• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah dilakukan pada waktu merekondisi mesin frais.

commit to user

1.6 Manfaat Proyek Akhir

Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a) Bagi lulusan

Dapat menambah pengetahuan, dan pengalaman tentang proses perbaikan dan perawatan mesin frais.

b) Bagi perguruan tinggi

Sebagai referensi dalam perbaikan mesin frais. c) Bagi industri

Mesin dapat digunakan dalam industri dalam pekerjaan yang menggunakan mesin frais.

d) Bagi pengembangan IPTEK

Mengetahui masalah - masalah dan kerusakan yang biasa terjadi pada mesin frais.

e) Bagi laboratorium

Mesin dapat berfungsi lancar dan dapat digunakan kembali dalam kegiatan praktikum.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mesin Frais

Mesin frais merupakan salah satu mesin perkakas yang biasa digunakan untuk pengerjaan proses permesinan. Secara umum, mesin frais dapat didefinisikan mesin perkakas yang berfungsi untuk pengerjaan datar atau perataan permukaan suatu benda kerja.

Mesin frais adalah mesin yang mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mengerjakan proses permesinan seperti melakukan pengerjaan pemakanan permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian yang tepat, mesin ini juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai yang dikehendaki.

Mesin frais ini mempunyai gerak utama putaran spindel yang memutar pahat dan benda kerja diam dalam vice yang dapat digerakkan oleh meja secara vertikal, transversal atau horisontal.

Bentuk – bentuk benda kerja yang biasa dikerjakan pada mesin frais adalah metal, besi tuang, logam campuran, dan plastik sintetis. Hasilnya dapat kasar dan halus, suatu pengerjaan harus memiliki kualitas permukaan yang baik seperti pada bagian pada mesin perkakas, biasanya masih dikerjakan lagi dengan disekrap atau digerinda.

Geram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau frais, sisi potongnya membentuk sebuah lingkaran, pisau frais merupakan pisau yang terdiri dari pahat potong yang berganda agar pisau frais dapat memotong benda kerja dari sisi potongnya yang juga mempunyai sudut baji, alfa, dan gamma seperti halnya pada pisau bubut.

commit to user

2.2Bagian - bagian Mesin Frais

Mesin frais mempunyai bagian utama sebagai berikut :

Gambar 2.1 Mesin frais vertikal

Nama bagian :

a) Arbor : Menyediakan penambahan dari spindel untuk

memegang cutter

b) Tiang : Sebagai penyangga mesin frais

c) Table vertikal travel control : Menaikkan dan menurunkan meja

d) Pompa pendingin : Mengalirkan fluida pendingin kepada benda kerja

e) Alas : Sebagai landasan mesin frais dan tangki

penyimpanan fluida pendingin

f) Start & Stop Control : Menghidupkan dan mematikan mesin

g) Motor listrik : Sebagai penggerak utama

h) Knee : Membawa meja mesin, tempat untuk berbagai

macam control mesin

i) Table cross travel control : Menggerakkan meja maju mundur

j) Meja : Membawa benda kerja yang tercekam untuk

dipotong oleh cutter

k) Table hand feed : Sebagai penggerak meja kekanan dan kekiri

l) Spindel feed gear box : Memilih kecepatan rotasi dan spindel

m) Spindel : Menyediakan tempat untuk memegang arbor

serta menggerakkan arbor

2.3 Elemen Dasar Pengerjaan Mesin Frais

m l f i c j k a g d e d b d h

Elemen dasar pada proses pengerjaan frais adalah sebagai berikut : a) Kecepatan potong v

=

;

m/min

……

.……(2.1) b) Gerak makan

f

z

=

;

m/gigi …………(2.2) Keterangan :

z = Jumlah gigi d = Diameter luar

vf = Kecepatan makan n = Putaran poros utama

2.4 Perhitungan Daya Motor

2.4.1 Gaya pemotongan pergigi rata-rata

Gambar 2.2 Proses frais datar (slab frais)

Dalam pemotongan pisau frais, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penampang geram dan gaya potong spesifik. Pada penampang geram, geometri geram sebelum terpotong dalam proses frais ditunjukkan pada gambar 2.2, karena tebal geram tersebut berubah selama proses pemotongan berlangsung (setiap gigi akan mengikuti lintasan sikloidal) maka dipilih harga tebal geram rata-rata dan gaya potong

commit to user

pergigi rata-rata. Bila gaya potong tangensial (Ft) didefinisikan sebagai berikut :

Ftm = Am .ksm …………(2.3)

Dimana : Ftm = gaya potong pergigi rata - rata (N)

Am = penampang geram sebelum terpotong rata-rata (mm2) Ksm = gaya potong spesifik rata-rata (N/mm2)

Perbedaan antara proses frais datar dan tegak (muka) terletak pada penampang geram (Am), yaitu :

Am = w . hm …………(2.4)

Dimana : w = lebar geram sebelum terpotong (mm2)

Hm = tebal geram sebelum terpotong rata-rata (mm)

Gambar 2.3 Proses frais

a) Mengefrais datar ( Slab frais )

hm = fz

…………(2.

5)

Dengan : a = kedalaman potong, d = diameter pisau frais

b) Mengefrais tegak ( Face Frais )

fz =

…………(2.6)

Dengan : fz = gerak makan pergigi (mm/gigi)

Vf = kecepatan makan (mm/min)

Z = jumlah gigi mata potong

n = putaran spindel

αr = sudut potong utama = sudut posisi rata – rata

Pada gaya potong spesifik, berdasarkan hasil percobaan untuk berbagai kondisi pemotongan dengan beberapa benda kerja, hanya dipengaruhi oleh tebal geram rata

-

rata (hm) sebagaimana rumus korelasi berikut :

Ksm = ks1.1 . hm-p …………(2.7)

Dimana :

Ksm = Gaya potong spesifik rata-rata (N/mm).

Ks1.1 = Gaya potong spesifik referensi (N/mm2) merupakan sifat benda kerja sewaktu dipotong dengan proses frais, dipengaruhi oleh sudut geram dan kecepatan potong.

P = Pangkat untuk tebal geram rata-rata ; dipengaruhi oleh material benda kerja dan kecepatan potong.

Tabel 2.1 Gaya potong spesifik referensi dalam proses frais (Taufiq Rochim, 1993)

commit to user DIN (N/mm2) (N/mm2) Baja Struktur (Structual Steel) St 50 St 60 520 620 1990 2110` 0,25 0,16 Baja Mampu Laku Panas

(Heat Treable Steels)

Ck 45 Ck 60 670 770 2220 2130 0,14 0,17 Baja Sementasi (Cementation Steels) 16 Mn Cr 5 18 Cr Ni 6 42 Cr Mo 4 34 Cr Mo 4 50 Cr V 4 EC Mo 80 770 630 730 600 600 590 2100 2260 2500 2240 2220 2290 0,27 0,30 0,26 0,21 0,27 0,17 Baja Perkakas Panas

(Hot Work Tool Steels)

55 Ni Mo V6 Annealed treated 940 (352 BHN) 1740 1920 0,25 0,24 Besi Tuang (Cast Iron) GG 26 GG 30 (200 BHN) 1160 1100 0,26 0,26

2.4.2 Daya pemotongan pergigi rata – rata

N

zm

=

…………(2.8)

Dimana : Nzm = Daya potong pergigi rata – rata (kW) V = Kecepatan potong (m/min)

Nzm =

…………(2.9)

2.4.3 Reduksi putaran

Putaran spindel dihasilkan dari transmisi pasangan – pasangan roda gigi dalam main gear box. Roda gigi yang dipakai oleh mesin frais di dalam gearbox

roda gigi silindris dengan gigi lurus. Roda gigi ini mempunyai gigi sejajar dengan sumbu roda gigi.

Gambar 2.4 Sepasang roda gigi lurus

Pada pasangan roda gigi seperti gambar 2.4 putaran roda gigi 1 adalah n1 dan putaran roda gigi 2 adalah n2. Garis tengah lingkaran bagi masing –

masing adalah d1 dan d2. Kecepatan keliling titik singgung kedua lingkaran adalah :

V = π.D1.n1 = π.D2.n2

=

…………(2.

10) 2.5 Perawatan (Maintenance)

Maintenance adalah pemeliharaan, namun sampai saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa maintenance adalah perawatan, akan tetapi dalam kenyataannya adalah berbeda antara perawatan dan pemeliharaan. Pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari pemeliharaan yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan, tindakan yang dilakukan yaitu meliputi

commit to user

penyetelan, pelumasan, pengecekan, pelumas dan penggantian komponen yang tidak layak lagi. Sedangkan pengertian perawatan yaitu suatu tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu alat yang telah mengalami kerusakan agar alat tersebut dapat digunakan kembali. Kesimpulannya yaitu pemeliharaan dilakukan sebelum suatu alat/produk mengalami kerusakan dan mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan perawatan yaitu dilakukan setelah suatu alat mengalami kerusakan(perbaikan), akan tetapi dalam kehidupan kita sehari – hari istilah maintenance adalah suatu perawatan terhadap mesin agar mesin selalu dalam kondisi yang baik dan dapat berfungsi secara normall.

2.5.1 Macam – macam maintenance.

a) Preventive maintenance

Preventive maintenance adalah tindakan perawatan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah – maslah yang dapat menimbulkan kerusakan pada komponen atau alat agar tetap normall di melakukan pengecekan terhadap indikator tekanan dan temperatur, atau alat indikator lainnya. apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normall kerja dari suatu alat membersihkan kotoran - kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun bekas minyak), mengikat baut - baut yang kendor, pengecekan terhadap kondisi pelumasan, perbaikan atau mengganti kondisi gasket pada sambungan - sambungan yang bocor.

b) Predictive maintenance

Predictive maintenance adalah suatu perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan yang dilakukan secara berkala. Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikator – indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan

aligment untuk menambah data dan tindakan selanjutnya.

Breakdown maintenance adalah suatu perawatan yang dilakukan tanpa ada rencana terlebih dahulu, dimana kerusakan terjadi pada suatu alat atau produk yang sedang beroperasi yang mengakibatkan kerusakan bahkan dapat menyebabkan alat tidak dapat beroperasi, missal kerusakan terjadi pada pompa yaitu terjadi kerusakan pada bantalan karena kegagaan pada pelumasan, terlepasanya couple penghubung pada poros penggeraknya akibat kurang kencangnya baut – baut penyambung, macetnya impeller karena terhambat suatu benda asing, dll.

d) Corrective maintenance.

Corrective maintenance adalah perawatan yang telah direncanakan yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut. Pemeliharaan ini merupakan general overhaul yang meliputi pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian pada setiap bagian –

bagian alat yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak ataupun karena batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan.

commit to user

BAB III

ANALISA KERUSAKAN MESIN

3.1 Kondisi Awal Mesin Frais

Sebelum dilakukan rekondisi, mesin dalam keadaan tidak dapat berfungsi dengan baik. Beberapa hal yang ada dalam keadaan awal antara lain : a) Kondisi fisik

Awal mesin sebelum direkondisi terlihat tidak bersih, badan mesin terdapat terak kotoran yang perlu dibersihkan. Cat pada sebagian badan mesin tidak terlihat baik, terkelupas. Selain itu banyak mur/baut yang hilang.

b) Pompa cairan pendingin

Pompa cairan pendingin rusak tidak dapat memompa cairan pendingin. Pompa terlihat kotor tidak terawat dan selang cairan pendingin tidak ada. Katup/kran tidak dapat berfungsi. Selain itu cairan pendingin juga sangat kotor.

c) Bagian mekanis

Bagian mekanis, yaitu pada eretan horisontal, eretan vertikal, dan eretan melintang susah digerakkan. Pasak skala hilang dan handle eretan tidak ada. d) Bagian kelistrikan

Instalasi kelistrikan dalam keadaan tidak teratur, terutama pada rangkaian kabel. Apabila dipakai dalam pengoperasian, dalam jangka waktu sekitar 4 jam motor berhenti sendiri. Lampu penerangan juga tidak dapat berfungsi. Beberapa komponen kelistrikan tidak ada, antara lain kontaktor dan bohlam lampu penerangan.

Gambar 3.1 Kondisi awal mesin frais

a) Bagian kelistrikan mesin

Gambar 3.2 Kondisi awal kelistrikan

Kerusakan yang terjadi adalah :

1) Motor tiba - tiba mati saat penggunaan dalam waktu lama sekitar setengah hari penggunaan

2) Lampu penerangan mati

b) Bagian mekanis mesin.

Gambar 3.3 Kondisi awal bagian mekanis mesin

Gerakan meja untuk arah melintang dan memanjang tidak lancar

c) Bagian pompa pendingin mesin

Gambar 3.4 Kondisi awal pompa pendingin

Pompa cairan pendingin (coolant pump) tidak berfungsi.

3.3 Analisa Kerusakan

a) Melakukan penyelidikan

Penyelidikan atau inspeksi bertujuan untuk memeriksa penyebab dari kerusakan-kerusakan tersebut. Bagian kelistrikan mesin

commit to user

a. Mengaktifkan saklar utama dari MCB (posisi ON) b. Mengaktifkan saklar mesin

c. Memeriksa setiap aliran listrik yang masuk kemesin

d. Memeriksa bagian-bagian pada rangkaian kelistrikan, yaitu : terminal kabel, kontaktor, transformator (trafo), sekering, dan ampere control

2) Lampu penerangan mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah : a. Mengaktifkan saklar utama dari MCB (posisi ON)

b. Mengaktifkan saklar mesin c. Mengaktifkan saklar lampu

d. Memeriksa lampu masih hidup atau sudah putus e. Memeriksa aliran listrik yang masuk kesaklar 3) Bagian mekanis mesin

Gerakan meja untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar, langkah – langkah pemeriksaannya adalah memutar handle penggerak meja.

4) Bagian cairan pendingin mesin

Pompa cairan pendingin tidak berfungsi/mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah :

a. Mengaktifkan saklar utama dari MCB (posisi ON) b. Mengaktifkan saklar mesin

c. Mengaktifkan saklar pompa

d. Memeriksa arus listrik yang mengalir ke pompa e. Memeriksa elemen-elemen yang terdapat pada pompa b) Melakukan diagnosa kerusakan

Setelah melakukan penyelidikan maka diketahui kerusakan yang terjadi :

1) Bagian kelistrikan

a. Mesin mati jika digunakan dalam waktu lama. Penyebab kerusakan adalah:

2. Ada beberapa komponen listrik yang mengalami kerusakan seperti kontaktor, transformator, sekering, dan ampere kontrol 3. Kualitas kabel yang sudah kurang bagus

b. Lampu penerangan mati. Penyebab kerusakan adalah : 1. Ada kabel yang terlepas dari terminal

2. Terjadi kerusakan pada saklar lampu 3. Bohlam putus

2) Bagian mekanis mesin seperti gerakan meja untuk arah melintang dan memanjang tidak lancar. Penyebab kerusakan adalah :

a. Bagian slide meja yang bergesekan dalam kondisi kotor b. Bagian ulir penggerak meja kurang pelumasan

c. Ada bearing yang pecah 3) Bagian cairan pendingin mesin

Pompa cairan pendingin tidak berfungsi. Penyebab kerusakan adalah :

a. Kumparan terbakar

b. Ada kebocoran dari pipa saluran luar cairan pendingin yaitu psda bagian katup pengaturnya sehingga menetes dan masuk kedalam pompa

3.4 Melakukan Perbaikan

Perbaikan dilakukan setelah mengetahui bagian-bagian yang menyebabkan kerusakan terhadap mesin dan harus diperbaiki atau diganti.Perbaikan yang dilakukan adalah :

commit to user

a) Bagian kelistrikan mesin

Gambar 3.5 Instalasi listrik

Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah : 1. Membuka penutup sabuk puli motor

2. Melepas sabuk pada puli

3. Membuka penutup ruang kelistrikan 4. Mengeluarkan rangkaian listrik

5. Mengecek rangkaian kelistrikan menggunakan diagram instalasi kelistrikan

6. Mengecek komponen - komponen kelistrikan menggunakan multitester 7. Mengganti komponen - komponen kelistrikan yang rusak

Penggantian dilakukan pada komponen kontaktor, kabel, ampere control, dan untuk sekering diganti MCB (Main Circuit Breaker)

8. Memasang kembali rangkaian kelistrikan pada mesin frais

b) Lampu penerangan mati

Lampu pada mesin frais harus dalam keadaan hidup, karena lampu tersebut berfungsi untuk :

1. Membantu pengerjaan disaat gelap / malam hari

2. Membantu operator dalam melihat kepresisian benda kerja selama pengerjaan

Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :

1. Melepas kabel yang terhubung dengan sumber arus 2. Memperbaiki saklar lampu

3. Memperbaiki tuas lampu

4. Memasang kembali kabel pada terminal listriknya 5. Mengganti lampu bohlam

c) Bagian mekanis mesin.

Gambar 3.7 Bagian mekanis mesin

Gerakan mekanis mesin (meja) untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar. Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :

1. Melepas handle pemutar meja

2. Melepas pengunci poros ulir penggerak meja

3. Melepas baut penutup dudukan poros ulir penggerak meja 4. Melepas baut pengunci slot meja

commit to user

5. Mengangkat meja dan menurunkannya 6. Mengecek bagian dari poros ulir dan bearing 7. Mengganti bearing yang pecah

8. Membersihkan bagian mekanisme penggerak yang kotor

9. Melumasi bagian slide meja dan memberikan grease pada poros ulir dan roda gigi penggeraknya

10.Mengembalikan posisi bagian-bagian mekanisme penggerak meja seperti semula

11.Mengembalikan meja keposisi semula

d) Bagian cairan pendingin mesin

1. Pompa cairan pendingin tidak berfungsi.

Gambar 3.8 Pompa cairan pendingin

Tahap perbaikan yang dilakukan adalah : a. Melepas kabel listrik untuk pompa

b. Melepas baut pengunci dudukan pompa

c. Melepas selang dengan membuka pengunci selang (saluran cairan pendingin)

d. Mengangkat pompa

e. Memperbaiki kumparan yang terbakar (spul)

2. Saluran selang cairan pendingin bocor

Gambar 3.9 Saluran selang cairan pendingin

Tahapan perbaikan yang dilakukan pada kebocoran saluran keluar cairan pendingin adalah :

a. Melepas sambungan saluran keluar dengan katup pengaturan b. Membersihkan selang dari kotoran yang menyumbat

c. Memberi lem pada selang yang mengalami kebocoran dan pada sela katup pengaturan

d. Memasang kembali bagian - bagian saluran keluar cairan pendingin seperti semula.

e) Pengujian putaran motor listrik

Tabel 3.1 Hasil pengujian motor listrik

No Putaran Motor Pada Nameplate Putaran Motor Hasil Pengujian

1. 1400 Rpm 1480 Rpm

f) Pengujian putaran spindel

commit to user

Hasil pengujian menggunakan Tachometer tidak sama dengan name plate

karena kecepatan spindel yang tertera pada nameplate sebenarnya menunjukkan putaran pada poros horisontal bukan putaran pada pemegang pahat.

Dari hasil pengujian putaran spindel (dalam posisi horisontal) didapat selisih sedikit antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hal tersebut dikarenakan data aktual pengujian putaran motor memiliki sedikit beda selisih dengan spesifikasi motor penggerak yang tertulis pada nameplate, yaitu pada pengujian tachometer 1480 rpm sedangkan pada nameplate 1400 rpm.

Pengujian putaran spindel dilakukan dengan mengukur putaran output poros

gearbox dengan tachometer. Sedang output putaran spindel dalam posisi vertikal adalah dua kali lipat dari putaran output gearbox. Peningkatan putaran tersebut dikarenakan susunan roda gigi yang mentransmisikan dari putaran output gearbox ke putaran spindel vertikal, seperti terlihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Perbandingan roda gigi penghubung spindel posisi vertikal No Putaran Output Gearbox (Pada Nameplate) Putaran Output Gearbox Hasil Perhitungan Putaran Output Gearbox Pada Poros Horisontal (Tachometer) Putaran Spindel Hasil Pengujian (Tachometer) Putaran Spindel Hasil Perhitungan 1. 31 Rpm 32 Rpm 34 Rpm 65 Rpm 64 Rpm 2. 55 Rpm 56 Rpm 58 Rpm 115 Rpm 114 Rpm 3. 102 Rpm 104 Rpm 108 Rpm 204 Rpm 210 Rpm 4. 178 Rpm 180 Rpm 184 Rpm 360 Rpm 360 Rpm 5. 310 Rpm 316 Rpm 321 Rpm 620 Rpm 632 Rpm 6 570 Rpm 580 Rpm 582 Rpm 1140 Rpm 1160 Rpm Putaran spindel vertikal

Perbandingan roda gigi Penghubung 20:40

Gambar 3.11 Poros output horisontal gearbox

g) Pengujian gerakan meja secara otomatis

Untuk mengetahui gerakan meja secara otomatis dapat bergerak sesuai dengan nameplate yang tertera pada mesin, maka dilakukan pengujian dengan cara memberi titik pada salah satu bagian dari setiap meja (longitudinal,transversal,vertikal) kemudian otomatis eretan penggerak meja difungsikan selama 1 menit dan dihitung panjang perpindahan meja dalam satuan milimeter (mm).

Cara Pengujian :

1. Pengujian arah longitudinal

Gambar 3.12 Pengujian arah longitudinal feed

2. Pengujian arah vertikal

Gambar 3.13 Pengujian arah vertikal feed

commit to user

Gambar 3.14 Pengujian arah transverse feed

h) Nameplate kecepatan eretan otomatis

Gambar 3.15 Nameplate kecepatan eretan otomatis

Tabel 3.3 Hasil pengukuran kecepatan eretan otomatis No Arah Gerakan Posisi Handle

Pada Nameplate

Kec Pada Namplate

Handle (mm / min) Hasil Pengujian (mm / min) 1 Transverse Feed 4B 4C 3C 120 67,8 14,9 121 68 16 2 Longitudinal Feed 6C 6B 5C 33,5 59,4 7,3 34 60 7,5 3 Vertikal Feed 2C 2B 1C 27,2 48 6 28 49 7 a b c

i) Langkah pengujian skala ukur

Pada skala ukur langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara menentukan jarak yang akan ditempuh dibandingkan jumlah strip yang diperlukan untuk mencapai jarak yang telah ditentukan, kemudian jarak dibagi dengan jumlah strip, jika hasil pembagian adalah sama dengan ketelitian pada skala ukur maka skala dianggap normall.

Tabel 3.4 Hasil pengecekan skala ukur pada eretan

No. Skala ukur Ketelitian Hasil Pengecekan

Ket

1. Skala ukur pada eretan

memanjang/horisontal 0.05 mm

6 mm/120

1 strip = 0.05 mm Sesuai 2. Skala ukur pada eretan

melintang 0.05 mm

5 mm/100

1 strip = 0.05 mm Sesuai 3. Skala ukur pada eretan

naik-turun 0.02 mm

2 mm/100

1 strip = 0.02 mm Sesuai

j) Pengujian kenyamanan eretan

Pengujian kenyamanan eretan dilakukan dengan cara menggunakan alat neraca pegas yang dikaitkan kepada tuas/pemutar eretan kemudian ditarik sehingga didapatkan nilai beban untuk menggerakkan eretan dalam satuan kg, berikut adalah cara – cara pengujian dalam mengetahui beban untuk menggerakkan eretan tersebut.

1) Pengujian eretan transversal a. Dengan neraca pegas

Gambar 3.16 Pengujian eretan transversal

→ Didapatkan beban tarik (m) (Pada mesin yang direkondisi)

commit to user

→ Didapatkan beban tarik (m) (Pada mesin normal)

: 4 kg

b. Dengan tongkat pengukur torsi

Gambar 3.17 Pengujian eretan transversal

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin yang direkondisi)

: 3 kg

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin normal)

: 4 kg

→ Torsi (pada mesin yang direkondisi)

: T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter) = [3 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2

= 29,4 kgm/s2x 0.1 m = 2,94 kgm2/s2 = 2,94 Nm

→ Torsi (pada mesin normal) : T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter) = [4 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2

= 39,2 kgm/s2x 0.1 m = 3,92 kgm2/s2 = 3,92 Nm

2) Pengujian eretan longitudinal a. Dengan neraca pegas

Gambar 3.18 Pengujian eretan longitudinal

→ Didapatkan beban tarik (m) (Pada mesin yang direkondisi)

: 3 kg

→ Didapatkan beban tarik (m) (Pada mesin normal)

: 3 kg

b. Dengan tongkat pengukur torsi

Gambar 3.19 Pengujian eretan longitudinal

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin yang direkondisi)

: 3 kg

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin normal)

: 3 kg

→ Torsi (Pada mesin yang direkondisi)

: T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter) = [3 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2

= 29,4 kgm/s2x 0.1 m = 2,94 kgm2/s2 = 2,94 Nm

→ Torsi (Pada mesin normal) : T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter) = [3 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2

= 29,4 kgm/s2x 0.1 m = 2,94 kgm2/s2 = 2,94 Nm

commit to user

3) Pengujian eretan vertikal a. Dengan neraca pegas

1. Putaran searah jarum jam (ditarik keatas)

Gambar 3.20 Pengujian eretan vertical

→ Didapatkan beban tarik (m) (Pada mesin yang direkondisi)

: 4 kg

Didapatkan beban tarik (m)

(Pada mesin normal)

4 kg

Gambar 3.21 Pengujian eretan vertical

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin yang direkondisi)

: 4 kg

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin normal)

: 4 kg

→ Torsi (pada mesin yang direkondisi)

: T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter) = [4 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2

= 39,2 kgm/s2x 0.1 m = 3,92 kgm2/s2 = 3,92 Nm

→ Torsi (pada mesin normal) : T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter) = [4 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2

= 39,2 kgm/s2x 0.1 m = 3,92 kgm2/s2 = 3,92 Nm

2. Putaran berlawanan arah jarum jam (ditarik kebawah)

Gambar 3.22 Pengujian eretan vertikal

→ Didapatkan beban tarik (m) (Pada mesin yang direkondisi)

: 3 kg

→ Didapatkan beban tarik (m) (Pada mesin normal)

: 3 kg

b. Dengan tongkat pengukur torsi

Gambar 3.23 Pengujian eretan vertikal

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin yang direkondisi)

: 3 kg

→ Didapatkan beban tarik (m) (pada mesin normal)

commit to user

→ Torsi (Pada mesin yang direkndisi)

: T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter)

= [3 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2 = 29,2 kgm/s2x 0.1 m

= 2,92 kgm2/s2 = 2,92 Nm

→ Torsi (Pada mesin normal) : T = F (Newton) x r (meter)

= [m (massa).g (grafitasi)] x panjang (meter) = [3 kg.9.8 m/s2] x 10 cm .10-2

= 29,4 kgm/s2x 0.1 m = 2,94 kgm2/s2 = 2,94 Nm

Dari hasil pengujian pada eretan mesin frais menggunakan neraca pegas dan pengukur torsi, didapat massa dan torsi pada tiap eretan, nilai massa dan torsi eretan tersebut adalah gaya minimum untuk menggerakkan eretan. Hasil pengujian eretan dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Hasil pengujian eretan

No Eretan Massa (kg) (Mesin yang direkondisi) Torsi (Nm) (Mesin yang direkondisi) Massa (kg) (Mesin normal) Torsi (Nm) (Mesin normal) 1 Transversal 3 2,92 4 3,92 2 Longitudinal 3 2,92 3 2,92 3 a)Vertikal searah jarum jam (ditarik keatas)

b)Vertikal

berlawanan jarum

jam (ditarik

kebawah)

3 2,92 3 2,92

Dari tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa kondisi kenyamanan eretan adalah sama dengan mesin normal untuk eretan longitudinal dan eretan vertikal, sedangkan untuk eretan transversal terdapat perbedaan sebesar 1 Nm lebih ringan dibandingkan dengan mesin normal.

3.5 Biaya Perbaikan

Dalam perekondisian mesin frais universal seri 4260 diperlukan penggantian –

penggantian beberapa komponen yang rusak dan untuk melengkapi komponen –

komponen yang hilang, biaya – biaya tersebut diantaranya : a) Biaya kelistrikan

Tabel 3.6 Biaya kelistrikan

No Nama Barang

Spesifikasi ( Merk )

Jumlah Harga Satuan Nota No Jumlah 1 Thermis - 1 - 1 Rp 300.000,00 2 Kontaktor - 3 Rp 146.000,00 1 Rp 438.000,00 3 MCB - 1 - 1 Rp 98.000,00 4 Return Kontaktor - 1 - 1 Rp 150.000,00 5 Rakit Kabel - - - 1 Rp 220.000,00 6 Ongkos Penginstalan - - - 1 Rp 300.000,00 7 Terminal - 5 Rp 8.000,00 1 Rp 40.000,00

commit to user

b) Biaya perbaikan lampu

Tabel 3.7 Biaya perbaikan lampu

c) Biaya pengecatan

Tabel 3.8 Biaya pengecatan

d) Biaya perbaikan pompa

Tabel 3.9 Biaya perbaikan pompa

TOTAL Rp1.546.000,00

No Nama Barang

Spesifikasi ( Merk )

Jumlah Harga Satuan Nota No Jumlah 1 Lampu Philips 15 Watt 1 - 1 Rp 30.000,00 2 Lampu Bohlam 10 Watt 1 - 1 Rp 3.500,00 TOTAL Rp 33.500,00

Dokumen terkait