EXTROVERT DAN INTROVERT
PENUTUP Kesimpulan
1. Subjek Extrovert
Subjek extrovert ketika membaca dan menggali subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dapat dilihat saat subjek extrovert
menyatakan informasi yang telah diidentifikasi dari soal. kemudian menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dengan bahasa simbol dan verbal, menyajikan konsep persamaan kuadrat dengan alasan apa dan mengapa. Sedangkansaat membuat rencana untuk memecahkan masalah, subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dapat dilihat saat subjek extrovert menyatakan strategi yang dipilih yaitu menggunakan rumus abc untuk menyelesaikan masalah serta dengan alasan mengapa strategi itu dipilih. Kemudian ketika melaksanakan rencana subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dikarenakan subjek extrovert
melaksanakan rencana sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya menggunakan rumus abc dan menggunakan keahlian berhitung aljabar. Terakhir ketika melihat kembali dan refleksi subjek memiliki pemahaman instrumental: hal ini dapat dilihat saat subjek extrovert melihat kembali dan mengecek kembali langkah-langkah yang telah dipilih hanya dengan melihat dan mengecek hasil akhirnya saja.
Subjek extrovert dalam melihat kembali dan refleksi kurang teliti dan cenderung tergesa-gesa ketika mengecek hasil jawabannya hal ini dikarenakan seseorang yang berkepribadian extrovert tidak sabar dalam menghadapi pekerjaan/masalah. serta ketika menyelesaikan persoalan
tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh.
2. Subjek Introvert
Subjek introvert ketika memahami masalah subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dikarenakan subjek introvert
menyatakan informasi yang telah diidentifikasi dari soal. Kemudian menuliskan apa yang diketahui dan dinyatakan dengan bahasa simbol dan verbal serta mengaitkan konsep persamaan kuadrat, memberikan alasan mengapa dan bagaimana. Sedangkan saat membuat rencana untuk memecahkan masalah, subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dapat dilihat saat subjek introvert menyatakan strategi apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengaitkan konsep persamaan kuadrat dan menggunakan rumus abc untuk menyelesaikan masalah dengan alasan koefisien tidak dapat difaktorkan. Kemudianketika melaksanakan rencana subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini terlihat ketika subjek introvert melaksanakan rencana sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya yaitu menggunakan rumus abc serta menggunakan keahlian berhitung aljabar. Terakhirketika melihat kembali dan refleksi subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini terlihat ketika subjek introvert melihat dan mengecek kembali langkah-langkah yang telah dilakukan dan menghitung kembali secara teliti. Subjekintrovert dalam melihat kembali dan refleksi sangat teliti dan ketika mengecek hasil jawabannya hal ini dikarenakan seseorang yang berkepribadian
introvert selalu hati-hati dalam mengambil keputusan dalam menghadapi pekerjaan/masalah. serta ketika menyelesaikan persoalan
Jurnal Apotema, Vol. 2, No. 1, Januari 2016 | 94
menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muhammad. (2009). Proses
Berfikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Turunan Fungsi Ditinjau Dari Perbedaan Kepribadian Dan Perbedaan Kemampuan Matematika. Tesis. UNESA.
Arikunto,Suahrsimi.(2006). Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta.
Arikunto,Suharsimi. (2009).
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Aneka Cipta: Jakarta
Barmby, Patrick, Harries, Tony. Higgins, Steve & Suggate, Jennifer.(2007). How Can We
Assess Mathematical Understanding?. United Kingdom : Durham University. Proceedings Of The 31st Conference Of The International Group For The Psychology Of Mathematics Education, Vol. 2, pp. 41-48. Seoul: PME.
Chapman, Alan. (2009). Personality
Theory, Types and Tests.
[Online]. Tersedia : http://www.businessballs.com /personalitystylesmodels.htm Di unduh tanggal 8 Februari 2015. Pukul 20.30 WIB. Depdiknas. (2006). KajianKebijakan
Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Depdiknas. (2006). Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah: Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP.
Djaali.(2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hudojo, Herman. (2003).
Pengembangan Kurikulum
dan Pembelajaran
Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang. KBBI.(2015). Kamus Besar Bahasa
Indonesia.[online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/paham Di unduh 6 Agustus 2015. Pukul 22.19 WIB.
Krulik, Stephen., Rudnick, Jesse A., & Milou, Eric.(2003). Teaching
Mathematics In Middle School A Practical Guide.
Printed In The United States Of America .
Krulik, Stephen., & Rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook
for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Boston :
Temple University.
Moleong, Lexi.(2012). Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung
: Rosdakarya.
Mousley, J. (2005). What Does
Mathematics Understanding Look Like?. Deakin University.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA:
National Council of Teachers of Mathematics.
NCTM. (2014). Algebra as a Strand of
School Mathematics for All Students. A Position of the
National Council of Teachers of Mathematics.
Pangarso,Astadi. (2012). Prilaku Organisasi. [online] tersedia :
http://www.slideshare.net/a57 adee/2-kepribadian-emosi-
Profil Pemahaman Siswa SMA ...| 95
Tanggal 29 Januari 2015.Pukul 20.30.WIB
Polya, G. (1973). How To Solve It. New Jersey: Princeton University Press.
Purwanto, Ngalim. (1996). Psikologi
Pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.
Radford, Luis. (2012). Early Algebraic
Thinking Epistemological Semiotic And Developmental Issues. Seoul, Korea: International Congress On Mathematical Education Program. http://www.icme12./1942_F.p df. Diunduh Tanggal 27 Januari 2015 Pukul 22.32 WIB.
Reed, S. K.(2011). Kognisi: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.
Santrock, J. W. (2009). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Salemba
Humanika.
Soedjadi, R. (1996). Kiat-Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Surabaya: Depdiknas.
Shadiq, Fajar. (2004). Pemecahan
Masalah, Penalaran, dan Komunikasi. Disampaikan
pada diklat
Instruktur/Pengembang
Matematika SMA jenjang Dasar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika. Skemp, Richard. (1987). The
Psychology Of Learning Mathematics. Great britain :
hazell Watson & viney.
Skemp, Richard. (1976). Relational
Understanding and Instrumental Understanding. Mathematics Teaching, 77, 20-26. Suherman. (2001). Strategi Pembelajaran Kontemporer.
Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sutriyono & R.Novisita. (2014).
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menetukan Akar-Akar Persamaan Kuadarat Melalui Tahapan Kastolan. Salatiga.
Jurnal Pendidikan : Universitas Kristen Satya Wacana.
Terezinha, Nunes & Peter, Bryant. (1997). Learning And Teaching Mathematics An International Perspective.
United Kingdom : Psychology Press.
Tristanti, Lia,B. (2012). Profil
Kemampuan Koneksi
Matematika Siswa Dalam
Memecahkan Masalah
Ditinjau Dari Kecendrungan Kepribadian Extrovert Dan Introvert. Tesis : Universitas
Negeri Surabaya.
Wardhani, Sri. (2004). Permasalahan
Kontekstual Mengenalkan Bentuk Aljabar Di SMP. Yogyakarta : Dikdasmen PPPG. http://p4tkmatematika.org/do wnloads/ppp/PPP04_aljabarS MP.pdf. Diunduh Tanggal : 27 Januari 2015 .Pukul 22.27 WIB.
Wikipedia. Persamaan Kuadrat.
[Online] tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/P ersamaan_kuadrat Diunduh Tanggal 30 Januari 2015 Pukul 12.05 WIB.
Yuwono, Aries. (2010). Profil Siswa
SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Kepribadian.
Surakarta : Universitas
R. A. Rica Wijayanti: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ...| 96