• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

Dalam dokumen RENCANA KERJA TAHUN 2022 (Halaman 9-47)

RENCANA KERJA

TAHUN 2022

7

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS

KETAHANAN PANGAN TAHUN 2020

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2020.

Sebagaimana amanat dalam Pasal 128 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 yang menyebutkan bahwa dalam Rancangan Awal Renja Perangkat Daerah harus memuat hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun-tahun terdahulu. Dipertegas dalam penjelasan yang merupakan lampiran dan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan dimaksud menegaskan Kembali bahwa pada sub bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja Perangkat Daerah sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra Perangkat Daerah berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun-tahun sebelumnya. Review hasil evaluasi evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun lalu, dan realisasi Renstra Perangkat Daerah mengacu pada hasil laporan kinerja tahunan Perangkat Daerah dan/atau realisasi APBD untuk Perangkat Daerah yang bersangkutan.

Adapun Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru memuat review RENJA Tahun 2020 (Tahun n-2) dan perkiraan capaian Tahun 2021 (Tahun n-1). Sebagaimana terlihat pada lampiran Tabel 2.1 untuk selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian Target Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan berdasarkan realisasi program dan kegiatan :

8

DINAS KETAHANAN PANGAN

RENCANA KERJA

TAHUN 2022

9

DINAS KETAHANAN PANGAN

10

DINAS KETAHANAN PANGAN

RENCANA KERJA

TAHUN 2022

11

DINAS KETAHANAN PANGAN

12

DINAS KETAHANAN PANGAN

RENCANA KERJA

TAHUN 2022

13

DINAS KETAHANAN PANGAN

14

DINAS KETAHANAN PANGAN

RENCANA KERJA

TAHUN 2022

15

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

Evaluasi pelaksanaan program kegiatan sebagaimana dimaksud dalam tabel 2.1 diatas terjadi fluktuasi yang berbeda beda karena pada tahun 2020 karena Indonesia termasuk Kota Pekanbaru terkena dampak dari Pendemi Covid 19 sehingga ada beberapa kegiatan yang dilakukan rasionalisasi atas kegiatan refocusing anggaran diantaranya :

1. Koordinasi dewan ketahanan pangan

2. Pemantauan dan analisis ketersediaan pangan 3. Penguatan dan kerjasama pemasaran lokal 4. Pengadaan mebeleur

5. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundanga-undangan

6. Analis pola konsumsi pangan

7. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan 8. Partisispasi dalam pelaksanaan pameran tahunan 9. Peningkatan pengawasan keamanan pangan segar 10. Peningkatan mutu gizi produk pangan segar dan olahan

Disisi lain pada tahun 2020 Dinas Ketahanan Pangan juga mendapatkan dana insentif daerah tambahan tahun 2020 sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional yang terangkum dalam kegiatan berikut :

1. Kegiatan pengembangan kawasan mandiri pangan 2. Penguatan koordinasi dan cadangan pangan

3. Pengelolaan pemanfaatan pekarangan dalam ketahanan pangan/ Penguatan Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan

Sehingga dengan hal tersebut untuk 10 kegiatan pada uraian pertama kinerjanya bernilai nol persen sebagai akibat refocusing anggaran dan tiga kegiatan berikutnya malah surplus (kinerja diatas 100%) karena pemanfaatan DID tambahan tahun 2020 yang mana Dinas Ketahanan Pangan mendapatkan pagu senilai Rp. 2.000.000.000 (Terbilang Dua Milyar Rupiah).

16

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru

Analisis pencapaian kinerja pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru dapat dilihat melalui tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru No Indikator SPM/ Standar Nasional IKK 2020

Target Renstra Perangkat Daerah Realisasi Capaian Proyeksi Catatan 2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022 Persentase Ketersediaan Pangan 65.12 1 Nilai IKM 80.6 80.6 80.6 80.6 81.03 78.79 80.6 80.6 2 Nilai AKIP B B BB A B B BB A

3 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

N/A 94.5 82 83 93 N/A 82 83

4 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi 85 86 87 88 85 N/A 87 88 5 Tingkat Capaian Konsumsi Energe (kkal/kapita) 2000 2050 2075 2100 2281 n/a 2075 2100 6 Tingkat Capaian Konsumsi Protein (gram/kapita) 57 57 57 57 80.4 n/a 57 57 7 Batas Maksimum Residu (BMR) 0.04 0.03 0.02 0.02 0.04 n/a 0.02 0.02 8 Indeks Ketahanan Pangan (IKP) 81.75 82.15 82.8 83 85.38 82.85 82.8 83

Untuk capaian kinerja tahun 2020 sebagaimana dimaksud dalam tabel 2.2 diatas, dari delapan indikator kinerja sasaran yang ditetapkan baru dua indikator yang dapat diukur (nilai IKM dan nilai AKIP). Sementara untuk enam indikator lainnya belum dapat ditampilkan secara angka-angka karena pengolahan data lebih memanfaatkan data-data sekunder dari instansi lainnya (sampai laporan ini diterbitkan, angka-angka tersebut belum dirilis oleh instansi bersangkutan, misalnya hasil Susenas oleh BPS, data strategis dari Kementerian Pertanian dan data-data terkait lainnya). Tapi secara umum capaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru tahun 2018 dan 2019 dapat dikatakan mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan.

RENCANAKERJA

TAHUN 2022

17

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru

Bertitik tolak dari isu tingkat Nasional dan Regional serta diselaraskan dengan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan adalah Peningkatan Ketahanan Pangan. Isu-isu penting dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru adalah:

1. Ketersediaan Pangan Didominasi Dari Pasokan Luar Daerah.

Ketahanan pangan merupakan kemampuan suatu daerah untuk memjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman dan halal yang berdasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis keragaman sumberdaya daerah tersebut. Terpaut defenisi tersebut maka permasalahan dihadapkan pada;

a) Rendahnya kemampuan produksi pangan di kota Pekanbaru, sehingga ketersediaan pangan masih tergantung pada pasokan luar daerah

b) Jumlah permintaan pangan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

c) Belum tersedianya data pasokan pangan sehingga sulit untuk menganalisa ketersediaan pangan yang digunakan sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan program

d) Belum optimalnya peran Dewan Ketahanan Pangan karena komitmen dan implementasi kesepakatan belum dilaksanakan sepenuhnya

e) Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada kawasan rawan pangan dan kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastruktur serta kemampuan tenaga pendamping

2. Distribusi Dan Akses Pangan

a) Belum tersedianya informasi pasokan, harga dan akses pangan di kota Pekanbaru

18

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan penganeka ragaman konsumsi pangan menuju pola konsumsi yang beragam, bergizi seimbang, dan aman antara lain:

a) Keterbatasan kemampuan ekonomi dari keluarga

b) Keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi c) Adanya kecendrungan penurunan proporsi konsumsi pangan

berbasis sumberdaya lokal

d) Lambatnya perkembangan, penyebaran dan penyerapan teknologi pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai sosial, citra dan daya terima

e) Adanya pengaruh nilai budaya kebiasaan makanan yang tidak selaras dengan prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman

Sampai saat ini , pembinaan penganekaragaman konsumsi pangan yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru masih belum optimal karena (1) keterbatasan dalam dukungan program

olahan pangan lokal, (2) Kurangnya fasilitas pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan aksesbilitas pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, (3) Dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media masih terbatas dan (4) Masih sedikit informasi menu/kuliner berbasis pangan lokal.

4. Pengawasan keamanan pangan belum optimal. Permasalahan

yang dihadapi dalam penanganan dan pengawasan keamanan pangan antara lain;

a) Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat produsen dan konsumen terhadap pentingnya keamanan pangan terutama pada produk pangan segar

b) Belum dipahami dan diterapkannya cara – cara budidaya dan produksi pertanian yang baik dan benar

c) Belum efektifnya koordinasi penanganan keamanan pangan, karena system yang dikembangkan, SDM dan pedoman masih terbatas d) Belum adanya laboratorium yang telah terakreditasi

RENCANAKERJA

TAHUN 2022

19

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

e) Standar keamanan pangan untuk sayur dan buah segar import belum jelas diterapkan, sehingga buah import yang belum terjamin keamanan pangannya masih mudah masuk ke kota Pekanbaru f) Belum ada penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum di

bidang pangan

g) Koordinasi lintas sektor dan sub sektor tekait dengan keamanan pangan belum optimal

5. Kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan belum optimal sebagai aspek non – teknis merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan.

Berbagai masalah yang dihadapi perlu ditangani secara terkoordinasi antara lain;

a) Pemahaman dan komitmen pemerintah daerah masih rendah terhadap kelembagaan ketahanan pangan sebagai unit kerja daerah dan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) sebagai lembaga koordinatif dalam penanganan ketahanan pangan di daerah

b) Komitmen dan langkah nyata pemerintah daerah masih kurang dalam gerak pembangunan ketahanan pangan yang berkelanjutan c) Pelaksanaan monitoring dan pemantauan program ketahanan

pangan masih perlu ditingkatkan agar berkelanjutan

d) Penyediaan hasil analisis, peta ketahanan pangan serta hasil kajian ketahanan pangan yang akurat, masih terbatas dan belum tersedia secara periodik

e) Hasil analisis ketahanan pangan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan program.

6. Kurangnya dukungan administrasi dan manajemen.

Dukungan pemerintah Kota Pekanbaru untuk berbagai program dan kegiatan belum optimal. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan keuangan daerah sehingga target yang ditetapkan tidak dapat tercapai pada tahun tersebut dan berakibat kinerja Dinas Ketahanan Pangan menurun.

20

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

Lingkup Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru

Isu/Bidang SKPD

Program/Kegiatan/Sub Kegiatan

Usulan

Musrenbang/Pokir Permasalahan Nama SKPD

Program : Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi Untuk Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Kegiatan : Penyediaan Infrastruktur dan Seluruh Pendukung Kemandirian Pangan Sesuai Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota Isu : Fenomena maraknya konversi lahan pertanian untuk non urusan agraria karena perkembangan industri dan menjamurnya lokasi pemukiman terutama di daerah sentra bisnis

Sub Kegiatan : Penyediaan Infrastruktur Lumbung Pangan

- Tersedianya Kawasan Agrowisata yang memadai yang difasilitasi pemerintah - Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur yang menyentuh kawasan-kawasan produksi rakyat - Tersedianya Kawasan lumbung pangan - Terintegrasinya keindahan alam, kehidupan masyarakat dan potensi kawasan pertanian yang terintegrasi dari hulu sampai hilir

1. Agribisnis pangan terkesan belum optimal karena belum adanya Kawasan Khusus Pangan yang Terintegrasi 2. Lahan Pertanian

yang semakin lama semakin sempit, di karenakan

kebanyakan petani yang tidak memiliki lahan sendiri 3. Belum ada langkah

strategis untuk memperlihatkan bukti keberpihakan Pemerintah terhadap isu-isu Ketahanan Pangan yang salah satunya melalui penguatan inovasi yang memadai DISKETAPANG Program : Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

Kegiatan : Penyediaan dan Penyaluran Pangan Pokok

atau Pangan Lainnya

sesuai dengan Kebutuhan Daerah Kabupaten/Kota dalam Rangka Stabilisasi

Pasokan dan Harga

Pangan Isu : Kebutuhan pangan masyarakat Kota Pekanbaru mengandalkan pasokan dari luar wilayah Kota Pekanbaru sehingga kerentanan stabilitas harga pangan sangat labil

Sub Kegiatan : Pemantauan Stok, Pasokan dan Harga Pangan

- Tersedianya informasi harga pangan, stok dan pasokan yang memadai

- Estimasi/ Prognosa harga pangan pada hari-hari besar atau hari-hari tertentu

1. Belum tersedianya informasi stok, pasokan dan harga pangan secara memadai dan berkelanjutan 2. Belum ada pasar

induk di Kota Pekanbaru sebagai sarana awal untuk pengecekan pasokan komoditi pangan dari luar daerah.

RENCANAKERJA

TAHUN 2022

21

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

Isu: Masih panjangnya mata rantai distribusi komoditi pangan dari petani kepada masyarakat

Sub Kegiatan: Pengembangan

Kelembagaan dan Jaringan Distribusi Pangan

- Tersedianya pangan segar dan olahan yang terjangkau bagi masyarakat - Tersedianya harga

komoditi pangan yang memadai bagi keuntungan petani

Masih banyaknya spekulan yang memperpanjang mata rantai distribusi komoditi pangan segar maupun olahan dari produsen (petani/ pelaku pangan lainnya) kepada konsumen (masyarakat) yang menyebabkan harga komoditi pangan yang tidak memadai baik dari sisi petani maupun masyarakat. DISKETAPANG Kegiatan : Pengelolaan dan Keseimbangan Cadangan Pangan Kabupaten/Kota Isu : Belum memadainya stok/ Cadangan Pangan Pemerintah Kota Pekanbaru sebagai antisipasi tanggap darurat kebencanaan dari sisi ketahanan pangan

Sub Kegiatan : Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota

- Adanya penyaluran pangan saat banjir ataupun bencana darurat lainnya

Berdasarkan laporan Kebutuhan Cadangan Pangan Kabupaten/Kota dari Kementan RI bahwa kota Pekanbaru idealnya memiliki CPPD sebanyak 400-an ton tok sementara sejauh ini belum mencapai jumlah ideal dimaksud DISKETAPANG Kegiatan Pelaksanaan Pencapaian Target Konsumsi Pangan Perkapita/Tahun sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi Isu: Belum tersedianya data primer secara mandiri untuk perhitungan pola pangan harapan, sejauh ini perhitungan mengandalkan data sekunder dari instansi terkait lainnya

Sub Kegiatan: Penyusunan dan Penetapan Target Konsumsi Pangan per Kapita per Tahun

- Adanya edukasi/ pembelajaran kepada masyarakat tentang Pola Pangan Harapan - Adanya upaya mengurangi angka stunting di Kota Pekanbaru - Masih rendahnya pemahaman masyarakat terkait Pola Pangan Harapan yang mengandung sumbangan energi dari 9 kelompok komoditi pangan - Masih tingginya angka stunting di Kota Pekanbaru DISKETAPANG Isu: Masih banyaknya lahan pekarangan yang belum termanfaatkan untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat keluarga dan masih rendahnya pemanfaatan pangan lokal untuk konsumsi yang lebih kreatif dan inovatif

Sub Kegiatan: Pemberdayaan Masyarakat dalam Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal - Tersedianya stimulus/ bantuan pertanian kepada Kelompok Wanita/ Kelompok Wanita Tani sebagai garda terdepan dalam pemantapan ketahanan pangan di tingkat keluarga - Tersedianya stimulus/ bantuan pertanian kepada Kelompok Tani sebagai upaya pemantapan - Masih banyaknya kelompok-kelompok Wanita/ KWT yang belum tersentuh stimulus/ bantuan pertanian sebagai upaya pemicu motivasi ibu-ibu dalam pemanfaatan lahan pekarangan/ lahan yang terbatas untuk ketahanan pangan

- Masih banyaknya kelompok tani yang belum tersentuh

22

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

Pangan

- Tersedianya sarana/ media dalam menarik perhatian

masyarakat dalam pemanfaatan/ pengolahan pangan lokal untuk konsumsi sehari-hari - Tersedianya sosialiasi tentang penguatan peran perempuan dalam Ketahanan Pangan di tingkat Keluarga pertanian mengingat terbatasnya sumber pendanaan pada APBD - Belum optimalnya pemanfaatan pangan lokal untuk konsumsi masyarakat sehari-hari - Belum optimalnya sosialisasi penguatan peran perempuan dalam peningkatan ketahanan pangan di tangkat keluarga Program : Pengawasan Keamanan Pangan Isu : Masih ditemukannya penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya pada komoditas pangan segar yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Kegiatan: Pelaksanaan Pengawasan Keamanan

Pangan Segar Daerah

Kabupaten/Kota

-

Sub Kegiatan : Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Daerah Kabupaten/Kota

Tersedianya sarana prasarana pengujian pangan segar hasil pertanian dari Kelompok Wanita/ Kelompok Tani di Kota Pekanbaru

1. Belum tersedianya labor pemeriksaan pangan segar di Kota Pekanbaru

2. Belum ada pengujian mutu yang memadai terhadap hasil-hasil pertanian di Kota Pekanbaru 3. Terbatasnya pembiayaan pada APBD Kota Pekanbaru sehingga pelaksanaan pengujian mutu dan keamanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar

RENCANAKERJA

TAHUN 2022

23

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH

3.1 Penelaahan

3.1.1. Telaahan Renstra BKP Kementerian Pertanian

Visi Badan Ketahanan Pangan Kementarian Pertanian RI tahun 2015-2019 adalah : “Terwujudnya ketahanan pangan melalui

penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal berlandaskan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan”. Sejalan dengan itu,

pengertian kata sumberdaya lokal berlandaskan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan terkait dengan pernyataan visi dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sumberdaya Lokal : sumberdaya yang berada di lokasi setempat dan mudah untuk didapatkan, diakses, atau dikelola yang merupakan kearifan lokal.

Kedaulatan Pangan : hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Kemandirian Pangan : kemampuan negara dan bangsa dalam

memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermartabat.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian periode 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam berbasis sumber daya lokal;

2) Memantapkan penanganan kerawanan pangan;

3) Meningkatkan keterjangkauan pangan masyarakat untuk pangan pokok;

24

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

berbasis sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal; 5) Mewujudkan keamanan pangan segar .

Untuk mencapai visi dan misi tersebut maka Badan Ketahanan menetapkan tujuan untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan secara berkelanjutan, dengan cara :

1. Memperkuat penyediaan pangan yang beragam berbasis sumber daya lokal;

2. Menurunkan jumlah penduduk rawan pangan;

3. Memperkuat sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan pokok; 4. Meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan

aman melalui penguatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat; 5. Meningkatkan konsumsi pangan masyarakat untuk memenuhi

kecukupan gizi yang bersumber dari pangan lokal; 6. Meningkatkan keamanan pangan segar.

Dengan sasaran strategis :

1. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam; 2. Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan;

3. Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen; 4. Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman; 5. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka

kecukupan gizi (AKG);

6. Tercapainya keamanan pangan segar.

3.1.2. Telaahan Renstra DKP Provinsi

Visi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau yang tercantum pada Renstra adalah : “Terwujudnya Lembaga yang Handal Dalam

Memantapkan Ketahanan Pangan Masyarakat yang Berbasis Sumber Daya Lokal Menuju Kemandirian Pangan”. Kata kunci handal,

pemantapan ketahanan pangan, sumberdaya lokal dan kemandirian pangan yang perlu dijelaskan terkait dengan visi adalah sebagai berikut:

RENCANAKERJA

TAHUN 2022

25

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

1. Mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban dengan penuh tanggungjawab berdasarkan pada target sasaran yang telah ditetapkan;

2. Upaya mewujudkan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman, serta terjangkau;

3. Berbasis sumberdaya spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agroekosistem setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan masyarakat;

4. Kemampuan dalam diversifikasi pangan yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

Dalam upaya untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Ketahanan Pangan telah merumuskan misi sebagai berikut: 1. Mewujudkan tata kelola lembaga yang baik berbasis teknologi

informasi didukung oleh sumberdaya aparatur yang kompeten dan berintegritas tinggi. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan peningkatan tata kelola lembaga melalui penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, dengan didukung sumber daya aparatur yang profesional dan memiliki integritas tinggi serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mencapai pelayanan prima.

2. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan akses pangan serta penanganan kerawanan pangan. Misi ini diarahkan untuk memantapkan ketahanan pangan Provinsi Riau melalui peningkatan ketersediaan, keterjangkauan dan akses pangan serta penanganan kerawanan pangan.

3. Meningkatkan penganekaragaman dan mutu pangan. Misi ini diarahkan untuk memantapkan ketahanan pangan melalui peningkatan penganekaragaman dan mutu pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal.

26

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

Hidup Strategis (KLHS)

Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pekanbaru 2005-2025, Visi Kota Pekanbaru adalah : “Terwujudnya Kota Pekanbaru sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, Pendidikan, serta Pusat Kebudayaan Melayu, Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berlandaskan Iman dan Taqwa” Pemerintah Kota Pekanbaru merumuskan beberapa misi yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari upaya melaksanakan visi yang telah ditetapkan. Adapun misi dari pembangunan Kota Pekanbaru yang tertuang dalam RPJDP Kota Pekanbaru Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut:

1. Memajukan perekonomian, perdagangan dan jasa 2. Mewujudkan pelayanan prima pada masyarakat

3. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing

4. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya Melayu 5. Mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera 6. Mewujudkan Pekanbaru yang asri dan lestari

7. Mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa

Berdasarkan visi dan misi tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan tujuan penataan ruang Kota Pekanbaru adalah “Mewujudkan tata ruang Kota Pekanbaru yang aman, nyaman, produktif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sebagai kota pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan pusat kebudayaan melayu” Untuk mencapai tujuan tersebut, dirumuskan beberapa sasaran yang perlu dilakukan antara lain :

1. Mengembangkan struktur dan pola ruang kota yang harus dapat menampung berbagai kebutuhan kota yang kompleks dan meningkat kuantitas dan kualitasnya.

2. Terwujudnya keserasian kawasan lindung dan budidaya yang seimbang dan berkelanjutan.

RENCANAKERJA

TAHUN 2022

27

DINAS KETAHANAN PANGAN

KOTA PEKANBARU

3. Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sebagai ciri utama kegiatan perekonomian Kota Pekanbaru.

4. Mengembangkan sektor pendidikan untuk mendorong Kota Pekanbaru sebagai Pusat Pendidikan di bagian tengah Sumatera. 5. Menjadikan Kota Pekanbaru sebagai pusat kebudayaan Melayu.

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan hasil perencanaan tata ruang yang dilakukan untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dalam suatu kesatuan geografis, berdasarkan aspek administratif atau aspek fungsional. Aspek geografis diperlukan untuk melihat secara detail kondisi lingkungan dan ekosistem sebuah wilayah, termasuk kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di wilayah tersebut.

Keberadaan RTRW dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembangunan baik jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek. Sejalan dengan itu, pembangunan ketahanan pangan tidak terlepas dari ketersediaan lahan. Salah satu kebijakan yang tertuang dalam RTRW adalah kebijakan mengendalikan perkembangan kawasan budidaya dan mengembangkan fungsi kawasan yang optimal, melalui strategi antara lain :

1. Menetapkan dan menjaga lahan pertanian; 2. Mengembangkan kawasan perumahan; 3. Mengembangkan kawasan perkantoran; dan

4. Mengembangkan kawasan industri dan pergudangan.

Ditinjau dari proses KLHS ternyata pembangunan Ketahanan Pangan di Kota Pekanbaru secara tidak langsung dapat mendukung dalam

Dalam dokumen RENCANA KERJA TAHUN 2022 (Halaman 9-47)

Dokumen terkait