• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini akan berisi kesimpulan dari seluruh rangkaian pembuatan sistem dan saran untuk pengembangan sistem.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berinteraksi dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (Hartono, 1999).

Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Hartono, 1999).

Dengan mengacu pada pengertian sistem, dan informasi, dapat didefinisikan sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan meyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan (Hartono, 1999).

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras, perangkat lunak, serta manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Manusia terdiri dari end user dan information system specialist. Perangkat keras terdiri atas mesin dan media. Perangkat lunak terdiri atas sistem operasi, program dan prosedur. Sedangkan data terdiri atas data itu sendiri.

Data diperoleh dari sumber data. Data yang diperoleh kemudian akan ditransformasikan oleh aktivitas pemrosesan informasi menjadi berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh end user. Pemrosesan informasi terdiri atas input, proses, output, dan kontrol (Aziz & Pujiono, 2006).

2.1.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), diantaranya meliputi :

A. Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Pada umumnya, data yang diperlukan sebagai input sistem diturunkan dari kebutuhan informasi.

B. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

C. Blok keluaran (output block)

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

D. Blok teknologi (technology block)

Teknologi merupakan ‘tool-box’ dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 2 bagian utama yaitu : perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

E. Blok basis data (database block)

Basisdata (database) merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan dalam hardware komputer dan digunakan software untuk memanipulasinya. Basisdata diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management System).

F. Blok kendali (controls block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat segera diatasi.

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG)

2.2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gê yang berarti "Bumi" dan graphein yang berarti "menulis", atau "menjelaskan" (http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi).

Pengertian lain dari geografi adalah informasi mengenai permukaan bumi dan semua obyek yang berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan pengorganisasian bagi semua tindakan selanjutnya (Aziz & Pujiono: 2006).

Dari pengertian diatas maka dapat didefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan data dan memanipulasi informasi geografis.

Lebih lanjut SIG dapat didefinisikan sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang didesain secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis (ESRI, 1990).

2.2.2 Konsep Dasar SIG

Pada awalnya, data geografi hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan simbol, garis, dan warna. Elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam legendanya. Selain itu, berbagai data juga dapat dipresentasikan berdasarkan sistem koordinat yang sama. Akibatnya sebuah peta menjadi media yang efektif baik sebagai alat presentasi maupun sebagai bank tempat penyimpanan data geografis. Tetapi, media peta masih memiliki keterbatasan. Informasi yang tersimpan diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk tujuan tertentu pula. Dengan menggunakan SIG proses penyimpanan data dan presentasi dipisahkan. Dengan demikian, data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk.

Kemampuan dasar SIG adalah mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisisnya dan menyimpan serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.

Melalui SIG data yang merepresentasikan “dunia nyata” dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Sebagaimana terlihat pada gambar 2.1, pemahaman mengenai “dunia nyata” akan semakin baik jika proses-proses manipulasi dan presentasi data yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografis di permukaan bumi telah dimengerti.

Gambar 2.1: Model Dunia Nyata

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Kumpulan dari layer-layer ini akan membentuk basisdata SIG.

2.2.3 Subsistem SIG

Dari beberapa definisi SIG maka SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :

A. Data Input

Bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

B. Data Output

Menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, atau format lain.

C. Data Management

Mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, update, dan di-edit.

D. Data Manipulation & Analisis

Menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar 2.2: Subsistem GIS (Prahasta, 2002)

2.2.4 Komponen SIG

Komponen SIG merupakan seluruh kesatuan cara kerja SIG yang dapat merepresentasikan kondisi dunia nyata kedalam komputer seperti pada peta yang mampu merepresentasikan keadaan dunia nyata diatas kertas. SIG terdiri dari beberapa komponen berikut :

A. Perangkat Keras

Saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC, desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat

keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC dapat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter dan scanner.

B. Perangkat Lunak

SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem SIG diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri.

C. Data dan Informasi Geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain, maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

D. Manajemen

Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan. SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model, dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan. SIG

didesain dan dikembangkan untuk management data yang akan mendukung proses pengambilan keputusan.

E. Manusia

Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat dipublikasikan sesuai dengan kondisi nyata. Sama seperti sistem infrmasi lainnya, pengguna SIG juga memiliki tingkatan tertentu, dari tingkatan spesialist tekniks yang mendesain dan memelihara SIG sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan mereka sehari-hari.

2.2.5 Cara Kerja SIG

Dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat (perangkat lunak/perangkat keras) maupun objek permasalahan. SIG adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data seperti ; penyimpanan, penyajian, manipulasi, dan lain-lain.

SIG dapat mempresentasikan dunia nyata di monitor komputer sebagaimana lembaran peta. Tetapi SIG lebih fleksibel daripada lembaran peta. Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam merepresentasikan obyek-oyek dunia nyata seperti bangunan ditampilkan sebagai titik, jalan

ditampilkan sebagai garis, dan lain sebagainya. Peta menggunakan simbol-simbol grafis dan warna untuk membantu dalam mengidentifikasi unsur-unsur berikut deskripsinya seperti sungai berwarna hijau, jalan berwarna hitam, dan lain-lain.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut dalam basis data. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya dalam tabel-tabel. Setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur tersebut dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya. Unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya, karena itu unsur-unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.

Sumber data dalam SIG antara lain berasal dari survei lapangan (survei fisik lahan, pengukuran, dan lain-lain), peta publikasi (RBI, topografi, tanah, dan lain-lain), citra penginderaan jauh (foto udara, radar, dan lain-lain), serta data statistik (sensus, catatan lapangan, dan lain-lain). Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau data foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.

Masing-masing sumber data tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, terutama pada kerincian dan luasan data yang dapat diperoleh. Dengan demikian pemanfaatan kedua jenis data tersebut secara saling melengkapi sangatlah menguntungkan.

2.2.6 Pengelompokan Data Dalam SIG

Jenis data yang digunakan dalam SIG dikelompokkan menjadi 2 jenis data, yaitu data spasial dan data atribut (non spasial).

A. Data Spasial

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Dengan kata lain data spasial adalah data yang terdiri dari lokasi eksplisit suatu geografi yang diset dalam bentuk koordinat. Data spasial terbagi atas 2 representasi entity spasial yang dalam penyimpanannya terbagi atas 4 macam tipe layer penyimpanan. Representasi entity yang dimaksud yaitu model entity data raster dan entity data vektor.

Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid, dimana setiap grid mewakili data tertentu. Model data vektor adalah model data yang didefinisikan dalam suatu bentuk garis, poligon, titik, dan sejenisnya.

Masing-masing model data spasial tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Penggunaan dan pemilihan terhadap salah satu atau keduanya tergantung pada jenis data dan tujuan yang hendak dicapai dalam SIG.

Layer penyimpanan dan pengolahan data spasial yang digunakan dalam SIG adalah sebagai berikut (Aziz & Pujiono, 2006):

1. Boundary (poligon)

Tipe data ini digunakan untuk mengolah data yang berbentuk luasan. Contoh penggunaan poligon misalnya untuk menggambarkan gedung dan komplek bangunan.

Gambar 2.3 : Poligon

2. Line (garis)

Tipe data line digunakan untuk pengolahan data yang berbentuk garis. Contoh penggunaannya seperti jalan dan sungai.

Gambar 2.4 : Garis

3. Point (titik)

Tipe point digunakan untuk pengolahan data yang berbentuk titik dan simbol untuk mewakili data yang berisi tentang informasi titik-titik posisi. Contoh penggunaannya misalnya untuk melambangkan posisi ibukota dan kota.

4. Image (gambar)

Tipe image digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat presentasi grafis. Contoh penggunaannya misalnya untuk nama obyek dan skala.

Gambar 2.6 : Image

B. Data Atribut

Data atribut adalah gambaran data yang terdiri dari data yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti ketinggian, kedalaman, dan lain sebagainya. Data-data dapat dihubungkan dengan lokasi tertentu dengan maksud untuk memberikan identifikasi, alamat, kode, dan lain-lain.

Tipe data atribut adalah data yang mendeskripsikan data grafis yang berisi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif misalnya data jumlah penduduk, data jumlah sekolah, dan sebagainya.Data kualitatif misalnya nama, alamat, nama, jalan, dan sebagainya.

Data atribut akan tersimpan dalam bentuk tabel, yang kemudian disebut dengan data tabular. Data tabular akan terbagi dalam kolom-kolom dan setiap kolom-kolom merupakan satu field data dan dalam satu baris data merupakan satu record data. Setiap field terdiri atas struktur karakter desimal (integer, small integer, dan float).

2.3 Peta

2.3.1 Definisi Peta

Peta adalah representasi grafis dari sebagian atau seluruh permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan menggunakan suatu skala dan sistem proyeksi tertentu. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi pada suatu peta dilakukan dengan cara memilih, menggeneralisasi data permukaan bumi, sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan peta tersebut.

2.3.2 Elemen Peta

Sebuah bentuk tunggal dalam sebuah peta tidak akan memberikan informasi yang cukup untuk mengetahui seluruh informasi yang terkandung didalamnya, oleh karena itu peta memerlukan beberapa atribut agar bisa dibaca oleh penggunanya.

A. Data Frame

Data frame adalah bagian dari sebuah peta yang menampilkan lapisan-lapisan data (data layer). Bagian ini adalah bagian yang terpenting dan merupakan titik pusat dari sebuah dokumen peta.

B. Legenda

Legenda bertugas untuk menjelaskan seluruh simbol-simbol yang digunakan dalam sebuah peta pada setiap lapisan datanya.

C. Judul / Title

Judul pada peta akan memberikan gambaran secara singkat mengenai subjek-subjek yang ada dalam peta.

D. North Arrow

North arrow (penunjuk arah utara) adalah orientasi arah mata angin. Biasanya, arah utara diposisikan di bagian atas dari sebuah peta. E. Skala / Scale

Skala peta menjelaskan hubungan dari data frame yang ada di peta dengan dunia nyata dalam sebuah rasio perbandingan. Penskalaan dapat dilakukan berdasarkan unit per unit, atau berdasarkan satu ukuran terhadap ukuran lainnya.

F. Kutipan

Kutipan merupakan penjelasan mengenai sumber data yang dipakai dalam peta tersebut, informasi proyeksi serta peredarannya. G. Border

Penempatan garis tepi pada sebuah peta akan membantu bagi para pengguna mengetahui batas tepi dari sebuah peta dengan jelas. H. Graticules

Graticules adalah sebuah garis lintang dan garis bujur yang berada di atas data peta.

2.3.3 Fungsi Peta

Fungsi peta antara lain :

A. Memperlihatkan posisi atau lokasi dari suatu tempat

B. Memperlihatkan bentuk suatu unsur yang ada di permukaan bumi. C. Menghimpun serta menyeleksi data permukaan bumi.

2.4 Distribution Point Telkom

Gambar 2.7 : Konfigurasi Jaringan Telekomunikasi AWG Sukoharjo

Keterangan :

MDF : Main Distribution Frame RK : Rumah Kabel

STO : Sentral Telephone Otomat DP : Distribution Point

Distribution Point (DP) atau Kotak Pembagi (KP) adalah salah satu bentuk dari titik pembagi atas tanah yang dipasang pada tiang telpon atau dinding sebuah bangunan gedung atau rumah.

Definisi dari titik pembagi adalah terminal kabel yang umumnya berkapasitas 10 dan 20 pasang dimana terminal masuk di terminasikan kabel catu, sedang pada terminal keluar dihubungkan dengan saluran penanggal atau saluran distribusi ke rumah pelanggan. Fungsi DP antara lain; tempat

Phone DP RK MDF STO Tran Tran STO MDF RK DP Phone FO

pengetesan dalam melokalisir gangguan; tempat mutasi jaringan yang menuju ke rumah pelanggan; tempat penyambungan kabel sekunder dan saluran penanggal.

Terdapat 2 jenis DP yang dimiliki PT. Telkom yaitu DP tiang, DP dinding. DP tiang dipasang pada tiang telepon untuk mencatu pelanggan yang terpencar, pada umumnya berkapasitas 10 sampai 20 pasang. Sedangkan DP dinding dipasang pada dinding luar sebuah bangunan yang memiliki banyak klien, seperti pada pertokoan bertingkat, atau kompleks perkantoran, DP dinding biasanya berkapasitas 10 sampai 40 pasang.

2.5 Metode Perancangan Basis Data

2.5.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu konsep yang dapat mendeskripsikan kebutuhan pengguna melalui sebuah model yang lebih detail sehingga dapat diimplementasikan ke dalam sistem manajemen basis data. Komponen utama ERD adalah relasi dan entities. Kedua komponen tersebut dideskripsikan dengan menggunakan atribut-atribut. a. Entity

Entity (entitas) merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata eksistensinya dan dapat dibedakan dengan yang lain.

Gambar 2.10 : Simbol Entity

b. Atribut

Merupakan deskripsi yang dimiliki oleh setiap entity. Penentuan atribut bagi suatu entity pada umumnya didasarkan pada fakta yang ada.

Gambar 2.11 : Simbol Atribut

c. Relasi

Menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan antara suatu entity dengan entity yang lain.

2.5.2 Tingkat Relasi (Kardinalitas)

Himpunan entity yang sejenis disebut entity set. Dalam entity relatioship, relasi antara 2 entity set dapat terjadi dan terbagi menjadi beberapa jenis :

• Relasi satu ke satu (One to one relationship)

Setiap entity pada entity set A berhubungan satu (paling banyak) entity pada entity set B. Demikian pula sebaliknya.

• Relasi satu ke banyak (One to many relationship)

Setiap entity pada entity set A dapat berhubungan dengan lebih dari satu (banyak) entity pada entity set B. Tetapi tidak sebaliknya, setiap entity set B hanya dapat berhubungan dengan satu (paling banyak) entity pada entity set A.

• Relasi banyak ke satu (Many to one relationship)

Setiap entity pada entity set A hanya dapat berhubungan dengan satu (paling banyak) entity dari entity set B, sementara setiap entity pada set B dapat berhubungan dengan banyak entity pada entity set A.

• Relasi banyak ke banyak (Many to many relationship)

Setiap entity pada entity set A boleh berhubungan dengan banyak entity dari entity set B. Demikian pula sebaliknya, setiap entity pada entity set B boleh berhubungan dengan banyak entity dari entity set A.

2.5.3 Normalisasi

Normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk menstrukturkan data sedemikian rupa sehingga mengurangi atau mencegah timbulnya masalah-masalah yang berhubungan dengan pengolahan basis data. Tahap-tahap dalam proses normalisasi adalah :

a. Bentuk normal pertama (1NF)

Bentuk normal pertama mensyaratkan bahwa semua atribut yang terlibat harus bersifat atomik. Artinya, setiap atribut harus tidak dapat dibagi lagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil.

b. Bentuk normal kedua (2NF)

Bentuk normal kedua mensyaratkan bahwa semua atribut sudah memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci hanya bergantung pada kunci primer.

c. Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk normal ketiga mensyaratkan bahwa semua atribut sudah memenuhi bentuk normal kedua dan semua atribut yang bukan kunci tidak memiliki kebergantungan transitif terhadap kunci primer, artinya nilai-nilai datanya tidak bergantung pada suatu atribut yang bergantung pada atribut lain.

d. Bentuk normal selanjutnya

Bentuk-bentuk normal selanjutnya yang dapat dibuat, seperti bentuk normal keempat (4NF) dan kelima (5NF). Namun bentuk-bentuk tersebut digunakan dalam kasus tertentu.

2.6 Metode Perancangan Proses

2.6.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) / Diagram Aliran Data (DAD) merupakan metode grafis yang digunakan untuk menggambarkan aliran informasi dan transformasi data yang terdapat dalam sistem.

DFD dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan yang merepresentasikan aliran-aliran data dan informasi berikut detil-detil fungsionalnya. DFD menggunakan istilah dan notasi grafis sebagai berikut :

A. Entitas eksternal

Dinotasikan dengan persegi panjang. Merupakan pemakai yang berada di luar batas sistem (hardware, orang, program lain, sistem lain).

Gambar 2.13 : Simbol Entitas Eksternal

B. Proses

Dinotasikan dengan lingkaran. Merepresentasikan transformasi data didalam sistem menjadi informasi.

C. Simpanan data (store)

Dinotasikan dengan 2 garis horizontal sejajar. Merupakan tempat penyimpanan data yang ada dalam sistem.

Gambar 2.15 : Simbol Store

D. Objek data

Dinotasikan dengan garis berarah. Merepresentasikan item data atau kumpulan data, arah anak panah menunjukkan arah aliran data.

Gambar 2.16 : Simbol Objek Data

Aturan-aturan dalam pembuatan DFD antara lain :

1. Pilih nama proses, aliran data, simpanan, dan entitas eksternal yang berarti : menggunakan kata kerja transitif (butuh objek) atau nama objek yang tepat untuk mendiskripsikan proses. Hindari pemakaian terminologi kata pada pemrograman, seperti : procedure, function, subsistem, dan sebagainya.

2. Berikan nomor untuk proses secara hierarkis.

3. Hindari DFD yang kompleks : buatlah secara bertingkat.

4. Gambar DFD berulang kali untuk mendapatkan diagram yang estetis (keragaman ukuran dan bentuk).

5. DFD harus konsisten dan logis ; Hindari proses dengan masukan tanpa keluaran ; Hindari proses dengan keluaran tanpa masukan.

2.7 ArcView

2.7.1 Pengenalan Arc View

Dokumen terkait