• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB ini berisi mengenai kesimpulan yang diambil dari laporan maupun praktik sehingga dapat dikerucutkan mengenai permasalahan dan kondisi yang terjadi selama Praktik Kerja berlangsung. Kritik dan Saran juga terdapat didalamnya guna memberi masukan yang membangun untuk kampus maupun perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dalam Daftar Pustaka berisi mengenai berbagai referensi yang diambil dari studi pustaka baik berupa buku maupun dari internet untuk melengkapi penyusunan laporan.

7

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Indonesia Power dan UBP Semarang

Gambar 2.1 PLTGU blok 1 Tambak Lorok, Semarang

PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SEMARANG

Pada awal 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta 1 yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit- pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan pengembangan sub sector ketenagalistrikan ) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi

sector ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PT. PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi social dan misi komersial yang diemban oleh BUMN tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau yang lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.

Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, Manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah asset berupa pembangkit dan fasilitas- fasilitas pendukungnya. Pembangkitan- pembangkitan tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis computer dengan menggunakan beragam energy primer, seperti: air, batubara, panas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit- pembangkit tersebut ada pula pembangkit paling tua di Indonesia, seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi.

9

Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia PT. INDONESIA POWER sama dengan keberadaan listrik di Indonesia. Pembangkit –pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkitan diantaranya : Perak Grati, Kamojang, Mrica, Priok, Suralaya, Saguling, Semarang, dan Bali. Secara keseluruhan, PT Indonesia Power memiliki kapasitas sebesar 8.887 MW. Ini merupakan kapasitas terpasang terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkit di Indonesia.

Gambar 2.2 Lokasi Unit Pembangkitan PT Indonesia Power

Daya yang terpasang di Unit Bisnis Pembangkitan Semarang ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Daya Terpasang PT. Indonesia Power UBP Semarang

Mesin Pembangkit Daya Terpasang Merek Mesin Tahun Operasi

PLTU

Tambak Lorok 1 50,00 MW GE 1978 Tambak Lorok 2 50,00 MW GE 1978 Tambak Lorok 3 200,00 MW Mitsubishi 1983

PLTGU Tambak Lorok GTG 1.1 109,65 MW GE 1993 Tambak Lorok GTG 1.2 109,65 MW GE 1993 Tambak Lorok GTG 1.3 109,65 MW GE 1993 Tambak Lorok STG 1.4 188,00 MW GE 1997 Tambak Lorok GTG 2.1 109,65 MW GE 1993 Tambak Lorok GTG 2.2 109,65 MW GE 1993 Tambak Lorok GTG 2.3 109,65 MW GE 1993 Tambak Lorok STG 2.4 188,00 MW GE 1997 PLTG Sunyaragi 1 20,03 MW Alsthom 1976 Sunyaragi 2 20,03 MW Alsthom 1976 Sunyaragi 3 20,10 MW Alsthom 1976 Sunyaragi 4 20,10 MW Alsthom 1976 Cilacap 1 29,00 MW Westinghause 1975/ 76 Cilacap 2 26,00 MW Westinghause 1975/ 76 Total Daya Terpasang 1.469,16 MW

11

B. Paradigma, Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Nilai PT. Indonesia Power

PT. Indonesia Power sebagai Perusahaan memiliki Paradigma, Visi, Misi, Motto, dan Tujuan.

1. Paradigma

Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu. Paradigma dari PT. Indonesia Power adalah “Bekerja dan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi kepentingan Stakeholder (Pihak Terkait)

2. Visi dan Misi

Visi PT. Indonesia Power adalah menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan.

Penjabaran Visi :

a. Maju, berarti perusahaan bertubuh dan berkembang sehingga menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan perusahaan sejenis di dunia.

b. Tangguh, memiliki Sumber Daya yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumberdaya PT. Indonesia Power berupa manusia, mesin, keuangan maupun sistem kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap setiap perubahan.

c. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan stakeholder.

d. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial dan keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan.

Misi PT. Indonesia Power adalah melakukan usaha dalam bidang pembangkitan tenaga listrik dan mengembangkan usaha-usaha lain yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

3. Motto

Motto PT. Indonesia Power adalah Trust us for power excellence

4. Tujuan

Tujuan PT. Indonesia Power adalah :

a. Memberikan niai tambah bagi pelanggan, karyawan, dan pemilik. b. Menghasilkan keuntungan yang menjamin pertumbuhan yang

berkesinambungan.

c. Mencapai tingkat kinerja setara dengan perusahaan pembangkit tenaga listrik kelas dunia.

d. Membangun budaya perusahaan yang memiliki nilai-nilai : Profesional, Harmoni, Pelayanan Prima, Peduli, Pembelajar, Dan Inovatif.

13

5. Nilai Perusahaan : IP-HaPPPI

a. Integritas

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan.

b. Profesional

Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan bidang pekerjaannya.

c. Harmoni

Serasi , selaras, dan seimbang dalam pengembangan kualitas pribadi, hubungan dengan stakeholder, dan hubungan dengan lingkungan hidup.

d. Pelayanan Prima

Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stakeholder.

e. Peduli

Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara lingkungan sekitar.

f. Pembelajar

Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain.

g. Inovatif

Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

C. Makna Bentuk dan Warna Logo

Logo PT. Indonesia Power adalah sebagai berikut :

2.3 Gambar Logo PT. Indonesia Power

Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Secara keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utility company di Indonesia. Walaupun bukan merupakan satu-satunya power utility company di Indonesia, namun karena perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia bahkan di kawasannya, maka nama Indonesia Power dapat dijadikan brand name.

15

Bentuk :

1. Karena nama yang kuat, INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf (font) yang tegas dan kuat.

2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

3. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan disebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.

Warna :

1. Merah

Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.

2. Biru

Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu berteknologi tinggi, efisien, aman dan ramah lingkungan.

D. Struktur Organisaisi UBP Semarang

Struktur organisasi PT. Indonesia Power UBP Semarang dapat dilihat pada lampiran.

17

BAB III

SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGA UAP

PLTU SEMARANG

Siklus pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU 3 Semarang menggunakan siklus tertutup (Closed Cycle) dengan dasar siklus Rankine.

A. Siklus Rankine Sederhana

Siklus sederhana dari sistem pembangkit listrik tenaga uap diturunkan dari Carnot oleh Profesor William John Macquorn Rankine (1820-1872).

Gambar 3.1 Siklus Rankine Sederhana

Pada siklus Rankine, untuk proses 1 – 2 merupakan proses yang terjadi pada turbin uap, dimana kondisi uap yang masuk ke turbin adalah bertekanan

tinggi (P1) dan bertemperatur tinggi atau merupakan uap kering (Superheated Vapor). Dengan asumsi bahwa proses yang berlangsung di dalam turbin adalah proses isentropik, maka uap yang keluar dari turbin akan menjadi uap jenuh. Proses 1 – 2 (isentropik) dimana energi potensial uap akan menghasilkan energi putaran poros turbin, sehingga pada proses ini merupakan proses yang menghasilkan daya luaran (Wout).

Pada proses 2 – 3 merupakan proses yang berlangsung di dalam Condensor pada tekanan konstan (isobarik). Condensor berguna untuk mengembunkan uap jenuh yang berasal dari turbin menjadi air (cair jenuh). Untuk memudahkan proses kondensasi, tekanan pada kondensor diusahakan dibawah tekanan atmosfer. Pada kondensor terjadi proses pelepasan kalor (Qout). Proses 3 – 4 merupakan proses pemompaan untuk menaikan tekanan fluida (cair jenuh) secara isentropik. Pada proses ini terjadi proses pemasukan kerja ke dalam (Win) sistem karena proses pemompaan air yang dihasilkan dari proses kondensasi oleh Condensor. Tekanan yang dihasilkan sama dengan tekanan uap yang masuk ke turbin. Proses 4 – 1 merupakan proses untuk menghasilkan uap sesuai dengan kebutuhan turbin. Proses ini berlangsung pada boiler secara isobarik, dimana untuk menguapkan air tersebut dibutuhkan masukan panas tertentu (Qin).

Pada proses 4 – 5 memperlihatkan percampuran antara liquid bertemperatur rendah dengan bertemperatur tinggi. Sedangkan pada titik 4 menunjukan keadaan cair (liquid) yang tak berubah massa jenisnya karena ditingkatkan tekanannya.

19

B. Siklus Unit 3 PLTU Semarang

C. Siklus Rankine Ideal

Siklus di PLTU menggunakan Siklus Rankine dengan Superheater dan Reheater.

Gambar 3.3 Siklus Rankine Ideal Keterangan gambar :

a) Proses 1 – 1’ : Penaikan tekanan pada air menggunakan Condensate Extraction Pump.

b) Proses 1’ – 2 : Pemanasan air pada Low Pressure Heater.

c) Proses 2 – 2’ : Penaikan tekanan air menggunakan Boiler Feed Pump. d) Proses 2’ – 3 : Pemanasan air pada High Pressure Heater dan pada

Economizer.

e) Proses 3 – 4 : Pemanasan air menjadi uap air pada Wall Tube dan Downcomer di dalam Boiler.

f) Proses 4 – 5 : Pemanasan uap air menjadi uap panas lanjut (Superheated Steam) pada Superheater.

g) Proses 5 – 6 : Ekspansi uap di dalam High Pressure Turbine. AIR AIR UAP EKSPANSI UAP IP TURBIN EKSPANSI UAP SUPERHEATED STEAM REHEATER

UAP EKSPANSI UAP

21

h) Proses 6 – 7 : Pemanasan kembali uap yang keluar dari High Pressure Turbine yang terjadi dalam Reheater.

i) Proses 7 – 7’ : Ekspansi uap yang keluar dari Reheater di dalam Intermediate Pressure Turbine.

j) Proses 7’ – 8 : Ekspansi uap di dalam Low Pressure Turbine tanpa mengalami pemanasan ulang.

k) Proses 8 – 1 : Pendinginan uap menjadi air di dalam Condenser.

D. Siklus Air dan Uap

Untuk menghasilkan uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada Boiler perlu diisikan air murni yang dihasilkan dari proses pemurnian air laut yang dilakukan di Desalination Plant. Air laut dipompakan oleh CWP (Circulating Water Pump) yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di Condenser dan sebagian lagi dijadikan air tawar di Desalination Evaporator. Setelah air menjadi tawar, kemudian dipompa oleh Distillate Pump untuk kemudian dimasukkan ke dalam Make Up Water Tank untuk diteruskan ke sistem pemurnian air (Demineralizer) dan selanjutnya dimasukkan ke dalam Demin Water Tank air diproses di Demineralisasi Plant bertujuan untuk menurunkan kadar ion dan mineral dalam air yang akan digunakan dalam siklus.

E. Komponen Utama Pada PLTU

Dalam siklus PLTU, terdapat komponen-komponen yang digunakan sebagai alat utama penghasil kerja pada PLTU, diantaranya Pompa, Boiler, Turbin Uap, dan Kondensor.

1. POMPA

Dalam siklus PLTU Unit 3 UBP Semarang memiliki berbagai pompa yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda, diantaranya CWP (Circulating Water Pump), BFP (Boiler Feed Pump), Air Preheat Coil Pump.

1. CWP (Circulating Water Pump)

Peran utama dari CWP adalah memompa air yang berada di intake untuk dialirkan ke bagian-bagian alat PLTU sebagai material utama pembentuk uap. Serta CWP juga memompa air yang digunakan sebagai media pendingin kondensor.

2. BFP (Boiler Feed Pump)

BFP digunakan sebagai pompa penyalur air yang dimana udara yang tidak diperlukan dibuang ke alam bebas oleh Deaerator.

Air tersebut untuk dialirkan menuju Boiler melewati HP Heater dan Economizer dan diteruskan menuju Steam Drum untuk memproduksi uap.

3. Air Preheat Coil Pump

Yaitu pompa yang mengalirkan udara sebelum memasuki Air Heater dengan memanaskan melalui sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara yang akan memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu agar tidak terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu yang ekstrim.

23

2. BOILER

Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap pada tekanan dan temperatur tinggi (Superheated Vapor). Perubahan dari fase cair menjadi uap dilakukan dengan memanfaatkan energi panas yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar. Boiler pada PLTU Semarang menggunakan minyak residu atau biasa disebut MFO (Marine Fuel Oil) sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan bahan bakar pendukung adalah solar atau biasa disebut HSD (High Speed Diesel), dimana solar ini digunakan hanya sebagai pemantik awal (ignition) untuk membakar MFO. Penyaluran panas dari bahan bakar ke air demin dapat terjadi secara radiasi, dan konveksi.

Bagian pemindah panas dari boiler terdiri dari pemanas mula (Low Pressure Heater dan High Pressure Heater) , economizer, pemanas lanjut (Superheater), dan pemanas ulang (Reheater).

Pemindahan panas dalam boiler terjadi dalam proses :  Radiasi di ruang bakar

 Konveksi di Economizer dan Air Heater

 Kombinasi radiasi dan konveksi di Superheater dan Reheater.

2.1 Komponen Utama Boiler

Komponen utama boiler terdiri dari : Wall Tube, Main Drum, Primary Superheater, Secondary Superheater, Reheater, dan Economizer. Sedangkan komponen pendukung terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety Valve.

a. Wall Tube

Dinding boiler terdiri dari tubes / pipa-pipa yang disatukan oleh membran, oleh karena itu disebut dengan wall tube. Di dalam wall tube tersebut mengalir air yang akan dididihkan. Dinding pipa boiler adalah pipa yang memiliki ulir dalam (ribbbed tube), dengan tujuan agar aliran air di dalam wall tube berpusar (turbulen), sehingga penyerapan panas menjadi lebih banyak dan merata, serta untuk mencegah terjadinya overheating karena penguapan awal air pada dinding pipa yang menerima panas radiasi langsung dari ruang pembakaran.

Wall tube mempunyai dua header pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk menyalurkan air dari downcomers. Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan bagian bawah low header. Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar melalui wall tube, maka disisi luar dari wall tube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.

b. Steam Drum

Steam Drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk : 1. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa penguap (wall tube),dan menampung uap air dari pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater. 2. Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar ( furnace ). 3. Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotoran-kotoran terlarut di dalam boiler melalui continuous blowdown.

4. Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi yang dapat menyebabkan overheating pada pipa boiler.

25

Bagian-bagian dari steam drum terdiri dari : feed pipe, chemical feed pipe, sampling pipe, baffle pipe, separator, scrubber, dryer, dan dry box.

Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap setengah dari tinggi drum. Sehingga banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum harus sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum, supaya level air tetap konstan. Batas maksimum dan minimum level air dalam steam drum adalah -250 mm s/d 250 mm dari titik 0 (setengah tinggi drum).

Pengaturan level air dilakukan dengan mengatur Flow Control Valve. Jika level air di dalam drum terlalu rendah, akan menyebabkan terjadinya overheating pada pipa boiler, sedangkan bila level air dalam drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air terbawa ke turbin dan akan mengakibatkan kerusakan pada turbin.

c. Superheater

Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke Superheater berasal dari steam drum. Superheater terbagi dua yaitu Primary Superheater dan Secondary Superheater.

1. Primary Superheater

Primary Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh yang berasal dari steam drum menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Temperatur masuk Primary Superheater adalah 3040C dan temparatur keluarnya 4140C.

2. Secondary Superheater

Secondary Superheater terletak pada bagian laluan gas yang sangat panas yaitu diatas ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar . Temperatur uap masuk Secondary Superheater adalah 4140C dan temperatur keluar sebesar 5410C, dan tekanan 169 kg/cm2. Uap yang keluar dari Secondary Superheater kemudian digunakan untuk memutar HP Turbine.

d. Reheater

Reheater berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP Turbine dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran yang temperaturnya relatif masih tinggi. Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem secara keseluruhan . Perpindahan panas yang paling dominan pada Reheater adalah perpindahan panas konveksi.

Perpindahan panas radiasi pada Reheater memberikan efek yang sangat kecil sehingga proses ini biasanya diabaikan. Temperatur uap masuk Reheater adalah 3350C dengan tekanan sebesar 42,8 kg/cm2, sedangkan temperatur keluarnya adalah 5410C dengan tekanan 39 kg/cm2. Uap ini kemudian digunakan untuk menggerakkan IP Turbine, dan setelah uap keluar dari IP Turbine, langsung digunakan untuk memutar LP Turbine tanpa mengalami pemanasan ulang.

27

e. Economiser

Economizer menyerap panas dari gas hasil pembakaran setelah melewati Superheater, untuk memanaskan air pengisi sebelum masuk ke main drum. Panas yang diberikan ke air berupa panas sensibel. Pemanasan air ini dilakukan agar perbedaan temperatur antara air pengisi dan air yang ada dalam steam drum tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi karena adanya pemanasan) di dalam main drum. Selain itu dengan memanfaatkan gas sisa pembakaran, maka akan meningkatkan efisiensi dari boiler dan proses pembentukan uap lebih cepat.

Economizer berupa pipa-pipa air yang dipasang ditempat laluan gas hasil pembakaran sebelum air heater. Perpindahan panas yang terjadi di economizer terjadi dengan arah aliran kedua fluida berlawanan (counter flow). Air pengisi steam drum mengalir ke atas menuju steam drum, sedangkan udara pemanas mengalir ke bawah.

2.2 Komponen Pendukung Boiler

Komponen pendukung Boiler terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety Valve.

1. Forced Draft Fan

Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan udara pembakaran secara paksa ke dalam furnace, terpasang pada bagian ujung saluran air intake boiler dan digerakkan oleh motor listrik.

2. MFO Heater

MFO Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan bahan bakar berupa MFO dengan tujuan menurunkan viskositas dari MFO. Hal ini perlu dilakukan karena MFO memiliki viskositas yang relatif tinggi (satu tingkat di bawah aspal) sehingga sulit untuk teratomisasi di burner. Dengan proses pemanasan maka viskositas MFO dapat diturunkan sehingga dapat teratomisasi dengan baik dan menghasilkan pembakaran yang baik.

3. Air Preheat Coil

Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki Air Heater dengan sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara yang akan memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu agar tidak terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu yang ekstrim.

4. Air Heater

Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas buang hasil pembakaran sebelum masuk ke cerobong (stack). Dengan pemanfaatan gas buang ini, maka dapat menghemat biaya bahan bakar sehingga bisa meningkatkan efisiensi pembakaran.

29

Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar (fuel) dengan udara (air) di dalam ruang bakar (furnace) pada boiler.

6. Gas Recirculating Fan

Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa pembakaran) kembali ke furnace untuk meningkatkan efisiensi boiler.

7. Soot Blower

Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang dihasilkan dari proses pembakaran yang menempel pada pipa-pipa wall tube, superheater, reheater, economizer, dan air heater . Tujuannya adalah agar perpindahan panas tetap berlangsung secara baik dan efektif

8. Safety Valve

Safety Valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap yang berlebih yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini dapat terjadi karena panas boiler yang berlebihan atau adanya penurunan beban turbin secara drastis.

3. TURBIN UAP

Turbine adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap yang bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik (putaran). Ekspansi uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle) pengarah dan sudu-sudu putar. Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar berfungsi sebagai pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk ke turbin.

4. KONDENSOR

Penjelasan mengenai kondensor, alat-alat utama, alat bantu, serta sistem kerja dijelaskan dalam BAB IV.

Dalam dokumen Sistem Kerja Kondensor Pada Pltu Unit 3 (Halaman 15-55)

Dokumen terkait