• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP Kesimpulan

Dalam dokumen Volume 2, No. 1, Januari 2016ISSN (Halaman 101-104)

EXTROVERT DAN INTROVERT

PENUTUP Kesimpulan

1. Subjek Extrovert

Subjek extrovert ketika membaca dan menggali subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dapat dilihat saat subjek extrovert

menyatakan informasi yang telah diidentifikasi dari soal. kemudian menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dengan bahasa simbol dan verbal, menyajikan konsep persamaan kuadrat dengan alasan apa dan mengapa. Sedangkansaat membuat rencana untuk memecahkan masalah, subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dapat dilihat saat subjek extrovert menyatakan strategi yang dipilih yaitu menggunakan rumus abc untuk menyelesaikan masalah serta dengan alasan mengapa strategi itu dipilih. Kemudian ketika melaksanakan rencana subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dikarenakan subjek extrovert

melaksanakan rencana sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya menggunakan rumus abc dan menggunakan keahlian berhitung aljabar. Terakhir ketika melihat kembali dan refleksi subjek memiliki pemahaman instrumental: hal ini dapat dilihat saat subjek extrovert melihat kembali dan mengecek kembali langkah-langkah yang telah dipilih hanya dengan melihat dan mengecek hasil akhirnya saja.

Subjek extrovert dalam melihat kembali dan refleksi kurang teliti dan cenderung tergesa-gesa ketika mengecek hasil jawabannya hal ini dikarenakan seseorang yang berkepribadian extrovert tidak sabar dalam menghadapi pekerjaan/masalah. serta ketika menyelesaikan persoalan

tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh.

2. Subjek Introvert

Subjek introvert ketika memahami masalah subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dikarenakan subjek introvert

menyatakan informasi yang telah diidentifikasi dari soal. Kemudian menuliskan apa yang diketahui dan dinyatakan dengan bahasa simbol dan verbal serta mengaitkan konsep persamaan kuadrat, memberikan alasan mengapa dan bagaimana. Sedangkan saat membuat rencana untuk memecahkan masalah, subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini dapat dilihat saat subjek introvert menyatakan strategi apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengaitkan konsep persamaan kuadrat dan menggunakan rumus abc untuk menyelesaikan masalah dengan alasan koefisien tidak dapat difaktorkan. Kemudianketika melaksanakan rencana subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini terlihat ketika subjek introvert melaksanakan rencana sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya yaitu menggunakan rumus abc serta menggunakan keahlian berhitung aljabar. Terakhirketika melihat kembali dan refleksi subjek memiliki pemahaman relasional: hal ini terlihat ketika subjek introvert melihat dan mengecek kembali langkah-langkah yang telah dilakukan dan menghitung kembali secara teliti. Subjekintrovert dalam melihat kembali dan refleksi sangat teliti dan ketika mengecek hasil jawabannya hal ini dikarenakan seseorang yang berkepribadian

introvert selalu hati-hati dalam mengambil keputusan dalam menghadapi pekerjaan/masalah. serta ketika menyelesaikan persoalan

Jurnal Apotema, Vol. 2, No. 1, Januari 2016 | 94

menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. (2009). Proses

Berfikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Turunan Fungsi Ditinjau Dari Perbedaan Kepribadian Dan Perbedaan Kemampuan Matematika. Tesis. UNESA.

Arikunto,Suahrsimi.(2006). Prosedur

Penelitian. Jakarta : Rineka

Cipta.

Arikunto,Suharsimi. (2009).

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.

Aneka Cipta: Jakarta

Barmby, Patrick, Harries, Tony. Higgins, Steve & Suggate, Jennifer.(2007). How Can We

Assess Mathematical Understanding?. United Kingdom : Durham University. Proceedings Of The 31st Conference Of The International Group For The Psychology Of Mathematics Education, Vol. 2, pp. 41-48. Seoul: PME.

Chapman, Alan. (2009). Personality

Theory, Types and Tests.

[Online]. Tersedia : http://www.businessballs.com /personalitystylesmodels.htm Di unduh tanggal 8 Februari 2015. Pukul 20.30 WIB. Depdiknas. (2006). KajianKebijakan

Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Depdiknas. (2006). Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah: Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP.

Djaali.(2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hudojo, Herman. (2003).

Pengembangan Kurikulum

dan Pembelajaran

Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang. KBBI.(2015). Kamus Besar Bahasa

Indonesia.[online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/paham Di unduh 6 Agustus 2015. Pukul 22.19 WIB.

Krulik, Stephen., Rudnick, Jesse A., & Milou, Eric.(2003). Teaching

Mathematics In Middle School A Practical Guide.

Printed In The United States Of America .

Krulik, Stephen., & Rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook

for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Boston :

Temple University.

Moleong, Lexi.(2012). Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung

: Rosdakarya.

Mousley, J. (2005). What Does

Mathematics Understanding Look Like?. Deakin University.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA:

National Council of Teachers of Mathematics.

NCTM. (2014). Algebra as a Strand of

School Mathematics for All Students. A Position of the

National Council of Teachers of Mathematics.

Pangarso,Astadi. (2012). Prilaku Organisasi. [online] tersedia :

http://www.slideshare.net/a57 adee/2-kepribadian-emosi-

Profil Pemahaman Siswa SMA ...| 95

Tanggal 29 Januari 2015.Pukul 20.30.WIB

Polya, G. (1973). How To Solve It. New Jersey: Princeton University Press.

Purwanto, Ngalim. (1996). Psikologi

Pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.

Radford, Luis. (2012). Early Algebraic

Thinking Epistemological Semiotic And Developmental Issues. Seoul, Korea: International Congress On Mathematical Education Program. http://www.icme12./1942_F.p df. Diunduh Tanggal 27 Januari 2015 Pukul 22.32 WIB.

Reed, S. K.(2011). Kognisi: Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba

Humanika.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi

Pendidikan. Jakarta: Salemba

Humanika.

Soedjadi, R. (1996). Kiat-Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Surabaya: Depdiknas.

Shadiq, Fajar. (2004). Pemecahan

Masalah, Penalaran, dan Komunikasi. Disampaikan

pada diklat

Instruktur/Pengembang

Matematika SMA jenjang Dasar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika. Skemp, Richard. (1987). The

Psychology Of Learning Mathematics. Great britain :

hazell Watson & viney.

Skemp, Richard. (1976). Relational

Understanding and Instrumental Understanding. Mathematics Teaching, 77, 20-26. Suherman. (2001). Strategi Pembelajaran Kontemporer.

Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sutriyono & R.Novisita. (2014).

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menetukan Akar-Akar Persamaan Kuadarat Melalui Tahapan Kastolan. Salatiga.

Jurnal Pendidikan : Universitas Kristen Satya Wacana.

Terezinha, Nunes & Peter, Bryant. (1997). Learning And Teaching Mathematics An International Perspective.

United Kingdom : Psychology Press.

Tristanti, Lia,B. (2012). Profil

Kemampuan Koneksi

Matematika Siswa Dalam

Memecahkan Masalah

Ditinjau Dari Kecendrungan Kepribadian Extrovert Dan Introvert. Tesis : Universitas

Negeri Surabaya.

Wardhani, Sri. (2004). Permasalahan

Kontekstual Mengenalkan Bentuk Aljabar Di SMP. Yogyakarta : Dikdasmen PPPG. http://p4tkmatematika.org/do wnloads/ppp/PPP04_aljabarS MP.pdf. Diunduh Tanggal : 27 Januari 2015 .Pukul 22.27 WIB.

Wikipedia. Persamaan Kuadrat.

[Online] tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/P ersamaan_kuadrat Diunduh Tanggal 30 Januari 2015 Pukul 12.05 WIB.

Yuwono, Aries. (2010). Profil Siswa

SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Kepribadian.

Surakarta : Universitas

R. A. Rica Wijayanti: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ...| 96

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN

Dalam dokumen Volume 2, No. 1, Januari 2016ISSN (Halaman 101-104)