• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dari perancangan dan pembuatan sistem dengan tujuan dan permasalahan yang ada, disertakan pula saran dan kritik untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.

7

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Identitas Perusahaan

Profil Perusahaan

Nama : CV.Daun Muda Communication

Alamat : Delta Sari Indah Blok BL no. 28 Sidoarjo

No Telp./Fax : (031) - 70089909

E-mail : [email protected]

Contact Person : Achmad Hafid

Jabatan : Direktur

Bisnis Utama : Production house

2.2 Uraian Tentang Perusahaan

CV Daun Muda Communication didirikan oleh Rizal Roshady, Achmad Hafid,

dan Rudolf Cristian pada tahun 2011 dan berlokasi di Delta Sari Indah Blok BL no. 28 ,

Sidoarjo, telp (031) - 70089909. Perusahaan ini bergerak pada bidang jasa multimedia

dan event organizer.

Bisnis utama dari perusahaan ini adalah layanan jasa editing video, pembuatan

video, dokumentasi, pembuatan album foto kenangan,dll.

8

2.3 Visi dan Misi Perusahaan

2.3.1 Visi perusahaan

Daun Muda Communication bekerja focus untuk memberikan produk terbaik

terhadap costumer dengan memberikan solusi sederhana bagi costumer. Daun Muda

Communication bekerja pada market tertentu dimana daun muda bisa memberikan

kontribusi didalamnya yang bergantung juga pada kapabilitas daun muda

2.3.2 Misi perusahaan

Daun Muda Communication memiliki misi untuk menghasilkan produk-produk

multimedia yang memiliki kualitas serta memberikan layanan terbaiknya untuk mencapai

tingkat kepercayaan costumer terhadap daun muda communication

2.3 Struktur Organisasi

Komisaris

Direktur

Staff Art

Director

Staff

Administrasi

Staff

Lapangan

Staff

Marketing

   

9

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang berlaku saat ini serta beberapa pengertian tentang ilmu yang berkaitan dengan permasalahan.

3.1 Inventarisasi

Setiap kantor berkepentingan mengetahui secara persis semua barang yang menjadi harta kekayaannya dan bagainmana keadaanya. Setiap penambahan dan pengurangan barang berarti penmabahan dan pengurangan harta kekayaan, maka harus diketahui secara cermat. Oleh karena itu pentinglah menyelenggarakan inventarisasi barang secara terperinci, lengkap dan teratur. Inventarisasi barang adalah kegiatan dan usaha untuk memperoleh data mengeneai barang-barang perlengkapa yang dimiliki oleh perusahaan baik dari hasil usaha pembuatan sendiri, pembelian, hadiah maupun hibah.

3.1.2.Klasifikasi dan Pemberian Nomor Barang

Agar inventaris dilakukan secara sistematis, sebaknya barang-barang di klasifikasikan ke dalam beberapa golongan, kemudian diberi nomor kode berdasarkan penggolongan tersebut. Kodifikasi dapat memakai abjad dapat pula

10

 

memakai angka. Nomor tersebut dipakai dalam buku inventaris dan juga sebaiknya dicantumkan pada barang yang di inventariskan.

3.1.3. Pencatatan Inventarisasi

Ada beberapa macam tata cara pencatatan inventarisasi, dari yang sederhana hingga yang kompleks sifatnya, bergantung pada besar kecilnya organisasi dan banyak sedikitnya barang yang harus diinventarisasi dan semua barang harus tercatat secara jelas, rinci dan sesuai kenyataan.

Salah satu cara menginventariskan barang adalah dengan menggunakan beberapa perangkat semisal buku induk barang inventaris, buku catatatn barang noninventaris, buku golongan barang, dan buku laporan periodic (per triwulan, pertahun, dan sebagainya).

a. Buku Induk Barang Inventaris

Buku induk barang inventaris dipakai untuk mencatat semua barang inventaris tak habis pakai menurut tanggal penerimaanya.

Gambar 3.1 Buku Induk Barang Inventaris

b. Buku Golongan Barang Inventaris

Buku golongan barang inventaris adalah buku pembantu tempat mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan.data buku

11

 

golongan inventaris diambil dari buku induk barang inventaris. Tiap golongan barang dicatat dalam satu buku tersendiri.

Gambar 3.2 Buku Golongan Barang Inventaris

c. Buku Catatan Barang Noninventaris

Buku catatan barang noninventaris dipakai untu mencatat barang-barang yang habis pakai dan belum jelas statusnya.

Gambar 3.3 Buku Golongan Barang Inventaris

d. Laporan Periodik

Laporan Periodik adalah laporan berisi tentang keterangan-keterangan penerimaan, pengeluaran dan persediaan yang ada sampai dengan akhir jangka waktu tertentu. Keterangan tersebut kemudaian dimasukkan ke dalam daftar isian barang inventaris, yaitu laporan tahunan asil kegiatan inventaris perlengkapan

12

 

milik/kekayaan kantor pada saat berakhirnya tahun anggaran, berupa daftar-daftar barang inventaris yang tersusun menurut golongan kode barang yang bersangkutan. Data dari daftar isian barang inventaris dapat digabungkan dan disusun sebagai daftar rekapitulasi barang inventaris, yang pada hakikatnya menunjukkan jumlah dan harga barang inventaris pada akhir tahun anggaran.

3.1.4. Penerimaan dan Pengeluaran Barang

Penerimaan dan pengeluaran barang yang tidak terkontrol dengan baik akan merugikan. Oleh karena itu berita acara, buku catatatan, bon, atau laporan harus disiapkan sebaik-baiknya.

a. Penerimaan Barang

Dalam penerimaan berang , perlu diperhatikan kesesuaian antara isi surat pengantar dan keadaan barang yang sesungguhnya. Pihak penerima perlu melakukan pemeriksaan cermat atas barang yang diterimanya. Agar ada bukti jelas bahwa barang telah diterima dan diperiksa, biasanya dibuatkan berita acara pemeriksaan barang dan berita acara serah terima barang, khususnya barang yang diserahterimakan itu banyak jumlahnya atau mahal harganya. Selanjutnya , peristiwa penerimaan barang harus segera dicatat dalam buku penerimaan barang. Kemudian, barang disimpan di dalam gudang.

b. Pengeluaran Barang

Proses pengeluaran barang dari gudang harus dilakukan melalui prosedur yang tertib dan cermat agar keberadaan dan keamanan barang dapat sungguh

13

 

terjamin dan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu harus tersedia catatan yang akurat mengenai setiap pengeluaran barang.

3.2 Sistem

Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Pada sistem terbuka merupakan sistem yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen pengendali. Sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengontrol dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya.

3.3 Sistem Informasi

Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005:121), data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.

14

 

3.4 Analisis dan Perancangan Sistem

Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

3.4.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Marlinda (2004:28) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah

gambaran pada sistem dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity

beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam

suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya

mempunyai atribute yang merupakan ciri entity tersebut. Relasi adalah hubungan

antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar

entity.

Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan

hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh

15

 

perancang database. Untuk itu Entity Relationship Diagram dibagi menjadi dua

jenis model, yaitu:

a. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

hubungan antar tabel secara konseptual.

b. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

hubungan antar tabel secara fisikal.

3.4.2 Data Flow Diagram (DFD)

Pada tahap ini, penggunaan notasi dapat membantu komunikasi dengan pemakai/user sistem untuk memahami sistem tersebut secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem ini

dikenal dengan nama Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DFD berfungsi

untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana. DFD fokus pada aliran data dari dan ke dalam sistem serta memproses data tersebut (Kendall dan Kendall, 2003:241). Simbol-simbol dasar dalam DFD tersebut antara lain:

a. External Entity

Suatu External Entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen,

16

 

informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat. Gambar 3.4 merupakan simbol entitas dalam DFD dengan model Gane dan Sarson.

Gambar 3.4 Simbol External Entity

b. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Data Flow

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau

entitas dengan proses. Gambar 3.5 merupakan simbol Data Flow.

 

Gambar 3.5 Simbol Data Flow

c. Process

Suatu proses yang merupakan beberapa tindakan atau sekelompok tindakan

dijalankan. Gambar 3.6 merupakan simbol Process.

 

17

 

d. Data Store

Data Store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data. Gambar 3.7 merupakan simbol data store.

 

Gambar 3.7 Simbol Data Store

3.5 Database

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan

data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi

optimal yang diperlukan pemakainya. Penyusunan satu database digunakan untuk

mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi,

multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi

(kesatuan), dan masalah data independence (kebebasan data).

3.6 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi atau perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. Pada sebuah sistem basis

18

 

Sistem Operasi (Operating System), Basis Data (Database), Sistem (Aplikasi atau

Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi

(Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).

3.7 Database Management System

Menurut Marlinda (2004:6), Database Management System (DBMS)

merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS adalah: 1. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang

disebut data dictionary/directory.

2. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

DBMS memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Data Definition

19

 

DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data. 2. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

3. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh

DBA.

4. Data Recovery dan Concurrency

a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data

yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan

sebagainya.

b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila

satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary.

3.8 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Wicaksono (2006:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya. Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang

20

 

ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem. Pada implementasinya, IMK dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna, kenyamanan, antar muka, kendala dan produktifitas.

3.9 Microsoft Visual Studio 2005

Menurut Leong (2004:5) Visual Basic .NET adalah suatu konsep pemrograman yang dibangun dengan teknologi yang dapat berjalan pada berbagai platform sistem operasi dan perangkat keras. Konsep pemrograman ini

menggunakan engine .NET framework yang terdiri atas 2 komponen utama, yaitu

Common Language Runtime (CLR) dan Class Library. CLR adalah dasar dari

framework, sedangkan Class Library adalah komponen lain yang menjadi objek

dasar pengembangan kode program dan tampilan grafis.

Hal yang membedakan antara Visual Basic klasik dengan Visual Basic

.NET adalah tentang penggunaan Object Oriented Programming (OOP). Di dalam

.NET, semua pemrograman yang kita lakukan adalah merupakan objek. Visual Basic versi ini menerapkan konsep OOP secara penuh dan murni. Oleh karena itu, agar penggunaan .NET menjadi lebih mudah, kita perlu memahami betul tentang konsep dari OOP itu sendiri.

21

BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di CV

Daun Muda Communication, secara garis besar permasalahan yang ada dalam perusahaan ini adalah proses perhitungan persediaan masih dilakukan dengan cara manual yaitu dalam hal pencatatan persediaan, tanpa ada perhitungan stok keluar masuknya barang. Dalam pencatatan transaksi pun masih menggunakan formulir-formulir berupa kertas, sehingga sering terjadi redudansi data dan adanya

kesulitan pada waktu pencarian data atau history penerimaan, pemakaian, dan

pengembalian persediaan.

Dalam kerja praktek ini, berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta mengatasi masalah tersebut. Permasalahan pada CV. Daun Muda Communication yaitu mengenai masalah pencatatan semua transaksi yang ada serta perhitungan stok persediaan inventaris. Untuk mengatasi masalah yang ada di atas maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menganalisis Sistem

2. Mendesain Sistem

3. Mengimplementasikan Sistem

4. Melakukan Pembahasan terhadap Implementasi Sistem

Pada langkah-langkah tersebut di atas ditunjukkan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada pada CV. Daun Muda Communication untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

22

4.1 Menganalisis Sistem

Menganalisis sistem adalah langkah awal untuk membuat suatu sistem baru. Dalam langkah ini harus dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada dalam CV. Daun Muda Communication khususnya mengenai penanganan transaksi penerimaan, pemakaian, dan pengembalian persediaan. Untuk dapat membuat sistem yang baru, terlebih dahulu harus mengetahui alur transaksi yang

masih digunakan sampai saat ini. Maka dibuatlah document flow yang berfungsi

untuk mengetahui secara detail alur transaksi tersebut. Penerimaan persediaan terjadi ketika pegawai dari bagian Perencanaan Pengusahaan datang ke bagian administrasi dengan membawa nota yang berisi data-data persediaan yang telah dibeli. Setelah dilakukan penerimaan persediaan, kemudian bagian administrasi akan membuat surat pengadaan material persediaan rangkap dua, yang salah satunya diserahkan kepada bagian Perencanaan Pengusahaan.

Transaksi pemakaian persediaan terjadi ketika pegawai mendatangi bagian administrasi untuk melakukan pemakaian atau peminjaman persediaan. Transaksi pemakaian persediaan tersebut dapat dilakukan atau tidak dapat dilakukan berdasarkan stok persediaan yang tersedia cukup atau tidak.

23

Selesai Mulai Bagian Perencanaan

Pengusahaan Bagian Administrasi

Menerima & Mencatat Penerimaan Inventaris Surat Pengadaan Inventaris Pengadaan Material Inventaris Pengadaan Material Inventaris Menmbuat Bukti Penerimaan Inventaris Surat Pengadaan Inventaris Data Inventaris

Gambar 4.1 Document Flow Penerimaan Persediaan Inventaris

Bila stok persediaan tidak mencukupi, maka user akan menawarkan

alternatif yaitu pemakaian persediaan dapat dilakukan dengan jumlah stok persediaan yang tersedia saja atau transaksi dibatalkan. Seperti terlihat pada

gambar 4.2 Document Flow Pemakaian. Apabila proses transaksi pemakaian

persediaan dilakukan, kemudian bagian administrasi akan membuat tanda terima persediaan rangkap dua, yang salah satunya diserahkan kepada pegawai yang bersangkutan.

24

Mulai

Surat Peminjaman Inventaris

Selesai

Pegawai Bagian Administrasi

Mengecek Data Pegawai Terdaftar ? Mengecek Data Inventaris 1 Stok Inventaris Tersedia ? Mencetak Bukti Pemakaian Inventaris Tanda Terima Peminjaman Inventaris Tanda Terima Peminjman Inventaris 1 Tidak Ya Tidak Ya Surat Peminjaman Inventaris Menerima Surat Peminjaman Inventaris Data Pegawai Data Inventaris

Gambar 4.2 Document Flow Pemakaian Persediaan Inventaris

Untuk transaksi pengembalian persediaan, dapat dilakukan jika pegawai telah melakukan transaksi pemakaian persediaan. Dalam transaksi ini identitas pengembalian transaksi harus sama dengan identitas pada pemakaian transaksi.

25

Jika data pegawai yang melakukan pengembalian persediaan tidak sesuai dengan data pegawai yang melakukan pemakaian persediaan maka transaksi tidak dapat dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada saat pencatatan.

Seperti terlihat pada gambar 4.3 Document Flow Pengembalian.

Surat Pengembalian

Inventaris

Mulai

Pegawai Bagian Administrasi

Mengecek Data Pegawai Terdaftar ? Mengupdate Data Inventaris 1 Tidak Ya Tanda Pengembalian Inventaris Tanda Pengembalian Inventaris Selesai 1 Mencetak Bukti Pengembalian Inventaris Surat Pengembalian Inventaris Menerima Surat Pengembalian Inventaris Data Pegawai Data Inventaris

26

4.2 Mendesain Sistem

Setelah melakukan analisis sistem, maka selanjutnya dilakukan desain sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam desain sistem ini adalah:

1. System Flow

2. Context Diagram

3. HIPO

4. Data Flow Diagram (DFD)

5. Entity Relationship Diagram (ERD)

6. DBMS

7. Desain Input Output

Ketujuh langkah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. System Flow

System flow adalah gambaran tentang sistem yang akan dibangun. System

flow yang dibangun ini berisi bahwa ketika pertama kali pegawai dari bagian

Perencanaan Pengusahaan datang ke bagian administrasi dengan membawa surat pengadaan material persediaan yang berisi data-data persediaan yang telah dibeli, dalam hal ini dimaksudkan untuk diserahkan kepada bagian administrasi. Dan setelah diterima oleh bagian administrasi akan memasukkan seluruh data-data termasuk sumber suppliernya. Jika data supplier belum terdaftar, maka akan dilakukan proses penyimpanan data supplier baru terlebih dahulu. Kemudian bagian Perencanaan Pengusahaan akan menerima tanda pengadaan material persediaan rangkap dua. Tanda pengadaan material persediaan yang pertama disimpan oleh bagian administrasi dan tanda pengadaan material persediaan yang ke-dua

27

diserahkan kepada bagian Perencanaan Pengusahaan. Gambar 4.4

menggambarkan system flow penerimaan persediaan.

Pengadaan Inventaris

Menyimpan Seluruh Transaksi Penerimaan Inventaris Selesai Mulai Barang Inventaris Penerimaan Inventaris Detil Penerimaan Inventaris Bagian Perencanaan

Pengusahaan Bagian Administrasi

Surat Pengadaan

Inventaris

Mencetak Tanda Pengadaan Inventaris Mengupdate Stok Persediaan

Inventaris

Tanda Pengadaan Inventaris

C Menentukan Data Supplier

Supplier Terdaftar ? Tidak Ya Menyimpan data Supplier Surat Pengadaan Inventaris Data Supplier

Gambar 4.4 System Flow Penerimaan Persediaan Inventaris

Kemudian untuk memakai persediaan tersebut dapat dilakukan ketika pegawai datang ke bagian asdministrasi untuk melakukan transaksi pemakaian persediaan dengan membawa surat pemakaian persediaan.

28

memasukkan data pegawai tersebut untuk dicari oleh sistem. Kemudian user

menginputkan seluruh kebutuhan yang diperlukan dan mencatak tanda terima persediaan rangkap dua. Tanda terima persediaan pertama akan disimpan oleh bagian administrasi dan tanda terima persediaan yang ke-dua akan diserahkan kepada pegawai.

29

Mulai

Peminjaman Inventaris

Menentukan Data Pegawai Surat Pemakaian

Inventaris

Surat Pemakaian Inventaris

Mengecek Data Inventaris

Stok Inventory Mencukupi ? Selesai Tanda Terima Peminjaman Inventaris

Menyimpan Seluruh Transaksi Pemakaian Inventaris Ya Tidak Pegawai Inventaris Pemakaian Inventaris Detil Pemakaian Inventaris Detil Pemakaian Inventaris Temp. 1

Pegawai Bagian Administrasi

1

Terdaftar ? Tidak

Ya

Mencetak Tanda Terima Peminjaman Inventaris

Tanda Terima Peminjaman

Inventaris

C Mengupdate Stok Inventaris

30

Transaksi pengembalian persediaan terjadi ketika pegawai mendatangi

bagian administrasi dengan membawa tanda terima persediaan. User harus

memasukkan data pegawai untuk dilakukan pengecekan oleh sistem, jika data sesuai maka seluruh data pengembalian akan disimpan dan dicetak tanda pengembalian persediaan rangkap dua. Gambar 4.6 menggambarkan

31

32

Input data kota terjadi ketika pegawai bagian Supervisor mendatangi bagian

Amdinistrasi dengan membawa Informasi Data Kota. User harus

memasukkan data Kota untuk dilakukan proses penyimpanan oleh sistem, jika data sesuai maka seluruh data pengembalian akan disimpan .Gambar 4.7

menggambarkan system flow Input data kota

Dokumen terkait