• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1LAN Network (Jaringan Local Area Network)

Jaringan yang meliputi suatu area geografis yang relatif kecil (dalam suatu lantai atau gedung kecil). Dibandingkan dengan WAN (Wide Area Network), LAN biasanya dicirikan dengan kecepatan data yang relatif tinggi dan kecepatan error yang relatif rendah. LAN menghubungkan workstation, perangkat jaringan, terminal dan perangkat lain dalam area yang terbatas. Standar LAN menentukan perkabelan dan pensinyalan pada layer fisik dan layer data link dalam model OSI, Ethernet, FDDI dan Token Ring menggunakan teknologi LAN.

Perangkat-perangkat yang disambungkan dengan LAN bisa berada pada lantai bangunan yang sama atau di dalam gedung atau kampus yang sama. LAN dimiliki oleh pengguna dan tidak dioperasikan lewat sambungan sewa, walaupun LAN mungkin saja memiliki pintu gerbang PSTN atau jaringan swasta lainnya.

Kebanyakan LAN dibangun dengan perangkat keras yang relatif murah seperti kabel Ethernet, adaptor jaringan dan hub. Juga ada LAN nirkabel (wireless) dan pilihan perangkat keras LAN lainnya yang lebih maju. Perangkat lunak sistem operasi khusus bisa digunakan untuk menyusun LAN. Misalnya, sebagian besar karakter khas Microsoft Windows menyediakan paket perangkat

lunak yang dinamakan Internet Connection Sharing (ICS) yang mendukung akses terkendali ke sumber-sumber LAN. (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004)

2.2Wireless Network

Wireless networks (jaringan nirkabel) menggunakan gelombang radio (RF) atau gelombang mikro untuk membentuk kanal komunikasi antar komputer. Jaringan nirkabel adalah alternatif yang lebih modern terhadap jaringan kabel yang bergantung pada kabel tembaga dan serat optik antar perangkat jaringan. (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004)

Jaringan nirkabel memungkinkan orang melakukan komunikasi; mengakses aplikasi dan informasi tanpa kabel. Hal tersebut memberikan kebebasan bergerak dan kemampuan memperluas aplikasi ke berbagai bagian gedung, kota atau hampir semua tempat di dunia.

2.2.1 Mode Jaringan Wireless LAN

Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan Node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device. Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan: infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antar

masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan kabel.

2.3Network Management

Komunikasi pada jaringan komputer merupakan suatu sistem yang kompleks, yang terdiri dari sistem koneksi, sistem perangkat keras, sistem perangkat lunak dan sistem protokol. Sebagaimana halnya jaringan yang dikoneksikan, bahkan ke dalam bentuk internetwork yang lebih kompleks lagi, pembangunan suatu sistem manajemen jaringan harus didukung oleh teknik yang memungkinkan suatu komponen menjadi model dalam bentuk yang logis dan tetap mempertahankan kerangka bagi penanganan semua kompleksitas fisik yang sebenarnya, yang ikut terlibat.

Gambar. 2.1 : Model Arsitektur Network Management

Contoh gambar 2.1 menggambarkan dua macam perangkat jaringan, Network Management System (NMS) dan Network Management Agent. NMS dan Agent berkomunikasi pada level peer to peer melalui protokol Network Management (NM). Pada model yang lebih lanjut digambarkan komunikasi end-to-end melalui internetwork antara dua perangkat jaringan, melalui suatu perangkat tumpukan protokol dan perangkat driver untuk aplikasi dan komunikasi internetwork.

Model Arsitektur NM ini digunakan oleh Simple Network Management Protocol, yang mana menggunakan paradigma NMS/Agent untuk pertukaran protokol NM. Perangkat jaringan yang menggunakan SNMP terutama menggunakan rangkaian protokol TCP/IP untuk aplikasi layanan dan protokol internetworking bagi komunikasi

end-to-end. NMS dan Agent merupakan contoh dari entiti pada level aplikasi. Model ini merupakan titik awal untuk menjelaskan NM pada umumnya dan SNMP khususnya. Dengan memperinci setiap elemen didalam model, kita menunjukkan dalam detil dan kompleksitas yang lebih baik mengenai perangkat jaringan yang menclukung baik NMS maupun agent didalam lingkungan SNMP. (Hartono, 1999) 2.4Simple Network Management Protocol

SNMP adalah kerangka manajemen jaringan untuk perangkat internetwork utama berisi rangkaian protokol TCP/IP. SNMP menggunakan model Manager/Agent dan protokolnya beroperasi pada level aplikasi atau level "proses" pada model TCP/IP. (1) SNMP ditetapkan dalam suatu standar yang menclorong kerangka fleksibilitas dan ekstensibilitas. SNMP berbasiskan kepada standar internet yang menetapkan tiga komponen utama Structure of Management Information (SMI), Management Information Base (MIB) dan protokol SNMP itu sendiri, yang mengarah kepada SNMP. Standar-standar tersebut diterbitkan sebagai Request for Comment (RFC) dan tersedia untuk distribusi yang tak terbatas. (Miazarti, 2011)

SMI adalah suatu notasi standar untuk menggambarkan informasi manajemen. MIB berisi variabel-variabel yang menjadi perhatian untuk dikelola. Dengan menetapkan standar manajemen objek dan dengan menyediakan kemampuan untuk menetapkan grup-grup MIB yang baru, SNMP telah diperluas untuk mengelola banyak protokol-protokol dan perangkatperangkat baru. Format yang disamaratakan dari defmisi MIB memungkinkan suatu grup MIB untuk ditetapkan untuk setiap layanan terkelola baru.

Vendor-vendor memiliki suatu standar untuk menambah objek-objek yang dikelolanya sendiri. Upaya tambahan sedang dilaksanakan agar SNMP bekerja dengan kerangka jaringan manajemen lain seperti IBM SNA, berbagai skema LAN dan skema kepemilikan jaringan manajemen populer lainnya.

2.5 Hypertext Tranfer Protocol

HTTP adalah sebuah protokol meminta/menjawab antara klien dan server. Sebuah klien HTTP (seperti web browser atau robot dan lain sebagainya), biasanya memulai permintaan dengan membuat hubungan ke port tertentu di sebuah server Webhosting tertentu (biasanya port 80). Klien yang mengirimkan permintaan HTTP juga dikenal dengan user agent. Server yang meresponsnya, yang menyimpan sumber daya seperti berkas HTML dan gambar, dikenal juga sebagai origin server. Di antara user agent dan juga origin server, bisa saja ada penghubung, seperti halnya proxy, gateway, dan juga tunnel. (Rafiza, 2006)

HTTP tidaklah terbatas untuk penggunaan dengan TCP/IP, meskipun HTTP merupakan salah satu protokol aplikasi TCP/IP paling populer melalui Internet. Memang HTTP dapat diimplementasikan di atas protokol yang lain di atas Internet atau di atas jaringan lainnya. seperti disebutkan dalam "implemented on top of any other protocol on the Internet, or on other networks.", tapi HTTP membutuhkan sebuah protokol lapisan transport yang dapat diandalkan. Protokol lainnya yang menyediakan layanan dan jaminan seperti itu juga dapat digunakan.

Sumber daya yang hendak diakses dengan menggunakan HTTP diidentifikasi dengan menggunakan Uniform Resource Identifier (URI), atau lebih khusus melalui Uniform Resource Locator (URL). Sesuai dengan perkembangan infrastruktur internet maka pada tahun 1999 dikeluarkan HTTP versi 1.1 untuk mengakomodasi proxy, cache dan koneksi yang persisten.

2.6 PING (Packet Internet Ghoper)

PING adalah sebuah program utilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa konektivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. (Muuss, 1983).

Hal ini dilakukan dengan mengirim sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitasnya dan menunggu respon darinya.

2.7 Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)

SMTP adalah protokol standar untuk mentransfer surat antara host-host dalam protokol TCP/IP. Hal ini didefinisikan juga dalam RFC 821. RFC adalah singkatan dari Request For Comment, yaitu dokumen-dokumen atau jurnal-jurnal yang dijadikan acuan dalam pembuatan suatu sistem. Walaupun pesan yang ditransfer oleh SMTP biasanya mengikuti format yang telah didefinisikan dalam RFC 822, namun SMTP tidak mengatur format atau isi dari pesan tersebut dengan dua perkecualian. (Stallings, 1997).

Konsep ini mengatakan bahwa SMTP menggunakan informasi yang ditulis pada amplop surat (message header) dan tidak melihat isi surat (message body). Kedua perkecualian yang disebutkan di atas adalah:

1. SMTP menstandarisasi karakter pesan menjadi tujuh bit ASCII 2. SMTP menambahkan informasi log

Mula-mula surat dibuat oleh user-agent program yang menangani masukan dari pengguna. Setiap pesan yang telah dibuat berisi header dan body. Di dalam header berisi alamat e-mail penerima serta informasi lainnya dan pada body berisi pesan yang akan dikirimkan. Pesan-pesan ini kemudian akan ditaruh dalam antrian yang sudah ditentukan yang selanjutnya akan dijadikan masukan (input) untuk SMTP

Sender Program yang pada umumnya selalu ada pada server mail host tersebut. Contoh header pada SMTP adalah:

Date: Tue, 16 Jan 1996 10:37:17 (EST)

From: “William Stallings” <ws@host.com>

Subject: The Syntax To: smith@other-host.com Cc: jones@yet_another_host.com

Walaupun struktur antrian surat berbeda-beda tergantung dari sistem operasinya, secara konsep antrian surat mempunyai dua bagian, yaitu:

1. Teks pesan yang berisi header dan body. 2. Daftar tujuan-tujuan surat.

Daftar tujuan-tujuan tersebut diperoleh user agent dari message header. Dalam beberapa kasus, alamat tujuan biasanya sudah tercantum dalam message header. Dalam kasus lain, user agent mungkin perlu memperluas nama-nama dalam mailing list, membuang duplikat, dan mengganti nama-nama mnemonic dengan nama-nama yang aktual. Jika terdapat blind carbon copies (BCC), user agent perlu menyiapkan pesan sesuai dengan kebutuhan ini. Ide dasarnya adalah format-format dan gaya-gaya ganda yang dibuat manusia dalam antar muka (interface) pengguna yang digantikan oleh daftar standar untuk SMTP send program.

Menurut Stallings (1997), protokol SMTP digunakan untuk mentransfer sebuah pesan dari SMTP sender ke SMTP receiver melalui koneksi TCP. SMTP berusaha menyediakan operasi yang terpercaya, tetapi tidak menjamin pesan tersebut pasti sampai pada alamat yang dituju. Tidak ada end-to-end acknowledgement yang dikembalikan kepada pengirim jika pesan telah sukses dikirimkan kepada alamat tujuan dan indikasi kesalahan juga tidak dijamin akan dikembalikan. Tetapi secara umum system mail

yang menggunakan SMTP bisa dikatakan terpercaya, seperti yang dikatakan Stallings

dala buku ya “talli gs, 199 : 99 : However, the SMTP-based mail system is generally considered reliable.

SMTP receiver menerima setiap pesan yang dikirimkan dan menyimpannya dalam

mailbox yang sesuai atau menyalinnya pada antrian lokal (pada kasus forwarding). SMTP receiver harus bisa memperjelas tujuan surat lokal dan menangani kesalahan-kesalahan, termasuk kesalahan transmisi (transmisiion errors) atau kekurangan kapasitas disk.

Pada pengiriman sebuah pesan, SMTP sender hanya bertanggung jawab sampai SMTP receiver mengatakan bahwa proses pengiriman telah selesai. Hal ini bukan berarti pesan tersebut telah dikirimkan dan diterima oleh resipien yang dimaksud.

Dalam banyak kasus, pesan-pesan dikirimkan dari mesin asal sampai ke mesin tujuan hanya dengan melakukan satu kali koneksi TCP. Tetapi kadang-kadang, surat harus melalui mesin perantara lewat kapabilitas SMTP forwarding. Dalam kasus ini sebuah pesan harus melakukan beberapa kali koneksi TCP antara source dan

destination melalui beberapa sekuensial server. Hal umum yang menyebabkan

forwarding diperlukan adalah karena seorang pengguna telah mengubah alamat e-mailnya.

Perlu dicatat bahwa SMTP protokol hanya terbatas pada interaksi yang terjadi antara SMTP sender dan SMTP receiver. Fungsi utama SMTP adalah untuk mentransfer pesan-pesan, walaupun ada beberapa fungsi lain yang mengatur tentang verifikasi dan penanganan tujuan surat (mail destination verification and handling). 2.8 Network Monitoring System

Konsep Network Monitoring System (NMS) sebenarnya sederhana yaitu sistem ekstra atau kumpulan sistem yang memiliki tugas mengamati / memonitor sistem – sistem terhadap kemungkinan terjadinya masalah – masalah pada sistem tersebut untuk dapat dideteksi secara dini. Sebagai contoh, suatu monitoring sistem dapat secara periodik menghubungi suatu web server untuk menjamin adanya respon dari web server, jika tidak ada

respon maka monitoring sistem kemudian mengirim pesan atau notifikasi ke administrator.

NMS bagian dari network management. Jika NMS diterapkan dengan tepat dan benar maka NMS dapat menjadi sahabat baik Anda, namun jika sebaliknya maka NMS akan menjadi “malapetaka” bagi Anda. Misalkan, NMS tentunya akan mengirimkan pesan/notifikasi ke email Anda atau mengirimkan pesan SMS ke HP Anda ketika terjadi suatu masalah atau ketika terjadi krisis pada suatu sistem yang dimonitor. Jika Anda tidak tepat dalam menentukan kriteria krisi dari suatu sistem yang dimonitor maka bisa jadi Anda akan mendapatkan email atau pesan SMS terus menerus dari NMS.

Hal – hal yang akan di monitoring dalam network tentunya akan sangat kompleks, dan sistem monitoring yang baik seharusnya menyediakan history dan log yang memungkinkan kita membuat laporan, statistik dan graph dari masing – masing objek yang dimonitoring sehingga sistem Network Monitoring System yang digunakan memberikan kontribusi penuh dalam pendeteksian secara dini terhadap kemungkinan masalah – masalah yang timbul. Seperti: pencarian manual ketika salah satu jaringan terputus. Pertanyaan yang muncul adalah, adakah software atau program Network Monitoring System yang memiliki fitur – fitur tersebut. Jawabannya Ada, salah satu software Network Monitoring System yang terbaik dan open source yang dapat digunakan secara bebas di linux yaitu NAGIOS.

Nagios adalah tool network monitoring system open source yang terbaik. Nagios bersifat modular, mudah digunakan dan memiliki skalabilitas tinggi. Modul atau plugin pada nagios sangat simple. Anda pun dapat membuatnya guna melengkapi system checking pada nagios sesuai dengan kebutuhan Anda. Nagios awalnya didesain untuk berjalan pada sistem operasi Linux, namun dapat juga berjalan dengan baik hampir disemua sistem operasi unix like. Beberapa fitur-fitur yang tersedia pada Nagios diantaranya adalah:

1. Memonitor jaringan pelayanan (SMTP, POP3, HTTP, NNTP, PING, etc.) 2. Memonitor sumber server (processor load, disk usage, etc.)

3. Desain plugin yang mudah sehingga user dapat membuat pelayanan pengawasan sendiri

4. Dapat memparalelkan cara pengawasan

5. Memiliki kemampuan untuk menetapkan host utama menggunakan server host, mempermudah deteksi dini dan perbedaan antara host satu dengan yang lain. 6. Memberi tahu admin jika pelayanan atau masalah timbul dan langsung ditangani

(via email, pager, atau media lain)

7. Memiliki kemampuan untuk menetapkan operator untuk tetap berjalan ketika sedang ada liburan atau cuti.

8. Otomatis merotasi file yang masuk.

9. Mensuport untuk implementasi pengawasan host yang lain.

10. Opsi lain pada web untuk melihat status jaringan saat ini, pemberitahuan-pemberitahuan dan masalah-masalah, file yang masuk, dll.

2.9 OSI Layer

OSI Layer adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan Internasional yaitu ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977. Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model). Berikut dibawah ini merupakan gambar dari model OSI 7 Layer.

Gambar 2.2 7 Layer OSI Model 2.9.1 Application

Application adalah Layer paling tinggi dari model OSI, seluruh layer dibawahnya bekerja untuk layer ini, tugas dari application layer adalah Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, NFS.

2.9.2 Presentation

Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual network komputing (VNC) atau Remote Dekstop Protokol (RDP).

2.9.3 Session

Session berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.

2.9.4 Transport

Transport berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses

(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.

2.9.5 Network

Network berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer3.

2.9.6 Data Link

Data Link berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

2.9.7 Physical

Physical adalah Layer paling bawah dalam model OSI. Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

Gambar 2.3 Penjelasan OSI Model

Cara Kerja : Pembentukan paket dimulai dari layer teratas model OSI. Aplication layer megirimkan data ke presentation layer, di presentation layer data ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirim ke layer dibawahnya, pada layer dibawahnya pun demikian, data ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirimkan ke layer dibawahnya lagi, terus demikian sampai ke physical layer. Di physical layer data dikirimkan melalui media transmisi ke host tujuan. Di host tujuan paket data mengalir dengan arah sebaliknya, dari layer paling bawah kelayer paling atas. Protokol pada physical layer di host tujuan mengambil paket data dari media transmisi

kemudian mengirimkannya ke data link layer, data link layer memeriksa data-link layer header yang ditambahkan host pengirim pada paket, jika host bukan yang dituju oleh paket tersebut maka paket itu akan di buang, tetapi jika host adalah yang dituju oleh paket tersebut maka paket akan dikirimkan ke network layer, proses ini terus berlanjut sampai ke application layer di host tujuan. Proses pengiriman paket dari layer ke layer ini disebut dengan “peer -layer communication”. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian pada Network Layer yang bertugas untuk memonitoring jaringan.

2.10 TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol ) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol st1980-andar untuk menghubungk1980-an komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.

2.10.1 Definisi Masing-masing Layer pada model TCP/IP

2.10.1.1 Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration

Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP (NetBT).

2.10.1.2 Transport berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Diagram Protocol (UDP).

2.10.1.3 Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP),Internet control Message Protocol (ICMP), dan Internet Group Management Protocol (IGMP).

2.10.1.4 Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame – frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), Man dan Wan (seperti halnya dial-up model yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM).

2.11 IP Address

Alamat IP adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

2.11.1 IP Address version 4

Alamat IP versi 4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.

Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena

Dokumen terkait