Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan aplikasi ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan aplikasi ini dimasa yang mendatang.
STIKOM
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 07 agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun.
Pada tanggal 08 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang sahamnya adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%.
Pada bulan September 1995. Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan Semen Tonasa, yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Pada tanggal 17 September 1998. Pemerintah melepas kepemilikan sahamnya di SGG sebesar 14% melalui penawaan terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S.A. de C.V, perusahaan semen global yang
STIKOM
berpusat di Mexico. Komposisi kepemilikan saham kembali menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%,dan Cemex 14%.
Pada tanggal 30 September 1999, komposisi kepemilikan saham kembali berubah menjadi Negara RI 51%, masyarakat 23.5% dan Cemex 25.5%.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex S.A. de C.V. pada Blue Valley Holdings PTE Ltd.. sehingga komposisi kepemilikan saham sampai saat ini berubah menjadi Negara RI 51.01%, Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24.90% dan masyarakat 24.09%.
Kapasitas terpasang riil SGG sebesar 16.92 juta ton semen per tahun, dan menguasai 46% pangsa pasar semen domestik.
2.2. Lokasi
Kerja praktek ini berlokasi di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Jl. Veteran No. 230, Gresik , pada Biro Pendidikan dan Pelatihan dan Biro Pengembangan&Pemeliharaan.
STIKOM
2.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Direktur Utama Direktur Keuangan Dept.Manajemen Keuangan grup Dept.Pengelolaan Tekominfo Grup/ SG Dept.Akuntansi & Keuangan Direktur Litbang &
oprasional Dept.Kebijakan Pengadaan strategi grup Dept.Litbang & jaminan mutu Dept.Rancang Bangun Dept.Pengadaan & Pengelolaan Perusahaan Direktur Pengembangan utama & strategi bisnis
Dept.Pengelolaan Capex Grup Dept.Pengembang an Perusahaan Internal audit Sekretaris Perusahaan Dept. Pengelolaan Sosial & Lingkungan Korporasi Direktur SumberDaya Manusia Dept.Hukum &Manjemen Resiko Dept.Sumberdaya Manusia Dept .Sarana umum Direktur Produksi Dept. Produksi Bahan Baku Dept. Produksi Terak Dept. Produksi Semen Dept.Teknik Direktur Pemasaran
Tim Strategi & kebijakan pemasaran grup Dept. Pengembangan Pemasaran Tim Peningkatan Produktivitas grup Tim Pengembangan SDM Grup Tim Office of the CEO Dept. Penjualan
Dept. Distribusi & Transportasi
Tim Pengembangan
Energi Grup
Tim Perluasan bahan baku grup
Tim Proyek Packing Plant grup
Tim Proyek Pabrik baru &powerplant grup
Tim Pengembangan Tekominfo Grup
2.4. Struktur Organisasi Biro Pendidikan dan Pelatihan
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Biro Ppendidikan dan Pelatihan
2.5. Sistem Manajemen Semen Gresik
Sistem Manajemen Semen Gresik (SMSG) meliputi : a. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.
b. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001:2004. c. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). d. Sistem Manajemen Laboratorium ISO/IEC 17025:2005.
e. API Monogram Sertifikat no. 1 OA-0044 dari American Petroleum Institute New York.
f. OHSAS (Occupation Health & Safety Assessment Series) 18001:2007
STIKOM
Semua Sistem Manajemen di atas di implementasikan dengan mempersyaratkan Management Continuous Improvement dan penerapan Sub Sistem Manajemen yang meliputi :
1. Gugus Kendali Mutu (GKM)
2. 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) 3. Sistem Saran (SS)
4. Total Productive Maintenance (TPM)
Semua ini ditunjang dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Management Resiko yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuensi.
2.6. Produk
Perseroan memproduksi berbagai jenis semen. Semen utama yang di produksi adalah Ordinary Semen Portland Tipe I (OPC). Di samping itu juga memproduksi berbagai tipe khusus dan semen campuran (mixed cement), untuk penggunaan yang terbatas dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada OPC. Berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang di produksi serta pengunaannya :
a. ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE I
Semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
STIKOM
b. PORTLAND CEMENT TIPE II
Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan
c. ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE III
Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.
d. ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE V
Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah. e. PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)
Adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum, dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya : jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi, dan fondasi pelat penuh.
f. PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC)
Adalah bahan pengikat hidrolis haisl penggilingan bersama-sama terak, gypsum, dan satu atau lebih anorganic. Kegunaan semen jenis ini untk
STIKOM
konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, dan paving block.
g. SUPER MASONARY CEMENT (SMC)
Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow brick, paving block, dan tegel.
h. OIL WELL CEMENT, CLASS G-HSR (HIGH SULFATE RESISTANCE)
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan kontruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistance (HSR) disebut juga sebagai (Basic OWC). Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur tertentu.
i. SPECIAL BLENDED CEMENT(SBC)
Adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
STIKOM
Proses Pembuatan Semen
Gambar 2.3 Proses Pembuatan Semen
Secara Umum Proses Pembuatan Semen Terdiri dari beberapa tahapan:
1. Tahap Penambahan bahan mentah (quarry). Bahan dasar semen adalah batu kapur, tanah liat, pasir besi, pasir silica. Bahan-bahan ini ditambang dengan menggunakan alat-alat berat kemudian dikirim ke pabrik semen. 2. Bahan mentah ini di teliti di laboratorium, kemudian di campur dengan
proporsi yang tepat dan dimulai tahap penggilingan awal tahap mentah dengan mesin penghancur sehingga berbentuk serbuk.
3. Bahan kemudian dipanaskan dengan preheater.
4. Pemanasan dilakukan didalam kiln sehingga bereaksi membentuk kristal klinker.
STIKOM
5. Kristal klinker ini kemudian didinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari proses pendinginan ini dialirkan lagi ke preheater untuk menghemat energi.
6. Klinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bola-bola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
7. Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat penampungan semen )
8. Dari silo ini semen di pack dan dijual ke konsumen
Chanel Distribusi
Gambar 2.4 Chanel distribusi
STIKOM
2.7. Anak Perusahaan
Anak Perusahaan Perseroan didirikan dengan misi sebagai Strategic Tools, sehingga dapat memberi kontribusi sebesar-besarnya bagi Perseroan. Selain itu, keberadannnya diharapkan dapat bermanfaat secara sinergik untuk mencapai tujuan sesuai dengan bisnis inti yang telah ditetapkan.
Anak Perusahaan Semen Gresik Anak Perusahaan Penghasil Semen - PT. Semen Padang
- PT. Semen Tonasa
Anak Perusahaan Bukan penghasil Semen - PT. United Tractors Semen Gresik - PT. Industri Kemasan Semen Gresik - PT. Kawasan Industri Gresik
- PT. Swadaya Graha - PT. Varia Usaha - PT. Eternit Gresik Afiliasi
- PT. Varia Usaha Beton - PT. Waru Abadi
- PT. Varia Usaha Bahari
- PT. Varia Usaha Dharma Segara - PT. Varia Usaha Lintas Segara - PT. Varia Usaha Barito
STIKOM
- PT. Swabina Gatra
- PT. Konsulta Semen Gresik Lembaga Penunjang
- Koperasi Warga Semen Gresik - PT. Cipta Nirmala
- Dana Pensiun Semen Gresik - Yayasan Wisma Semen Gresik
STIKOM
LANDASAN TEORI
3.1 Penjadwalan
Menurut Baker (1974), penjadwalan adalah alokasi sumber-sumber untuk melaksanakan sekumpulan tugas berdasarkan waktu. Pengertian ini membawa dua hal yang penting yaitu:
1. Penjadwalan merupakan suatu fungsi pengambil keputusan, yaitu sebuah proses untuk membuat suatu jadwal. Dalam pemahaman ini, apa yang dipelajari dalam penjadwalan dapat mempengaruhi fungsi pengambil keputusan yang lain dan membawa pengaruh-pengaruh praktis.
2. Penjadwalan merupakan sekumpulan prinsip, model, teknik dan kesimpulan logis yang memberikan pemahaman terhadap fungsi penjadwalan.
Dalam pemahaman ini, apa yang dipelajari dalam penjadwalan dapat mempengaruhi teori-teori lain dan membawa pengaruh-pengaruh konseptual. Berbeda dengan Baker, Forgaty (1991) secara lebih sederhana mendefinisikan penjadwalan sebagai aktivitas pembuatan jadwal, baik induk jadwal produksi, jadwal bengkel, jadwal perawatan dan sebagainya. Penjadwalan memiliki wilayah kerja yang berbeda dengan perencanaan.
STIKOM
3.2 Pelatihan dan Pengembangan
3.2.1 Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Wexley dan Yukl (1976 : 282) mengemukakan: “pelatihan and development are terms reffering to planned efforts designed facilitate the acquisiton of relevan skills, knowledge, and attitudes by organizational members”.
Selanjutnya Wexley dan Yukl menjelaskan pula: “development focusses more on improving the decision making and human relation skills of middle and upper level management, while pelatihan involves lower level employees and the presentation of more factual and narrow subject matter”.
Pendapat Wexley dan Yukl tersebut lebih memperjelas penggunaan istilah pelatihan dan pengembangan. Mereka berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi. Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
STIKOM
Pengertian pelatihan dan pengembangan pegawai, dikemukakan oleh Adrew E. Sikula (1981 : 227) “pelatihan is short-terms educational procces utilizing a systematic and organized procedure by which nonmanagerial personnel learn technical knowlegde and skills for a definite purpose. Development, in reference to staffing and personnel matters, is a long-terms educational process utilizing a systematic and organized procedure by which managerial personnel learn conceptual and theoritical knowledge for general purpose”.
Istilah pelatihan ditujukan pada pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis, sedangkan pengembangan ditujukan pada pegawai tingkat manajerial untuk meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan memperluas human relation.
Mariot Tua Efendi H (2002) latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Selanjutnya mariot Tua menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan
STIKOM
pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
Sjafri Mangkuprawira (2004) pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Sedangkan pengembangan memiliki ruang lingkup lebih luas. Dapat berupa upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering untuk kepentingan di masa depan. Pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam pengembangan manajemen, organisasi, dan pengembangan individu karyawan. Penekanan lebih pokok adalah pada pengembangan manajemen. Dengan kata lain, fokusnya tidak pada pekerjaan kini dan mendatang, tetapi pada pemenuhan kebutuhan organisasi jangka panjang.
3.2.2 Rasionalisasi Pelatihan dan Pengembangan
Secara pragmatis program pelatihan dan pengembangan memiliki dampak positif baik bagi individu maupun organisasi. Smith (1997) menguraikan profil kapabilitas individu berkaitan dengan skill yang diperoleh dari pelatihan dan pengembangan. Seiring dengan pengusaan keahlian atau keterampilan penghasilan yang diterima individu akan meningkat. Pada akhirnya hasil pelatihan dan pengembangan akan membuka peluang bagi pengembangan karier
STIKOM
individu dalam organisasi. Dalam konteks tersebut peningkatan karier atau promosi ditentukan oleh pemilikan kualifikasi skill.
Sementara dalam situasi sulit dimana organisasi cenderung mengurangi jumlah karyawannya, pelatihan dan pengembangan memberi penguatan bagi individu dengan memberi jaminan job security berdasarkan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan organisasi.
Pelatihan and devolopment has the potetial to improve labour productivity; Pelatihan and devolopment can improve quality of that output, a more highly trained employee is not only more competent at the job but also more aware of the significance of his or her action; Pelatihan and development improve the ability of the organisation to cope with change; the succesful implementation of change wheter technical (in the form of new technologies) or strategic (new product, new markets, etc) relies on the skill of the organisation‟s member.
(smith dalam prinsip-prinsip manajemen pelatihan, Irianto Jusuf, 2001).
Disaat kompetisi antar organisasi berlangsung sangat ketat, persoalan produktivitas menjadi salah satu penentu keberlangsungan organisasi disamping persoalan kualitas dan kemampuan karyawan. Program pelatihan dan pengembangan SDM dapat memberi jaminan pencapaian ketiga persoalan tersebut pada peringkat organisasional.
STIKOM
3.2.3 Gejala Pemicu Pelatihan dan Pengembangan
Terdapat beberapa fenomena organisasional yang dapat dikategorikan sebagai gejala pemicu munculnya kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Tidak tercapainya standar pencapaian kerja, karyawan tidak mampu melaksanakan tugasnya, karyawan tidak produktif, tingkat penjualan menurun, tingkat keuntungan menurun adalah beberapa contoh gelaja-gejala yang umum terjadi daam organisasi.
Gejala yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut menurut Blanchard and Huszczo (1986) mencontohkan terdapat tujuh gejala utama dalam organisasi yang membutuhkan penanganan yaitu:
1. Low productivity; 2. High absenteeism; 3. High turnover;
4. Low employee morale; 5. High grievances; 6. Strike;
7. Low profitability.
Hubungan Faktor-Faktor penyebab dan Gejala Organisasional Ketujuh gejala tersebut sangat umum dijumpai dalam organisasi yang dapat disebabkan oleh setidaknya tiga faktor yang meliputi: kegagalan dalam
STIKOM
sarana dan kesempatan yang tepat bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, kegagalan organisasi memberi pelatihan dan pengembangan secara efektif kepada karyawan. Dalam situasi itulah program pelatihan sangat mengandalkan Training need analysis (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan yang meliputi:
1. Adanya pegawai baru, memberikan orientasi pekerjaan atau tugas pokok organisasi kepada pegawai yang baru direkrut sebelum yang bersangkutan ditempatkan pada salah satu unit organisasi;
2. Adanya peralatan kerja baru, Mempersiapkan pegawai dalam penggunaan peralatan baru dengan teknologi yang lebih baru, sehingga tidak terjadi adanya kecelakaan kerja dan meningkatkan efesiensi kerja;
3. Adanya perubahan sistem manajemen/administrasi birokrasi, Mempersipakan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru dibangun;
4. Adanya standar kualitas kerja yang baru, Mempersiapkan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru dibangun;
5. Adanya kebutuhan untuk menyegarkan ingatan , Memberikan nuansa baru/penyegaran ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki;
STIKOM
6. Adanya penurunan dalam hal kinerja pegawai, Meningkatkan kualitas kinerja pegawai sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan.
3.3 Landasan Sistem Informasi
3.3.1 Pengertian Data
Data adalah bahan yang akan diolah atau diproses yang bisa berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol yang menunjukan suatu situasi dan lain-lain yang berdiri sendiri atau merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Menurut Robert N.antony dan John Dearden , Data adalah: Bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item’ dan“
Data Merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.” (Jogyanto, Analisis dan
desain Sistem Informasi;8 ).
3.3.2 Pengertian Sistem
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik
STIKOM
diperlukan kerjasama diantara unsure-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.
Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini: “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu” (Jogiyanto,2005,1).
Masih dalam buku „Analisia dan Desain sistem informasi‟ karangan jogiyanto menerangkan: “Sistem adalah kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu” (Jogiyanto,2005,2).
3.3.3 Pengertian Informasi
Keberadaan suatu data sangat menunjang terhadap informasi, karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan oleh pengambil keputusan untuk lebih meeyakinkan bahwa data tidak dapat terlepas dari dari informasi dapat dilihat dari definisi mengenai informasi.
3.3.4 Komponen sistem Informasi
Komponen–komponen yang ada dalam sistem informasi meliputi beberapa blok, yaitu:
STIKOM
1. Blok masukan (input)
Blok masukan ini mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok keluaran (output)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
STIKOM
Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi, perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data.
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras computer, basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan paket perangkat lunak yang disebut data base manajemen sistem ( DBMS ).
6. Blok kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem bisa dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
3.3.5 Pengertian Database
Beberapa definisi tentang Database menurut beberapa ahli:
1. Menurut Gordon C. Everest : Database adalah koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi/shared, terdefinisi secara formal dan dikontrol terpusat pada organisasi.
2. MenurutC.J.Date :
Database adalah koleksi “data operasional” yang tersimpan dan dipakai oleh sistem aplikasi dari suatu organisasi.
STIKOM
- Data input adalah data yang masuk dari luar sistem
- Data output adalah data yang dihasilkan sistem
- Data operasional adalah data yang tersimpan pada sistem
3. Menurut Toni Fabbri : Database adalah sebuah sistem file-file yang terintegrasi yang mempunyai minimal primary key untuk pengulangan data.
4. Menurut S. Attre : Database adalah koleksi data-data yang saling berhubungan mengenai suatu organisasi / enterprise dengan macam-macam pemakaiannya.
Sifat-sifat database :
- Internal : Kesatuan (integritas) dari file-file yang terlibat.
- Terbagi/share : Elemen-elemen database dapat dibagikan pada para user baik secara sendiri-sendiri maupun secara serentak dan pada waktu yang sama (Concurrent sharing).
Elemen-elemen database :
A. Tipe
- Enterprise = Suatu jenis organisasi, misalnya Bank, Hotel,Universitas dan lain-lain.
- Entity = File = Obyek pada enterprise
STIKOM
- Atribute = Field = Data item = Beberapa hal yang ingin diketahui dari suatu file
- Record = Satu set field yang merupakan ciri khas dari suatu file
B. Isi/Nilai
- Data File : Seluruh isi data pada file
- Data Record : Satu set isi data pada suatu susunan field dari suatu file
- Data Value : Isi data masing-masing data elemen.
- Sumber-sumber daya suatu organisasi/enterprise :
1. Man : Manajemen Personalia (Manusia)
2. Machine : Manajemen peralatan (Mesin)
3. Material : Manajemen industri (Bahan Baku)
4. Money : Manajemen Keuangan (Uang)
5. Message : Manajemen Informasi.
STIKOM
DESKRIPSI KERJA PRAKTEK
4.1 Proses bisnis
Pelatihan di Perusahaan ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu In house dan public.
a. Proses Bisnis In house Training
- Pihak seksi perencana pelatihan sebelumnya memiliki Master Jadwal Pelatihan yang telah disusun pada akhir tahun dan akan digunakan sebagai proker tahun berikutnya yang akan di berikan pada masing 2 unit kerja.
- Seksi perencana diklat melihat histori data karyawan dan unit kerja siapa saja yang belum mengikuti pelatihan kemudian mengundang dan menghubungi atasan unit kerja masing-masing untuk meminta persetujuan perihal keikutsertaan pelatihan.
- Setelah atasan unit kerja menyetujui maka pihak seksi perencanaan