• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari perancangan poros pada kincir angin sumbu horizontal untuk pompa air.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

TEORI DASAR

Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia baik untuk keperluan di darat maupun di laut. Sebagai contoh untuk kebutuhan dilaut adalah perahu layar yang sudah dikenal nenek moyang kita sejak zaman dahulu. Sedangkan yang digunakan untuk kebutuhan di darat banyak sekali yaitu diantaranya untuk pembangkit listrik, terbang layang, kincir angin. Pada kesemptan ini penulis akan membahas tentang kincir angin yang digunakan sebagai pompa air.

Kincir angin di negeri Belanda yang digunakan untuk irigasi dan penggiling tepung hingga kini masih tersohor, waluapun pada saat ini hanya berfungsi sebagai obyek wisata. Akan tetapi dalam rangka mencari bentuk – bentuk sumber energi yang bersih dan terbaru, kembali energi angin mendapat perhatian yang sangat besar. Sebagaimana diketahui angin terjadi karena perbedaan suhu antara udara panas dan dara dingin.

Di daerah kathulistiwa yang banyak matahari, sehingga udara menjadi sangat panas, mengembang dan menjadi ringan, naik keatas dan bergerak kearah yang lebih dingin misalnya kutub. Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara, berupa perpindahan udara dari kutub utara ke garis khathulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya suatu perpindahan udara dari garis khatulistiwa kembali kekutub utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Pada dasarnya angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas dan

udara dingin dan perbedaan tekanan udara, dimana angin pada siang hari berhembus dari laut ke darat, biasa disebut angin darat, sedangkan dimalam hari berhembus dari darat ke laut yang disebut angin laut.

Gambar 2.1 a. angin laut b. angin darat.

Kecepatan angin juga tegantung pada ketinggian dan kekasaran daerah. Semakin tinggi ke arah langit, kecepatan semakin besar dan semakin banyak hambatan kecepatan semakin rendah.

2.1 Pengertian Umum Kincir Angin

Kincir angin merupakan salah satu mesin konversi energi yang menghasilkan gerak mekanis yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia sehari-hari. Pemanfaatan gerak mekanis ini bisa dipakai untuk menggerakkan pompa air untuk irigasi atau disambungkan ke generator sebagai pembangkit tenaga lis-trik. Kincir angin secara umum dapat dikatakan sebagai suatu alat yang digerakkan udara untuk menghasilkan gaya mekanis dan dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan masing – masing, sebagai pembangkit listrik atau sebagai pompa air. Jika sebagai pembangkit listrik maka membutuhkan generator tapi jika sebagai pompa air maka membutuhkan suatu pompa yang speknya sesuai

dengan kincir angin yang digunakan. Model yang paling sederhana didasarkan pada suatu teori daya gerak yang dikembangkan selama seabad yang lalu un-tuk meramalkan benun-tuk baling-baling kapal. Adaptasi dari teori awal ini unun-tuk memutar turbin telah dikerjakan oleh Bilau pada tahun 1925 dan Betz pada ta-hun 1927 yang dipahami selama bertata-hun-tata-hun kincir angin yang utama men-jadi keinginan umum antara lain adalah horizontal-axis (poros datar) dan

ver-tical-axis (poros tegak).

Gambar 2.2 Macam-macam kincir angin poros datar (Horisontal axis wind

Gambar 2.3 Macam-macam Kincir Angin Poros Tegak (Vertical Axis Wind

Turbin)

Teknologi kincir angin kecil untuk penerapan yang spesifik itu terus berkem-bang sebagai energi alternatif yang menguntungkan. Energi angina ini biasa dan banyak digunakan oleh para nelayan untuk mencari ikan di laut karena kebanyakan nelayan tradisional masih menggunakan perahu layar untuk men-cari ikan. Tapi ada juga sekarang yang sudah menggunakan perahu motor untuk menangkap ikan di laut. Perahu motor memang bisa lebih cepat dari

perahu layar tapi untuk mendapatkan perahu motor harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan perahu layar tradisional.

Tabel 2.1 Spesifikasi Beberapa Kincir Angin Modern

Manufaktur Model: Bergey Wind Power CO BWC 1500 Northern power system NortWind3 Windturbine industries EESI-12,5/23 Micon Energysystem M.22 Carter Wind system 25 Diameter rotor 3,1 m 5,0 m 7,0 m 9,8 m 9,9 m Daya rated 1,5 kW 3 kW 12,5 kW 22 kW 2 kW

Lokasi rotor Arus-hulu Arus-hulu Arus-hulu Arus-hulu Arus-hulu

Jumlah sudu 3 3 3 3 2

Control Pitch Tidak ada Rotor tilt Variable Tetap Tetap

Braking sys-tem -normal -speed. lebih Tidak ada Furling datar Furling tegak Furling tegak Disk-mech Aerodi-namik Elect-mech Aerodinamik Disk-mech aerodi-namik

Gear box Tidak ada Tidak ada Offshet hypoid

Poros sejajar Gigi miring bundar

Generator tipe Alternator Alternator Alternator Induksi Induksi

Kecepatan 60-450 rpm <300 rpm Variable 1800 rpm 1836 rpm

Tegangan Opsi Opsi Variable 480 V AC 220-440VAC

System yaw Pasif Pasif Pasif Aktif Pasif

Tipe menara Opsi Opsi Latis Tubular tanpa

pen-guat

Tubular berpenguat

Pada dasarnya penggunaan tenaga angin diperkirakan untuk keperluan-keperluan seperti di bawah ini:

a. Menggerakkan pompa-pompa air untuk irigasi. b. Menggiling padi untuk mendapatkan beras. c. Membangkitkan energi listrik

d. Untuk kegiatan olah raga

Angin banyak sekali fungsinya untuk membantu kegiatan dan keperluan manusia. Dengan memanfaatkan kekutan angin secara maksimal akan dapat menghasilkan sumber energi yang ramah lingkungan.

2.2 Pandangan Umum Mengenai Pompa air

Pompa air adalah suatu perangkat yang berfungsi mengalirkan, memindahkan bahkan dapat pula mensirkulasikan fluida cair dengan cara menaikkan tekanan dan kecepatan melalui gerak piston atau impeller. Gerak tarik bumi atau yang biasa dikenal dengan gravitasi, menyebabkan suatu cairan yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, sehingga cairan dapat mengalir dan apabila cairan dikedua tempat memiliki tekanan yang sama, maka cairan tidak dapat mengalir ke salah satu tempat tersebut.

Pompa adalah suatu alat yang dapat memindahkan cairan dari tempat yang le-bih rendah ke tempat yang mempunyai tekanan yang sama. Pompa menambah tekanan pada cairan sehingga dapat mengatasi gaya potensial, sehingga cairan dapat mengalir. Pompa disamping berfungsi sebagai yang tersebut diatas juga dapat menempatkan kecepatan aliran dari cairan dan juga digunakan untuk memindahkan lebih banyak dalam batas waktu tertentu.

Pemindahan fluida ini dapat terjadi menurut arah mendatar ataupun tegak lurus. Pada pemindahan fliuda secara mendatar, hambatan terdapat atas gesekan atau pusaran, sedangkan pada pemindahan fluida secara tegak, hambatan yang terjadi sama ditambah dengan hambatan yang diakibatkan karena adanya perbedaan tinggi antara muka hisap dan muka tekan. Tenaga penggerak pompa biasanya adalah steam engine, gas engine, steam turie, motor listrik dan motor bakar, akan tetapi disini pompa tersebut akan digerakkan dengan kincir angin.

Alternatif pemilihan pompa untuk mendistribusikan air bersih untuk irigasi haruslah diperhatikan beberapa pokok alasan dalam pemilihan pompa, hal tersebut adalah :

a. Karakteristik fluida itu sendiri. b. Tekanan.

c. Kapasitas.

Hal ini dikarenakan dimana pompa yang akan dipergunakan bertujuan untuk mengalirkan air bersih dari permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih tinggi.

2.3 Pompa Sentrifugal

Pompa jenis ini sangat luas penggunaannya dan juga banyak dipakai untuk berbagai keperluan. Fluida pada pompa sentrifugal dihisap kipas sudu-sudu impeller ditengah-tengah mengelilingi poros, dan keluar secara radial dengan kecepatan yang merupakan jumlah antara kecepatan radial dan kecepatan air yang meluncur mengikuti putaran impeller. Dalam rumah pompa (volute

cas-ing). Fluida berkurang kecepatannya akibat berputarnya impeller dan tenaga

geraknya diubah menjadi tenaga tekan atau dorong, maka fluida yang ada akan mengalir keluar pompa dengan mengatasi tekanan yang ada. Daya mekanis yang diberikan pada poros pompa diubah dalam sudu-sudu menjadi energi kinetis dari fluida yang dipindahkan dengan cara memperkecil kece-patan didalam volute.

Keuntungan pompa sentrifugal adalah sebagai berikut : a. Biaya investasi dan perawatannya rendah.

b. Bobot pompa relatif ringan dan luas ruang instalasinya relative kecil. c. Getaran yang terjadi relatif kecil pada saat pengoperasiannya, sehingga

pondasi dudukan pompa dapat dibuat ringan.

d. Dapat memompa fluida dengan kapasitas besar dan tekanan yang tinggi.

e. Beroperasi pada putaran tinggi, biasanya dihubungkan langsung dengan penggeraknya sehingga rugi-rugi transmisi kecil.

f. Jika konstruksinya disesuaikan, maka dapat dipergunakan untuk mengalirkan fluida yang kotor dan berlumpur serta yang mengandung bahan kimia.

g. Aliran fluidanya dapat kontinyu tidak terputus-putus. Kerugian pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :

a. Pada pemakaian normal, tidak dapat menghisap sendiri (tidak dapat memompakan udara), oleh sebab itu pada awal menghidupkan pompa harus dipancing.

b. Efisiensi pompa relatif rendah jika dibandingkan dengan pompa pis-ton, terutama jika kapasitas zat cair kecil sedangkan tinggi kenaikan besar.

c. Kurang sesuai untuk memompakan zat cair kental terutama pada aliran volume yang kecil.

2.4 Pompa Piston

Pompa piston memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pompa sentrifugal, tetapi kemajuan-kemajuan perencanaan pada pompa sen-trifugal telah mengimbangi efisiensi yang tinggi ini, bila beroperasi pada kondisi-kondisi tertentu, dimana pompa sentrifugal ini paling sesuai dan banyak digunakan. Pompa piston digunakan secara luas, dimana kemampuan variable tekanan adalah pertimbangan yang penting.

Keuntungan pompa piston adalah sebagai berikut :

a. Dapat bekerja langsung tanpa melakukan pemancingan. b. Memiliki efisiensi yang tinggi daripada pompa sentrifugal.

c. Pada putaran yang konstan, dapat menghantarkan fluida yang berbeda-beda pada tekanan yang hampir sama.

d. Pada putaran yang konstan, dapat menghantarkan zat cair pada kapasitas yang tetap pada tekanan yang berubah-ubah pada saluran yang tetap.

Kerugian pompa piston dibandingkan dengan pompa sentrifugal : a. Rumit dalam hal pemeliharaan

b. Pondasi harus kokoh karena memiliki bobot atau dimensi yang cukup besar.

c. Tidak dapat dihubungkan dengan motor penggerak sehingga memerlukan transmisi.

d. Menimbulkan suara yang berisik yang diakibatkan gerakan bolak-balik.

e. Memerlukan tempat yang lebih luas.

Setelah melihat alternatif diatas maka karena penggerak pompa mengguna-kan kincir angin yang dayanya disesuaimengguna-kan dengan kecepatan angin setem-pat. Pompa piston merupakan pilihan yang tepat karena memiliki efisiensi yang tinggi dan dapat bekerja tanpa harus “dipancing” terlebih dahulu. Maka dalam perencanaan ini dipilih pompa piston karena sesuai dengan kondisi yang ada.

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Prinsip kerja

Pada dasarnya kincir angin yang dibuat ini adalah kincir angin sumbu horizontal dengan dua belas sudu variable. Prinsip kerja kincir angin ini yaitu angin yang bertiup kearah sudu maka sudu akan bergerak memutar. Dengan menggunakan penghubung sederhana mekanisme putaran dari poros dikonfersikan ke gerakan naik dan turun tuas pompa yang mana bergerak searak membalas gerakan pompa piston. Sedangkan ekor dari rangka atas akan berputar di sekeliling rangka tower sehingga dapat menjaga baling – baling tetap tegak lurus terhadap angin. Jika terjadi badai hebat kincir angina ini dilengkapi dengan mekanisme pengamanan sederhana yaitu dengan melepaskan kerangka atas dengan dari struktur ekor secara otomatis. Yang mana rangka atas termasuk baling – baling berputar 90o dari garis angin. Rotor rangka atas dan struktur tower tersusun dari besi siku 1.5” kecuali rangka kaki tersusun dari besi siku 2” dan besi palte 1.25” dan untuk mengurangi terjadinya getaran maka hamper semua sambungan menggunakan las listrik. Penggunaan baut dan mur sebagai penyambung sangat dibatasi sekali. Baut dan mur hanya digunakan untuk pegangan bagian besi lembaran dan beberapa sambungan seperti engsel, sambungan batang pompa dlsb. Kincir angina ini menggunakan poros berdiameter 50 mm yang berputar pada bearing kedap debu. karena da. Gaya - gaya yang

terjadi pada sudu – sudu kincir angin ini kombinasi dari gaya – gaya aerodinamis, gaya dorong dan gaya tekan angin, sehingga dapat menghasilkan momen torsi yang besar.

Kincir angin merupakan salah satu mesin konversi energi yang dapat merubah energi kinetik dari pergerakan angin menjadi energi mekanik untuk menggerakkan pompa air piston. Teknologi ini sudah sangat lama digunakan diatas muka bumi ini. Angin merupakan energi melimpah yang masuk kedalam renewable energi yaitu energi yang dapat diperbaharui. Sekarang sampai dimana kemauan kita mau memanfaatkan energi ini untuk kemaslahatan orang banyak.

Secara teoritis daya yang dapat dibangkitkan oleh kincir angin adalah:

2 . 1 . 0 15 . 0 r r Kincir A V P = (3.1) Dimana : Kincir

P = Daya yang dibangkitkan oleh kincir.

r

A = luas sapuan rotor

Vr = kecepatan angin rata-rata.

Jika efisiensi kincir angin η dan kecepatan tertentu V diperhitungkan, maka

daya yang dihasilkan kincir angin menjadi:

3 . . . 2 1 V A P= ηρ r (3.2)

Dengan mengetahui besarnya daya keluaran kincir angin tersebut, maka akan didapat apakah daya ini sesuai dengan besarnya daya yang diperlukan untuk perancangan poros kincir. Sehingga kita dapat menentukan berapa

besar diameter poros kincir untuk perancangan kincir angin secara keseluruan

3.2 Dasar teori perancangan poros

3.2.1 Macam – macam poros

Bentuk, ukuran dan jenisnya poros ada bermacam – macam. Dari yang kecil sebesar jari sampai yang berdiameter satu meter lebih ada. Dari semua poros itu mempunyai fungsi dan karakteristik masing – masing. Adapun jenis – jenis poros yang berfungsi sebagai penerus daya adalah sebagai berikut.

1. Poros transmisi

Poros transmisi yaitu poros yang menerima beban puntir murni atau poros yang menerima beban puntir dan beban lentur. Daya ditransmisikan pada poros ini melelui kopling, roda gigi, pully sabung atau sprocket rantai, dll.

2. Spindel

Spindel yaitu poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama pada mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus sekecil mungkin dan entk dan ukuranya harus teliti.

3. Gandar

Poros gandar yaitu poros yang seperti terpasang diantara roda – roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban punter, bahkan

kadang – kadang tidak boleh berputar . Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan mengalami bean puntir juga.

3.2.2 Hal – hal penting dalam perancangan poros

Dalam merancang sebuah poros tidak boleh ngasal dan sembarangan menentukan ukuran dan jenis matrialnya karena ukuran dan matrial akan sangat menentukan umur dari poros tersebut. Maka dari itu ada hal - hal penting yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah poros yaitu;

1. Kekuatan poros.

Poros transmisi itu bisa mengalami beban puntir atau beban lentur atau gabungan antara beban puntir dan beban lentur seperti yang telah dijelaskan diatas. Juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau beban tekan seperti poros pada baling – baling kapal atau turbin. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban – beban yang akan diterima.

2. Kekakuuan poros.

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang sangat besar tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan menyebabkan ketidak telitian jika digunakan pada mesin perkakas

atau getaran dan suara jika digunakan pada turbin atau gear box. Oleh karena itu selain kekuatan poros kekakuannyapun harus juga diperhatikan dan disesuaikan dengan fungsinya pada mesin tersebut

3. Putaran kritis

Jika putaran mesin dinaikan sampai suatu harga tertrentu maka akan terjadi getaran yang sangat luar biasa besarnya. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik dll. Sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagain – bagain lainya. Maka dari itu sebisa mingkin diusahakan putaran kerja poros lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Jika digunakan pada fluida yang korosif maka harus di pilih bahan – bahan poros yang tahan korosi sebagai contoh pada poros propeller dan poros pompa. Tidak hanya itu saja untuk poros – poros yang terancam kavitasi dan poros – poros mesin yang sering berhenti dalam kurun waktu yang lama. Sampai batas – batas tertentu dapat dilakuakn perlindngan korosi.

5. Bahan poros

Biasanya poros – poros untuk mesin umum menggunakan bahan – bahan yang ditarik dingin dan difinis, bahan karbon untuk konstruksi mesin biasanya disebut bahan S-C dengan kadar karbonya yang terjamin. Tapi bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang

seimbang misalnya bila diberi alur pasak. Karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Penarikan dingin ini membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.

Poros – poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi biasanya digunakan dari bahan baja paduan dengan pengerasan kulit terhadap keausan. Beberapa diantarnya adalah baja khrom nilkel, baja khrom nikel molibden, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Namun pemakaian baja khusus tidak selalu dianjurkan sekalipun digunakan untuk putaran yang tinggi dan beban yang berat. Dalam hal yang demikian itu maka perlu diperhatikan pemakaian baja khrom yang diberi perlakuan panas secara tepat untk memperoleh kekuatan secara tepat.

Tabel 3.1. Penggolongan baja secara umum

Golongan Kadar carbon (%) Baja lunak

Baja liat

Baja agak keras Baja keras Baja sangat keras

-0.15 0.2-0.3 0.3-0.5 0.5-0.8 0.8-1.2

(Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin Sularso hal.4) 3.2.3 Poros dengan beban puntir

Macam dan kegunaan poros itu banyak sekali dan salah satunya adalah poros dengan beban puntir yaitu jika sebuah poros hanya mendapat pembebanan utama sebuah torsi, yaitu seperti poda poros motor dengan sebuah kopling. Jika merencanakan sebuah poros yang hanya mendapat beban berupa torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil dari diameter poros yang dibayangkan. Tapi jika diperkirakan

akan terjadi lenturan, terikan, atau tekanan, yaitu jika sebuah sabuk, rantai, atau roda gigi dipasangkan pada poros motor. Maka tambahan pembebanan tersebut harus diperhatikan dengan menambah perhitungan faktor keamanan.

Tabel 3.2. Faktor – faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan Daya yang akan ditransmisikan Faktor keamanan Daya rata – rata yang diperlukan

Daya maksimum yang diperlukan Daya normal

1.2-2 0.8-1.2 1.0-1.5

(Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin Sularso hal.7 Tabel 3.3. Diameter poros

4 4.5 5 *5.6 6 *6.3 7 *7.1 8 9 10 11 *11.2 12 *12.5 14 (15) 16 (17) 18 19 20 22 *22.4 24 25 28 30 *31.5 32 35 *35.5 38 40 42 45 48 50 55 56 60 63 65 70 71 75 80 85 90 95 100 (105) 110 *112 120 125 130 140 150 160 170 180 190 200 220 *224 240 250 260 280 300 *315 320 340 *355 360 380 400 420 440 450 460 480 500 530 560 600 630 Keterangan:

1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang besangkutan dipilih dari bilangan standart.

2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana akan dipasang bantalan gelinding.

(Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin Sularso hal.9)

3.2.4 Poros dengan beban lentur murni.

Contoh poros dengan beban lentur murni adalah gander dari kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani dengan puntiran melainkan mendapatkan pembebanan lentur saja. Dalam kenyataanya gander tidak hanya mendapat beban statis saja melainkan juga mendapat beban dinamis.

Tabel 3.4. Faktor tambahan tegangan pada gander

Pemakaian gander Faktor tambahan tegangan Gandar pengikut (tidak termasuk

gandar dengan rem cakram) 1.0 Gandar yang digerakan; ditumpu pada

ujungnya 1.1-1.2

Gandar yang digerakan; lenturan

silang 1.1-1.2

Gandar yang digerakan; lenturan

terbuka 1.2-1.3

(Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin Sularso hal.13) 3.2.5 Poros dengan beban puntir dan lentur

Selain poros dengan beban puntir dan poros dengan beban lentur murni ada juga gabungan dari keduanya yaitu poros dengan beban puntir dan lentur. Yaitu pada umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi, dan rantai. Sehingga poros tersebut dapat dikatakan mendapat beban puntir dan lentur secara bersamaan sehingga pada

permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir dan tegangan karena momen lentur. Pada umumnya beban yang terjadi pada poros aalah beban yang berulang. Maka dari itu untuk menghitung tegangan yang bekerja pada poros harus memasukan pengaruh kelelahan karena beban berulang.

3.3 Prosedur perancangan

Adapun prusedur yang harus dilakukan dalam perancangan kincir angin sumbu horizontal untuk pompa air ini adalah diantaranya sebagai berikut yaitu melakukan pengujian terhadap kajian teoritis yang dituangkan dalam bentuk hipotesis yang kemudian dicocokan dengan hasil pengukuran. Adapun prosedur perancanganya seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Prosedur perancangan kincir angin Mulai Studi literatur Observasi Bahan tersedia Perancangan kincir angin Diskusi dan konsultasi pada

pembimbing

Perakitan kincir (Assembly)

Uji alat

Alat berfungsi sesuai yang diharapkan

BAB IV

PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

4.1

Data dan Analisa Kecepatan Angin

Sebagai bahan studi untuk perancangan kincir angin poros horizontal. Penulis mengambil data kecepatan angin yang diperoleh penulis berdasarkan data yang valid yang berasal dari stasiun pemantau cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika yang berada didaerah Jakarta yang berada di wilayah Cileduk, dimana data tersebut adalah data angin yang tercatat lima tahun terakhir dan untuk kepentingan penulisan tugas akhir ini penulis mengambil data angin pada tahun 2008. Dari pengamatan saya potensi keadaan angin wilayah Jakarta tidaklah sebesar didaerah pesisir lainya, tapi kekuatannya setidaknya cukup untuk memutar kincir hasil rancangan team Windmill Project. Keadaan angin dari tahun ke tahun sangatlah fluktuatif tapi dengan melihat data angin yang ada bawah ini sangatlah cukup untuk memutar kincir rancangan ini dan pompa airnya. Adapun data angin yang kita dapatkan di BMG Cileduk adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 kecepatan angin tiap bulan di Jakarta tahun 2008

Bulan V rata –rata (knot)

Januari 3,0 Februari 2,5 Maret 2,6 April 3.5 May 3,0 Juni 3,0 July 3,0 Agustus 5,7

Dokumen terkait