• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga beberapa saran sebagai bahan masukan dalam sistem pengendalian kas pada bank BRI Cabang Tarutung dimasa yang akan datang.

BAB II

PROFIL PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

A. Sejarah Ringkas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Pada tanggal 16 Desember 1895 Raden Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs AmbtHulp-enarHulp-en, (Bank priyayi purwokerto) yang berkebangsaan Indonesia (Pribumi) dikenal sebagai pendiri bank perkreditan, pertanian dan perkoperasian,bank tersebut tumbuh dan berkembang dengan pesat.

Pada tahun 1898 dengan bantuan pemerintahan Hindia Belanda didirikan Volkbanken atau Bank Rakyat dikota wilayah nusantara atau hindia belanda pada waktu itu,kemudiaan pada tahun1934 didirikan Algemene Volkscrediet Bank (AVB)yang berstatus badan hukum Eropa.pada jaman penduduk jepang berdasarkan UU No 39 tanggal 3 Oktober 1942 AVB dipulau jawa diganti namanya menjadi Syamin Ginko (Bank Rakyat ).

Berdasarkan peraturan pemerintah No 1-1946 tanggal 22 Februari 1946 tentang aturan “Bank Rakyat Indonesia” ditetapkan berdirinya BRI yang merupakan kelanjutan dari Syamin Ginko.pada masa penduduk Nederland Inde Civil Administrasi Bank ditutup, namun setelah perjanjian Roem-Royen, BRI kembali menjadi milik negara RI 1945.

Perkembangan sejarah politik Indonesia ternyata telah mempengaruhi perkembangan sejarah Bank Rakyat Indonesia.Dengan surat keputusan menteri kemakmuran Republik Indonesia Serikat 16 Maret 1950 direksi Bank Republik

Indonesia 1945 dari Jogjakarta ke Jakarta.aturan Bank Rakyat Indonesia No 1-1946 dipengaruhi dengan No 25 – 1951 tanggal 20 april 1951 sesuai dengan UU (perpu ) No 41 -1960 tanggal 26 Oktober 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN).

Pada akhir tahun 1968 berdasarkan UU No tahun 1967 tentang UU pokok perbankan dan UU No 13 tahun 1968 tentang Bank sentral mengembalikan fungsi bank Indonesia sebagai bank sentral.BRI mempunyai tugas menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan Bank rakyat Indonesia unit Iibidang rural dengan UU No 12 tahun 1968. dengan keputusan direksi BRI S-67-DIR /12 /1982 tanggal 2 Desember 1982 ditentukan bahwa hari jadi BRI adalah 16 Desember 1985.sesuai dengan pasal 1 akta pendirian No 133 tertanggal 31 juli 1992.sejak tanggal 1Agustus 1992 berdasarkan undang-undang perbankan yang No 7 tahun 1992 dan peraturan pemerintahan RI No.21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT.Bank Rakyat Indonesia (persero )yang kepemilikinya 100% ditangan pemerintah. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai sekarang ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah yang terdiri dari satu kantor pusat BRI, 12 kantor wilayah,12 kantor inspeksi / SPI 170 kantor cabang (dalam negeri), 145 kantor cabang pembantu, 1 kantor cabang khusus, 1 New York Agency, 1 Island Agency, 1 kantor perwakilan Hongkong, 40 kantor kas bayar, 6 kantor mobil bank, 193 P.Point, 3.705 BRI Unit dan 357 pos pelayanan desa.

Maka secara yuridis penyebutan Bank Rakyat Indonesia sebagai perseroan adalah perusahaan perseroan (persero) PT Bank Rakyat Indonesia.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menggambarkan pembagian kerja suatu perusahaan untuk menunjukkan hubungan kesatuan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan pemilihan struktur organisasi yang tepat akan dapat memperlancar pencapaian tujuan.dengan adanya stuktur organisasi maka dapat diketahui wewenang dan tanggung jawab setiap personil yang menduduki jabatan tertentu sesuai dengan stuktur organisasi yang ada.

Stuktur organisasi Bank BRI cabang Tarutung disahkan oleh kantor wilayah BRI Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh kantor pusat pada tahun 2001. Struktur organisasinya berbentuk garis dan staf ini dianut karena bentuk organisasinya besar,daerah kerjanya luas,tugas – tugas nya beraneka ragam serta jumlah karyawanya banyak. Dalam struktur organisasi garis dan staf terdapat satu atau beberapa staf yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasehat, petunjuk, keterangan atau pun saksi kepada pimpinan. Struktur organisasi PT Bank BRI Cabang Tarutung dapat dilihat pada lampiran 1.

C. Uraian Tugas

Adapun uraian tugas pada PT Bank BRI Cabang Tarutung yaitu:

1. Pimpinan Cabang

Pimpinan cabang adalah struktur atau jabatan tertunggi di BRI cabang Tarutung tugas dan pimpinan cabang antara lain mempersiapkan ,mengusulkan, melakukan negoisasi dan merevisi rencana kerja dan anggaran (RKA) dalam

rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.selain itu pimpinan cabang merupakan wewenang untuk menolak dan menyetujui permohonan kredit nasabah dan memutuskan tinggi suku bunga kredit sesuai dengan kewewenangannya.

2. Manajer Pemasaran

Manajer Pemasaran ini bertanggung jawab kepada pimpinan cabang.manajer pemasaran bertugas untuk mensupervisi Account officer consumer dan account officer program.pemasaran memiliki wewenang sebagai pemeriksa kredit, memberi rekomendasi untuk keputusan pejabat diatasnya melaksanakan judgement sesuai kewewenangannya dalam menganalisis mengevaluasi dan memutuskan kredit serta mengusulkan penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

Terdapat tiga Account officer (AO) yang dibawahi yaitu: 1. AO komersial

Memiliki wewenang untuk memeriksa kelengkapan dan meminta nasabah melengkapi persyaratan kredit,melakukan pemeriksaan nasabah secara adminisrasi dan pemutusan kredit modal kerja,kredit investasi,sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh pimpinan cabang dan melakukan negoisasi dengan debitur dalam rangka pemberian dan penyelesaian kredit.

2. AO konsumer

Memiliki wewenang sebagai pejabat pemrakarsa kredit memeriksa pelengkap dan meminta nasabah melengkapi persyaratan kredit

konsumtif,melaksanakan judgement yang mandiri sesuai dengan wewenang yang diberikan pimpinan cabang dan melakukan dengan dinas instansi yang terkait. 3. AO program

Mempunyai wewenang untuk menginventarisasi calon nasabah yang akan dilayani, memprakarsai dan merekomendasi permohonan kredit yang berbentuk program, menetapkan skala prioritas dalam pemecahan dan penyelesaian masalah kredit yang timbul.

3. Manajer Operasi

Manajer operasi bertanggung jawab langsung kepada pimpinan cabang, manajer operasional membawahi asistensi manajer penunjang bisnis, asisten manajer operasional dan bagiannya, selain itu manajer operasional mempunyai wewenang dalam hal antara lain mengelola kas kantor cabang dan surat – surat, berharga menyetujui pembayaran transaksi tunai serta kliring dan mengesahkan transaksi pemindah bukuan sesuai kewenangannya, menyetujui pengeluaran biaya serta menandatanganinya.

4. Fungsi Administrasi

Fungsi administrasi kredit dibawahi oleh seorang supervisor ADK yang bertanggung jawab kepada asistensi manajer penunjang bisnis. Wewenang fungsi administrasi kredit secara garis besarnya adalah meng-entry data statis pinjaman, menyiapkan inturksi pencairan kredit (bertindak sebagai maker) memelihara

kerjakan berkas–berkas pinjaman dan dokumen kredit, dan dokumen yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

5. Fungsi Sekretaris & SDM

Fungsi sekretariat dan SDM berada dibawah kewenangan asistensi manajer penunjang bisnis.fungsi ini memiliki wewenang untuk menyiapkan nota pembukuan dan meng –entry kedalam Branch Delivery System atas setiap transaksi keuangan yang terkait bidang personalia dan kesekretariatan, memelihara pekerjaan file-file kepegawaian dan memelihara pekerjaan register- register dan dokumen yang berkaitan dengan bidang personalia.

6. Fungsi Logistik

Fungsi logistik berada dibawah kewenangan asisten Manajer penunjang bisnis.fungsi ini memiliki wewenang untuk menyiapkan nota pembukuan dan meng-entry kedalam Branch Delivery System atas setiap transaksi keuangan yang terkait dengan logistik setelah memperoleh persetujuan atasanya, serta memelihara pekerjaan register logistik.

7. Fungsi Teller

Fungsi Teller memiliki wewenang dalam hal melaksanakan fungsi Checker atas transaksi dalam batas kewenangannya,menesahkan dalam sistem dan menandatangani bukti kas atas transaksi pembayaran tunai yang ada dalam batas

wewenagnya,melakukan entry pembukuan kedalam sistem dan pemelihara pekerjaan sarana / prasarana yang berkaitan dengan bidangnya.

8. Fungsi Administrasi Dana & Jasa

Wewenang yang dimiliki oleh fungsi ini adalah memberikan informasi saldo nasabah yang berwewenang, meng-entry data statis pembukuan rekening bidang dana (deposito,tabungan,giro), memelihara pekerjaan registrasi dan dokumen yang berkaitan dengan bidang tugasnya serta bertindak sebagai maker atas transaksi pemindah bukuan dana dan jasa bank (termasuk devisa ).

9. Fungsi Kliring

Fungsi kliring bertanggung jawab untuk menandatangani daftar peserta daftar kliring (DPK)DPK Retur, Bilyet saldo kliring penyerahan (BSKP)BSKP Retur, mengoperasikan mesin encode dan PC Semi Otomatis Kliring Lokal / SOKL, serta memeliharakerjakan registrasi dan dokumen yang berkaitan dengan bidangnya.

D. Jaringan Usaha

Bank BRI ini bergerak dalam bidang jasa keuangan, dan bank sebagai lembaga keuangan berperan dalam perhimpunan dana yang ada dimasnyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masnyarakat.Bank memiliki Eksistensi yaitu menawarkan kepercayaan terhadap pihak ketiga dengan tujuan menumbuhkan

minat dalam penempatan dananya dibank untuk dikelola selanjutnya bank akan memberikan balas jasa pada pinjaman dana.

Adapun usaha yang dilakukan oleh bank BRI pada tahun 2009 ini yaitu memberikan pinjaman kepada masnyarakat dengan bunga pinjaman yang rendah dan yang telah ditentukan oleh bank.Pendapatan yang berasal dari layanan atau jasa seperti pendapatan bunga oleh karena itu,perusahaan sangat tergantung pada pelanggan untuk meningkatkan laba pendapatan setiap bulan.

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja usaha terkini Bank Rakyat Indonesia meluncurkan kredit bagi usaha mikro, kecil, menegah, (UMKM), dan koperasi berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dikantor Bank BRI Jakarta pusat,dengan kehadiran kredit usaha rakyat,pemerintah kembali memberikan berbagai kemudahan bagi UMKM.

1. Pada tanggal 05 Februari 2008 kredit usaha rakyat hadir dan berkembang untuk memberikan berbagai kemudahan bagi UMKM,diantaranya dalam penyelesaian kredit yang bermasalah UMKM dengan KUR sebesar 70 % bisa ditutup oleh pemerintah melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (Asrindo) dan perusahaan sarana usaha.

2. Potensi peyaluran kredit ini sangat penting bagi masnyarakat dalam penyaluran pinjaman yang difokuskan pada sektor usaha yaitu: pertanian, perikanan, kelautan, koperasi, kehutanan, serta perindustrian dan perdagangan. Bank Indonesia juga menggolongkan kualitas aktiva produktif yang hanya mengacu pada satu kriteria ketepatan pembayaran pokok dan bunga serta

kemampuan membayar dan kinerja keuangan sehingga bank mepunyai kapasitas yang lebih besar dalam membiayai sektor UKMK.

3. Harapan pihak perbankan turut mendukung pemberian kredit KUR pada masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud dan dapat membantu masyarakat setempat untuk menambah modalnya dalam berbisnis serta bisa maju setelah menerima KUR ini. Dari sisi perbankan, Bank Indonesia telah menerbitkan beragam peraturan lain yang memberi relaksasi untuk sertor UKMK seperti perhitungan aktiva tertimbang berdasarkan resiko kredit, aktiva sebelumnya diperhitungkan 100%, tetapi sekarang menjadi 85% sehingga menghemat rasio kecukupan modal perbankan.

F. Rencana Kegiatan

Adapun Rencana Kegiatan bank BRI yaitu :

1. Melakukan kegiatan Perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan Usaha mikro kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan Ekonomi Masnyarakat.

2. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak – pihak yang berkepentingan ,

3. Bank BRI Menyalurkan dana 240 Miliar untuk Program revitalisasi gula, berupa pembagunan yang lebih meningkat lagi ,

4. BRI menargetkan pendanaan perusahaan Negara sebesar Rp 7 Triliun dapat menyalurkan Kredit Modal kerja maupun Investasi untuk 60 BUMN,

5. Memberi pelayanan Prima kepada Nasabah,

6. BRI menggandeng Alfamart untuk menyalurkan kredit waralaba bagi para Investor, Alfamart merupakan jaringan waralaba yang sagat besar.

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Internal Control (Pengendalian Intern)

Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinasi yang dianut perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Pengendalian intern meliputi struktur organisasi,metode dan ukuran– ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

(Mulyadi,2001,163)

Pengertian Internal Control adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan antara lain :

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektifitas dan efisiensi operasi.

(Mulyadi ,2002,195)

Horngren memberikan suatu daftar penguji (checklist) mengenai pengendalian Intern, sebagai berikut :

1. Pegawai yang dapat dipercaya 2. Pemisahan kekuasaan

3. Supervisi

5. Pemeriksaan rutin dan otomatis 6. Pengawasan dokumen

7. Pemeriksaan secara tak memihak

B. Pengertian Kas

Kas merupakan aktiva yang penting dalam suatu bank. Kas merupakan uang dan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat tukar yang diterima oleh bank pada nilai nominalnya. Uang kas adalah sesuatu aktiva yang paling mudah diselewengkan dan digunakan tidak semestinya oleh karyawan,karena uang kas merupakan aktiva yang paling bernilai dari pada aktiva lainnya.oleh karenanya ,penting sekali bahwa uang kas ini dijaga secar efektif dengan pengendalian khusus.

C. Unsur – unsur Pengendalian Intern Kas

Adapun unsur–unsur pokok pengendalian Intern kas,antara lain: 1. Accounting Control

Meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur terutama yang menyangkut dan perhubungan langsung dengan pengamanan harta milik dan dapat dipercayainya administrasi keuangan yang ada.

2. Adminisrative Control

Meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan

perusahaan dan pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan catatan – catatan keuangan.

D. Prinsip – Prinsip dan Tujuan Pengendalian Intern Kas

Prinsip-prinsip pengendalian Intern Kas pada suatu bank dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Perlunya pegawai yang kapabel dan dapat dipercaya untuk melaksanakan tanggung jawab yang sesuai dengan kecakapan, pengalaman dan kejujuran.

b) Perlunya pemisahan wewenang dari berbagai fungsi operasional, fungsi penyimpanan dan fungsi administrasi.

c) Perlu pengawasan yang continue oleh atasan yang bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pegawai tersebut.

d) Perlu penetapan tanggung jawab secara perorangan yang jelas, hal ini memberikan pengaruh psychologis yang positif bahwa tugas –tugas itu akan lebih diperhatikan sehingga para pegawai akan bekerja dengan seksama.

e) Perlu terdapat mekanisme pemeriksaan otomatis berdasarkan prosedur – prosedur yang rutin.

f) Perlu adanya pencatatan yang seksama dan segera atas semua transaksi – transaksi ekstren maupun Intern mempunyai akibat ekonomis (finansiil). g) Perlu adanya peralatan –peralatan yang berguna untuk penjagaan secara

fisik, misalnya ruang khasanah mesin- mesin cash register, dan seterusnya.

h) Perlu adanya pemeriksaan oleh petugas –petugas yang bebas dari pekerjaan eksekutif yang rutin dan dilakukan secara objektif.

(Hartanto, 1981,52).

Tujuan dari pada Pengendalian Intern Kas, antara lain:

1. Pengamanan dana masnyarakat dibank yang bersangkutan seperti Giro, Tabungan ,dan dana dari pihak ketiga launnya yang telah terjamin.

2. Pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan operasional yang telah ditetapkan 3. Telah tercapai pemanfaatan sumber dana dan daya secara ekonomis dan

4. Telah diperoleh kebenaran dan keutuhan informasi keuangan dan operasional termasuk kewajiban dan rekening administrasi yang akurat, handal, lengkap, dan tepat waktu yang berguna bagi kepentingan bank yang bersangkutan, masyarakat, maupun pihak ketiga lainnya.

5. Telah terdapat kepatuhan terhadapkebijakan, rencana, prosedur, hukum peraturan dan perundang –undangan.

6. Telah terdapatnya pengamanan harta kekayaan bank dalam arti seluas –luasnya .

E. Prosedur Pengawasan Dana Kas Perbankan

Secara teoritis prosedur pengawasan dana perbankan dapat berbentuk Quesioner. Penulis akan memaparkan prosedur yang diperoleh penulis dalam dua bentuk produk yang ditawarkan PT Bank BRI :

1.Prosedur Pengawasan Giro / Demand deposito

Adapun Prosedur Pengawasan Dana Kas Perbankan:

a. Adakan penelitian terhadap status yuridis nasabah apakah telah cakap menurut hukum?

b. Teliti kelengkapan penyampaian data – data nasabah yang bersangkutan. c. Apakah pengisian formulir aplikasi / permohonan menjadi nasabah telah

diisi lengkap?

d. Apakah perjanjian pembukuan rekening giro antara bank nasabah telah lengkap ditanda tangani masing –masing pihak?

e. Apakah pemberian check / Giro Bilyet telah dilakukan dengan tertib? 2.Prosedur Pengawasan Tabungan /Saving Deposito.

Adapun Prosedur Pengawasan Tabungan / Saving Deposito,yaitu: a. Apakah prosedur pembukuan rekening tabungan telah sesuai dengan .

F. Internal Control Prosedur Penerimaan Dan Pengeluaran Kas 1. Prosedur Penerimaan Kas Dan Internal Control

Dalam kegiatan operasional sebuah Bank, seperti penerimaan kas bisa dari berbagai macam bentuk, terutama dari bentuk – bentuk penyetoran yang dilakukan oleh nasabah, pajak serta biaya atas tabungan, giro, atau deposito yang dibebankan, serta bunga atas pinjaman. Sumber – sumber dana bank merupakan bentuk penerimaan kas yang dihimpun oleh bank untuk membiayai operasinya.

Pada PT Bank BRI cabang Tarutung,penerimaan kas itu berasal dari setiap bentuk produk yang ditawarkan oleh pihak bank, berupa:

a. Tabungan b. Giro c. Deposito

d. Sertifikat deposito e. Kredit

f. Jasa perbankan lainnya

Pada produk diatas penulis hanya memberikan penjelasan pada dua unsur produk saja, yaitu prosedur penerimaan kas yang berasal dari penyetoran giro serta tabungan.

1. Prosedur Dan Intern Control Penerimaan Kas Dari Penyetoran Giro 1. Nasabah

Adapun Prosedur Nasabah Antara lain:

a) Mengisi slip / bukti setoran 2# dan ditandatangani.

b) Menyerahkan uang dan slip / bukti setoran 2# kepada Teller.

Catatan : apabila nasabah tidak mengetahui nomor rekening gironya,

maka segera menghubungi pelaksana pelayanan dan informasi nasabah.

2. Teller

Adapun Prosedur Teller , Antara lain :

a Terima slip / bukti setoran 2# dari nasabah ,kemudian diperiksa kembali kebenaran pengisiannya.

b. Hal yang perlu diperiksa seperti : 1. Jumlah nominal terbilang 2. Tanggal penyetoran 3. Nomor rekening tabungan 4. Nama pemegang rekening,dsb.

c. Terima dan hitung jumlah uang yang disetor nasabah didepan nasabah yang bersangkutan pastikan keasliannya.Bila dianggap perlu dapat menggunakan alat deteksi dan mesin perhitungan uang.

d. Beri tanda cek (v) pada slip bukti setoran 2#.Bila uang yang disetorkan telah sesuai kemudian disimpan ditempat yang telah disediakan.

e. Beri nomor arsip dengan numeratur pada slip / bukti setoran 2# dan proses pada Aplikasi OLIB’s dengan cara sebagai berikut:

1. Pilih menu keuangan Teller 2. Pilih main menu transaksi

3. Pilh sub menu transaksi keuangan

4. Pilih field kode cabang sendiri sesuai dengan slip / bukti setoran. 5. Pilih field kode aplikasi ‘ 01’atau ‘giro’

6. Nomor warkat otomatis terisi dari sytem 7. Entry jumlah Tx sesuai slip / bukti setoran.

8. Setelah selesai lakukan cetak buku atau validasi pada slip / bukti setoran 2# dan kemudian pilh keluar.

f. Jika nilai transaksi diatas kewenangan Teller,maka harus diauthorisasi oleh Head Teller dan difiat bayar oleh pejabat yang berwewenang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

g. Bubuhkan paraf pada akhir validasi serta paraf Teller dan distempel bank pada slip / bukti setoran 2#.

h. Serahkan slip / bukti setoran #2 kepada nasabah.

i. Slip bukti setoran 1# diteruskan kepada pelaksana verifikasi / Checker untuk diverikasi dengan terlebih dahulu disetujui oleh kasi kabag pelayanan Nasabah / kasi pelayanan pemasaran.

3. Nasabah

Adapun Nasabah yaitu :

4. Pelaksana verifikasi

Adapun pelaksanaan verifikasi : a. Terima slip bukti setoran 1# dari Teller.

b.Slip / bukti setoran 1# diverifikasi dengan Aplikasi OLIB’s dengan cara sebagai berikut.

a. Pilih main menu verifikasi

b. Pilih sub menuverifikasi transaksi keuangan c. Pilih field D / K dan pilih “kredit”

d. Pilih menu kewenangan Administrator pembukuan e. Entry jumlah transaksi sesuai bukti setoran.

c. Dokumen finansial (transaksi keuangan )setiap hari diteruskan kepad kontrol Intern.

d. Baik dokumen financial maupun dokumen Administrasi sebelum diteruskan ke “kontrol Intern”harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari kabag kasi operasi / kasi Akuntansi.

5. Intern Control

Adapun Intern Control , Antara lain :

a. Terima dokumen finansial (transaksi keuangan )seluruh transaksi setiap harinya bersama laporannya dari pelaksana Verifikasi / Checker yang telah diverifikasi.

b. Melakukan pemeriksaan secara umum terhadap dokumen – dokumen dengan membandingkan hasil proses OLIB’s dengan ketentuan intern yang berlaku.

c. Hasil pemeriksaan Kontrol Intern setiap hari dilaporkan kepad pemimpin cabang ,sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuatkan Memo Intern kepada seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring.

d. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan,maka dokumen – dokumen seluruh hasil transaksi setiap harinya.

e. Dokumen Administrasi dilakukan pemeriksaan secara berkala atau secara mendadak.

f. Teruskan hasil temuan (Memo Intern ) kepada bagian / seksi terkait.

g. Laporan Kontrol Intern diteruskan ke pemimpin cabang dengan tembusan ke Divisi pengawasan.

h. Bubuhi paraf pada dokumen – dokumen tersebut sebagai persetujuan telah dilakukan pemeriksaan.

6. Pelaksana verifikasi / checker

Adapun pelaksaan verifikasi / checker

a. Terima kembali dokumen –dokumen tersebut pada tempat yang telah ditentukan.

b. Kemudian filekan dokumen-dokumen tersebut pada tempat yang telah ditentukan.

2. Prosedur Dan Intern Control Penerimaan Kas Dari Penyetoran Tabungan.

1. Nasabah

a) Mengisi slip / bukti setoran #2 dan ditangani.

b) Menyerahkan slip / bukti setoran bersama dengan uang dan buku tabungan kepada Teller.

4. Teller

Adapun prosedur Teller ,yaitu :

a). Terima slip / bukti setoran 2#, dan buku tabungan dari nasabah,kemudian diperiksa kembali kebenaran pengisiannya.

b). Hal –hal yang perlu diperiks adalah sebagai berikut: • Jumlah nominal dan terbilang

• Tangga penyetoran

• Nomor rekening tabungan • Nama pemegang rekening.

c) Terima dan hitung jumlah uang yang disetor nasabah didepan nasabah yang bersangkutan

d) Nilai transaksi atas kewenangan Teller,maka harus diauthorisasi oleh Head Teller dan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e) Serahkan buku tabungan dan slip / bukti setoran #2 kepada Nasabah

3. Nasabah

Terima buku tabungan slip /bukti setoran #2ayang telah divalidasi dari teller.

4. Pelaksana verifikasi / Checker

a). Terima slip / bukti setoran #1 dari Teller.

b). Baik dokumen financial maupun dokumen Administrasi sebelum diteruskan kepada internal control harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari kepala bagian / kas operasional.

5. Internal Control

Adapun Internal Control antara lain :

a). Terima dokumen finansial (transaksi keuangan ) seluruh transaksi setiap harinya bersama laporannya dari pelaksana Verifikasi.

b) Hasil pemeriksaan internal control setiap hari dilaporkan kepada pimpinan cabang,sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuat memo Intern kepada bagian / seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring.

c) Setelah pemeriksaan dan laporan selesai dilakukan, maka dokumen – dokumen seluruh transaksi setiap harinya dikembalikan kepada

Dokumen terkait