• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. ASEAN memiliki beberapa instrumen penyelesaian sengketa dalam menjaga kestabilitasan di kawasan Asia Tenggara. Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) adalah instrumen penyelesaian sengketa yang pertama dimiliki ASEAN, dalam TAC penyelesaian sengketa harus diawali dengan adanya negosiasi antar pihak yang bersengketa, TAC juga menghendaki adanya jasa-jasa baik, mediasi, dan konsiliasi. Jika upaya-upaya tersebut tidak bisa menyelesaikan sengketa, maka dapat diserahkan kepada High Council. TAC juga menghendaki menggunakan penyelesaian sengketa berdasarkan pasal 33 ayat (1) Piagam PBB. Dalam penyelesaian sengketa di bidang ekonomi ASEAN mempunyai Protocol on Dispute Settlement Mechanism 1996 (Protokol DSM 1996), Declaration of ASEAN Concord II 2003 (Bali Concord II), dan The ASEAN Protocol on Enhanced Dispute Settlement Mechanism, 2004 (Protokol Vientiane 2004). Dalam Protokol DSM 1996, konsultasi merupakan tahap awal penyelesaian sengketa, kemudian dilanjutkan dengan jasa-jasa baik, konsiliasi, dan mediasi, jika belum menemukan titik

122

temu maka diserahkan kepada panel. Sedangkan, Bali Concord II terdiri dari tiga pilihan penyelesaian sengketa yaitu : Mekanisme Permohonan Nasihat (Advisory Mechanism), Mekanisme Konsultasi (Consultative Mechanism), dan Mekanisme Penegakan Hukum (Enforcement Mechanism). Protokol Vientiane 2004 adalah pengganti dari Protokol DSM 1996, Protokol Vientiane 2004 memiliki mekanisme yang hampir sama dengan DSM 1996, tetapi terdapat penguatan diberapa sisi, misalnya memperkuat kewenangan Senior Economic Officials Meeting (SEOM). Penyelesaian sengketa dalam tubuh ASEAN yang terakhir terdapat dalamASEAN Charter atau Piagam ASEAN 2007, mekanisme penyelesaian sengketa berawal dari adanya dialog, konsultasi, dan negosiasi, kemudian berlanjut ke jasa-jasa baik, mediasi, dan konsiliasi, jika belum ada kata sepakat di antara kedua belah pihak yang bersengketa maka sengketa dibawa ke arbitrase.

2. Dalam kasus invasi Vietnam ke Kamboja, ASEAN mengambil peran dalam penyelesaian kasus tersebut sesuai dengan TAC 1976 dengan berupaya mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari jalan tengah menyelesaikan kasus tersebut. ASEAN mengadakan Jakarta Informal Meeting (JIM) untuk mempertemukan dan mencari titik temu dari kasus tersebut. JIM I menghasilkan lima butir kesepakatan. Kemudian diadakannya JIM II untuk menindaklanjuti hasil yang telah disepakati dalam JIM I, pada JIM II pihak-pihak yang bersengketa bersepakat mengadakan The Paris Conference on Cambodia pada 30-30 Agustus

123

1989 dan membentuk UN Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) pada 23 Oktober 1991.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Harus ada penguatan dan dipertegasnya proses pelaksanaan mekanisme penyelesaian sengketa, dan perlu adanya pengaturan yang jelas dalam proses pelaksanaan putusan agar mekanisme penyelesaian sengketa ASEAN lebih efektif.

2. Perlu dibentuk suatu lembaga peradilan penyelesaian sengketa yang berlandaskan hukum untuk menyempurnakan mekanisme penyelesaian sengketa dalam tubuh ASEAN, dan juga perlu adanya badan-badan khusus yang konsentrasi mengatur masalah-masalah tertentu, contohnya HAM, sengketa perbatasan, ekonomi, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adolf, Huala. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2012.

Chandler, David, Brother Number One: A Political Biography of Pol Pot, Silkworm Book, 1992.

Cipto, Bambang. Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1990.

DEPLU RI. ASEAN Selayang Pandang, Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Jakarta, 2010.

Dipoyudi, Kirdi, Vietnam, Kamboja, dan Laos Dalam Dasawarsa 1980-an, Jakarta, Balai Penelitian dan Pengembangan Deplu, 1983

Harahap, Muchtar E dan Abriyanto M, Konflik Damai Kampuchea, Jakarta, NSEAS & FOGMA, 1990.

Istanto, F.Sugeng. Hukum Internasional. Yogyakarta, Universitas Atmadjaya Yogyakarta.

Koentjaraningrat, Kebudayaan Metaliteit dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 1982.

Koesrianti, The Development of The ASEAN Trade Dispute Settlement Mechanism:From Diplomacy to Legalism, Disertasi, UNSW, 2005

Mauna, Boer. Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2011.

M. Echlos, John dan Shadily, Hasan. Kamus Inggris Indonesia dan Indonesia Inggris, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1996.

Ndouk, Ovy, Penyerbuan RRC ke Vietnam, Jakarta, Yayasan Proklamasi, 1981. Prasetyo, Edy, Surutnya Signifikasi Masalah Kamboja dan Perubahan-Perubahan

di Asia Tenggara, Jakarta, Analisis CSIS, 1990.

Santoso, Loekito. Orde Perdamaian Memecahkan Masalah Perang (Penjelajah Polemologik).Jakarta, UI Pres. 1986.

Severino, Rodolfo. Asia Policy Lecture : What ASEAN Is and What It Stands For, The Research Institute for Asia and the Pacific, University of Sydney, Australia,1998.

Sudarsono. Kamus Hukum, Cetakan ke-3, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, 2002. Surbakti, Ramlan, Kampuchea Tahun 1975-1985. Surabaya, Universitas

Airlangga. 1985.

Tantowi, Jawahir dan Iskandar, Pranoto. Hukum Internasional Kontemporer, PT.RefikaAditama, Bandung.

Tarnama Putra, Hilton dan An Aqimuddin, Eka. Mekanisme Penyeselaian Sengketa di ASEAN Lembaga dan Proses, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011 Wallace, Rebecca. Hukum Internasional, Semarang, IKIP Semarang

B. Jurnal, Artikel, Makalah, Skripsi dan Sumber Internet lainnya

Afandi Sitamala, Makalah Hukum Penyelesian Sengketa pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Universitas Lampung, 2011 Apriani, Rinrin Desti, Keterlibatan Uni soviet dan Republik Rakyat Cina Dalam

Pendudukan Vietnam di Kamboja 1978-1991, Universitas Pendidikan Indonesia, Skripsi, 2013.

Basworo, Handityo, Tinjauan Yuridis Keberadaan Pangkalan Militer Asing Di Suatu Negara (Studi Terhadap kasus Pangkalan Militer Amerika Serikat di Okinawa Jepang Tahun 1960-2012), Universitas Jenderal Soedirman, Skripsi, 2012.

Mangku, Dewa Gede Sudika, Suatu Kajian Umum Tentang Penyelesaian Sengketa Internasional Termasuk Di Dalam Tubuh Asean, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jurnal, 2012.

Sitompul, Poppy Luciana, Pemberlakuan Sanksi Ekonomi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Bagi Pemeliharaan Perdamaian dan Keamanan Internasional Berdasarkan Bab VII Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Universitas Indonesia, Tesis, 2012.

Setyawan, Heru, Kebijakan Pemerintahan Pol Pot di Kamboja Tahun 1975-1979 Universitas Sebelas Maret, Skripsi, 2007.

http://www.cambcomm.org.uk/holocaust.html

http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/01/17/konflik-kamboja-rezim-pol-pot-khmer-merah-431731.html

http://regional.kompasiana.com/2010/12/29/kamboja-dalam-penguasaan-pol-pot/ http://www.state.gov/r/pa/ei /bgn/2732.htm

http://www.kemlu.go.id/pages/Asean.aspx?IDP=6&I=id https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rj a&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fleeyaleeyut.files.wordpress.c om%2F2010%2F10%2Fasean-part-2.doc&ei=5RgPU_6fEsaErgfsm4GoAw&usg=AFQjCNFpSHJmAEBjXPj QLTb08ebTO7JIyA&sig2=k4zx6AEt2a1xQwu94uVGRA http://www.asean.org/asean/asean-structure http://www.aseansec.org/Ratification.pdf http://ec.europa.eu/solvit/site/about/index_en.htm http://ditjenkpi.depdag.go.id/Umum/ACT.pdf

Menunggu Kartu Sang Pangeran, 27 Oktober 1979, Tempo. Perang Indocina Meletus Lagi, 14 Januari 1978, Tempo. Gajah Putih dan Nona Penh, 9 Juli 1988, Kompas

Jim Kemarin Berakhir Lahirkan 7 Pernyataan Bersama dan 2 Keputusan Kelompok, 29 Juli 1988, Suara Merdeka.

C. DOKUMEN ASEAN Charter 2007

Manila Declaration on The Peaceful Settlement of International Disputes Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) 1976

Protocol on Dispute Settlement Mechanism 1996

The Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation, 1992. Declaration of ASEAN Concord II 2003

Protocol on Enhanced Dispute Settlement Mechanism (Protokol Vientiane) 2004 United Nations Charter

Rules of Procedure of The High Council of Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia

Dokumen terkait