedaulatannya. Dalam konteks itulah maka adanya suatu aturan hukum laut yang diakui secara internasional menjadi sangat penting - sebagai aturan yang dapat diacu bersama khususnya oleh negara-negara yang telah meratifikasinya.
Sebagai negara yang menandatangani dan kemudian telah meratifikasinya menjadi bagian dari tataran hukum nasionalnya, maka Indonesia tentunya harus taat azas dengan berbagai ketentuan hukum laut internasional dari UNCLOS 1982, termasuk tentang hak dan kewajiban. Kajian ini telah berhasil menemukenali banyak hal tentang hak dan kewajiban, baik yang sudah kita kerjakan hingga saat ini atau yang perlu kita lakukan kemudian. Namun demikian perlu diketahui bahwa apa yang telah diidentifikasi dalam kajian ini masih akan terus berkembang, seiring dengan dinamika perkembangan dunia. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari uraian yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya.
1. Pasal 1 : (4)”Pollution of Hak berdaulat Wajib melindungi dan Melestari- • Perlu ditetapkan batas wilayah the marine environment” eksploitasi lingkungan kan lingkungan laut - Pasal 192 perairan pedalaman.
(5) dumping. laut - Pasal 193 • Sudah ada di PP No. 19/1999
sebaiknya ditingkatkan ke UU. • Dumping tunduk pada LDC 1972.
2. Pasal 2-32 : Hak kedaulatan • Wajib membuat peta dan • Rejim laut teritorial sudah
tentang rejim laut teritorial penuh koordinat geografis dan implementing legislation dgn UU
sejauh 12 mil dari garis menyampaikannya salinan- No 6 Tahun 1996 dan PP 36,
pangkal (lebar laut nya kpd Sekjen PBB (Psl 16). PP 37, dan PP 38 th 2002
teritorial, garis pangkal • Wajib menghormati hak namun perlu dikaji kembali.
normal/lurus, batas laut lintas damai kapal asing di • Pasal 16 belum dilakukan
teriorial, peta dan daftar laut teritorial Indonesia Indonesia.
koodinat geografis, hak • Harus menyampaikan ke Sekjen
lintas damai bagi kapal PBB pada tahun 2009.
asing di laut teritorial. • Meninjau kembali garis pangkal
laut wilayah.
3. Pasal 33 : Hak jurisdiksi Tidak ada kewajiban karena ini • Perlu diatur mengenai Zona
Rejim zona tambahan pengawasan (control) hak jurisdiksi kontrol dan meng- tambahan.
(contiguous zone) sejauh untuk mencegah hukumnya, tapi kalau ada pe- • Sebaiknya diadopsi oleh uu 24 mil dari garis pangkal. pelanggaran peraturan langgaran wajib diproses karena terkait, misal : bea cukai,
bea cukai, fiskal, untuk kepentingan Indonesia imigrasi, dll. imigrasi, saniter, dan
menghukum pelakunya
Lampiran :
Matriks
Hak dan Kewajiban Indonesia Menurut Konvensi Hukum Laut 1982
(United Nations Convention on the Law of the Sea)
karena sudah diratifikasi dengan UU No. 17 Tahun 1985
No.
Konvensi Hukum Laut Internasional
(UNCLOS) 1982
Hak-Hak Indonesia Kewajiban Indonesia Keterangan/Rekomendasi
No.
Konvensi Hukum Laut Internasional
(UNCLOS) 1982
Hak-Hak Indonesia Kewajiban Indonesia Keterangan/Rekomendasi
4. Pasal 34-45 : • Hak kedaulatan penuh • Wajib menghormati hak lintas • Sudah diatur oleh Pasal 20
Hak lintas transit, alur atas selat atau transit. UU No.6/1996.
laut, skema pemisah jurisdiksi bergantung • Wajib memberi tahu bahaya. • Memanfaatkan peluang hak lintas dalam selat internasional) pada status selat. • Tidak boleh ada suspensi damai dan transit dgn membangun
• Hak membangun ke- • Keselamatan pelayaran pelabuhan tingkat internasional.
amanan yang andal • UU No. 21/1992 yang dirubah
menjadi UU 17 Tahun 2008.
5. Pasal 46-53 : Perairan kepulauan • Wajib menghormati perairan • Sudah diatur oleh UU No.6/1996
Rejim negara kepulauan berada dalam internasional yang sudah ada dan ketiga PP : PP No.36/37/38
(garis pangkal kepulauan, kedaulatan penuh dengan negara lain. tahun 2002.
hak lintas damai, Indonesia • Wajib menghormati hak • Indonesia bukan hanya negara
hak ALKI) tradisional penangkapan ikan kepulauan, tapi harus jadi negara
negara lain. kelautan (SDA dan pelayaran
• Wajib menghomati kabel harus dioptimalkan)
bawah laut negara lain
6. Pasal 55-75 : Hak berdaulat dan • Dapat memberikan hak akses • Sudah diimplementing legislation: Rejim zona ekonomi jurisdiksi negara, pada negara lain untuk meman- UU No. 6/1996.
eksklusif sejauh 200 mil bukan berada dalam faatkan sumber daya hayati. • Sudah ada PP No. 36/37/38. dari garis pangkal kedaulatan Indonesia • Wajib konservasi atas sumber • Mengadakan perjanjian batas zee
daya hayati dan nonhayati. dengan negara tetangga. • Penegakan hukum atas pe- • Membuat peta dan koodinat
langgaran di ZEE Indonesia. geografis.
• Menegakkan hukum krn • Sudah ada implementing legislation: banyak kapal asing berorasi UU No. 5/1983 ttg ZEE Indonesia. dan mengambil keuntungan. • Wajib menyampaikan ke Sekjen • Penyelesaian batas-batas ZEE PBB.
Indonesia dengan negara lain. • Mengumumkan pembangunan • Wajib membuat peta dan koor- dan letak pulau-pulau buatan,
dinat geografis dan menyampai instalasi dan bangunan lainnya. kan salinannya ke Sekjen PBB.
No.
Konvensi Hukum Laut Internasional
(UNCLOS) 1982
Hak-Hak Indonesia Kewajiban Indonesia Keterangan/Rekomendasi
7 Pasal 76-85 : Hak berdaulat dan · Wajib membuat uu karena uu · Berdayakan sdm dan teknolgi.
Pengaturan tentang jurisdiksi negara sebelumnya masih mengacu · Buat uu baru tentang Landas
landas kontinen pada Konvensi Jenewa 1958. Kontinen karena UU No.1/1973
· Menetapkan batas-batas masih mengacu pada Konvensi
NKRI dengan negara lain. Jenewa 1958.
· Membuat peta dan Koordinat · Melaporkan landas kontinen
geografis. Indonesia ke PBB pada tahun 2009.
· Wajib melaporkan salinannya ke Sekjen PBB
8. Pasal 86-120 : Rejim internasional : Kewajiban negara bendera : · Sudah cukup diatur oleh UU No. nasional Indonesia · Tidak ada kedaulatan · Melaksanakan jurisdiksi dan 31/2004 tentang Perikanan High seas (laut lepas) Negara manapun. mengendalikan kapal yang bahwa laut lepas dapat dijadikan
· ada 6 kebebasan mengibarkan benderanya. wilayah penangkapan ikan karena
laut lepas untuk · Wajib membantu kecelakaan/ setiap negara mempunyai
tujuan damai. bahaya di laut lepas. kebebasan menangkap ikan.
· Hak melakukan · Wajib memberantas perompak- · Sebaiknya Indonesia berdayakan pengejaran terhadap an, perdagangan narkotika, terlebih dahulu hukum nasional-
kapal yang diduga perdagangan budak. nya : UU No. 6/1996 dan ketiga
melanggar hukum PP-nya, UU No. 5/1983 ttg ZEE
nasional Indonesia. Indonesia.
· Perkuat Indonesia dengan armada kapal ikan.
· Ikut berperan aktif dalam lembaga- lembaga regional maupun
internasional
9. Pasal 121 : Hak kedaulatan Wajib mengelola pulau-pulau Inventarisasi dan beri nama semua
Rejim pulau negara mempertahan- terluar sebagai bagian wilayah pulau di Indonesia dan didepositkan kan seluruh pulau NKRI, jangan sampai terulang ke Sekjen PBB.
Indonesia terutama kasus Sipadan-Ligitan. pulau terluar
No.
Konvensi Hukum Laut Internasional
(UNCLOS) 1982
Hak-Hak Indonesia Kewajiban Indonesia Keterangan/Rekomendasi
10. Pasal 133-191 : Rejim internasional : Wajib berperan serta sebagai · Ikut berperan aktif dan kerjasama
Kawasan (Area) · common heritage negara berkembang dan bekerja dengan lembaga-lembaga regional
of mankind. sama dengan perusahaan. maupun internasional di bidang
· Pengelolaan kekaya- kelautan
an di Kawasan berada pada Badan Otorita Intern/ ISA.
11. Pasal 192-237 : · Hak berdaulat · Wajib melindungi dan meles- • Koordinasi dengan KLH yang telah
Perlindungan dan (Pasal 193) atas tarikan lingkungan laut. membuat peraturan perundang-
Pelestarian Lingkungan kekayaan sumber · Mencegah, mengurangi, dan undangan tentang lingkungan
Laut daya alam di laut mengendalikan pencemaran hidup dan pengendalian pen-
laut. cemaran laut.
· Wajib bekerja sama regional · Perlu dibuat uu tentang pencegah-
dan global. an dan pengendalian pencemaran
· Membuat UU tentang pen- laut, menggantikan PP No. 19/1999 cegahan, pengurangan, dan
pengendalian pencemaran laut. · Penegakan hukum oleh negara pantai, negara bendera, negara pelabuhan.
12. Pasal 238 – 265 : · Hak berdaulat / · Wajib bekerja sama dengan · Riset ilmiah kelautan mempunyai Reset Ilmiah Kelautan eksklusif untuk reset sesama negara dan organisasi peranan penting bagi pembangun-
ilmiah kelautan untuk internasional. an nasional.
tujuan damai di · Wajib membangun pusat-pusat · Mengembangkan budaya riset landas kontinen dan nasional riset ilmiah kelautan. ilmiah kelautan.
zee. · Perlu pengaturan mengenai riset
· Hak negara tak ber- ilmiah kelautan di Indonesia.
pantai dan tidak ber- · Berperan aktif dalam lembaga
untung secara geo- teknologi kelautan internasional.
grafis untuk reset
No.
Konvensi Hukum Laut Internasional
(UNCLOS) 1982
Hak-Hak Indonesia Kewajiban Indonesia Keterangan/Rekomendasi
13. Pasal 266-278 : · Hak mengembang- · Wajib kerja sama internasional · Indonesia harus mempunyai
Pengembangan dan Alih kan teknologi dan regional. kebijakan yang mengatur tentang
Teknologi Kelautan kelautan; · Wajib membangun pusat-pusat alih teknologi kelautan.
· Hak kerja sama riset nasional untuk pengem- · Budayakan dan perkuat pengem- dengan pemilik bangan teknologi kelautan, bangan dan alih teknologi
teknologi kelautan. apalagi Indonesia adalah kelautan, Indonesia harus menjadi
negara kepulauan. negara mandiri dalam teknologi
kelautan.
14. Pasal 279-299 : Setiap negara mem- Setiap negara wajib menyelesai- Indonesia harus bekerja keras men- Penyelesaian sengketa punyai hak untuk me- kan sengketa di bidang hukum jaga dan melaksanakan kedaulatan bidang hukum laut : nyelesaikan sengketa laut secara damai dari mulai dan jurisdiksi negara atas kekayaan
ITLOS, ICJ, Arbitrase, bidang hukum laut negosiasi sampai ICJ. di laut
dan Arbitrase Khusus. secara bilateral dan keempat forum tsb.
15. Pasal 303 dan 149 : Hak pemilik benda- Setiap negara wajib melindungi Perlu koordanasi yang baik dalam Benda-benda purbakala benda berharga ter- benda-benda tsb dan bekerja persoalan penemuan benda-benda dan bersejarah ditemukan sebut dan negara sama dalam penyelesaiannya berharga tsb. Perlu dikaji apa perlu
di laut. pantai uu tentang ini, dan memperhatikan
Konvensi UNESCO 2001.
16. Pasal 312 : Indonesia punyak hak Indonesia wajib melaksanakan Indonesia harus melaksanakan
Amandemen Konvensi untuk mengusulkan semua ketentuan Konvensi semua ketentuan Konvensi Hukum
Hukum Laut 1982 perubahan atas Hukum Laut 1982 dalam konteks Laut 1982 dalam konteks
Konvensi ini untuk kepentingan bangsa dan negara. kepentingan bangsa dan negara. kepentngan bangsa
dan negara.