• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

Dalam dokumen Rohmat Tri Suseno I 8108028 (Halaman 14-70)

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah dilakukan pada waktu merekondisi mesin frais.

1.6 Manfaat Proyek Akhir

Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Lulusan

Dapat menambah pengetahuan, dan pengalaman tentang proses perbaikan dan perawatan mesin frais.

b. Bagi Perguruan Tinggi

commit to user

c. Bagi Industri

Mesin dapat digunakan dalam industri dalam pekerjaan yang menggunakan mesin frais.

d. Bagi Pengembangan IPTEK

Mengetahui masalah - masalah dan kerusakan yang biasa terjadi pada mesin frais.

e. Bagi laboratorium

Mesin dapat berfungsi lancar dan dapat digunakan kembali dalam kegiatan praktikum.

commit to user

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Mesin Frais

Mesin frais merupakan salah satu mesin yang biasa digunakan untuk pengerjaan proses permesinan. Secara umum, mesin frais dapat didefinisikan salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.

Mesin frais merupakan mesin yang mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu mengerjakan permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian yang tepat, mesin ini juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai yang dikehendaki.

Mesin frais ini mempunyai gerak utama putaran spindle yang memutar pahat dan benda kerja diam dalam vice yang dapat digerakkan oleh meja secara vertical, transversal atau horizontal.

Jenis benda kerja yang biasa dikerjakan pada mesin frais adalah metal, besi tuang, logam campuran, dan plastic sintetis. Hasilnya dapat kasar dan halus, suatu pengerjaan harus memiliki kualitas permukaan yang baik seperti pada bagian pada mesin perkakas, biasanya masih dikerjakan lagi dengan disekrap atau digerinda.

Geram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau frais, sisi potongnya membentuk sebuah lingkaran, pisau frais merupakan pahat potong yang berganda, agar supaya pisau frais dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada bubut.

commit to user

2.2 Bagian - bagian Mesin Frais

Mesin frais mempunyai bagian utama sebagai berikut :

Gambar 2.1 Mesin frais vertikal

Nama bagian :

1 Arbor : Menyediakan penambahan dari spindle

untuk memegang cutter

2 Tiang : Sebagai penyangga mesin frais

3 Start & Stop Control : Menghidupkan dan mematikan mesin 4 Table vertical travel

control

: Menaikkan dan menurunkan meja

5 Pompa pendingin : Mengalirkan fluida pendingin ke benda kerja

6 Alas : Sebagai landasan mesin frais dan tangki

penyimpanan fluida pendingin

7 Knee : Membawa meja mesin tempat untuk

berbagai macam kontrol mesin

8 Motor Listrik : Sebagai penggerak utama

9 Meja : Membawa benda kerja yang tercekam untuk

3 1 4 5 2 6 13 12 11 10 9 8 7

commit to user

dipotong oleh cutter

10 Table cross travel control : Menggerakkan meja maju mundur 11 Table hand feed : Sebagai penggerak meja ke kanan dan ke

kiri

12 Spindel feed gear box : Memilih kecepatan rotasi dan spindle

13 Spindel : Menyediakan tempat untuk memegang

arbour serta menggerakkan arbor

2.3 Jenis-Jenis Mesin Frais 2.3.1Mesin fraishorizontal

Mesin ini termasuk type knee, namun bentuknya sama dengan mesin frais universal. Biasanya digunakan untuk mengerjakan permukaan datar dan alur. Mesin frais jenis ini mempunyai jenis pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.

Gambar 2.2 Gerakan cutter frais horisontal

2.3.2Mesin frais vertikal

Mesin frais vertikal adalah mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak. Pada mesin frais jenis ini ada beberapa jenis menurut type kepalanya, ada type kepala tetap, type kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Posisi kepala ini dapat dimiringkan kearah kiri atau kanan maksimal 600. Biasanya mesin ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, berlobang dan dapat mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.

commit to user

2.3.3Mesin frais universal

Mesin frais universal adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal. Mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar dan alur dalam.

2.4 Perawatan (Maitenance)

Perawatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga peralatan agar tidak rusak, dan apabila peralatan tersebut rusak dapat diperbaiki sampai suatu kondisi yang dapat diterima.

Gambar 2.3 Macam-macam perawatan

2.4.1 Preventive maintenance

Suatu aktifitas pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat atau mesin yang menyebabkan alat atau mesin tersebut tidak dapat dipakai. Metode ini dilakukan secara berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat tersebut. Disamping itu juga untuk menentukan keadaan yang mana menyebabkan kerusakan pada saat beroperasi. Dalam prakteknya preventive maintenance dibagi menjadi dua macam: PERAWATAN PEMELIHARAAN TERENCANA PEMELIHARAAN TIDAK TERENCANA PEMELIHARAAN PENCEGAHAN PEMELIHARAAN KOREKTIF PEMELIHARAAN DARURAT

commit to user a. Routine maintenance

Adalah perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari yaitu melakukan pembersihan mesin setelah selesai digunakan.

b. Periodik maintenance

Adalah perawatan yang dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu misalnya yaitu dilakukan satu minggu sekali.

2.4.2 Corrective maintenance

Adalah perawatan yang dilaksanakan secara terencana yang didasarkan pada waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk pada mesin yang digunakan. Pemeliharaan ini yaitu meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian alat yang tidak layak pakai baik karena rusak atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2.4.3 Predictive maintenance

Perawatan yang dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan analisis kondisi operasi suatu alat. Dalam metode ini kondisi alat terus menerus dimonitor dan dianalisis selama beroperasi. Jika ditemukan kecenderungan negatif, alat tersebut akan dihentikan operasinya untuk dirawat/diperbaiki, sebagai contoh adalah prediktif berdasarkan vibrasi dan prediktif berdasarkan kandungan metal pada oli pelumas.

2.4.4 Break down maintenance

Adalah segala aktifitas pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan. Pada suatu kegiatan perawatan, agar dapat berjalan dengan baik, maka haruslah memperhatikan beberapa hal yaitu:

a. Tersedianya kelengkapan perawatan yang cukup b. Tersedianya tenaga yang terampil

c. Program pemeliharaan yang baik

d. Persediaan suku cadang yang selalu siap

e. Terpenuhinya pengetahuan mengenai perawatan f. Metode yang baik untuk perawatan

commit to user

2.5 Tugas Atau Kegiatan Perawatan Mesin

Tugas atau perawatan mesin dapat digolongkan : a. Inspeksi

Kegiatan ini meliputi pengecekan atau pemeriksaan secara berkala dan kegiatan membuat laporan secara berkala. Hasil inspeksi harus memuat keadaan peralatan, sebab-sebab terjadinya kerusakan, perbaikan kecil yang telah dilakukan, dan saran-saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan.

b. Kegiatan teknik

1) Percobaan peralatan yang baru dibeli. 2) Pengembangan peralatan yang baru terjadi

3) Penelitian terhadap kemungkinan pengembangan peralatan

4) Penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan dari peralatan serta usaha untuk memperbaikinya.

c. Kegiatan produksi

Yaitu kegiatan perawatan mesin yang sebenarnya memperbaiki serta mereparasi mesin-mesin serta peralatan. Kegiatan ini yaitu :

1) Melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik.

2) Melaksanakan kegiatan sevis 3) Melaksanakan kegiatan pelumasan d. Administrasi

Kegiatan administrasi merupakan pencatatan seluruh kegiatan perawatan mesin, termasuk menentukan seluruh kegiatan perawatan mesin, termasuk menentukan planning, dan sceduling dari perawatan mesin antara lain : 1) Pencatatan biaya-biaya pekerjaan

2) Pencatatan biaya-biaya (part) yang dibutuhkan dan tersedia 3) Membuat laporan

4) Membuat penentuan waktu melakukan inspeksi dan perbaikan e. Kegiatan pemeliharaan dan instalasi

Yaitu kegiatan secara terpadu agar suatu instalasi tetap terpelihara diantaranya adalah pembersihan mesin dan lingkungannya.

commit to user

f. Pemeliharaan alat-alat mekanis

Dalam suatu pabrik adalah kegiatan memelihara atau memperbaiki mesin dan alat bantu secara keseluruhan. Kegiatan teknis pemeliharaan dan perbaikan yang harus dilakukan pada mesin adalah :

1) Membukan dan memasang kembali komponen dengan tepat 2) Mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan

3) Hal-hal rutin yang harus dilakukan, misalnya penggantian oli, servis, dan over houl.

4) Strat-up mesin dengan meneliti terlebih dahulu apakah ada gangguan dalam pemeliharaan terhadap mesin-mesin melalui kegiatan pelumasan atau penggantian oli mesin yang merupakan kegiatan rutin perawatan bila over lubricating akan mengurangi daya mesin serta biaya produksi meningkat atau pemborosan dan sebaliknya terjadi

under lubricating akan terjadi gesekan (friction), sehingga mesin cepat panas dan rusak. Oleh karena itu pengaturan penggantian oli harus terus-menerus, diawasi oleh operator yang berpengalaman. Fakto-faktor yang harus diperhatikan yaitu :

a) Nomor mesin b)Jenis / tipe c) Life time

d)Operating

e) Keadaan atau kondisi f) Jumlah mesin

g. Planning dan sceduling

Kegiatan pemeliharaan harus disusun dalam perencanaan jangka panjang dan jangka pendek, seperti perawatan pencegahan mesin, pelumasan, pembersihan, reparasi kerusakan,dll. Dalam planing dan scheduling

ditentukan apa yang akan dikerjakan dan kapan akan dilaksanakan serta urutan pengerjaan dan mana yang harus dikerjakan.

h. Pelaporan

commit to user

2) Siapa yang mengerjakan dan bertanggung jawab 3) Dimana pekerjaan itu dilaksanakan

4) Berapa tenaga kerja dan part / alat yang dibutuhkan dalam waktu yang dibutuhkan.

2.6 Elemen Dasar Pengerjaan Mesin Frais

Elemen dasar pada proses pengerjaan frais adalah sebagai berikut : a. Kecepatan potong v = ; m/min ... (2.1) b. Gerak makan fz = ; m/gigi ... (2.2) Keterangan : z = Jumlah gigi d = Diameter luar vf = Kecepatan makan n = Putaran poros utama

2.7 Perhitungan Daya Pemotongan 2.7.1Gaya pemotongan pergigi rata-rata

Dalam pemotongan pisau frais, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : penampang geram dan gaya potong spesifik. Pada penampang geram, geometri geram sebelum terpotong dalam proses frais ditunjukkan pada gambar 2.4 karena tebal geram tersebut berubah selama proses pemotongan berlangsung ( setiap gigi akan mengikuti lintasan sikloidal ) maka dipilih harga tebal geram rata-rata dan gaya potong pergigi rata-rata. Bila gaya potong tangensial ( Ft ) didefinisikan sebagai berikut :

commit to user

Gambar 2.4 Geometri geram

Ftm = Am .ksm ... (2.3) Dimana : Ftm = gaya potong pergigi rata-rata ( N )

A = penampang geram sebelum terpotong rata-rata (mm2)

Ksm = gaya potong spesifik rata-rata ( N/mm2 )

Perbedaan antara proses frais datar dan tegak ( muka ) terletak pada penampang geram ( Am ), yaitu :

Am = w . hm ... (2.4) Dimana : w = lebar geram sebelum terpotong ( mm )

Hm = tebal geram sebelum terpotong rata-rata (mm)

Gambar 2.5 Proses frais

a. Mengefrais datar ( Slab frais )

commit to user

Dengan : a = kedalaman potong, d = diameter pisau frais

b. Mengefrais tegak ( Face Frais )

hm = fz..sinαr .sin ... (2.6)

fz = ... (2.7)

Dengan : fz = gerak makan pergigi ( mm/gigi ) Vf = kecepatan makan ( mm/min ) Z = jumlah gigi mata potong n = putaran spindle

αr = sudut potong utama = sudut posisi rata – rata

Pada gaya potong spesifik, berdasarkan hasil percobaan untuk berbagai kondisi pemotongan dengan beberapa benda kerja, hanya dipengaruhi oleh tebal geram rata-rata (hm) sebagaimana rumus korelasi berikut :

Ksm = ks1.1 . hm-p ... (2.8) Dimana :

Ksm = Gaya potong spesifik rata-rata ( N/mm )

Ks1.1 = Gaya potong spesifik referensi ( N/mm2 ) merupakan sifat

benda kerja sewaktu dipotong dengan proses frais, dipengaruhi oleh sudut geram dan kecepatan potong. P = Pangkat untuk tebal geram rata-rata ; dipengaruhi oleh

commit to user

Tabel 2.1 Gaya potong spesifik referensi dalam proses frais

Jenis Benda Kerja Klasifikasi DIN Kekuatan UTS (N/mm2) Ks1.1 (N/mm2) P Baja Struktur ( Structual Steel ) St 50 St 60 520 620 1990 2110` 0,25 0,16 Baja Mampu Laku Panas

( Heat Treable Steels )

Ck 45 Ck 60 670 770 2220 2130 0,14 0,17 Baja Sementasi ( Cementation Steels ) 16 Mn Cr 5 18 Cr Ni 6 42 Cr Mo 4 34 Cr Mo 4 50 Cr V 4 EC Mo 80 770 630 730 600 600 590 2100 2260 2500 2240 2220 2290 0,27 0,30 0,26 0,21 0,27 0,17 Baja Perkakas Panas

( Hot Work Tool Steels )

55 Ni Mo V6 Annealed treated 940 ( 352 BHN ) 1740 1920 0,25 0,24 Besi Tuang ( Cast Iron ) GG 26 GG 30 ( 200 BHN ) 1160 1100 0,26 0,26 (Taufiq Rochim, 1993)

2.7.2 Daya pemotongan pergigi rata – rata

Nzm = ... (2.9)

V = ... (2.10)

Dimana : Nzm = Daya potong pergigi rata – rata ( KW ) V = Kecepatan potong ( m/min )

Ftm . v 60000 π.d.n 1000

commit to user

2.7.3Reduksi putaran

Putaran spindle dihasilkan dari transmisi pasangan – pasangan roda gigi dalam main gear box. Roda gigi yang dipakai oleh mesin frais di dalam

gear box roda gigi silindris dengan gigi lurus. Roda gigi ini mempunyai gigi sejajar dengan sumbu roda gigi.

Gambar 2.6 Sepasang roda gigi lurus

Pada pasangan roda gigi seperti gambar 2.14 putaran roda gigi 1 adalah n1 dan putaran roda gigi 2 adalah n2. Garis tengah lingkaran bagi masing – masing adalah d1 dan d2. Kecepatan keliling titik singgung kedua lingkaran adalah :

V = π.D1.n1 = π.D2.n2 ... (2.11)

= ... (2.12) Karena dua gigi berpasangan bergerak dengan lingkaran bagi yang saling menggelinding, maka P pada dua roda gigi yang berpasangan sama besar dan besarnya keliling lingkaran bagi adalah :

π.D1 = p.z1 dan π.D2 = p.z2 ... (2.13)

commit to user

BAB III

ANALISA KERUSAKAN MESIN

3.1 Kondisi Awal Mesin Frais

Sebelum dilakukan rekondisi, mesin dalam keadaan tidak dapat berfungsi dengan baik. Beberapa hal yang ada dalam keadaan awal antara lain:

a. Kondisi fisik

Awal mesin sebelum direkondisi terlihat tidak bersih, badan mesin terdapat terak kotoran yang perlu dibersihkan. Cat pada sebagian badan mesin tidak terlihat baik, terkelupas. Selain itu banyak mur/baut yang hilang.

b. Pompa cairan pendingin

Pompa cairan pendingin rusak tidak dapat memompa cairan pendingin. Pompa terlihat kotor tidak terawat dan selang cairan pendingin tidak ada. Katup/kran tidak dapat berfungsi. Selain itu cairan pendingin juga sangat kotor.

c. Bagian mekanis

Bagian mekanis, yakni meja pada kondisi awal : eretan horizontal, vertical, dan melintang berat digerakkan. Pasak skala hilang dan handle eretan tidak ada.

d. Bagian kelistrikan

Instalasi kelistrikan dalam keadaan sangat tidak teratur, terutama pada pengkabelan. Apabila dipakai dalam pengoperasian, dalam jangka waktu sekitar 3 jam motor berhenti sendiri. Lampu penerangan juga tidak dapat berfungsi. Beberapa komponen kelistrikan tidak ada, antara lain : kontaktor, bohlam lampu penerangan.

commit to user

Gambar 3.1 Kondisi awal mesin frais

3.2 Uraian Kerusakan Mesin :

a. Bagian kelistrikan mesin.

Gambar 3.2 Kondisi awal kelistrikan Kerusakan yang terjadi adalah :

1) Motor tiba-tiba mati saat penggunaan dalam waktu lama sekitar setengah hari penggunaan

2) Lampu penerangan mati

b. Bagian mekanis mesin.

commit to user

Gambar 3.3 Kondisi awal bagian mekanis mesin

c. Bagian pompa pendingin mesin

Pompa cairan pendingin ( coolant pump ) tidak berfungsi.

Gambar 3.4 Kondisi awal pompa pendingin

3.3 Analisa Kerusakan

3.3.1 Melakukan penyelidikan

Penyelidikan atau inspeksi bertujuan untuk memeriksa penyebab dari kerusakan-kerusakan tersebut. Bagian kelistrikan mesin

a. Motor tiba-tiba mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah : 1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ).

2) Mengaktifkan saklar mesin.

3) Memeriksa setiap aliran listrik yang masuk kemesin.

4) Memeriksa bagian-bagian pada rangkaian kelistrikan, yaitu : terminal kabel, kontaktor, transformator (trafo), sekering, dan ampere control.

b. Lampu penerangan mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah : 1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ).

commit to user

2) Mengaktifkan saklar mesin. 3) Mengaktifkan saklar lampu.

4) Memeriksa lampu masih hidup atau sudah putus. 5) Memeriksa aliran listrik yang masuk kesaklar. c. Bagian mekanis mesin

Gerakan meja untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar, langkah – langkah pemeriksaannya adalah memutar handle penggerak meja.

d. Bagian cairan pendingin mesin

Pompa cairan pendingin tidak berfungsi/mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah :

1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ). 2) Mengaktifkan saklar mesin.

3) Mengaktifkan saklar pompa.

4) Memeriksa arus listrik yang mengalir ke pompa. 5) Memeriksa elemen-elemen yang terdapat pada pompa.

3.3.2 Melakukan diagnosa kerusakan

Setelah melakukan penyelidikan maka diketahui kerusakan yang terjadi : a. Bagian Kelistrikan

1) Mesin mati jika digunakan dalam waktu lama. Penyebab kerusakan adalah:

a) Ada kabel yang terlepas dari terminal.

b) Ada beberapa komponen listrik yang mengalami kerusakan seperti kontaktor, transformator, sekering, dan ampere kontrol. c) Kualitas kabel yang sudah kurang bagus.

d) Terjadi beban yang berlebihan saat penggunaan mesin. 2) Lampu penerangan mati. Penyebab kerusakan adalah :

a) Ada kabel yang terlepas dari terminal. b) Terjadi kerusakan pada saklar lampu. c) Bohlam putus.

commit to user

b. Bagian mekanis mesin seperti gerakan meja untuk arah melintang dan memanjang tidak lancar. Penyebab kerusakan adalah :

1) Bagian slide meja yang bergesekan dalam kondisi kotor 2) Bagian ulir penggerak meja kurang pelumasan

3) Ada bearing yang pecah c. Bagian cairan pendingin mesin

Pompa cairan pendingin tidak berfungsi. Penyebab kerusakan adalah: 1) Kumparan terbakar

2) Terjadi penyumbatan pada saluran pendingin.

3) Ada kebocoran dari pipa saluran luar cairan pendingin yaitu pada bagian katup pengaturnya sehingga menetes dan masuk kedalam pompa.

3.4 Perbaikan

Perbaikan dilakukan setelah mengetahui bagian-bagian yang menyebabkan kerusakan terhadap mesin dan harus diperbaiki atau diganti.Perbaikan yang dilakukan adalah :

3.4.1 Perbaikan bagian kelistrikan mesin

Gambar 3.5 Instalasi listrik a. Perbaikan rangkaian daya dan kontrol

Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah : 1) Membuka penutup sabuk puli motor. 2) Melepas sabuk pada puli.

3) Membuka penutup ruang kelistrikan. 4) Mengeluarkan rangkaian listrik.

commit to user

5) Mengecek rangkaian kelistrikan menggunakan diagram instalasi kelistrikan.

6) Mengecek komponen - komponen kelistrikan menggunakan multitester.

7) Mengganti komponen - komponen kelistrikan yang rusak.

8) Penggantian dilakukan pada komponen kontaktor, kabel, ampere control, dan untuk sekering diganti MCB ( Main Circuit Breaker) 9) Menyambungkan rangkaian kontrol dan daya sesuai dengan

rangkaian

10) Memasang kembali rangkaian kelistrikan pada mesin frais.

Gambar 3.6. Rangkaian Kelistrikan yang telah diperbarui

Keterangan : 1. MCB 2. Overload 3. Trafo 4. Fuse 5. Kontaktor 5 1 3 2 4

commit to user

Tabel 3.1 Pengganti Komponen yang Rusak

No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah

1 Main Circuit Breaker

(MCB) 3 phase, 10A, 415 V 1

2 Ampere Control / Over

load 2.5, 3, 3.5, 4 a 1

3 Trafo Stepdown 380-24 V ; 50 VA 1

4 Fuse 30 A 2

5 Kontaktor 220V; 230V; 50 Hz 4

b. Perbaikan lampu penerangan

Lampu pada mesin frais harus dalam keadaan hidup, karena lampu tersebut berfungsi untuk :

1) Membantu pengerjaan disaat gelap / malam hari.

2) Membantu operator dalam melihat kepresisian benda kerja selama pengerjaan.

Gambar 3.7. Lampu penerangan setelah diperbaiki

Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah : 1) Mematikan sumber listrik

2) Melepas kabel yang terhubung dengan sumber arus. 3) Mengganti kabel

4) Memperbaiki saklar lampu. 5) Memperbaiki tuas lampu.

commit to user

7) Mengganti lampu bohlam.

3.4.2 Perbaikan bagian mekanis mesin.

Gambar 3.8. Bagian mekanis mesin

Gerakan mekanis mesin (meja) untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar. Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :

a. Melepas handel pemutar meja.

b. Melepas pengunci poros ulir penggerak meja.

c. Melepas baut penutup dudukan poros ulir penggerak meja. d. Melepas baut pengunci slot meja.

e. Mengangkat meja dan menurunkannya. f. Mengecek bagian dari poros ulir dan bearing. g. Mengganti bearing yang pecah.

h. Membersihkan bagian mekanisme penggerak yang kotor.

i. Melumasi bagian slide meja dan memberikan grease pada poros ulir dan roda gigi penggeraknya.

j. Mengembalikan posisi bagian-bagian mekanisme penggerak meja seperti semula

commit to user

3.4.3 Perbaikan pompa cairan pendingin mesin

Gambar 3.9. Pompa cairan pendingin

Pompa cairan pendingin tidak berfungsi tahapan perbaikan yang dilakukan adalah :

a. Melepas kabel listrik untuk pompa. b. Melepas baut pengunci dudukan pompa.

c. Melepas selang dengan membuka pengunci selang (saluran cairan pendingin).

d. Mengangkat pompa.

e. Memperbaiki kumparan yang terbakar ( spul ).

f. Memasang kembali bagian-bagian pompa seperti semula.

commit to user

Saluran selang cairan pendingin bocor. Tahapan perbaikan yang dilakukan pada kebocoran saluran keluar cairan pendingin adalah :

a. Melepas sambungan saluran keluar dengan katup pengaturan b. Membersihkan selang dari kotoran yang menyumbat

c. Memberi lem pada selang yang mengalami kebocoran dan pada selang katup pengaturan

d. Memasang kembali bagian-bagian saluran keluar cairan pendingin seperti semula.

3.5 Pengujian Mesin

3.5.1 Pengujian putaran motor listrik

Pengujian putaran motor listrik dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran takometer dan dibandingkan dengan spesifikasi putaran motor pada

nameplate

Tabel 3.2. Hasil pengujian motor listrik

Dari hasil pengujian hanya berbeda sedikit dengan spesifikasi motor hal ini dapat disimpulkan bahwa putaran motor listrik sudah sesuai dengan

spesifikasi/ atau nameplate motor yang digunakan.

3.5.2 Pengujian putaran spindel

Pengujian putaran spindel dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran tachometer , pengujian dilakukan dengan mengukur putaran pada spindel pemegang pahat dan putaran output pada gearbox hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian putaran yang sesuai dengan nameplate. Pengujian dilakukan untuk masing-masing kecepatan dari putaran rendah sampai dengan putaran tinggi.

No Putaran Motor Pada Nameplate (rpm)

Putaran Motor Hasil Pengujian (rpm)

commit to user

Tabel 3.3. Hasil pengujian putaran spindle

Hasil pengujian menggunakan Tachometer berbeda jauh dengan name plate karena kecepatan spindle yang tertera pada name plate menunjukkan putaran pada poros output gear box bukan putaran pada pemegang pahat.

Dari hasil pengujian pada poros output gear box (dalam posisi horizontal) didapat selisih sedikit antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hal tersebut dikarenakan data aktual pengujian putaran motor memiliki sedikit beda selisih dengan spesifikasi motor penggerak yang tertulis pada nameplate, yaitu pada pengujian tachometer 1480 rpm sedangkan pada name plate 1400 rpm.

Pengujian putaran spindle dilakukan dengan mengukur putaran output poros gearbox dengan tachometer. Sedang output putaran spindle dalam posisi vertical adalah dua kali lipat dari putaran output gearbox. Peningkatan putaran tersebut dikarenakan susunan roda gigi yang mentransmisikan dari putaran output gearbox ke putaran spindle vertikal, seperti terlihat pada gambar 3.11.

No. Putaran Output Gearbox (Pada Nameplate) (rpm) Putaran Output Gearbox Hasil Perhitungan (rpm) Putaran Output Gearbox Poros Horisontal (Tachometer) (rpm) Putaran Spindel Hasil Pengujian ( Tachometer) (rpm) Putaran Spindel Hasil Perhitung an (rpm) 1. 31 32 34 65 64 2. 55 56 58 115 114 3. 102 104 108 204 210 4. 178 180 184 360 360 5. 310 316 321 620 632 6 570 580 582 1140 1160

commit to user

Gambar 3.11 Perbandingan roda gigi penghubung spindle posisi vertikal

Gambar 3.12 Gambar poros output horizontal gearbox

3.5.3 Pengujian gerakan meja secara otomatis

Untuk mengetahui gerakan meja secara otomatis dapat bergerak sesuai dengan nameplate yang tertera pada mesin, maka dilakukan pengujian dengan cara memberi titik pada salah satu bagian dari setiap

Dalam dokumen Rohmat Tri Suseno I 8108028 (Halaman 14-70)

Dokumen terkait