• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bagian ini akan dibahas penjelasan atau kesimpulan dan saran akhir dari hasil perakitan dan pengujian alat yang telah dilakukan.

4

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida) A.1 Pengertian PLTH

Hybrid System atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) adalah pembangkit listrik yang terdiri lebih dari satu macam pembangkit dimana menggabungkan beberapa sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) atau yang tidak dapat diperbaharui (Unrenewable). PLTH ini memanfaatkan renewable energi sebagai sumber utama (primer) yang dikombinsikan dengan Diesel generator sebagai sumber energy cadangan (sekunder).

Gambar 2.1 sistem PLTH yang mengkombinasikan Tenaga surya,dan Tenaga angin

Adapun tujuan dari PLTH ini untuk membangun suatu pembangkit renewable energi yang digunakan dapat berasal dari energi matahari, dan angin, yang dikombinasikan dengan diesel generator set sehingga menjadi pembangkit yang lebih efesien, efektif, dan handal untuk dapat mensuplei kebutuhan energy listrik baik sebagai penerang rumah, atau kebutuhan peralatan listrik seperti TV, pompa air , setrika listrik, serta kebutuhan industry kecil.

Irradiasi matahari (G) dapat diketahui dari data nilai rata-rata radiasi matahari yang sampai kebumi, dengan nilai 1366 W/m2. Untuk mengetahui daya (P) input sel surya adalah mempunyai irradiadi (G) dan luas panel surya (A) yang digunakan, maka dapat didefinisikan adalah :

Pinput =G x A ...(2.1) Dimana :

G = Irradiasi Matahari (W/m2) A= Luas Panel Sel Surya

Sedangkan Daya Output (Poutput) sel surya dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :

Poutput= V x I ...(2.2) Dimana:

V = Tegangan Output (Volt) I = Arus Output (Ampere)

A.2 Prinsip Kerja PLTH

Pembangkit Listrik tenaga Hibrid (PLTH) pada prinsipnya mengkonversi sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat sistem hibrida menggunakan solar

6

panel dalam jumlah yang cukup banyak dan semuanya disambungkan baik seri maupun paralel, maka modul surya dengan kapasitas perpanel yang besar (> 100 Wp/panel) lebih disukai, dengan demikian dapat mengurangi kebutuhan kebutuhan kabel koneksi. listik yang dihasilkan oleh panel surya, sebelum masuk kejaringan distribusi dikonversi menjadi listrik AC (Alternating Current), oleh karenaitu ouyput dari panel solar diusahakan voltage >12VDC ( system voltage 48v – 120VDC umum dipakai). BP solar mengeluarkan panelsurya 130 Wp dengan system voltage yang tinggi. Koneksi seri /paralel antara panel surya juga disertai dengan diode-diode pengamanan (Bypass Diode dan Blocking Diode) untuk mencegah Short circuit,Hot Spot, dan reverse current.

Semua pembangkit daya mensuplai daya DC ke dalam baterai, setiap komponen harus dilengkapi dengan charge controller sendiri, untuk menjamin operasi yang handal sistem ini, generator dan inverter harus didisain agar dapat melayani beban puncak. Pada sistem ini sejumlah besar energi yang dibangkitkan dilewatkan melalui baterai, siklus baterai bank menjadi naik dan mengurangi efisiensi sistem, daya listrik dari genset di DC kan dan diubah kembali menjadi AC sebelum disuplai ke beban sehingga terjadi rugi-rugi yang signifikan.

Gambar 2.2 PLTH system Serial

PLTH sistem serial ini memiliki beberapa keunggulan antara lain :

a. Genset dapat didisain untuk dapat dibebani secara optimal, sewaktu mensuplai beban juga mengisi baterai hingga mencapai State of Charge (SOC) 70-80%,

b. Tidak diperlukan saklar AC diantara sumber energi, menyederhanakan komponen antar muka keluaran, daya yang disuplai ke beban tidak terinterupsi ketika genset di start.

Kelemahan atau kerugian apabila menggunakan sistem ini adalah :

a. Inverter tak dapat beroperasiparalel dengan genset, sehingga inverter harus didisain untuk mensuplai beban puncak,

b. siklus baterai menjadi tinggi, sehingga mengurangi umur baterai, profil siklus membutuhkan baterai bank yang besar, untuk membatasi DOD (Depth of Discharge)

8

c. Efisiensi total rendah, karena genset tak dapat mensuplai beban secara langsung, kerusakan inverter akan mengakibatkan kehilangan daya total ke beban, kecuali beban dapat disuplai dengan genset emergency.

B. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

B.1 Pengertian PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Energi surya merupakan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ketersediaannya berlimpah di dunia ini.

Teknologi berbasis energi surya adalah teknologi yang memanfaatkan sumber energi surya/matahari untuk menghasilkan panas, cahaya bahkan listrik. Sumber energi alternatif yang diharapkan oleh masyarakat tidak hanya bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, tetapi juga ramah lingkungan.

Beberapa kalangan menilai bahwa energi yang paling sesuai adalah energi surya.

Gambar 2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Potensi tenaga surya Indonesia secara umum ada pada tingkat satisfy (cukup). Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu patokan kita dalam menyusun perencanaan energi di masa depan. Selain itu potensi ini setidaknya dapat menjadi penyejuk di tengah panasnya isu krisis listrik yang selama ini menghantui Indonesia. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10 % sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.

Gambar 2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Tenaga matahari dapat diubah menjadi tenaga listrik dengan dua cara yaitu:

10

a. Photovoltaic (PV device) atau Solar Cell, yaitu mengubah cahaya matahari langsung menjadi listrik. Cara ini umumnya digunakan di daerah terpencil yang belum ada jaringan listrik konvensional. Penggunaan photovolaic banyak digunakan untuk kalkulator, jam tangan, rambu-rambu jalan, lampu penerangan taman, dsb.

b. Solar Power Plants, sistem ini tidak secara langsung menghasilkan listrik yaitu panas yang dihasilkan alat pengumpul panas matahari digunakan untuk memanaskan suatu cairan sehingga menghasilkan tenaga uap untuk tenaga generator.

B.2 Prinsip Kerja PLTS

Semua teknologi berbasis semi-konduktor bekerja dengan prinsip yang sama, foton dari sinar matahari menerpa elektron di dalam sel PV sehingga memberikan energi yang cukup bagi sebagian elektron untuk berpindah dari junction semi-konduktor dan menimbulkan tekanan listrik. Alasan untuk tekanan ini adalah bahwa ada ketidakseimbangan listrik, terlalu banyak elektron (bermuatan negatif) pada satu sisi junction, dan terdapat terlalu banyak muatan positif di sisi lainnya.

Pada saat elektron mengalir dari tempat dengan terlalu banyak elektron ke tempat dengan terlaku sedikit elektron, maka tekanan akan berkurang. Hal ini terjadi ketika ada interkoneksi di antara sel. Pada saat sel saling dihubungkan, maka terciptalah modul. Modul surya menghasilkan Arus Searah (DC) yang berarti arus satu arah. Ini berlaku sama pada batrei. Kebalikan dari Arus Searah adalah Arus Bolak-Balik (AC). Sumber Arus Bolak-Balik secara teratur membalikkan

Polaritas, jika peralatan di rumah atau bangunan memerlukan Arus Bolak-Balik (AC) untuk mengoperasikannya, maka Arus Searah (DC) dari modul PV harus diubah menjadi Arus Bolak-Balik (AC). Lebih mudahnya menerangkan cara kerja panel surya photovoltaic yaitu foton dari cahaya matahari menabrak elektron menjadi suatu energi yang lebih tinggi sehingga terjadi listrik. Istilah photovoltaic menjelaskan mode operasi suatu photodiode dimana arus yang melalui device selururuhnya terjadi karena adanya perubahan induksi tenaga cahaya.

Sistem PLTS memiliki beberapa keunggulan antara lain :

a. Ramah lingkungan karena pembangkit listrik ini tidak memerlukan generator untuk menghasilkan energy listrik, karena panel surya akan menghasilkan energy listrik jika terkena sinar matahari

b. Tidak membutuhkan bahan bakar seperti bensi dan solar dalam penggunaannya

c. Sumber energy yang berkelanjutan karena energy berasal dari matahari, selama ada sinar matahari panel surya akan tetap bisa bekerja untuk menghasilkan energy listrik

Sistem PLTS memiliki beberapa kekurangan antara lain :

a. Harga pemasangan / pembuatan relative mahal karena banyak menggunakan panel surya dan baterai sebagai penyimpanannya

b. Tidak berfungsi dimalam hari

c. Membutuhkan perangkta tambahan dalam dalam pemakaian, umumnya setelah dari panel surya tegangan yang dihasilkan adalah arus searah (DC), jadi agar bisa menjadi tegangang AC (bolak-balik) membutuhkan perangkat

12

tambahan seperti converter DC to AC. Untuk menaikkan tegangan membutuhkan inventer dan sebagai penyimpanannya membutuhkan baretai

C. Pembangkit Listrik Tenaga Angin

C.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit listrik Tenaga Angin Energi angin adalah sama halnya dengan energi surya, yaitu merupakan salah satu dari energi alternatif non fosil yang bersifat renewable dimana ketersediaannya di alam ini sangat berlimpah.

Teknologi berbasis energi angin adalah teknologi yang memanfaatkan sumber energi angin. Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan atmosfer pada suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan menghasilkan sebuah gaya. Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 kondisi angin yang ideal sebagai pembangkit listrik tenaga angin

Tabel.2.2.Tingkat kecepatan angin 10 m di atas permukaan tanah

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Energi angin dapat dikonversikan menjadi energi mekanik, seperti pada penggilingan biji, ataupun untuk memompa air. Pada perkembangannya, energi angin dikonversikan menjadi energi mekanik, dan dikonversikan kembali menjadi energi listrik. Dalam bentuknya sebagai energi listrik, maka energi dapat ditransmisikan dan dapat digunakan untuk mencatu peralatan-peralatan elektronik.

Turbin Angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.

14

Gambar 2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi.

Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.

Daya Output (Poutput) energi angin dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :

Poutput= V x I ...(2.3) Dimana:

V = Tegangan Output (Volt) I = Arus Output (Ampere)

D. Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin

D.1 Pengertian Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin

Hibrid sistem atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid yang disingkat PLTH adalah gabungan atau integrasi antara dua atau lebih pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda. Energi listrik hibrid sangat cocok untuk di pasang di beberapa wilayah pesisir kawasan Indonesia

Pembangkit listrik ini merupakan sumber energi terbarukan yang paling relevan untuk dikembangkan di Indonesia dikarenakan potensi energi surya di Indonesia sangat tinggi, dengan intensitas radiasi rata-rata 4-5kWh/m2.

Keuntungan dari teknologi hibrid berbabasis energi surya dan energi angin ini sangat terasa penting saat ketika dalam keadaan yang tidak menentu, misalkan pada saat hujan berangin. Meskipun sel surya tidak dapat berfungsi tetapi kincir angin masih dapat berfungsi untuk menghasilkan energi listrik, begitu pula sebaliknya. Namun, jika hanya berbasis satu energi akan mengalami gangguan ketika cuaca tidak sesuai dengan teknologi energi yang digunakan.

Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Hibrid Berbasis Energi Surya dan Angin Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga angin saja maupun tenaga matahari saja, teknologi hibrida ini jelas lebih tinggi karena tak sepenuhnya bergantung pada matahari. Maka, bila langit mendung atau malam tiba dan matahari lenyap, pembangkit listrik akan digerakkan oleh kincir angin jadi listrikpun tetap mengalir. Sebaliknya, ketika angin sedang loyo berhembus, panel-panel sel surya penangkap sinar matahari bisa terus memasok listrik.

16

Pembangkit listrik ini cocok untuk daerah yang cuacanya sering berubah-ubah seperti di pesisir pantai. Pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau yang disebut hibrida lebih unggul, karena pembangkit listrik hibrida ini dapat memanfaatkan sinar matahari pada saat kecepatan angin rendah dan sebaliknya memanfaatkan energi angin pada saat mendung.

Gambar 2.6 Pembangit Listrik Tenaga Hybrid

Gambar 2.7 Pembangit Listrik Tenaga Hybrid

Namun kekurangannnya yaitu teknologi hibrid berbasis energi surya dan angin ini hanya dapat digunakan di daerah tertentu karena tetap juga bergantung pada angin. Agar pada saat matahari tidak memancarkan energinya alat ini masih dapat dipergunakan dengan memanfaatkan tenaga angin. Karena tidak semua daerah memiliki kecepatan angin yang cukup untuk menggerakan kincir angin tersebut agar listrik tetap dapat mengalir. Kecepatan angin di daratan Indonesia rata-rata kurang dari 5 m/s.

18

D.2 Mekanisme Kerja Dan Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Berbasis Energi Surya Dan Angin.

Saat angin bertiup, bilah-bilah kincir akan bergerak memutar dinamo (dynamo) yang membangkitkan arus listrik. Listrik ini kemudian disalurkan ke bagian penyimpanan yang berupa sejumlah aki mobil. Pada saat yang sama, ketika matahari bersinar panel sel surya akan menangkap sinar untuk diubah juga menjadi listrik. Panel ini berisi sel photovoltaic yang terbuat dari dua lapis silicon.

Ketika terkena sinar matahari, dua lapisan silicon akan menghasilkan ion positif dan negative, dan listrikpun akan tercipta. Listrik dari panel surya dan kincir angin itu masih berupa arus searah (direct current, DC). Padahal alat rumah tangga seperti televisi, radio, kulkas dan lain-lain, membutuhkan listrik berarus bolak-balik (alternating current, AC). Untuk itulah dibutuhkan inverter, pengubah arus DC menjadi AC 220 Volt. Pembangkit listrik ini bisa menghasilkan daya 50 kilowatt atau cukup untuk 600 kepala keluarga, dengan masing-smasing keluarga memakai daya listrik 450 watt.Inovasi dari listrik teknologi hibrid berbasis energi surya dan angin ini yang penulis ketahui yaitu dapat diaplikasikan pada lampulampu penerang jalan.

Angin hibrida gaya dan lampu bertenaga surya jalan konsep diri didukung oleh energi terbarukan. Ini terdiri dari turbin angin ditempatkan tepat di atas solar array. Kedua sumber-sumber energi bersih menghasilkan hingga 380 W. Energi menghasilkan disimpan dalam baterai yang membantu dalam menerangi lampu LED di malam hari.

D.3 Pemodelan Sistem Pembangkit Energi Angin

Pembangkit energi angin mengubah energi kinetik yang dihasilkan angin menjadi energi listrik. Komponen utama pembangkit energi angin adalah turbin angin (wind turbine), unit generator listrik (electrical generation unit) dan pengendali (controller) seperti terlihat pada gambar 2.6

Gambar 2.8 Komponen sistem pembangkit energi angin

Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus daya diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.

Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam subsistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :

a. Gearbox Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.

20

b. Brake System Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya:

overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus, karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.

c. Generator Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.

Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC

(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.

d. Penyimpan energi Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.

Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.

e. Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC (Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC (Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.

22

D.4 Pemodelan Sistem Pembangkit Energi Surya

Komponen utama pembangkit energi surya adalah sel fotovoltaik (PV) yang dapat mengubah energi cahaya (foton) menjadi energi listrik. Efek fotovoltaik ditemukan pada tahun 1839 oleh Becquerel dan sel surya pertama kali dibuat oleh Laboratorium Bell pada tahun 1954. Gambar 2.7 memperlihatkan ilustrasi efek fotovoltaik yang mengubah energi foton menjadi listrik

Gambar 2.9 Perubahan energi foton menjadi tegangan listrik pada sambungan p-n

D. 5 Baterai

Baterai merupakan piranti penyimpan energi dalam bentuk elektrokimia yang banyak digunakan untuk menyimpan energi untuk berbagai aplikasi.

Terdapat dua jenis baterai, yaitu:

a) Baterai primer, yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Reaksi elektrokimia yang terjadi bersifat non-reversible (tidak dapat balik). Sehingga setelah digunakan, baterai ini harus dibuang.

b) Baterai sekunder atau dikenal dengan baterai rechargeable (bisa diisi ulang).

Reaksi elektrokimia yang terjadi bersifat reversible (dapat balik). Sehingga

setelah digunakan, baterai ini dapat diisi (charging) dengan memberikan arus listrik dari luar. Bateri jenis ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik (pada saat digunakan), dan mengubah energi listrik menjadi kimia (pada saat diisi). Baterai rechargeable ini terdiri dari: leadacid (Pb-acid), nickel-cadmium (NiCd), nickel-metal hydride (NiMH), lithium-ion (Li-ion), lithiumpolymer (Li-poly), zinc-air. Baterai lead-acid merupakan jenis baterai yang paling umum digunakan karena teknologi yang cukup mapan dan unjuk kerja yang tinggi terhadap harga, serta mempunyai kerapatan energi yang paling kecil terhadap berat dan isi. Baterai tipe shallow-cycle digunakan pada kendaraan dimana diperlukan energi awal untuk menghidupkan mesin. Sedangkan untuk penyimpanan energi, seperti dalam sistem pembangkit energi hibrid, digunakan tipe deep-cycle.

Kebutuhan baterai minimum (baterai hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan listrik). Dengan demikian kebutuhan daya dikalikan 2 kali lipat. Hubungan daya dan aki dapat dirumuskan sebagai berikut :

Paki= Vakix Iaki...(2.4) Dimana:

Paki= Daya Aki (Watt) Vaki= Tegangan Aki (Volt) Iaki = Arus Aki (Ampere)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu, dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli-agustus 2017 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Unismuh Makassar JL. Sultan Alauddin no. 259 dan di Gedung Iqra Lantai 9 dalam wilayah kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

C. Cara Kerja 1. Studi Pustaka

Pengumpulan data-data referensi mengenai pembangkit listrik sistem hibrid sel surya dengan energi angin.

2. Pengumpulan Alat dan Bahan

Pembelian dan pengecekan pada alat dan bahan bertujuan untuk menhindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Seperti kerusakan alat dan bahan yang sudah dibeli. Jika terjadi kerusakan bahan akan mempengaruhi pada perancangan nantinya.

3. Rancangan

- Rancangan dengan melakukan peninjauan secara langsung terhadap entitas yang mungkin terlibat dalam pembuatan alat.

- Pemasangan kedua kabel pembangkit sehingg menjadi hibrid sebelum melakukan pengujian.

4. Pengujian

1. Melakukan pengujian terhadap sistem yang di rancang.

2. Mengukur tegangan yang dihasilkan kedua pembangkit, dan memberikan beban sehingga dapat mengetahui kemampuan pembangkit sistem hibrid ketika berbeban.

26

D. Bagan Alir

Gambar 3.1 Bagan Alir Mulai

Persiapan Alat dan Bahan Peneliti

Studi Pustaka

Pembangkit Listrik Sistem Hibrid Sel Surya Dengan Energi Angin

Uji Alat / Simulasi

Pengamatan dan Pengambilan Data

Analisa Data

Selesai

27

Hasil perancangan alat yang telah dirancang dengan menggabungkan dua pembangkit dengan memanfaatkan sumber energi matahari dan energi angin.

A. Perancangan Alat

Untuk merancang alat pembangkit listrik sistem hibrid dengan menggabungkan sel surya dan energi angin memerlukan alat seperti Solar Cell, Generator DC, BCU, Aki, Rangkaian Penyearah, Rangkaian Regulator DC to DC, Kabel, dan Beban.

Gambar 4.1 Rangkaian alat secara fisik

28

Gambar 4.2 Rangkaian Pembangkit Listrik Sistem Hibrid

Pada gambar 4.2. Pembangkit listrik sistem hibrid dengan menggabungkan dua pembangkit listrik terbaharukan yaitu pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya. Ketika kedua pembangkit menghasilkan energi listrik kemudian dihubungkan ke BCU untuk menyimpan tegangan ke AKI dan menyuplai tegangan ke beban.

B. Hasil Pengujian Alat

Pada perancangan alat pembangkit listrik sistem hibrid, kami membagi dua

Pada perancangan alat pembangkit listrik sistem hibrid, kami membagi dua

Dokumen terkait