• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi tentang kesimpulan dari laporan tugas akhir ini beserta saran yang diperlukan untuk pengembangan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Multitester

Multitester merupakan instrumen alat ukur yang berfungsi mengukur bermacam-macam besaran listrik seperti: Ohm meter (Ω), Voltmeter (A), dan Amperemeter (A). Pada Ohmmeter berfungsi mengukur resistansi atau hambatan listrik, Voltmeter berfungsi mengukur tegangan atau beda potensial listrik, sedangkan Amperemeter berfungsi mengukur kuat arus listrik. Semua fungsi itu seluruhnya mencakup fungsi Multitester.

Multitester dapat disebut juga Multimeter maupun AVOmeter, karena mempunyai cakupan fungsi yang luas, multitester sering digunakan di dalam laboratorium elektronika. Terdapat 2 jenis multitester yakni multitester analog dan digital, secara umum keduanya memiliki fungsi yang sama.

Perbedaan dari keduanya adalah :

 Multitester analog memiliki ketelitian pengukuran yang relatif kecil dibanding multitester digital yang memiliki ketelitian yang relatif tinggi.

 Multiteseter analog memiliki batas ukur (BU) atau disebut range

yang harus diposisikan diatas batas nilai pengukuran sedangkan multitester digital tidak memiliki batas ukur atau disebut juga

autorange.

 Multitester analog memiliki tampilan hasil dengan skala simpangan jarum denga moving coil sebagai penggeraknya

sedangkan multitester digital menggunakan layar kristal cair atau

LCD sebagai media penampilnya.

Sedangkan kesamaan dari multitester analog dan digital adalah:

 Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran hambatan/tahanan listrik (Ohm meter)

 Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran tegangan (Volt meter)

 Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran kuat arus listrik (Ampere meter)

 Memiliki sumber tenaga yang sama yakni dari baterai

 Memilki probe testing sebanyak dua buah yakni (+) dari warna merah dan (-) dari warna hitam.

Penampakan dari multitester analog dan digital dapat dilihat pada gambar:

Gambar 1; Multitester:

1.a) Multitester Analog 1.b) Multitester Digital Keterangan:

1.a) Multitester Analog SUNWA YX-360TRD 1.b) Multitester Digital VOLTCRAFT 3850

2.2. Mikrokontroller AVR Atmega 8

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikrokontroller yang pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 bytesampai dengan 512 byte.AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 – 5,5 V. Konfigurasi Pin ATMega8 ditunjukkan pada gambar 2.

2.2.1 Konfigurasi Pin Atmega 8

Gambar 2. Konfigurasi Pin Atmega 8

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.

 VCC

Merupakan supply tegangan digital.

 GND

Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan

grounding.

 Port B (PB7...PB0)

Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up

resistor. Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan

mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input

ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit

yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan

Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran inputtimer.

 Port C (PC5…PC0)

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output

portC memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).

 RESET/PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/ O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa 8 minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.

 Port D (PD7…PD0)

Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up

resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada iini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada portini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

 AVcc

Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.

 AREF

Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

2.2.2 Analog To Digital Converter (ADC) AVR ATMega8

Signal masukan atau input dari mikrokontroller dapat berupa digital

maupun analog. Sinyal digital memiliki dua nilai "0" dan "1" sementara analog memiliki nilai apapun dalam interval waktu yang diberikan. Mikrokontroller hanya dapat bekerja dalam signal digital maka dari itu signal analog harus terlebih dahulu dikonversi ke signal digital. AVR ATMega8 telah terdapat input ADC sebanyak 6 kanal di dalamnya sehingga proses konversi dari signal

bit. Pada gambar 3 dibawah ini menjelaskan secara umum ADC yang terdapat pada ATMega8. Signal masukan berasal dari input pin PORTC 0-5 kemudian memasuki MUX (multiplexer) sesuai signal register ADMUX yang dikirim dari satu pin ke ADC converter

Gambar 3. Bagan urutan konversi Analog ke Digital

Pada operasi normal penggunaan ADC terdapat tegangan acuan yang dibutuhkan untuk Vref dan clock signal Fadc. Fadc terpilih dari register

karena hasil konversi signal mempunyai panjang 10 bit setiap masukan ADC dapat digunakan satu persatu. Selain itu Multiplexer juga dapat meloloskan pasangan referensi 1,23V dan Ground (GND). Hal ini sangat berguna apabila melakukan kalibrasi. AREF dapat diatur ke AVCC dan tegangan internal 2,56 Volt. Keduanya dapat diatur ke nilai apapun pada pin eksternal dengan menerapkan tegangan pin ke AREF berdasarkan pada jangkauan signal yang diukur. Jika nilai VREF = 2,56 Volt maka level tegangan masukan tidak boleh melebihi 2,56 Volt dan seterusnya. Tegangan yang lebih tinggi dari 2,56 Volt harus dibagi dengan rangkaian pembagi tegangan.

Jika resolusi ADC ditetapkan menjadi 10 bit, maka itu akan terdapat nilai 1024. Pada saat proses konversi berlangsung signal dengan besarnya amplitudo diambil pada waktu tertentu dan diteruskan ke ADC. Selanjutnya nilai hasil konversi disimpan pada pasangan register ADCH dan ADCL. Selanjutnya osilator clock dari Fadc mengeksekusi perintah untuk mengkonversi untuk mendapatkan nilai baru. Jadi harus mengambil nilai yang dikonversi antara dua konversi jika tidak maka akan ditimpa dengan konversi baru. Perhitungan nilai input ADC dihitung dengan rumus* pada nomor 1:

Vin(V) = (ADCH x 256 + ADCL) x Vref(V) 1024

*sumber dari: http://winavr.scienceprog.com/atmel-avr-microcontrollers/analog-to-digital-conversion-in-avr.html

Sebagai contoh jika Vref = 4V, dan nilai register dari ADCH=0x02 dan ADCL=0x01, maka:

Vin(V) = (2 x 256 + 17) x 4 Vin(V) = 2.066 Volt 1024

ADC dapat beroperasi pada resolusi 8bit, kemudian hasilnya diteruskan dan disimpan ke register ADCH dan menggunakan penghitungan rumus* nomor 2:

Vin(V) = (ADCH) x Vref(V) 256

*sumber dari: http://winavr.scienceprog.com/atmel-avr-microcontrollers/analog-to-digital-conversion-in-avr.html

Waktu antara konversi ADC internal Atmega8 bisa dipilih antara 15 -260µs yang berarti frekuensi sampling 4 sampai 66kHz .Tentu saja waktu antara konversi dapat lebih lama, tapi selang waktu direkomendasikan harus antara 65 sampai 260us untuk menghindari kesalahan atau error.

Meskipun ADC AVR ATMega8 memiliki resolusi sebesar 10 bit tetap ada kesalahan sistem yang sama dengan ± 1,5 sampai 2 LSB (Low Significant Bit). Nilai-nilai yang dijamin adalah 8 dari 10 bit. Jadi kesalahan karena hal ini sebesar 0,4%. Jika tegangan referensi interna sebesar 2.56V digunakan

(di mana variasi dapat mencapai antara 2,3 dan 2.7V) maka itu berarti kesalahan AVCC adalah sekitar 0,5 - 1%, maka presisi nyata lebih rendah sampai 5 - 6 bit (1 -3%). Jadi, terdapat cara untuk menurunkan error pada ADC, yakni:

 Menggunakan beberapa pembacaan dan rata-rata

 Mengkalibrasi dengan voltmeter eksternal untuk menentukan koefisien ADC dapat diprogram untuk melakukan hanya sekali waktu konversi maupun berulang-ulang.

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)

Pada sebuah LCD ( Liquid Crystal Display ), dapat ditampilkan angka-angka, huruf-huruf, bahkan simbol tertentu. LCD mempunyai kegunaan yang lebih dibandingkan dengan 7-segment LED ( Light Emitting Diode ). Ada banyak variasi bentuk dan ukuran LCD yang tersedia jumlah baris 1 - 4 dengan jumlah karakter per baris 8, 16, 20, 40, dll.

Dalam penggunaan perancangan alat tugas akhir ini menggunakan LCD 4 baris dengan 20 karakter, atau dapat disebut LCD 20 x 4 Karakter.

Penampakan dari LCD 20 x 4 Karakter ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Tampilan LCD 20 x 4 2.3.1 Konfigurasi Pin LCD 20 x 4

Sebagian besar modul LCD memenuhi suatu standar interface tertentu. Ada 14-pin yang dapat diakses, meliputi delapan line bus data, tiga line control dan tiga line power. Posisi pin LCD dapat diketahui dengan membaca nomor yang biasanya tercetak di PCB-nya (Printed Circuit Board), seperti ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1.Fungsi setiap pin LCD

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pin 1 dan 2 merupakan line power supply. Pin Vdd terhubung dengan

positive supply (5 V dc), dan Vss dengan 0 V supply atau ground.

Pin 3 (Vee) adalah pin control yang digunakan untuk mengatur ketajaman karakter yang tampil di LCD. Pin terhubung dengan resistor variable.

Pin 4 adalah line RS ( Register Select). Saat RS low , data yang ada di data bus diperlakukan sebagai instruksi khusus seperti: clear screen, positioning cursor, dll. Saat RS high, data yang ada di data bus diperlakukan sebagai karakter/teks yang kemudian ditampilkan ke LCD.

Pin 5 adalah R/W (Read Write). Saat R/W low , data (instruksi/karakter) ditulis ke LCD, sedangkan saat R/W high, digunakan untuk membaca data karakter atau status informasi pada register LCD. Read status informasi busy f

internal sedang berlangsung sehingga belum boleh mengirim instruksi/karakter selanjutnya, sampai saat DB7 low .

Pin 6 adalah line EN (enable). Line kontrol ini digunakan untuk memberi informasi pada LCD bahwa sedang mengirimkannya suatu data dengan melakukan transisi dari 1-0.

2.3.2 Struktur Memori LCD

Modul LCD memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD. Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi sendiri. Pola karakter tersimpan di memori CGRAM untuk pola karakter yang dapat diedit dan CGROM untuk pola 19 karakter yang permanen, sedangkan pada DDRAM berfungsi untuk menunjukan lokasi pola karakter yang akan ditampilkan pada layar LCD.

2.4 Catu Daya

Catu daya merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Rangkaian catu daya DC dapat diperoleh dari penyearahan tegangan AC yang disusun dari transformator, penyearah, dan regulator tegangan.Tegangan AC dari jala-jala PLN diturunkan nilainya oleh transformator step down dan kemudian disearahkan dengan dioda bridge. Keluaran dari dioda bridge diratakan dengan rangkaian filter untuk memperkecil tegangan ripple. Kemudian digunakan regulator untuk menstabilkan tegangan yang keluar.

2.5 Bahasa C

Bahasa C luas digunakan untuk pemrograman berbagai jenis perangkat, termasuk mikrokontroler ATMega8. Bahasa ini sudah merupakan high level language, dimana memudahkan programmer membuat algoritmanya. Dasar bahasa C adalah sebagai berikut:

1. Struktur penulisan program #include <[library1.h]> #include <[library2.h]> void main (void) {

Deklarasi local variable

Isi program Utama }

2. Tipe Data

a. char : 1 byte ( -128 s/d 127 ) b. unsigned char : 1 byte ( 0 s/d 255 ) c. int : 2 byte ( -32768 s/d 32767 ) d. unsigned int : 2 byte ( 0 s/d 65535 )

e. long : 4 byte ( -2147483648 s/d 2147483647 ) f. unsigned long : 4 byte ( 0 s/d 4294967295 ) g. float : bilangan desimal

h. array : kumpulan data-data yang sama tipenya. 3. Deklarasi variabel & konstanta

b. Konstanta adalah memori penyimpanan data yang nilainya tidak dapat diubah.

4. Statement

Statement adalah setiap operasi dalam pemrograman, harus diakhiri dengan [ ; ] atau [ } ]. Statement tidak akan dieksekusi bila diawali dengan tanda [ // ] untuk satu baris. Lebih dari 1 baris gunakan pasangan [ /* ] dan [ */ ]. Statement yang tidak dieksekusi disebut juga komentar.

5. Function

Function adalah bagian program yang dapat dipanggil oleh program utama.

6. Conditional statement dan looping

a. if else : digunakan untuk penyeleksian kondisi.

b. For : digunakan untuk looping dengan jumlah yang sudah diketahui.

c. while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat tertentu.

d. do while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat tertentu, namun min 1 kali.

e. switch case : digunakan untuk seleksi dengan banyak kondisi. 7. Operasi logika dan biner

a. Logika : AND (&&), OR (||), NOT (!) b. Biner : AND (&), OR(|), XOR (^) 8. Operasi relasional (perbandingan)

b. Tidak sama dengan : != c. Lebih besar : >

d. Lebih besar sama dengan : >= e. Lebih kecil : <

f. Lebih kecil sama dengan : <= 9. Operasi aritmatika

a. + , - , * , / : tambah,kurang,kali,bagi b. ++ : tambah satu (increment) c. -- : kurang satu (decrement)

BAB III

PENYUSUNAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Alur Pembuatan Alat

Studi literatur mengenai rangkaian

dan pemrograman

Perancangan pemrograman mikrokontroller ATMega 8 Perancangan sistem kerja

alat Perancangan rangkaiandan letak komponen Mulai Penentuan Spesifikasi Alat Pembuatan alat Pengujian alat Sesuai dengan spesifikasi awal Selesai

Pada diagram alir diatas dapat dilihat bahwa dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: 1. Penentuan spesifikasi perancangan alat ini adalah untuk menentukan kriteria komponen/rangkaian seperti apa yang akan dibutuhkan untuk dapat merancang alat ini.

2. Sedangkan pada tahap studi literatur, langkah yang dilakukan adalah menentukan komponen/rangkaian seperti apa yang akan digunakan. Untuk itulah dilakukan studi literature untuk mencari rangkaian seperti apa yang dibutuhkan. Pada tahap ini perancangan rangkaian yang dibutuhkan adalah rangkaian minimum sistem mikrokontroller ATMega 8, modul relay, rangkaian sensor, catu daya dan LCD.

3. Setelah itu tahap yang dilakukan adalah pembuatan dan pengujian alat. Jika alat yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi awal maka dapat dilakukan analisa, jika tidak sesuai maka akan dilakukan studi literatur lagi untuk mencari rangkaian perancangan yang sesuai spesifikasi.

3.2 Spesifikasi Alat

Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini alat yang diharapkan dapat bekerja dengan kapabilitas alat sesuai dengan alur selanjutnya yakni tahap perancangan, spesifikasi alat ini yakni:

1. Hardware utama dalam pembuatan alat ini menggunakan chip IC AVR ATmega 8 .

2. Jangkauan pengukuran pada komponen pasif yakni resistor dan kapasitor/kondensator.

3. Jangkauan pengukuran pada komponen aktif yakni dioda dan transistor.

4. Batas ukur pada pengukuran resistansi (Ohm meter) yakni: 20 Ohm – 20 M Ohm.

5. Batas ukur pada pengukuran tegangan (Volt meter) yakni: 0 Volt DC – 12 Volt DC.

6. Batas ukur pada pengukuran kuat arus (Ampere meter) yakni: 0 Ampere DC – 10 Ampere DC.

3.3 Penyusunan Sistem Kerja Alat

Mikrokontroller 1 Tegangan DC Arus DC Komponen Uji Mikrokontroller 2 Selektor LCD Catu daya Masuka

n Pengolah Masukan Keluaran

Secara garis besar cara kerja alat ini adalah sebagai berikut: 1. Masukan (INPUT)

Karena fungsi alat ini sebagai multitester, yakni perangkat ukur dapat digunakan lebih dari satu fungsi pengukuran yang berbeda-beda maka terdapat 3 masukan (input) masing-masing sebagai berikut:

a. Komponen Uji

Fungsi dari masukan ini ialah untuk menerima signal masukan dari komponen yang diukur, dalam hal ini komponen dasar elektronika yang telah ditetepkan sebelumnya, yaitu:

 Resistor sebagai fungsi Ohm meter (Ω) dalam satuan Ohm dengan jangkauan pegukuran antara 20 Ohm – 20 Mega Ohm.

 Kapasitor atau kondensator dalam satuan Farad dengan jangkauan pengukuran 10nF - 1000µF.

 Dioda dengan tegangan panjar maju (Forward Voltage)  Transistor dengan penguatan (HFe) .

Semua fungsi alat ukur/uji komponen ini dapat mengetahui secara sendirinya/automatis jenis komponen apa yang terhubung pada probe testing.

b. Tegangan DC

Fungsi dari masukan ini untuk menerima tegangan searah (DC) dengan jangkauan pengukuran antara 0 Volt – 20 Volt.

c. Arus DC

Fungsi dari masukan ini untuk menerima arus searah (DC) dengan jangkauan pengukuran antara 0 Ampere – 12 Ampere. 2. Pengolah masukan

Dari sekian masukan (input) diatas maka akan diproses suatu mikrokontroller berjenis AVR ATMega8 fitur utama yang dimanfaatkan dalam proses ini ialah pengubah signal analog ke digital atau Analog To Digital Converter (ADC) sesuai dengan program yang diinstruksikan kepada masing-masing chip mikrokontroller 1 dan chip mikrokontroller 2.

a. Mikrokontroller 1

Mikrokontroller 1 ini menggunakan chip AVR ATMega 8 sebagai pemroses signalnya, di dalam mikrokontroller ini telah diprogramkan kedalamnya sehingga dapat berfungsi sebagai pengolah masukan dari komponen uji (resistor, kondensator/kapasitor, dioda, dan transistor), selanjutnya hasil dari pengolahan ini ditujukan ke blok selektor.

b. Mikrokontroller 2

Sama halnya pada Mikrokontroller 1, pada Mikrokontroller 2 ini juga menggunakan chip AVR ATMega 8 sebagai pemroses signalnya, karena basis dari tugas akhir ini menggunakan chip ATMega 8 dan di dalam mikrokontroller ini telah diprogramkan kedalamnya sehingga dapat berfungsi sebagai pengolah masukan

dari tegangan dan arus dc yang akan diukur, selanjutnya hasil dari pengolahan ini ditujukan ke blok selektor.

c. Selektor

Selektor merupakan pemilih fungsi multitester sendiri apakah akan digunakan untuk mengukur komponen uji atau tegangan dan arus, selektor ini terdapat 2 modul yang berfungsi memindah fungsi keduanya, kedua blok ini ialah:

Modul Relay

Modul relay ini berfungsi menerima signal masukan dari mikrokontroller 1 dan mikrokontroller 2 yang berupa hasil pengukuran dan memindahkannya ke blok luaran (OUTPUT) yang hasil pengukuran dapat ditampilkan di LCD.

DPDT Switch

Double Pole Double Throw merupakan switch/saklar yang berfungsi memindahkan catu daya ketika salah satu fungsi dari alat ini sedang dipilih, switch ini juga mengontrol kerja dari modul relay.

3. Keluaran (OUTPUT)

Keluaran (output) ini memberikan fungsi menerima signal masukan dari selektor dan secara langsung menampilkan hasil pengukuran pada layar LCD,

4. Catu Daya

3.4. Penyusunan Rangkaian dan Letak Komponen

Setelah rancangan sistem sebelumnya telah dibahas, hal yang paling penting selanjutnya adalah melakukan penyusunan komponen-komponen agar membentuk suatu rangkaian elektronika sehingga dapat dibuat suatu alat ukur. Pada gambar 5 diperlihatkan suatu skema dari rangkaian elektronika yang garis besarnya sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumya yakni tentang penyusunan sistem kerja alat.

Gambar 5. Skema rangkaian

6

3

1

2

5

4

7

8

Pada skematik rangkaian gambar 5 terlihat blok rangkaian yang dikelilingi garis warna merah menunjukkan blok sistem rangkaian yang sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, penomoran masing-masing fungsi komponen ini yakni:

1. Merupakan rangkaian masukan komponen uji.

2. Merupakan rangkaian masukan tegangan dc dan arus dc.

3. Merupakan rangkaian minimum sistem AVR ATMega8 yang berfungsi mengolah data analog dari masukan komponen uji.

4. Merupakan rangkaian minimum sistem AVR ATMega8 yang berfungsi mengolah data analog dari tegangan dc dan arus dc.

5. Merupakan rangkaian modul relay untuk memilih output data dari masing-masing mikrokontroller yang akan diumpankan kepada bagain LCD.

6. Merupakan rangkaian selektor yang berfungsi memindahkan catu daya dari masing-masing mikrokontroller dan juga mengontrol modul relay.

7. Merupakan rangkaian keluaran (output) yang berfungsi menampilkan data hasil pengukuran pada LCD.

8. Merupakan rangkaian catu daya yang bersumber dari batterai maupun power eksternal dengan tegangan sebesar 9 volt DC yang berfungsi memberi tenaga pada rangkaian yang dibuat.

3.5. Penyusunan Pemrograman Mikrokontroller

Perancangan pemrograman mikrokontroller adalah hal yang sangat penting, ini dikarenakan semua fungsi baik itu sistem input/output(I/O), ADC, dan pemrograman LCD pada chip AVR ATMega8 dilakukan pada tahap pemrograman ini.Setiap mikrokontroller memiliki program sendiri sebagai dasar basis kerjanya, dalam pemrograman ini dibagi menjadi 2 yakni program mikrokontroller 1 untuk mengolah data dari komponen uji, dan mikrokontroller 2 untuk mengolah data dari tegangan dan arus yang diukur. Perancangan pemrograman tersebut secara lebih lanjut dijelaskan di bawah ini:

3.5.1. Penyusunan Program Mikrokontroller 1

Pada Mikrokontroller 1 menggunakan AVR ATMega 8 dengan bahasa yang digunakan dalam pemrograman ini adalah bahasa C dengan menggunakan aplikasi Code Vision AVR kemudian di-compile sehingga menjadi file yang berekstensi *.hex yang akan dimasukkan kedalam mikrokontroler. Algoritma pada program mikrokontroler adalah sebagai berikut:

1. Inisialiasi port-port dan variabel-variabel yang akan digunakan yakni: a. PORT C.0 PORTC.1 dan PORTC.2 sebagai pin masukan ADC, pin

ini yang akan menerima signal analog untuk diproses pada pemrograman mikrokontroller 1.

b. PORTB.0, PORTB.1, PORTB.2, PORTB.3, PORTB.4, PORTB.5 sebagai pin output trigger yang akan diumpankan kepada komponen uji

c. PORTD.0 – PORTD.5 sebagai pin keluaran LCD yang akan

Dalam dokumen Proposal Tugas Akhir Multitester Elektro (Halaman 10-43)

Dokumen terkait