• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan tugas akhir ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piranti Masukan 2.1.1 Sensor TGS2610

TGS2610 adalah sensor gas dengan kepekaan yang sangat tinggi terhadap LP gas dengan konsumsi daya rendah dan umur panjang. TGS2610 menggunakan bahan filter yang menghilangkan pengaruh dari gangguan gas seperti alkohol, sehingga sangat selektif menanggapi LP gas. Sensor akan mendeteksi kadar gas LPG secara terus-menerus dan selalu meng-update

keluaran tegangan analog yang kemudian diolah oleh mikrokontroler (https://fahmizaleeits.wordpress.com).

Berikut adalah gambar dari sensor TGS2610:

Gambar 2.1 Sensor TGS2610 (https://fahmizaleeits.wordpress.com, 2011)

Spesifikasi dari sensor ini dapat mendeteksi gas Butana dan LPG dalam range 500 – 10.000 ppm. Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan gas terhadap resistansi dari sensor tersebut. Semakin besar kandungan dari gas LPG maka semakin kecil resistansinya dan semakin kecil kandungan dari gas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

LPG yang diterimanya maka resistansinya akan semakin besar, berikut gambar grafiknya:

Gambar 2.2 Grafik TGS2610 (https://fahmizaleeits.wordpress.com, 2011)

Perubahan resistansi ini kemudian diubah menjadi perubahan tegangan dengan menggunakan rangkaian pembagi tegangan seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.3 Pembagi Tegangan pada TGS2610 (https://fahmizaleeits.wordpress.com, 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Prinsip kerja dari sensor TGS2610 adalah sebagai berikut, Sensor gas TGS 2610 hanya terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada masing-masing sisi silikon. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan pada outputnya ketika lapisan silikon ini dialiri oleh arus listrik. Tanpa adanya gas LPG yang terdeteksi, arus yang mengalir pada silikon akan tepat berada ditengah-tengah silikon dan menghasilkan tegangan yang sama antara elektrode sebelah kiri dan elektrode sebelah kanan, sehingga beda tegangan yang dihasilkan pada output adalah sebesar 0 volt.

Gambar 2.4 Sensor sebelum mendeteksi LPG

(http://www.scribd.com /Skripsi-Lengkap-Sensor-Gas-LPG)

Ketika terdapat gas LPG yang mempengaruhi sensor ini, arus yang mengalir akan berbelok mendekati atau menjauhi salah satu sisi silicon. Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kiri maka terjadi ketidakseimbangan tegangan output dan hal ini akan menghasilkan beda tegangan di outputnya. Begitu pula bila arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silicon sebelah kanan.

Semakin besar konsentrasi gas yang mempengaruhi sensor ini, pembelokan arus di dalam lapisan silikon juga semakin besar, sehingga ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi lapisan silikon pada sensor semakin besar pula. Semakin besar ketidakseimbangan tegangan ini, beda tegangan padaoutput sensor juga semakin besar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Gambar 2.5 Sensor setelah mendeteksi LPG

(http://www.scribd.com /Skripsi-Lengkap-Sensor-Gas-LPG)

2.2 Piranti Pemroses 2.2.1 ATMega 8535

AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction

Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang

berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock (http://insansainsprojects.wordpress.com).

AVR atau sebuah kependekan dari Alf and Vegard’s Risc Processor merupakan chip mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel, yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas :

a. ATtiny b. ATMega c. AT90Sxx d. AT86RFxx

Perbedaan yang terdapat pada masing-masing kelas adalah kapasitas memori, peripheral, dan fungsinya. Dalam hal arsitektur maupun instruksinya, hampir idak ada perbedaan sama sekali. Dalam hal ini ATMEGA8535 dapat beroperasi pada kecepatan maksimal 16MHz serta memiliki 6 pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Berikut adalah gambar dari ATMega 8535:

Gambar 2.6 ATMega 8535

(http://insansainsprojects.wordpress.com/2007/12/31) a. Arsitektur ATMega 8535

Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler ATMEGA8535 terdiri dari :

a) 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C, dan Port D)

b) 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital Converter)

c) 4 channel PWM

d) 6 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby and Extended Standby

e) 3 buah timer/counter

f) Analog comparator

g) Watchdog timer dengan osilator internal

h) 512 byte SRAM

i) 512 byte EEPROM

j) 8 kb Flash memory dengan kemampuan Read While Write

k) Unit interupsi (internal & eksternal)

l) Port antarmuka SPI8535 “memory map”

m) Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5Mbps

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b. Konfigurasi pin ATMega8535

Berikut adalah gambar ic beserta pin-pinnya:

Gambar 2.7 Pin ATMega 8535

(http://insansainsprojects.wordpress.com/2007/12/31)

a) VCC = pin masukan catu daya b) GND = pin ground

c) Port A (PA0 – PA7) = pin I/O (bidirectional), pin ADC

d) Port B (PB0 – PB7) = pin I/O (bidirectional), pin timer/counter, analog comparator, SPI

e) Port C (PC0 – PC7) = pin I/O (bidirectional), TWI, analog comparator, Timer Oscilator

f) Port D (PD0 – PD7) = pin I/O (bidirectional), analog comparator, interupsi eksternal, USART

g) RESET = pin untuk me-reset mikrokontroler h) XTAL1 & XTAL2 = pin untuk clock eksternal i) AVCC = pin input tegangan ADC

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Fitur ADC

Beberapa fitur ADC adalah sebagai berikut:

a) Resolusi mencapai 10 bit

b) 8 saluran ADC yang dapat digunakan secara bergantian

c) 0 – 5 VCC Range input ADC

d. Rangkaian Sistem Minimum Mikro

Rangkaian sistem minimum mikro adalah rangkaian di mana chip mikrokontroller dapat bekerja (running). Chip AVR Atmega8535 dilengkapi dengan oscillator internal sehingga, untuk menghemat biaya (cost), tidak perlu menggunakan Kristal/resonator eksternal untuk sumber clock CPU.

Sistem minimum AVR sangat sederhana di mana hanya menghubungkan VCC dan AVCC ke +5V dan GND dan AGND ke ground tanpa memakai Kristal, dan pin reset diambangkan (tidak dihubungkan apa-apa) chip sudah siap bekerja normal (Ardi Winoto, 2010).

2.3 Piranti Output 2.3.1 LCD 2x16

LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik. 2x16 merupakan alat display yang dibuat pabrik yang sudah standar yang dapat menampilkan karakter dua baris, dengan tiap baris 16 karakter. LCD dilengkapi dengan 8 bit data bus (DB0-DB7) yang digunakan untuk menyalurkan data American Standard Code for Information Interchange (ASCII) maupun perintah pengatur kerjanya. Modul LCD sendiri terdiri dari display dan chipset, dimana chipset ini sendiri sebenarnya merupakan mikrokontroler. Chipset ini berfungsi untuk mengatur tampilan informasi serta berfungsi mengatur komunikasi dengan mikrokontroler yang memakai tampilan LCD itu. Sehingga pada dasarnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

interface yang akan dibuat merupakan komunikasi dua buah mikrokontroler (http://irdaloves.blogspot.com).

LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan karakter tersebut. Alamat awal karakter adalah 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat awal di baris kedua dimulai dari 40H. Jika akan meletakkan suatu karakter pada baris ke-2 kolom pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun LCD yang digunakan 2x16 atau 2x24, atau bahkan 2x40, maka penulisan programnya sama saja.

Gambar 2.8 Susunan alamat pada LCD (http://iddhien.com, 2009)

Sebelum merancang suatu interface, harus diketahui dahulu susunan pin dari LCD tersebut. Adapun susunan pin serta bentuk dari standard LCD 16 pin beserta fungsi dari masing-masing pin adalah seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 2.9 Susunan pin LCD (http://irdaloves.blogspot.com/2009/03)

Pada saat terhubung dengan LCD, mikrokontroler dapat mengirimkan instruksi yang harus dilaksanakan ataupun data yang harus ditampilkan. Pengiriman instruksi dan data ke LCD diatur oleh RS (Register Select). Pengiriman perintah (instruksi) dilakukan dengan memberikan logika rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pada pin RS LCD. Sedangkan jika yang dikirim adalah kode ASCII yang akan ditampilkan, maka pin RS LCD diberikan logika tinggi.

Untuk menandakan akan diadakan pengiriman data ke modul LCD dilakukan dengan memberikan logika rendah pada pin RW LCD. Setelah itu data disiapkan di DB0-DB7, sesaat kemudian pin EN ditinggalkan sesaat. Pada saat pin EN berubah dari tinggi ke rendah, data di DB0-DB7 diterima oleh LCD. Tabel 2.1 dibawah ini menerangkan susunan pin standard LCD 16 pin:

Tabel 2.1 Susunan pin LCD Susunan Pin LCD

No Simbol Level

1 Vss - power supply 0 volt (GND) 2 Vcc - power supply 5 volt ± 10%

3 Vcc - kontras LCD

4 Rs I/O 1=data; 0=instruksi

5 R/W I/O 1=baca; 0=tulis

6 EN 1 ke 0 penyerempak (clock)

7 DB0 I/O Bus Data 0

8 DB1 I/O Bus Data 1

9 DB2 I/O Bus Data 2

10 DB3 I/O Bus Data 3

11 DB4 I/O Bus Data 4

12 DB5 I/O Bus Data 5

13 DB6 I/O Bus Data 6

14 DB7 I/O Bus Data 7

15 A - back light 4 - 42 v 50-200mA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2.3.2 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/04/buzzer.html).

Berikut adalah gambar dari buzzer:

Gambar 2.10 Buzzer (http://delta-electronic.com)

2.3.2 LED

Light Emitting Diode (LED) adalah dioda yang memancarkan cahaya

ketika diberikan tegangan forward dan tersedia dalam sejumlah warna.LED biasanya berfungsi sebagai lampu indikator atau lampu isyarat, dan bisa juga digunakan untuk lampu-lampu hias. Kaki anoda pada LED lebih panjang dari kaki katoda (http://christiantotjahyadi.wordpress.com).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 2.11 LED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 BAB III

DESAIN DAN PERANCANGAN

3.1 Analisis Kebutuhan

Dalam Pembuatan Detektor Kebocoran Gas ini membutuhkan beberapa perangkat keras ( hardware ), perangkat lunak ( software ) dan alat-alat pendukung antara lain:

3.1.1 Perangkat Keras ( Hardware ) a. Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini terdiri dari tansformator yang berfungsi mengubah tegangan dari AC ke DC. Selain itu terdapat baterai sebagai pengganti catu daya jika listrik mati. Regulator LM7805 berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 V AC ke 5 V DC, dan 9 volt DC menjadi 5V DC. Jadi secara garis besar fungsi rangkaian catu daya adalah untuk menurunkan tegangan menjadi 5V DC.

b. Rangkaian Mikrokontroler

Rangkaian ini menggunakan Mikrokontroler ATMega 8535. Rangkaian ini berfungsi sebagai otak yang mengatur jalannya rangkaian secara keseluruhan.

c. Rangkaian Sensor

Sensor digunakan untuk memberikan input yang nantinya akan dibaca oleh mikrokontroler. Sensor yag dipakai adalah TGS2610. Sensor ini terdiri dari empat kaki. Kaki pertama terhubung dengan ground, kaki kedua terhubung mikrokontroler, sedangkan kaki 3,4 terhubung VCC. Sensor inilah yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas LPG.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d. Rangkaian Alarm

Rangkaian alarm terdiri dari 1 bel AC dan 1 buzer DC. Alarm digunakan untuk memberikan pertanda saat terjadi kebocoran LPG. bel AC digunakan sebagai alarm pokok, sedangkan buzer DC digunakan sebagai cadangan saat listrik mati.

e. Rangkaian LCD

Rangkaian ini digunakan sebagai display saat terjadi kebocoran gas LPG. baris pertama digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya LPG, sedangkan baris kedua digunakan untuk menunjukkan voltase yang dihasilkan sensor setelah mendeteksi keberadaan LPG.

f. Rangkaian LED

Rangkaian ini digunakan sebagai indikator tingkat bahaya. LED hijau menyala saat situasi aman. LED biru menyala saat situasi harap berhati-hati, dan LED merah sebagai indikator tingkat kebocoran gas adalah bahaya.

3.1.2 Perangkat Lunak ( Software ) a. Bascom-AVR

Aplikasi ini digunakan untuk menuliskan program yang akan disimpan dalam ekstensi *.BAS. Kemudian di-compile menjadi ekstensi

*.hex. b. AVR dude

Aplikasi ini digunakan untuk mendownload program ke dalam mikrokontroler ATMega 8535.

3.1.3 Alat Pendukukng a. Solder

Alat pendukung yang digunakan untuk memanaskan dan menyambung komponen-komponen elektronika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b. Multimeter

Digunakan untuk mengecek ukuran komponen-komponen elektronika.

c. Cutter

Alat yang digunakan untuk memotong aklirik. d. Bor

Alat yang digunakan untuk membuat lubang pada papan. e. Atractor

Alat yang digunakan untuk menghisap tenol.

3.2 Perancangan Blok Diagram

Diagram blok dari detector kebocoran gas LPG adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Blok

Gambar 3.1 menunjukkan prinsip kerja keseluruhan dari rangkaian yang dibuat. Berikut penjelasan dari tiap blok:

a. Blok Sensor TGS2610

Mendeteksi kebocoran gas dalam ruangan yang akan dikirim ke ADC internal mikrokontroler yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler itu sendiri. b. Blok Mikrokontroler ATMega8535

Memproses data yang diperoleh dari sensor TGS2610 dan mengaktifkan bel AC, buzzer, dan juga LCD.

Sensor TGS2610 Mikrokontroler ATMega8535 Bel AC LCD Buzzer LED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Blok Bel AC

Peringatan untuk menandakan adanya kebocoran gas pada ruangan. d. Blok Buzzer

Peringatan untuk menandakakan adanya kebocoran gas pada ruangan saat listrik padam.

e. Blok LCD

Menampilkan ada atau tidaknya gas yang terdeteksi. f. Blok LED

Peringatan tingkat bahaya kebocoran gas. Yaitu hijau untuk situasi aman, biru untuk berhati-hati, dan merah untuk bahaya.

3.3 Perancangan Mekanik

Perancangan mekanik yang dilakukan adalah memilih alas dan rangka pada alat. Bahan yang digunakan meliputi alumunium, akrilik, dan triplek. Bahan-bahan tersebut dipotong dan dirangkai sesuai dengan desain yang diinginkan.

3.4 Pemrograman

Sebelum masuk ke tahapan pemrograman, perlu diperhatikan tentang pembuatan flowchart terlebih dahulu. Berikut flowchart yang telah dibuat adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambar 3.2 flowchart

Setelah flowchart dibuat, tahapan selanjutnya adalah menuliskan program. Adapun tahapannya adalah menuliskan program dan meng –compile

pada software Bascom-AVR. dan men – download kan ke dalam mikrokontroler ATMega 8535 dengan menggunakan software AVR dude.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20 BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Tugas akhir ini menghasilkan dua bagian, yang pertama adalah perangkat keras (hardware) yang berupa hasil susunan dari beberapa komponen elektronika yang membentuk alat detektor kebocoran gas LPG. Bagian kedua adalah perangkat lunak (software) yang berupa program yang digunakan untuk menjalankan alat.

4.1 Blok Diagram Rangkaian

Alat ini terdiri dari lima rangkaian. Rangkaian yang pertama adalah rangkaian mikrokontroller minimum ATMega 8535 yang merupakan otak dari alat ini. Rangkaian kedua adalah rangkaian sensor TGS2610, rangkaian inilah yang mendeteksi keberadaan gas LPG disekitarnya. Rangkaian ketiga adalah rangkaian alarm, rangkaian ini terdiri dari satu bel AC dan satu buzzer. Rangkaian ini berfungsi sebagai peringatan ketika terdeteksi gas LPG di daerah sekitar. Rangkaian keempat adalah rangkaian LCD. Rangkaian ini berfungsi sebagai display saat terdeteksi gas LPG, dan yang terakhir adalah rangkaian LED. Rangkaian ini menunjukkan tingkat bahaya dari kebocoran gas LPG.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1. Sensor TGS 2610 mendeteksi gas LPG disekitarnya dan memberikan input ke mikrokontroller. Salah satu kaki TGS2610, yaitu kaki kedua dihubungkan ke PORTA.0 mikrokontroller.

2. Input dari sensor TGS2610 akan dibaca oleh mikrokontroller dan disambungkan ke beberapa output. Output Bel AC melalui port B.0, output buzzer melalui port B.2, output LCD melalui port C.2 – C.7, output LED hijau, melalui port B.5, LED biru melalui Port B.6, dan LED merah melalui port B.7.

4.2 Pengujian Rangkaian Hardware

4.2.1 Pengujian Rangkaian Sumber Daya dan Pemindah Sumber Catu Daya

Rangkaian Catu Daya terdiri dari tansformator yang berfungsi mengubah tegangan dari AC ke DC. Selain itu terdapat baterai sebagai pengganti catu daya jika listrik mati. Trafo berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 V AC ke 12 V DC, sedangkan regulator 7805 berfungsi menstabilkan tegangan menjadi 5V.

Pengujian pada rangkaian catu daya dilakukan dengan cara mengukur voltase yang keluar baik dari rangkaian power supply maupun rangkaian baterai. Pengujian dilakukan 2 kali, yaitu pada saat listrik menyala dan pada saat listrik padam. Pada saat listrik menyala, tegangan yang keluar dari regulator power supply sebesar 4,96 Volt, dan tegangan pada regulator baterai sebesar 0 Volt. Sedangkan pada saat listrik padam, tegangan yang keluar dari regulator power supply sebesar 0 volt, dan tegangan yang keluar dari regulator baterai sebesar 4,93 Volt.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 4.2 Skema Pengujian Rangkaian Adaptor

4.2.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

Pengujian pada mikrokontroler ATMega8535 ini dilakukan dengan menghubungkan rangkaian minimum mikrokontroler ATMega8535 dengan 8 buah LED di port A.0 – A.7. Setelah itu dimasukkan program sebagai berikut:

$regfile = "m8535.dat" $crystal = 1000000 Config Porta = Output Port_led Alias Porta Do Port_led = 255 Waitms 2000 Port_led = 0 Waitms 2000 Loop

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Program diatas bertujuan untuk menyalakan dan mematikan lampu secara bergantian selama 2 detik secara berulang. Setelah program di –

download –kan pada mikrokontroler dan diadakan pengujian, mikrokontroler

dapat berjalan sesuai dengan program yang telah diisikan. Maka rangkaian minimum mikrokontroler ATMega8535 tersebut telah bekerja dengan baik.

Gambar 4.3 Skema Pengujian Mikro

4.2.3 Pengujian Rangkaian Sensor

Pada pengujian sensor, dilakukan dua kali pengujian. Pengujian pertama yaitu dengan menggunakan multimeter. Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan kaki ketiga sensor dengan kutub positif multimeter, dan kaki kedua sensor dengan kutub negative multimeter. Sedangkan pengujian kedua dilakukan dengan menghubungkan sensor ke Port A.0 mikrokontroler, dan memasukkan program yang hasilnya akan ditampilkan melalui LCD. Berikut ini tabel hasil pengujian sensor:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 4.1 Pengujian Sensor No Tegangan Keluar Sensor

TGS2610 (mV) Tampilan di LCD (mV) 1 1510 1510 2 2540 2540 3 3040 3040 4 3415 3415

Menurut data tersebut, pengujian pada multimeter dan tampilan pada LCD bernilai sama. Hal ini berarti sensor berjalan dengan baik, dan program yang dipakai sudah benar.

Gambar 4.4 Skema Pengujian Rangkaian Sensor

4.2.4 Pengujian LCD

Pengujian ini terdiri dari sebuah LCD karakter 2x16 yang berfungsi sebagai display level beberapa macam gas disekitarnya. LCD dihubungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pada port C mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan.

Gambar 4.5 Skema Pengujian Rangkaian LCD

Pada pengujian LCD ini dimasukkan program ke dalam mikrokontroler ATMega8535 sebagai berikut:

$regfile = "m8535.dat" $crystal = 1000000 Config Lcd = 16 * 2

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.5 , Db5 = Portc.4 , Db6 = Portc.3 , Db7 = Portc.2 , E = Portc.6 , Rs = Portc.7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 26 Do Locate 1 , 2 Lcd "TEST LCD" Locate 2 , 1 Lcd "NOER TEKKOMP 08" Loop Gambar 4.6 Test LCD 4.2.5 Pengujian Bel AC

Pengujian Bel AC dilakukan dengan menggabungkan kabel langsung ke listrik AC. Bila bel berbunyi maka Bel AC dalam keadaan baik dan siap digunakan.

4.2.6 Pengujian Buzzer

Pengujian buzzer dilakukan dengan menghubungkan kutub positif buzzer dengan kutub positif power supply, dan kutub negatif buzzer dengan kutub negatif power supply. Apabila buzzer berbunyi, maka buzzer dalam keadaan baik dan siap digunakan.

4.2.7 Pengujian LED

Pengujian LED dilakukan dengan menghubungkan kutub positif LED dengan kutub positif power supply, dan kutub negatif LED dengan kutub negatif power supply. Apabila LED menyala, maka LED dalam keadaan baik dan siap digunakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4.3 Pemrograman Alat

Setelah alat selesai dibuat, dilakukan proses pemrograman. Pada kali ini program yang dibuat menggunakan bahasa BASCOM. Program di –

download menggunakan software AVR dude. Downloader dihubungkan ke

computer atau laptop melalui port USB. Berikut langkah-langkahnya: 1. Buka program AVR dude

2. Pilih menu configuration, lalu pilih jenis mikrokontroler yang digunakan, yaitu ATMega8535

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Pilih menu files, lalu buka program yang ingin di –download – kan.

Gambar 4.8 Brows File 4. Tekan button execute

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

5. Program selesai di – download.

Gambar 4.10 Finish Download

Pada pemrograman detektor kebocoran LPG, digunakan perhitungan ADC. Voltase yang terdeteksi pada LCD didapatkan dari perhitungan ADC. ADC mikrokontroler ATMega8535 adalah sebesar 10 bit atau 1024 desimal. Nilai ADC diambil dari VCC yaitu sebesar 5 Volt. Berikut Rumusannya:

1024 = 5V

0 = 0V

1 step ADC =

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Nilai maksimal dari ADC (1024) = 5V, jadi nilai dari 1 ADC adalah 4,88 mV. Program pada alat yang dibuat, nilai 1 set ADC dibulatkan menjadi 5mV. Jadi setiap 1 set ADC bernilai 5mV.

4.4 Hasil Pengujian Keseluruhan

Alat ini dirancang menggunakan sensor TGS2610 sebagai pendeteksi keberadaan gas LPG disekitarnya. Ketika sensor mendeteksi adanya gas, mikrokontroler akan memroses informasi tersebut dan memberikan peringatan melalui beberapa output, yaitu LED, alarm, dan LCD.

Pada alat ini dilakukan percobaan dengan beberapa sumber gas, yaitu asap rokok, gas dari korek gas, dan gas dari tabung LPG mini. Berikut ini

Dokumen terkait