• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian yang telah dikembangkan penulis, maka dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang dapat menunjang kemajuan perusahaan pada masa yang akan datang.

BAB II

PROFIL PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM ( Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937.

Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik Sumtera, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen pekerjaan umum.

Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka, dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiders No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan Pasal 33 ayat (2) 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula – mula dikepalai R.Soekarno (Merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No 16/1/20 Mei 1961, maka Organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi 1. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksplotasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga Listrik ke seluruh wilayah Negara RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi

PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan. Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

B. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai Perusahaan dan Makna Logo 1. Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi

PT PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa misi yaitu :

1. Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 5. Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik

6. Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan atau masyarakat.

7. Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.

8. Mengembangkan penyediaan tenag listrik serta pelayanan. 3. Motto

PT PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki motto “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT PLN (Persero) UPT MEDAN berharap akan mencapai kesuksesan dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.

4. Nilai-nilai Perusahaan

Nilai-nilai pada PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah sebagai berikut: a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap

memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis.

d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan. terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan

menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

j. Saling percaya, integritas dan peduli terhadap masyarakat. 5. Makna Logo PLN

Logo PLN

PT PLN (Persero) UPT MEDAN mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:

Bidang Persegi Penjang Vertikal

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan

wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

Petir atau Kilat

2. Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

Tiga Gelombang

3. Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi

pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.

C. Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

PT PLN (Persero) UPT MEDAN menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT PLN (Persero) UPT MEDAN dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi beberapa manajer bagian yang terdiri dari :

2. Manajer bidang operasi,

3. Manajer bidang SDM administrasi dan keuangan.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) UPT MEDAN dapat dilihat pada Lampiran I

D. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah: 1. General Manajer

Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek dan pembangunan Pembangkit dan Jaringan Tenaga Listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan Anggaran Investasi (AI) serta bertanggung jawab terhadap biaya jadwal dan mutu sesuai target kinerja proyek induk yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program pembangunan dan APBN, LOAN, APLN telah diketahui oleh direksi. Rincian tugas pokok general manajer adalah :

a. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proyek induk,

b. Mengolah kegiatan proyek dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner),

c. Menetapkan system manajemen kinerja dan system manajemen mutu proyek induk serta pengendaliannya,

d. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian proyek,

e. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota dalam bidang proyek induk,

f. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja proyek induk,

g. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dan PT PLN (Persero) jasa konstruksi,

h. Menetapkan laporan manajemen proyek induk. 2. Kepala Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit manajemen untuk menjamin pencapaian target kinerja proyek induk sesuai penetapan direksi dengan ketentuan dan kebijakan proses manajemen sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Rincian tugas kepala audit internal adalah :

a. Merumuskan program kerja pemeriksaan tahunan sesuai Program Kerja Proyek Induk,

b. Melaksanakan audit internal, meliputi pelaksanaan kegiatan proyek induk, keuangan, system sumber daya manusia dan administrasi,

c. Merumuskan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional,

d. Memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal. 3. Manajer Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan konstruksi pembangunan proyek

pembangkit dan jaringan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja proyek induk serta mendukung restrukturisasi organisasi proyek induk. Rincian tugas pokok manajer bidang perencanaan adalah:

a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) proyek induk tahunan, b. Melaksanakan evaluasi kinerja serta sosialisasi penerapannya kepada

organisasi proyek,

c. Merencanakan dan mengelola kegiatan pembebasan tanah dan mengelola kegiatan soil investigation,

d. Menyiapkan AMDAL, UPL, dan RKL serta perijinan, e. Mengolah dan membina sistem manajemen mutu,

f. Merumuskan standar produk/materi, serta membina penerapannya, g. Melaksanakan perencanaan proyek yang sinergi dengan koordinasi

bersama jasa manajemen konstruksi, h. Menetapkan laporan proyek induk. 4. Manajer Bidang Operasi

Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, konsolidasi unit-unit proyek sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasik kerja jasa manajemen konstruksi untuk pencapaian target kinerja produksi. Rincian tugas manajer bidang operasi adalah: a. Menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek

b. Merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi penerapannya

c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran, d. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja

proyek sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan kuantitas,

e. Membina hubungan kerja dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas,

f. Melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk Menghindari keterlambatan,

g. Mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung,

h. Memberi laporan manajemen sesuai bidangnya. 5. Manajer Bidang SDM, Administrasi dan Keuangan

Bertanggung jawab atas pengelolaan SDM, Administrasi dan Keuangan untuk mendukung pelaksanaan pekerja kegiatan proyek induk dalam mencapai kinerja target proyek induk sesuai penetapan direksi. Rincian tugas pokok manajer bidang SDM, Administrasi dan Keuangan adalah:

a. Merencanakan jenjang karir dan siklus untuk SDM tingkat pelaksanaan di proyek induk,

b. Melaksanakan manajemen berbasis kompetensi dalam hal penetapan posisi SDM, penilaian unjuk kerja pegawai serta pendidikan dan latihan,

c. Melaksanakan tata usaha kepegawaian dalam hal reminsasi, mutasi data pegawai,

d. Melaksanakan pekerjaan kesekretariatan pengolahan keluar masuk surat serta menjamin kerahasiaannya,

e. Mengelola sistem informasi dan memelihara peralatan perangkat kerasnya,

f. Melaksanakan penyedian dan memelihara peralatan kantor,

g. Melaksanakan pengendalian aliran kas penerimaan dan pengeluaran serta membuat laporan rekonsiliasi keuangan,

h. Melakukan pengolahan keuangannya berdasarkan kegiatan proyek induk,

i. Melaksanakan kegiatan akuntansi biaya PDP dan aktiva tetap, j. Menetapkan laporan manajemen di bidangnya.

6. Proyek Pembangkit

Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek pembangkit sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kierja proyek yang ditetapkan oleh perusahaan. Rincian tugas pokok manajer proyek pembangkit adalah:

a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

b. Melakukan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik (owner) dari poyek induk,

c. Menyusun Basic Communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dari pihak konstruksi,

e. Menugaskan pengawasan mutu, tertib biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan proyek tehadap setiap pihak pelaksanaan konstruksi dan pihak jasa manajemen konstruksi,

f. Menetapkan laporan manajemen proyek pembangkit. 7. Proyek Jaringan

Bertanggung jawab atas pengelolaan proyek jaringan sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kinerja proyek. Rincian tugas pokok manajer proyek jaringan adalah:

a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

b. Melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik, (owner) dari proyek induk,

c. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dengan pihak konstruksi.

E. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2011 ini PT PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan, c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan, d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,

e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,

f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan – Belawan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT PLN (Persero) UPT MEDAN pada tahun 2011 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Kas

Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap transaksi yang terjadi. Hal ini dikarenakan setiap transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas. Bahkan walaupun perkiraan kas tidak langsung terlibat dalam transaksi tersebut besarnya nilai transaksi tetap diukur dengan kas. Kas adalah aktiva yang tidak produktif. Oleh karena itu kas harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada kas yang menganggur. Di samping itu kas merupakan suatu aktiva yang paling mudah diselewengkan dan digunakan dengan tidak semestinya oleh karyawan karena kas merupakan aktiva yang paling bernilai disbanding dengan aktiva lainnya serta paling mudah dipindah tangankan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia bahwa,”Kas terdiri dari saldo kas (cash and hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan.” (IAI, 2007 : 22)

Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus disediakan di perusahaan selama periode tertentu. Banyak transaksi perusahaan baik langung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia didalam perusahaan saja,

melainkan meliputi semua jenis asset yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai kegiatan perusahaan.

Kas merupakan semua uang kertas dan logam baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri serta surat-surat yang mempunyai sifat seperti mata uang yaitu sifat yang segera dipergunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pada setiap saat dikehendaki. Kas berarti uang dan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat tukar yang diterima oleh bank pada nilai nominalnya. Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas

“Kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.” (Soemarso, 2004 : 320)

Pengertian kas yang lain adalah:

“Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlahnya dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas dan setara kas.” (Munawir, 2002 : 242)

Banyak transaksi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas, tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis asset yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan. Sebagai harta yang likuid kas adalah media pertukaran dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya.

Agar dapat dilaporkan sebagai kas, pos yang bersangkutan harus siap sedia untuk pembayaran kewajiban lancar.

Adapun fungsi kas pada perusahaan adalah sebagai berikut: a. Membiayai kegiatan operasional perusahaan,

b. Sebagai alat tukar pembayaran,

c. Alat yang diterima sebagai net bank sebesar nilai nominal, d. Sebagai investasi baru dalam aktiva tetap.

B. Pengertian dan Fungsi Pengawasan

Pengawasan erat hubungannya dengan perencanaan, dimana tanpa adanya perencanaan sebagai pedoman, maka pengawasan akan sangat sulit dilaksanakan. Begitu juga sebaliknya, perencanaan tanpa pengawasan akan cenderung menimbulkan penyimpangan-penyimpangan sehingga hal ini selalu mendapat perhatian khusus dalam setiap kegiatan agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai atau setidaknya mendekati sasaran yang diinginkan.

“Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.” (Warren, Reeve, Fees, 2005; 289)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah proses pemberian pengaruh terhadap aktivitas suatu objek atau sistem. Pengawasan dapat membantu perusahaan mengontrol kegiatan-kegiatannya dalam rangka mencapai tujuannya.

Pengawasan internal merupakan alat pengawasan yang sangat membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan penting

bagi suatu perusahaan. Pimpinan dapat menilai seluruh aktivitas perusahaan dengan pengawasan internal. Pengawasan internal kas bertujuan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecurangan, kesilapan dan penyelewengan.

Pada awalnya pengawasan internal dipandang sebagai permasalahan pengecekan internal atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya dan jika ditemui maka dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan.

“Pengawasan intern adalah sistem yang dapat mengawasi dan mengendalikan semua tingkat kegiatan didalam suatu perusahaan, berusaha untuk mengikuti perubahan yang ada dalam dunia usaha yang semakin lama semakin banyak dan kompleks.” (Yasin, 2000 : 29)

Melihat dari definisi diatas dapat didefinisikan bahwa pengawasan internal adalah kegiatan perusahaan dalam mengadakan pengawasan terhadap struktur organisasi, prosedur-prosedur keuangan, dan pencatatan-pencatatan guna mendapatkan kecermatan dan ketelitian pada data akuntansi, tindakan yang efisien dan efektif serta dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Berdasarkan pengertian pengawasan internal yang diuraikan diatas maka dapat diketahui bahwa pengawasan internal merupakan pengawasan yang ditekankan pada penggunaan cara dan prosedur yang berfungsi:

a. Menjaga aktiva atau harta kekayaan catatan perusahaan, b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,

c. Menentukan efisiensi dan efeitivitas dalam operasi,

d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijkasanaan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

C. Sumber Penerimaan Kas Perusahaan

Sumber Penerimaan Kas pada PT PLN (Persero) UPT MEDAN digolongkan atas 2 bagian yaitu :

1. Pendapatan Operasi

Pendapatan Operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasi PT PLN (Persero) UPT MEDAN yang terdiri dari :

a. Pendapatan Usaha

Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan tenaga listrik kepada pelanggan. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan tenaga listrik kepada pelanggan terdiri dari biaya beban dan biaya pemakaian. Biaya beban adalah biaya tetap yang dibayar oleh pelanggan sesuai dengan golongan tarif dan besarnya daya tersambung. Biaya pemakaian adalah biaya yang terpakai habis selama periode berjalan sesuai dengan golongan tarif dan biaya pemakaian.

b. Pendapatan Biaya Penyambungan

Pendapatan Biaya Penyambungan adalah pendapatan yang diperoleh dari biaya penyambungan tenga listrik kepada pelanggan. Besarnya tarif yang dikenakan dalam penyambungan tenaga listrik kepada pelanggan untuk menyambung arus listrik berbeda sesuai dengan kelompok tarif.

c. Pendapatan Pengganti Peralatan

Pendapatan Penggantian Peralatan adalah pendapatan yang diperoleh dari penggantian peralatan listrik yamg rusak. Misalnya penggatian Kwh meter rusak, maka pelanggan dikenakan biaya material terhadap penggantian tersebut.

2. Pendapatan di Luar Operasi

Pendapatan di Luar Operasi adalah pendapatan yang diperoleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dari kegiatan diluar operasi perusahaan, yaitu meliputi :

a. Jasa Giro

Jasa Giro adalah pendapatan yang diperoleh dari bunga uang yang ditabung di bank.

Dokumen terkait