• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan sistem ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem dimasa yang akan datang.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada judul tugas akhir “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian

Persediaan Obat pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mojosari.

(Hardianto:2014) membahas permasalahan pengendalian persediaan obat agar persediaan obat tetap terjaga, tepat waktu, dan dapat selalu mencukupi permintaan pasien. Solusi yang diusulkan oleh tugas akhir tersebut adalah menggunakan aplikasi agar menghasilkan informasi yang relevan dan berguna, bagian gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mojosari diharapkan dapat menentukan dan mengendalikan persediaan obat agar persediaan obat tetap terjaga, tepat waktu, dan dapat selalu mencukupi permintaan pasien.

Pada tugas akhir yang penulis kerjakan ini memiliki cakupan yang sama dalam pengendalian persediaan. Namun memiliki perbedaan dari jenis produk, proses bisnis perusahaan, dan (SOP) standart of procedure dalam menentukan biaya penyimpanan, safety stok, dan lead time.

2.2 Aplikasi

Aplikasi adalah program siap pakai yang dubuat untuuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju. Menurut Jogiyanto (2003), teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut perangkat lunak (software). Sehingga bisa dikatakan bahwa aplikasi merupakan perangkat lunak yang

diciptakan oleh manusia dan bertujuan untuk melakukan kegiatan tertentu dan membantu dalam setiap pekerjaan manusia. Saat ini aplikasi telah banyak digunakan pada instansi atau perusahaan baik di Indonesia maupun dunia.

2.3 Website

Menurut Wang & Katila (2004) website adalah sekumpulan dokumen –

dokumen yang terdapat didalam satu domain yang mengandung informasi. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhubungan. Website memiliki berbagai macam jenis berdasarkan sifatnya antara lain :

1. Website dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah – ubah setiap saat.

2. Website statis, merupakan website yang isinya sangat jarang diubah.

2.4 Persediaan

Menurut Herjanto (2008:237) persediaan atau stok adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang. Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan , sebagai berikut :

1. Mengurangi resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.

2. Mengurangi resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.

3. Mengurangi resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.

4. Untuk menyimpan bahan baku atau barang yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran.

5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon dan kuantitas.

2.4.1 Pengendalian Persediaan

Menurut Herjanto (2008:237) sistem pengendalian persediaan atau stok dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan. Pengendalian persediaan sangat menunjang keberhasilan perusahaan karena : 1. Menjaga agar persediaan atau stok di gudang selalu mencukupi pesanan

pelanggan.

2. Menjaga agar selalu diperoleh informasi harga yang tepat untuk keperluan penjualan.

3. Menekan biaya pemesanan dan persediaan.

4. Mengontrol/mengendaliakan investasi dalam persediaan. 5. Mengoptimalkan Putaran Persediaan.

6. Mempermudah memperoleh informasi-informasi actual tentang persediaan barang.

2.5 EOQ (Economic Order Quantity)

Pada tahun 1915 FW. Harris mengembangkan rumus yang cukup terkenal yaitu Economic Order Quantity (EOQ). Rumus ini banyak digunakan di perusahaan atas suatu usaha yang dilakukan oleh seorang konsultan yang bernama Willson. Oleh karena itu rumus ini sering disebut dengan EOQ Willson, walaupun yang mengembangkan FW.Harris. Walaupun Economic Order Quantity (EOQ) merupakan teknik penentu persediaan tertua, namun Economic Order Quantity (EOQ) dengan variasinya banyak digunakan di perusahaan untuk permintaan tersendiri dalam manajemen persediaan karena relatif mudah digunakan. Berikut ini adalah definisi Economic Order Quantity (EOQ) menurut para ahli :

1. Definisi Menurut (Pardede:2005)

menyatakan bahwa Economic Order Quantity (EOQ) menunjukkan sejumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali pemesanan agar biaya kesediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin.

2. Definisi Menurut (Rangkutti:2007)

Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesanan dengan biaya yang paling murah

3. Definisi Menurut Keown (2008:748)

menyebutkan bahwa Economic Order Quantity (EOQ) adalah menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis untuk jenis persediaan dengan penggunaan yang diperkirakan, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.

4. Definisi Menurut Prof. Dr. Bambang Rianto

Economic Order Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.

5. Definisi Menurut Drs. Agus Ahyadi

Economic Order Quantity adalah jumlah pembelian bahan baku yang dapat memberikan minimalnya biaya persediaan.

Dari lima definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa EOQ merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat menekan biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi persediaan bahan dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. Penggunaan metode EOQ dapat membantu suatu perusahaan dalam menentukan jumlah unit yang dipesan agar tercapai biaya pemesanan dan biaya persediaan seminimal mungkin.

Model Economic Order Quantity (EOQ) merupakan model matematik yang menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang diproyeksikan dengan biaya persediaan yang diminimalkan. Economic Order Quantity (EOQ) dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

S = biaya setup/biaya order per pesanan H = biaya penyimpanan per periode per unit

2.6 Reorder Point (ROP)

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian reorder point (ROP) antara lain:

1. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:99), ROP adalah titik pemesanan ulang adalah tingkat atau titik persediaan dimana tindakan harus diambil untuk mengisi kembali persediaan barang.

2. Menurut Freddy Rangkuty (2004:83), ROP adalah titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya lead time dan safety stock.

3. Menurut Gasperz (2004:291), tarik dari ROP menimbulkan cash loading input ke setiap tingkat adalah output dari tingkat atau tahap sebelumnya sehingga menyebabkan saling ketergantungan diantara tingkat-tingkat dalam sistem distribusi.

4. Sofjan Assauri (2004;196), tingkat pemesanan kembali (reorder point) adalah :

“Tingkat pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah

persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan

kembali”.

5. Menurut Bambang Riyanto, dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (2004 : 73) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan reorder point adalah saat atau titik dimana harus diadakan pemesanan serupa,

sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan atas safety stock sama dengan nol.

Adapun beberapa faktor untuk menentukan Reorder Point (ROP) diantaranya :

1. Menurut Petty, William, Scott dan David (2005:279) adalah; - Pengadaan atau stock selama masa pengiriman

- Tingkat pengamanan yang diinginankan

2. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:83) faktor-faktornya adalah: - Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang - Besar safety stock.

Dari kedua pendapat ahli di atas menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali (ROP) adalah :

1. Lead Time (LT), Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan hingga sampai diperusahaan.

2. Tingkat pemesanan barang pada rata-rata persatuan waktu tertentu. 3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan barang

minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku.

Dari ketiga faktor di atas, maka reorder point dapat dicari dengan rumus berikut ini :

Reorder point = (LT x AU) + SS

Keterangan:

LT = Lead Time

SS = Safety Stock

2.7 Software Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Pressman (2010) didalam software development life cycle terdapat beberapa model diantaranya adalah model waterfall, terkadang disebut sebagai siklus hidup klasik, menunjukkan sistematis, pendekatan sekuensial untuk penyebaran perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi permintaan pelanggan dan berlangsung melalui perencanaan, pemodelan, construction dan deployment yang berakhir pada dukungan yang berkelanjutan dari terselesainya software. Communication Communication Planning Planning Modeling Modeling Construction Construction Deployment Deployment

Gambar 2.1 SDLC dengan metode Waterfall (Pressman, 2010)

1. Communication (komunikasi)

Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan

customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.

2. Planning (perencanaan)

Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Tahapan ini menggambarkan tugas-tugas teknis yang dilakukan, sumber daya yang dibutuhkan, produk yang harus dihasilkan, dan jadwal-jadwal kerja termasuk rencana yang akan dilakukan.

3. Modeling (pemodelan)

Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan-kebutuhan menjadi sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktural data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.

4. Construction (konstruksi)

Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap perangkat lunak yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap perangkat lunak tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

Tahapan ini bisa dikatakan akhir dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem perangkat lunak yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.

2.8 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti dengan langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatap muka secara langsung, tetapi dapat melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference, chatting melalui internet, bahkan melalui short message service (SMS) dan e-mail. (Suliyanto, 2006).

Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait penelitian yang dilakukan. Di dalam dunia TI, para pengembang sebuah sistem sering menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan stakeholder atau pemilik kepentingan.

2.9 Teknik Observasi

Teknik obervasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan pancaindra, jadi tiddak hanya pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat mengenai hal-hal apa saja yang diobservasi. (Suliyanto, 2006)

Observasi sering digunkan sebagai teknik pengumpulan data tambahan selain wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa menggunakan wawancara. Di dalam melakukan observasi, pancaindra yang paling berperan adalah pengamatan dengan mata atau melihat.

2.10 My Structured Query Language (MySQL)

My Structured Query Language (MySQL) atau yang bisa di baca mai-sekuel adalah program pembuat dan pengelola database (Kadir, 2010). Selain itu data MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga dapat digunakan untuk membuat Aplikasi Multi User (banyak pengguna). Kelebihan dari MySQL adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL (Structured Query Language). SQL adalah salah satu bahasa permintaan yang terstruktur. Dalam hal ini penulis menggunakan database MySQL dikarenakan database yang sudah ada pada pengadilan tinggi Surabaya menggunakan MySQL.

2.11 Hypertexy Prepceprocessor (PHP)

Menurut Wahyono (2005), Hypertexy Prepceprocessor (PHP) merupakan program yang dikembangkan secara bersama oleh para programer dari seluruh dunia yang menekuni dunia open source. PHP dikembangkan khususnya untuk mengakses dan memanipulasi data yang ada di database server open sorce seperti MySQL. Bahasa pemrograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf yang bermula dari keinginan sederhana untuk mempunyai alat bantu atau tools dalam memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Oleh sebab itu, pada awal pengembangannya, PHP merupakan akronim dari Personal Home PageTools sebelum akhirnya menjadi PHP. Dalam hal ini penulis menggunakan

bahasa pemrograman PHP dikarenakan PHP merupakan bahasa pemrograman web yang paling sering digunakan dan mudah dalam pembuatannya, serta lebih fleksibel dalam akses ke database MySQL.

2.12 Standart Of Procedure (SOP)

Menurut Tahgati (2013) SOP dapat didefinisikan sebagai dokumen yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilaksanakan sehari-hari, dengan tujuan agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, tepat, dan kosisten untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Manfaat SOP sebagai berikut:

a. Sebagai standar yang digunakan pegawai untuk melakukan tugas-tugasnya sehingga lebih terarah dan tepat guna.

b. Mengurangi faktor kesalahan dan ketidaktertiban pegawai.

c. Menciptakan ukuran standar kerja yang dapat dipakai oleh pegawai untuk mengevaluasi dan memperbaiki kemampuannya.

d. Memberikan inforrmasi mengenai peningkatan kompetensi pegawai. 2.13 Data Flow Diagram (DFD)

Pengertian Data Flow Diagram (DFD) menurut Jogiyanto Hartono adalah : “Diagram yang menggunakan notasi simbol untuk menggambarkan arus

data system”. (Jogiyanto Hartono, 2005, 701).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika dan menjelaskan arus data dari mulai pemasukan sampai dengan keluaran data tingkatan diagram arus data mulai dari diagram konteks yang menjelaskan secara umum suatu system atau batasan system dari level 0 dikembangkan menjadi level

1 sampai system tergambarkan secara rinci. Gambaran ini tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau organisasi file.

Menurut Jogiyanto Hartono, tahun 2005 dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi ada beberapa simbol digunakan pada DFD untuk mewakili :

1. Kesatuan Luar (External Entity)

Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada pada lingkungan luarnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Arus Data (Data Flow)

Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Proses (Process)

Proses (process) menunjukan pada bagian yang mengubah input menjadi output, yaitu menunjukan bagaimana satu atau lebih input diubah menjadi beberapa output. Setiap proses mempunyai nama, nama dari proses ini menunjukan apa yang dikerjakan proses.

4. Simpanan Data (Data Store)

Data Store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database pada sistem computer, komponen data store digunakan untuk memodelkan sekumpulan paket data. Komponen data store diberi nama dengan

kata benda berkonotasi jamak, misalnya penyimpanan database yang terkomputerisasi.

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Masalah

Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam bentuk aplikasi. Langkah identifikasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara ke Zilch Streetwear Surabaya, sehingga bisa dilakukan tindakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut proses analisis yang dilakukan dalam operasioal pengendalian persediaan, Untuk menentukan jumlah produk yang akan dipesan bagian inventory melihat dari rata-rata penjualan satu bulan sebelumnya, sedangkan untuk menentukan kapan dilakukan pemesanan bagian inventory melihat rata-rata penjualan produk selama tiga hari dari penjualan bulan sebelumnya, jika jumlah stok mencapai jumlah rata-rata penjualan tersebut maka akan dilakukan pemesanan. Dengan proses pengendalian persediaan yang dilakukan seperti saat ini, bagian inventory Zilch Streetwear mengalami berbagai macam permasalahan. kebutuhan jumlah produk yang tidak pasti dalam tiap periodenya membuat bagian inventory kesulitan dalam memperkirakan kebutuhan produk untuk masa yang akan datang. Ketidaktepatan dalam menentukan waktu dan jumlah produk yang akan dipesan mengakibatkan kehabisan stok dan keterlambatan dipenuhinya pesanan produk oleh retailer dan pelanggan.

3.1.1 Document Flow mencatat penjualan produk

Berikut pada Gambar 3.1 document flow mencatat penjualan produk. Docflow mencatat penjualan produk

Shopkeeper Bagian penjualan manajer

Ph as e mulai Mencatat penjualan produk Penjualan produk Membuat laporan penjualan Laporan penjualan selesai Laporan penjualan

Pada proses penjualan produk pada Gambar 3.1 shopkeeper akan mencatat transaksi penjualan produk, setelah itu akan memberikan rekap pencatatan penjualan produk ke bagian penjualan. Kemudian bagian penjualan akan membuat laporan penjualan berdasarkan pencatatan penjualan produk dari shopkeeper. Setelah itu laporan penjualan diberikan kepada manajer sebagai informasi penjualan produk per periode.

3.1.2 Document Flow perencanaan persediaan

Berikut pada Gambar 3.2 document flow perencanaan persediaan.

Docflow perencanaan persediaan

Bagian inventory Bagian penjualan manajer

P

h

as

e

mulai

hitung rata rata penjualan per

bulan

Jumlah unit produk yang harus di beli

Hitung rata rata penjualan untuk 3

hari

Batas stock minimal kapan produk harus

di beli Membuat daftar perencanaan persediaan Daftar perencanaan persediaan Laporan penjualan end Daftar perencanaan persediaan Menghitung Safety

Stok Sesuai SOP

Safety stok produk

Pada proses perencaanaan persediaan, proses pertama bagian inventory mengambil data laporan penjualan dari bagian penjualan dan menghitung rata-rata penjualan suatu produk tiap bulan, hasil dari perhitungan itu akan di buat menjadi data dari jumlah unit yang harus dibeli dari suatu produk tersebut. Kemudian bagian inventory juga menghitung rata-rata penjualan untuk 3 hari, hasil perhitungan tersebut diolah menjadi data kapan suatu produk harus di beli melalui output berupa stok minimal dari suatu produk, ketika produk mencapai stok minimal tersebut barang harus di pesan kembali. Setelah itu bagian inventory menghitung safety stok sesuai dengan (SOP) standart of procedure perusahaan. Kemudian hasil tiga perhitungan tersebut di muat pada daftar perencanaan persediaan.

3.1.3 Document Flow pembelian produk

Berikut pada Gambar 3.3 document flow pembelian produk.

Docflow pembelian produk

Bagian pembelian Bagian inventory manajer

P

h

as

e

start

Cek data stok produk membuat data pembelian produk Data perencanaan persediaan Data pembelian produk ya Stok produk < Minimal stok produk

Data stok produk

end tidak Data pembelian produk Acc pembelian produk Data pembelian produk ter ACC

Pada proses pembelian produk pada Gambar 3.3 dalam proses ini bagian produksi akan mengecek produk sesuai dengan daftar perencanaan persediaan yang telah di buat oleh bagian inventory, saat stok barang di bawah stok minimal yang di tetapkan di daftar perencanaan persediaan, bagian pembelian akan membuat daftar pembelian produk dengan jumlah unit dan safety stok yang juga sudah tertera pada daftar perencanaan persediaan, setelah itu daftar pembelian produk akan diberikan kepada manajer untuk acceptance (ACC), setelah ter acc daftar pembelian produk di kembalikan pada bagian produksi untuk di lakukan pemesanan kepada rumah konveksi.

3.2 Analisis Kebutuhan

Aplikasi pengendalian stok barang pada Zilch Streetwear ini akan melibatkan beberapa pengguna didalamnya. Berikut ini telah dianalisis siapa saja yang dapat mengoperasikan dan menggunakan aplikasi web ini beserta kebutuhannya:

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

1 Shopkeeper a. Mampu menginputkan

data penjualan produk.

-

2. Bagian Penjualan a. Mampu menginputkan

data penjualan produk.

b. Mampu melihat data

penjualan dengan filter tanggal penjualan.

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

3. Bagian Inventory a. Mampu input, update,

dan delete data produk.

b. Mampu input, update

dan delete data kategori.

c. Mampu menghitung

(EOQ) economic order

quantity.

d. Mampu menghitung

(ROP) reorder point

e. Mampu Menghitung

(SS) safety stok

-

4. Pembelian a. Mampu mengetahui mana

produk yang di sarankan harus segera di beli dan produk yang belum perlu di beli

b. Mampu melihat data pembelian dengan filter data per periode bulan.

c. Mampu melihat ter acc

atau tidak data pembelian oleh manajer.

d. Mampu mencetak data

pembelian untuk di

serahkan kepada rumah

konveksi.

e. Mampu mengkonfirmasi apakah barang yang telah di pesan telah datang atau belum datang.

5 manajer a. Mampu menerima dan

menolak data pembelian dari bagian pembelian

b. Mampu input,update dan

delete data pengguna.

c. Mampu memberi

notifikasi apakah ada data

pembelian yang harus

dikonfirmasi diterima atau tidak. a. Laporan perencanaan persediaan b. Laporan penjualan produk c. Laporan pembelian produk

d. Laporan stok produk

3.3 Perancangan Sistem

Dalam perancangan aplikasi ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. adapun tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah

pembuatan alur sistem, data flow diagram (DFD), entity relationship diagram (ERD), struktur database, dan membuat desain uji coba.

3.3.1 Alur Sistem

Terdapat blok diagram dan system flow untuk aplikasi pengendalian stok produk pada Zilch Streetwear Surabaya.

A. Blok Diagram

Gambar 3.4 di bawah menggambarkan tentang apa saja input yang dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan output yang dihasilkan oleh aplikasi pengendalian stok produk menggunakan metode eoq dan eop berbasis website pada Zilch Streetwear Surabaya.

Input yang dibutuhkan, antara lain : - Input data bagian.

- Input data produk. - Input data kategori. - Input data outlet. - Input data pengguna.

Untuk blok output, hasil informasi berupa laporan terkait dengan berbagai laporan antara lain :

- laporan penjualan, dimana akan berisi tentang informasi data produk

Dokumen terkait