Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, serta saran-saran yang bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi sistem dan pengembangan sistem sebelumnya.
5 BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
2.1 Uraian Tentang Perusahaan
Sejarah Politeknik Negeri dimulai dari adanya program pemerintah untuk mengembangkan Pendidikan Politeknik di Indonesia pada kurun waktu tahun 1980 s/d 1990, ide munculnya Pendidikan Politeknik Pertanian berasal dari konsorsium Ilmu-ilmu Pertanian pada tahun 1983, kemudian direncanakan pembukaan Politeknik Pertanian di 6 kota Jember yaitu : Jember, Bandar Lmpung, Payakumbuh, Samarinda, Ujung Pandang dan Kupang. Konsep pembangunan Politeknik ini dilaksakan secara embrional dan structural dititikan kepada Universitas Negeri setempat yakni : Universitas Jember, Universitas Lampung, Universitas Andalas, Universitas Mulawarman dan Universitas Nusa Cendana.
Khususnya di Universitas Jember, rencana pembukaan Politeknik Pertanian di antisipasi oleh Dekan Fakultas Pertanian saat itu yaitu almarhum Ir.
Soebroto Wijahno,kemudian ditindak lanjuti dengan dikeluarkan SK Rektor (Alm. Drs. Warsito ) membentuk satuan tugas persiapan pendirian Politeknik Pertanian
di Universitas Jember yang diketuai oleh Ir. Soehrdjo Widodo, MS. Tugas pokok dari satgas ini adalah menyusun proposal pendirian Politeknik Pertanian yang diajukan ke Dirjen Dikti Depdikbud.
Selanjutnya untuk memantapkan realisasi rencana pendidikan Politeknik Pertanian di Kota Jember , maka Konsultan Asian Development Bank (ADB) Dr. Robert Maxwell dan Ir. Arifin dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
didampingi oleh Tim Fakultas Pertanian Universitas Jember melakukan studi kelayaan secara lebih detail di Universitas Jember dan wilayah Kabupaten Jember. Pada awal 1984, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Pengembangan pendidikan secara resmi mulai membiayai pembangunan Politeknik Pertanian di Universitas Jember, yang didanai oleh ADB Loan No. 675/NO-Part B.
Untuk pelaksanaan proyek pengembangan Politeknik Pertanian di 6 kota, dibentuk pusat Unit Implementasi Proyek (CPIU) di Jakarta yang dipimpin oleh
Alm. Prof.Dr. Kusmat Tanudimajda dan Prof. Dr. Ichsan, dan 6 PIU local di
masing-masing Perguruan Tinggi. Dibentuk pula Pusat Pendidikan Politeknik Pertanian (PEDCA) yang ditempatkan di Universitas Padjajaran Bandung yang bertugas melaksakan training bagi calon dosen di Politeknik Pertanian.
Pada tahun 1984 PIU local Universitas Jember dibentuk oleh Rektor Universitas Jember berdasarkan surat Keputusan Rektor No. 6036/PT32.SK.O/B10’84 tanggal 25 Juli 1984 yang diketuai oleh Drs. Achmad Sugianto (Alm) yang berkantor di kantor pusat Universitas Jember, Jl. Veteran 3
Jember.
Pembangunan sarana dan prasarana Politeknik Pertanian telah dimulai tahun anggaran 1986/1987 dan selesai tahap pertama tahun aggaran 1988/1989. Untuk mempersiapkan sumberdaya manusia Politeknik Pertanian, maka pada tahun 1987 Dirjen Dikti telah menerbitkan surat keputusan nomor 43/DIKTI/KEP/1987 tanggal 1 September 1987, tentang pengangkatan penanggung jawab pengembangan Pendidikan Politeknik Pertanian sebagai pengelola terdiri dari :
7
Direktur : Ir. Soetrisno Widjaja
Direktur Bidang Akademik : Ir. Setiadji
Pem. Direktur Bidang Adm. & Keu. : Drs. Achmad Sugianto (alm) Ketua Jurusan Tanaman Pangan : Drs. Soelomo Hendarsono, MS.
(alm) Ketua Jurusan Tanaman Perkebunan : Ir. Soebijanto Soetanto, MS.
(alm)
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian : Ir. Siswijanto
Agar mendapatkan gambaran program Pendidikan Politeknik Pertanian yang lengkap, maka pada tahun 1987 konsultan Akademik BERT ENAREC mengirim seluruh pengelola untuk studi banding ke Lincoln College dan Chrischuh Polytecnik di New Zealand, selama 3-6 bulan.
Pada tahun 1986 pengadaan dosen dan mempersiapkan pendidikan dosen dan tenaga administrasi dilakukan secara bertahap sesuai program Dirjen Dikti. Persiapan tenaga dosen dilakukan dengan mengirim calon dosen tersebut ke PEDCA Bandung untuk mengikuti pendidikan keahlian. Tercatat sejumlah 58 orang mengikuti pendidikan ini yang terbagi dalam 4 angkatan mulai 1986 s/d 1990.
Dalam rangka persiapan dosen ini telah dikrim 4 orang dosen untuk mengikuti training di Luar Negeri, yakni sebagai berikut : 3 orang dosen mengikuti training di Australia selama 12 bulan : Ir. Asmuji; Ir. Cherry
Triwidiarto; Ir. Suwardi.Sedangkan 1 orang dosen dikirim ke New Zealand
Pada tahun 1988 persiapan dosen yang telah menyelesaikan pendidikan di PEDCA sudah cukup banyak, tetapi penerimaan mahasiswa belum dimulai karena sarana kampus belum selesai, maka untuk operasional kantor Politeknik Pertanian pada tahun 1988 kegiatan kantor dipindahkan ke salah satu ruang gedung perpustakaan Universitas Jember lantai 2 di Jl. Kalimantan Jember. Kegiatan diskusi, seminar dan penyempurnaan Kurikulum dilakukan oleh Staf pengajar yang telah menyelesaikan pendidikanya dan mempersiapkan administrasi Politeknik Pertanian.
Setelah melalui berbagai tahapan dan kesiapan sarana penyelenggaraan pendidikan seperti : Lahan, Gedung, Peralatan, Dosen dan Tenaga Administrasi serta sarana yang lainya, maka Direktur Jendral Pendidikan Tinggi menetapkan pembukaan Pendidikan Politeknik Pertanian di 6 Universitas seluruh Indonesia. Melalui Keputusan nomor 219/D/T/1988 tanggal 29 Oktober 1988. Politeknik Pertanian Universitas Jember berdasarkan keputusan tersebut mempunyai 3 jurusan dan 5 Program Studi yaitu :
1. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Prgram Studi Budidaya Tanaman Pangan 2. Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan
Program Studi Budidaya tanaman perkebunan 3. Jurusan Teknologi Pertanian
Program Studi Teknologi Pangan dan Gizi (TPG)
Program Studi Mekanisasi dan Bangunan Pertanian (MBP)
9
Setelah dibuka Politeknik Pertanian Universitas Jember, melaksanakan penerimaan mahasiswa pertama tahun akademik 1988/1989 pada bulan januari 1989 sejumlah 174 mahasiswa, sedangkan kegiatan akademik dimulai tanggal 14 februari 1989, seluruh kegiatan sudah dilaksanakan di kampus baru Jl. Mastrip Jember. Untuk operasional administrasi kantor, maka dipinjami tenaga administrasi dari kantor Pusat Universitas Jember, yaitu Alm. Zainul Djinan,
Dip.Tesl., ibu Sumi Suryanti dan Edi Sudirgantara.
Sejak menerima mahasiswa tahun 1989 sampai tahun 2000, telah menambah beberapa program studi dan pembekuan program studi antara lain :
1. Program studi peternakan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Jember nomor 2068a / PT32.H/SK/17’95 serta ditindak lanjuti Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi nomor 10/DIKTI/KEP/1998 tanggal 14 Januari 1998.
2. Program studi Manajemen Agribisnis berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 299/DIKTI/KEP/1998 tanggal 14 Agustus 1998.
Pembekuan Program Studi Tata Air Pertanian Berdasarkan Keputusan Direktur Politeknik Pertanian Universitas Jember.
Selanjutnya dilakukan beberapa peningkatan terhadap program studi menjadi Jurusan penggabungan jurusan dan pembukaan program studi baru antara lain :
1. Program studi Peternakan menjadi Jurusan Peternakan berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 298/DIKTI/KEP/1998 tanggal 14 Agustus 1998.
2. Penggabungan Jurusan Tanaman Pangan dan Jurusan Tanaman Perkebunan menjadi jurusan Produksi Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti nomor : 359/DIKTI/KEP/1998 tanggal 8 Oktober 1998.
3. Program Studi Manajemen Agribisnis menjadi Jurusan Manajemen Agribisnis berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 314/DIKTI/KEP/2000 tanggal 7 September 2000.
4. Program Studi Bahasa Inggris berdasarkan Surat Ijin Dirjen Dikti Nomor : 2276/D/2003 tanggal 5 Agustus 2003.
5. Program Studi Manajemen Informatika berdasarkan surat Ijin Dirjen Dikti nomor : 2276D/T/2003 5 Agustus 2003.
6. Program Studi Teknik Komputer berdasarkan Surat Ijin Dirjen Dikti nomor 1596/2.2/2004 tanggal 31 Agustus 2004.
Program Studi Manjemen Agro Industri (D4) berdasarkan Surat Ijin Dikti nomor : 3158/D/T/2005 tanggal 28 September 2005.
Dibidang kurikulum awal, penyusunan kurikulum Politeknik pertanian diarahkan oleh konsultan akademik dari Asian Technology Development (New Zealand) ENAREC-CONSORTIUM. Kurikulum ENAREC ini menjadi pedoman pelaksanaan akademik di Politeknik Pertanian dengan porsi praktikum sebesar 70% porsi teori 30% dan kurikulum tahun pertama masih bersifat umum untuk seluruh jurusan. Kurikulum ENAREC ini direvisi kembali pada Raker Direktur di Politeknik Pertanian Universitas Andalas Pakayumbuh pada tahun 1995.
Sehubungan dengan diberlakukanya kurikulum nasional untuk pendidikan program D3 bidang pertanian seperti yang tertuang dalam Kepmen
11
No. 080/U/1998 maka kurikulum di Politeknik Pertanian Negeri Jember, melaksanakan Kurikulum Nasional tersebut mulai tahun akademik 1998/1999.
Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 30 Tahun 1990, bahwa Politeknik merupakan salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional harus terpisah dan berdiri sendiri maka setelah melalui berbagai tahapan, beberapa Politeknik yang ada di Indonesia mulai tahun 1996 memisahkan diri dari Universitas/ Institut Induknya, demikian juga dengan Politeknik Pertanian Universitas Jember memperoleh kemandirian berdasrkan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 234/O/1998 tanggal 21 September 1998 dan Keputusan Senat Universitas Jember nomor : 5919/PT32.H/E 1997 tanggal 1 Oktober 1997 tentang Kemandirian Politeknik.
Dengan demikian tanggal 21 September merupakan tonggak sejarah bagi Politeknik Pertanian Negeri Jember sebagai mulainya era kemandirian atau hari lahirnya Politeknik Pertanian Negeri Jember.
Dalam rangka usaha pengembangan potensi institusional akademik dan kualitas sumberdaya manusia, maka Politeknik Pertanian Negeri Jember perlu diubah namanya menjadi Politeknik Negeri Jember sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 191/O/2002 tanggal 5 November 2002.
Menjelang tahun 1986, perusahaan telah mengoperasikan empat unit mesin utama dengan jumlah kapasitas produksi setahun sebesar 62.000 ton untuk menghasilkan jenis kertas kemasan antara lain ; prime manila board, kertas computer, coated duplex board, kertas cetak, kertas fotocopy, coating base paper dan jenis kertas lainnya. Perusahaan meneruskan perluasan usaha dengan menambah tiga mesin kemasan utama pada periode 1988 sampai dengan 1992,
sehingga total kapasitas produksi pada yahun 1992 mencapai 226.880 ton. Ketiga mesin ini digunakan untuk memproduksi kertas antara lain ; prime manila board,
coated duplex, machine glazed paper dan grey chip board. Pada awal tahun 1998
perusahaan menambah satu mesin lagi dengan kapasitas produksi 130.000 ton per tahun untuk setiap jenis produksi news print paper. Sehingga total kapasitas produksi setiap tahunnya menjadi 456.800 ton setiap tahunnya.
Perusahaan mengalami perkembangan sangat pesat dengan menambah berbagai mesin baru dan memodifikasi mesin lama sehingga menghasilkan kertas yang sesuai dengan tuntutan pasar. Produksi kertas komersial dimulai tahun 1976 dengan menghasilkan berbagai jenis kertas seperti kertas cetak (wood printing
paper), kertas fotocopy dan kertas yang dasarnya dilapisi (coating base paper)
dengan awal kapasitas produksi sebesar 5000 ton per tahun.
Menjelang tahun 1986, perusahaan telah mengoperasikan empat unit mesin utama dengan jumlah kapasitas produksi setahun sebesar 62.000 ton untuk menghasilkan jenis kertas kemasan antara lain ; prime manila board, kertas computer, coated duplex board, kertas cetak, kertas fotocopy, coating base paper dan jenis kertas lainnya. Perusahaan meneruskan perluasan usaha dengan menambah tiga mesin kemasan utama pada periode 1988 sampai dengan 1992, sehingga total kapasitas produksi pada yahun 1992 mencapai 226.880 ton. Ketiga mesin ini digunakan untuk memproduksi kertas antara lain ; prime manila board,
coated duplex, machine glazed paper dan grey chip board. Pada awal tahun 1998
perusahaan menambah satu mesin lagi dengan kapasitas produksi 130.000 ton per tahun untuk setiap jenis produksi news print paper. Sehingga total kapasitas produksi setiap tahunnya menjadi 456.800 ton setiap tahunnya.
13
2.2 Struktur Organisasi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Jember Dosen dan Jabatan Fungsional
Lainnya Dewan penyantun Senat Politeknik Unit
Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Pusat Kerjasama Unit Jasa dan Industri Job Placemen Centre Unit Pelaksanaan Teknis
(UPT) Komputer Perpustakaan Produksi dan Jasa Peternakan Pemeliharaan Dataran Tinggi Pengemasan Bengkel logam Bagian Bagian akademik dan
kemahasiswaan dan perencanaan sistem informasi (BAAK dan PSI)
Sub Bagian Akademik
Sub Bagian Perencanaan SI Bagian Administrasi Umum dan Keuangan (BAAK dan PSI)
Sub bagian Tata Usaha
Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Humas
Sub Bagian Sarana dan Prasarana Jurusan 1. Produksi Pertanian 2. Teknologi Pertanian 3. Peternakan 4. Manajemen Agribisnis DIREKTUR Pembantu Direktur I. Bidang Akademik II. Bidang Administrasi dan
keuangan
III.Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
2.3 Program Politeknik Negeri Jember 2.3.1 Misi Politeknik Negeri Jember
1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi yang kompeten untuk kemajuan dan kemandirian
2. Mengembangkan teknologi terapan yang berdaya saing 3. Menjalin kerjasama di tingkat nasional dan internasional
2.3.2 Visi Politeknik Negeri Jember
Sebagai Pusat pendidikan vokasi dan pengembangan teknologi terapan dalam bidang agribisnis serta bidang lainnya
15 BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Dasar Sistem
Menurut Gordon B. Davis Sistem informasi kepegawaian adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk menunjang proses kegiatan kepegawaian. Tiap instansi perusahaan memiliki suatu sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan tentang sumber daya manusia, mengubah data tersebut menjadi informasi dan melaporkan informasi itu kepada pemakai. Sistem ini dinamakan sistem informasi sumber daya manusia ( Human Resource Information
System ) atau HRIS.
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem adalah sebagai berikut:
“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel sebagai berikut:
“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis),
diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi
bisnis yang terjadi.”
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya dalam mendefinisikan sistem, masih menurut Neuschel, adalah sebagai berikut:
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.”
3.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”
3.2.1 Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini adalah suatu energi atau bahan baku yang dimasukkan ke dalam sistem.
3.2.2 Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
17
3.2.3 Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. Yang dihasilkan dari energi atau bahan yang dapat dipergunakan oleh pihak lain dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
3.3.3 Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
3.3.4 Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management
3.3.5 Blok Kendali
Kendali merupakan suatu tipe informasi yang khusus digunakan untuk menetapkan kondisi-kondisi untuk aktivasi suatu proses. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak-efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.
3.3 Analisa dan Perancangan Sistem
Menurut Kendall (2003:7), penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system
planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis
merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.
Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
19
2. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
3. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem.
Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.
3.4 System Flow
Menurut Hartono M., Jogiyanto, 2008, Analisis dan Desain, Andi Offset,
Yogyakarta, System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam
TabeL 3.1 Simbol-simbol pada System Flow
1. Simbol Dokumen
2. Simbol Kegiatan Manual
3. Simbol Simpanan Offline
4. Simbol Proses
5. Simbol Database
6. Simbol Garis Alir
7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama
8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain
1. Simbol dokumen
Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer.
2. Simbol kegiatan manual
Menunjukkan pekerjaan manual. 3. Simbol simpanan offline
Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 4. Simbol proses
Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 5. Simbol database
Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. 4. Simbol garis alir
Menunjukkan arus dari proses. 5. Simbol penghubung
21
Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.
3.5 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Hartono M., Jogiyanto, 2008, Analisis dan Desain, Andi Offset,
Yogyakarta DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah
ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.
3.5.5 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD 1. External Entity atau Boundary
External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar
sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.
2. Arus Data
Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Proses
Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.
4. Simpanan Data
Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:
1. Suatu file atau database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.
3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual.
Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.
3.5.6 Context Diagram
Menurut Daniels, Alan and Don Yeates, 1984, Basic System Analysis,
edisi kedua, Pitman Publishing, London, Context Diagram merupakan langkah
pertama dalam pembuatan DFD. Pada context diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan eksternal entity apa saja yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar.
23
3.5.7 Data Flow Diagram Level 0
DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi.
3.5.8 Data Flow Diagram Level 1
DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0.
3.5.9 Entity Relational Diagram (ERD)
Menurut Hartono M., Jogiyanto, 2008, Analisis dan Desain, Andi Offset,
Yogyakarta ERD merupakan penggambaran hubungan antara beberapa entity
yang digunakan untuk merancang database yang akan diperlukan.
3.6 Konsep Dasar Basis Data 3.6.1 Database
Menurut Yuswanto (2005:2), database merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah
database hanya merupakan sebuah file.
Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan
metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data
independence (kebebasan data).
3.6.2 Sistem Basis Data
Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu