Bab ini menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari hasil sistem dan saran untuk pengembangan sistem di waktu yang akan datang.
7 BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang membahas tentang teori yang dijadikan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan.
2.1 Sistem Informasi
Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005:121), data sebenarnya merupakan fakta-fakta atau kejadian yang dapat berupa angka-angka atau berupa kode-kode tertentu. Data berupa angka atau wujud yang lain masih belum mempunyai arti atau kegunaan bagi penggunanya, sehingga harus diolah sedemikian rupa dengan menggunakan prosedur-prosedur tertentu untuk menghasilkan sebuah informasi bagi penggunanya. Secara singkat, informasi adalah data yang diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya.
2.2 Data
Data adalah kumpulan dari angka-angka maupun karakter-karakter yang tidak memiliki arti namun merupakan keterangan yang benar dan nyata. Data dapat diolah sehingga menghasilkan informasi.
Data adalah bentuk material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna hingga perlu diolah untuk menghasilkan suatu yang lebih bermakna. (Agus Mulyanto, 2009:15)
2.3 Klinik
Menurut PERMENKES RI Nomor 9 Tahun 2014 Bab 1 Pasal 1 menyatakan Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik.
2.4 Aplikasi
Aplikasi (Application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Exel. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan Software yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan, penambahan data (Dhanta (2009:32)).
2.5 Inventory
Menurut Richardus (2003:3), inventori adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lainnya, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek.
Jenis-jenis inventori akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan dapat terbentuk perusahaan jasa, perusahaan dagang, ataupun perusahaan industry (manufacture). Untuk dapat memahami perbedaan dan keberadaan dari tiap-tiap
jenis persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan inventori secara garis besar, menurut Richardus (2003:5), yaitu:
1. Inventori bahan baku (raw material), merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses.
2. Inventori bahan dalam proses (goods in process), yang juga disebutkan sebagai pekerjaan dalam proses (work in process) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut.
3. Inventori barang jadi (finished goods), merupakan produk/barang yang telah selesai diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual atau digunakan untuk operasi perusahaan.
2.6 Economic Order Quantity (EOQ)
Salah satu keputusan yang terpenting dalam mengatur persediaan adalah berapa banyak barang yang akan di pesan kepada supplier. Dengan EOQ dapat dihitung berapa sebaiknya pesanan dilakukan dengan asumsi yang dapat diketahui secara pasti. (Aquilani 2001:517)
EOQ dapat dihitung dengan menghubungkan antara biaya penyimpanan per unit, biaya pemesanan setiap kali pesan, jumlah kebutuhan bahan baku untuk satu periode dan harga beli barang per unit.
Rumus EOQ :
��� = √ �2 � �� �� �� � �� � �� � � �
��� = √2DSH
dimana :
D = Kuantitas penggunaan per periode S = Biaya Per Pemesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per periode.
ROP (Reorder Point) Menurut Sofjan Assauri (2004;196), tingkat pemesanan kembali (reorder point) adalah : “Tingkat pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah :
- Lead Time. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan hingga sampai diperusahaan.
- Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.
- Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan barang minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku.
Dari ketiga faktor di atas, maka reorder point dapat dicari dengan rumus berikut : Rumus ROP :
ROP = (D x L) + S
dimana :
D = Penggunaan rata-rata per periode L = Lead time (waktu tunggu)
2.7 Document Flow
Document Flow adalah bagan yang menunjukkan alur dalama program ataupun prosedur sistem secara fisik. Bagian alur digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. . (Jogiyanto, 2005 : 701) Bagan alur sistem digambar dengan menggunakan simbol – simbol antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram
No. Simbol Nama Simbol Flowchart Fungsi 1. Dokumen Untuk menujukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer.
2. Proses Komputerisasi
Menunjukkan kegiatan dari operasi program komputer.
3. Database
Untuk menyimpan data.
4. Penghubung
Menunjukkan hubungan di halaman yang sama.
5. Penghubung Halaman Lain Menunjukkan hubungan di halaman lain. 6. Terminator Menandakan awal/akhir dari suatu sistem.
No. Simbol Nama Simbol Flowchart Fungsi 7. Decision Menggambarkan logika keputusan dengan nilai true atau false.
8. Kegiatan Manual Untuk menunjukkan pekerjaan yang dilakukan secara manual. 9. Simpanan Offline
Untuk menujukkan file non-komputer yang diarsip urut angka.
2.8 Data Flow Diagram
Menurut (Kendall 2003: 241), Data Flow Diagram menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem. Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi bagaimana data-data berpindah di dalam organisasi, proses-proses atau transformasi dimana data-data melalui, dan apa keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut Data Flow Diagram, penganalisis sistem dapat merepresentasi
proses-Flow_1 Flow_1
proses data di dalam organisasi. Menurut (Kendall 2003: 265), dalam memetakan Data Flow Diagram, terdapat beberapa simbol yang digunakan antara lain:
1. External entity
Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.
Gambar 2.1 Simbol External Entity 2. Data Flow
Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau entitas dengan proses.
Gambar 2.2 Simbol Data Flow 3. Process
Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan.
4. Data Store
Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses penyimpanan data.
Gambar 2.4 Simbol Data Store
2.9 Entity Relations Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai attribute yang merupakan ciri entity tersebut. Attribute yaitu uraian dari entitas dimana mereka dihubungkan atau dapat dikatakan sebagai identifier atau descriptors dari entitas.
Entitas digolongkan menjadi independent atau dependent entity. Independent entity adalah apa yang tidak bersandar pada yang lain sebagai identifikasi. Suatu dependent entity adalah apa yang bersandar pada yang lain sebagai identifikasi. Selain digolongkan menjadi independent atau dependent entity, terdapat jenis- jenis entitas khusus yaitu:
1. Associative Entity
Associative Entity (juga dikenal sebagai intersection entity) adalah entitas yang digunakan oleh rekanan dua entitas atau lebih untuk menyatukan suatu hubungan benyak - ke - banyak (Many to Many).
2. Subtypes Entity
Subtypes Entity digunakan di dalam hierarki generalisasi (generalization hierarchies) untuk menyajikan suatu subset kejadian dari entitas orang tua, yang disebut supertype, tetapi yang memiliki atribut atau hubungan yang berlaku hanya untuk subset. Menurut (Marlinda 2004: 28), atribute sebagai kolom di sebuah relasi mempunyai macam-macam jenis atribute yaitu :
a. Key Atribute
Atribute ini merupakan atribute yang unik dan tidak dimiliki oleh atribute lainnya, misalnya entity mahasiswa yang atribute-nya NIM.
Gambar 2.5 Key Attribute
b. Particial key Atribute
Adalah Attribute yang tidak menjadi atau merupakan anggota dari Key Primer. Misalnya antara Cabang (toko) dan kode cabang.
Gambar 2.6 Particial Key Attribute
c. Single Vallue Atribute
Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity mahasiswa dengan atribute-nya Umur (Tanggal lahir).
Gambar 2.7 Single Value Attribute
d. Multi Vallue Atribute
Atribute yang banyak memiliki nilai harga, misalnya entity mahasiswa dengan atribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA).
Gambar 2.8 Multi Value Attribute
e. Composite Atribute
Atribute yang memiliki dua harga, misalnya nama besar (nama kerja) dan nama kecil (nama asli).
Gambar 2.9 Composite Attribute
f. Derived Attribute
Attribute yang yang nilai-nilainya diperoleh dari pengolahan atau dapat diturunkan dari table Attribute atau table lain yang berhubungan.
Model Entity - Relationship (ER) mula-mula diusulkan oleh Peter pada tahun 1976 sebagai cara untuk mempersatukan pandangan basis data jaringan dan relasional. Langkah sederhana dari model ER adalah model data konseptual yang memandang dunia nyata sebagai kesatuan (entities) dan hubungan (relationship).
Komponen dasar model merupakan diagram entity-relationship yang digunakan untuk menyajikan objek data secara visual. Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perandang database. Untuk itu, entity relationship diagram dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:
1. Conceptual Data model
Conceptual Data model (CDM) adalah jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.
2. Physical Data Model
Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal.
2.10 SQL Server 2008
Basis data (database) dapat didefinisikan sebagai himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah (Hidayatullah, 2012). Sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mengatur atau memanajemen sebuah basis data sebagai sekumpulan data yang disimpan secara teratur, dan melakukan
operasi-operasi data atas permintaan penggunanya. Beberapa contoh RDBMS yang sering digunakan adalah Oracle, SQL Server, Microsoft Access, dan MySQL. SQL adalah singkatan dari Structured Query Language. Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft.
Bahasa Query utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai menengah, akan tetapi dengan seiring perkembangannya SQL Server digunakan pada basis data berskala besar. Microsoft SQL Server dan Sybase/ASE dapat berkomunikasi lewat jaringan dengan menggunakan protokol TDS (Tabular Data Stream). Selain itu, Microsoft SQL Server juga mendukung ODBC (Open Database Connectivity), dan mempunyai driver JDBC untuk bahasa pemrograman Java. Fitur yang lain dari SQL Server ini adalah kemampuannya untuk membuat basis data mirroring dan clustering.
2.11 Microsoft Visual Basic .Net
Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak diatas sistem .NET Fremawork, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para pembuat program dapat membangun aplikasi Windows Forms. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++,
Visual C#, atau visual j#) atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft visual Studion .NET (Yuwanto, 2005).
Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigm bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsot Visual Basic versi sebelumnya yang dimplementasikan diatas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontrovensi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.
2.12 System Development Life Cycle
System development life cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem informasi melalui beberapa tahapan. Ada beberapa model SDLC namun yang apling sering digunakan dan paling populer adalah model waterfall.Model ini disebut waterfall karena dikerjakan langkah per langkah seperti air mengalir. Adapun model lain dari SDLC yaitu fountain, spiral, rapid prototyping, incremental, build & fix, System development life cycle dan synchronize & stabilize.
Dengan menggunakan SDLC maka proses membangun sebuah sistem informasi dibagi menjadi beberapa tahapan dan dikerjakan oleh tim yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Biasanya pemula mengabaikan SDLC dan berfokus pada pemrograman sehingga sistem informasi yang dihasilkan tidak bermutu karena tanpa adanya perencanaan, desain, dan konsep.
System development life cycle adalah keseluruhan proses dalam membangun system memelui beberapa tahapan. Model system development life
cycle yang paling banyak digunakan oleh sistem analis dan programmer adalah model waterfall (Hartono, 2004). Tahapan dalam membangun sistem informasi menggunakan model waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Tahapan Membangun Sistem ( Hartono, 2004 )
1. Perencanaan
Tahap perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informasi. Tahap perencanaan merupakan proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem harus dibangun. Pada tahap ini diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data kepada narasumber.
2. Analisa
Tahap analisa adalah melihat proses bisnis pada perusahaan yang ada saat ini. Tahap analisa bertujuan untuk mendapatkan jawaban dari penggunaan sistem dan cara kerja sistem dan dari tahap analisa ini yang akan didapatkan cara untuk membangun sebuah sistem yang baru.
PERENCANAAN PEMELIHARAAN IMPLEMENTASI TESTING PENGEMBANGAN DESAIN ANALISA
3. Desain
Tahap desain adalah langkah yang paling penting karena tahap ini yang menentukan berjalan atau tidaknya sebuah aplikasi.Tahapan desain meliputi desain database, desain interface, desain report.
4. Pengembangan
Tahap pengembangan adalah tahap menulis sebuah code-code dengan menggunakan Bahasa pemrograman tertentu sehingga akan menghasilkan sebuah aplikasi. Penulisan code-code berdasarkan algoritma dan logika sesuai dengan kebutuhan sistem.
5. Testing
Tahap testing merupakan tahap yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah dalam sebuah sistem yang dibuat ada ketidaksesuaian dengan apa yang diharapkan. Testing dilakukan agar dapat diketahui apakah telah sesuai dengan kebutuhan sistem sebelum sistem benar-benar digunakan.
6. Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap untuk menerapkan sebuah sistem informasi yang telah dibangun oleh pengembangan agar user dapat menggantikan proses bisnis yang lama. Dalam tahap ini, user dilatih agar dapat menjalankan sistem yang baru.
7. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan adalah upaya untuk, memperbaiki, menjaga, menanggulangi serta mengembangkan sistem.Pemeliharaan ini dilakukan untuk menjaga kinerja sistem yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan secara optimal.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perencanaan Sistem
Dalam tahap perencanaan sistem akan dibahas metode penelitian yang digunakan dalam proses pembuatan laporan Tugas Akhir, beberapa metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Dalam melakukan proses pengumpulan data untuk mengerjakan Tugas Akhir, metode yang digunakan adalah wawancara dengan Bagian penjualan (Kasir), Bagian Pembelian (Apoteker) pada Klinik H2LC Surabaya. Wawancara dilakukan kepada Bagian Penjualan (Kasir) untuk mengetahui proses bisnis penjualan dan proses rekapitulasi penjualan. Wawancara dilakukan pada Bagian Pembelian (Apoteker) untuk mengetahui proses pembelian dan proses rekapitulasi pembelian.
2. Observasi
Proses pengumpulan data selanjutnya adalah melakukan observasi langsung pada Klinik H2LC Surabaya. Observasi dilakukan pada Bagian Penjualan (Kasir) untuk mengetahui proses bisnis penjualan dan proses rekapitulasi penjualan. Observasi juga dilakukan pada Bagian Pembelian (Apoteker) untuk mengetahui proses pembelian dan proses rekapitulasi pembelian.
3. Studi Pustaka
Metode yang digunakan dalam penyususnan Tugas Akhir adalah pengumpulan data dengan cara studi pustaka. Studi pustaka merupakan tahap pengumpulan pengetahuan dari buku, dokumen, jurnal, dan internet. Sumber pengetahuan tersebut digunakan sebagai landasan teori dalam mengerjakan Tugas Akhir.
3.2 Analisis Sistem
Tahap analisis sistem adalah tahapan untuk merancang segala kebutuhan pada aplikasi pengendalian inventori menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) . Tujuan dari analisis aplikasi adalah untuk mengumpulkan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk membantu dalam membangun aplikasi pengendalian inventori menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Tahap analisis sistem yang digunakan dalam aplikasi pengendalian inventori menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada Klinik H2LC Surabaya adalah menggunakan metode System Development Life Cycle. Adapun gambar tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Tahapan Membangun Aplikasi (Hartono, 2004) PERENCANAAN PEMELIHARAAN IMPLEMENTASI TESTING PENGEMBANGAN DESAIN ANALISA
3.2.1 Identifikasi Masalah
Pada saat ini proses bisnis pada Produk Kecantikan Klinik H2LC belum terkomputerisasi, sehingga proses pendataan pelanggan, pendataan produk pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Proses pendataan pelanggan masih menggunakan media kertas, sehingga Bagian penjualan mengalami kesulitan dalam pencarian data pelanggan. Pencariaan data pelanggan dilakukan dengan cara mencari nama pelanggan pada rak-rak yang tersedia. Rak-rak tersebut menyimpan banyak data pelanggan. Klinik H2LC tidak jarang mengalami hilangnya data pelanggan karena terjadi penumpukan data pelanggan yang terlalu banyak. Akibatnya, pelanggan harus melakukan pendaftaran ulang.
Setelah melakukan pendataan pelanggan, Bagian penjualan melakukan pencatatan produk yang akan dibeli, kemudian membuat nota transaksi yang telah dilakukan . Nota transaksi yang dibuat terdapat dua rangkap, rangkap pertama diberikan kepada pelanggan untuk digunakan saat proses pengambilan produk sedangkan rangkap yang kedua diberikan kepada Bagian Apoteker yang digunakan untuk pembuatan laporan rekapitulasi penjualan per bulan. Klinik H2LC sering mengalami kehilangan nota transaksi yang digunakan untuk membuat laporan. Akibatnya, Klinik H2LC mengalami kesulitan saat membuat laporan rekapitulasi penjualan dalam periode bulan. Data laporan rekapitulasi penjualan yang dihasilkan tidak valid karena terjadi kehilangan nota.
Saat melakukan proses pencatatan produk yang akan dibeli oleh pelanggan, Bagian Penjualan tidak mengetahui apakah produk yang dibeli tersedia atau tidak. Bagian penjualan akan mencatat semua pesanan pelanggan tanpa melihat stok
produk terlebih dahulu. Pada saat pelanggan mengambil produk dibagian apoteker, pelanggan tidak dapat menerima produk yang akan dibeli karena stok produk kosong atau habis. Hal ini disebabkan kurangnya persediaan produk yang disediakan oleh Klinik H2LC. Akibatnya, pelanggan harus menunggu hingga kurang lebih satu bulan untuk mendapatkan produk tersebut.
Bagian apoteker tidak dapat menentukan seberapa banyak produk yang akan dibeli karena pendataan produk dan pendataan penjualan masih menggunkan cara manual yaitu dengan cara dicatat pada buku. Akibatnya klinik H2LC akan mengalami kekurangan stok maupun kelebihan stok. Ketika klinik H2LC mengalami kekurangan stok produk dampaknya adalah pelanggan harus menunggu hingga produk tersebut tersedia. Ketika klinik H2LC mengalami kelebihan stok maka dampaknya adalah H2LC harus menambah biaya penyimpanan produk.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Klinik H2LC maka dibutuhkan suatu aplikasi. Aplikasi yang dapat membantu Klinik H2LC adalah Rancang Bangun Aplikasi Pengendalian Inventori Menggunakan Metode EOQ. Aplikasi Pengendalian Inventori Menggunakan Metode EOQ dapat mengatur jumlah persediaan produk, agar menghasilkan jumlah produk yang disediakan tidak terlalu banyak ataupun tidak terlalu sedikit. Apabila produk yang disediakan terlalu banyak maka mengakibatkan timbulnya pengeluaran dana yang besar karena meningkatnya dana penyimpanan (seperti biaya pegawai, biaya gedung dll). Sedangkan, jika persediaan terlalu sedikit akan mengakibatkan terjadinya kekurangan persediaan produk (stock out).
Dengan penerapan Aplikasi Pengendalian Inventori, diharapkan mampu mempermudah Bagian Penjualan dalam pengecekan stok produk yang tersedia dan
mengendalikan persediaan stok produk agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan persediaan produk. Selain itu, Aplikasi Pengendalian Inventori juga dapat mempermudah Bagian Penjualan dalam pembuatan laporan pembelian, laporan penjualan, laporan stok produk dan laporan penjualan berdasarkan produk yang paling laku.
Pada tahap ini dilakukan analisa untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat pada Klinik H2LC Surabaya. Kesimpulan dari uraian di atas yang meliputi proses bisnis, dan masalah dapat dilihat pada table 3.1.
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah
No Bagian Masalah Dampak Solusi
1. Penjualan 1. Pendataan pelanggan masih manual, dengan menggunakan media kertas. 1. Bagian penjualan kesulitan dalam mencari data pelanggan, karena ada banyak data pelanggan yang ada pada rak penyimpanan data pelanggan. 2. Pelanggan harus melakukan pendaftaran ulang ketika data pelanggan hilang. aplikasi yang mampu melakukan manajemen data pelanggan.
2. Apoteker 1. Bagian apoteker tidak dapat mengetahui stok produk . 2. Nota penjualan sering hilang karena masih dicatat pada kertas. 3. Apoteker tidak dapat menentukan jumlah produk yang akan dibeli. 4. Pendataan produk
masih manual dengan cara ditulis pada buku.
1. Bagian apoteker melakukan pengecekan produk satu persatu. 2. Stok produk sering habis tanpa diketahui oleh Apoteker. 3. Pelanggan yang telah membeli produk tidak bisa menerima produk karena produk habis. 4. Klinik H2LC kesulitan dalam melakukan rekapitulasi penjualan. 5. Klinik H2LC akan mengalami kekurangan stok produk maupun kelebihan stok produk. 6. Klinik H2LC kesulitan mengetahui produk berasal dari pemasok mana. Aplikasi yang mampu melakukan pengecekan stok produk secara otomatis, dan mampu melakukan rekapitulasi penjualan serta aplikasi yang mampu melakukan manajemen data produk.
3.2.2 Analisis Kebutuhan
Setelah melakukan identifikasi masalah, maka tahap selanjutnya dalam membangun sebuah aplikasi pengendalian inventori menggunakan Economic Order Quantity (EOQ) pada Klinik H2LC Surabaya adalah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kepada siapa informasi disampaikan, informasi apa saja yang dibutuhkan, dan tujuan informasi bagi pengguna.
A. Analisis Kebutuhan Pengguna
Kebutuhan pengguna (user requirement) aplikasi pengendalian inventori menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada Klinik H2LC Surabaya dapat dilihat pada Table 3.2.
Tabel 3.2 User Requirement