• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TAFSIRAN BEBERAPA KUTIPAN DARI KITAB HOSEA

J. Penutup 1

Dari setiap pembahasan kutipan, penulis dapat menyimpulkan bahwa kasih dan kesetiaan Allah sungguh nyata kepada umat Israel. Kasih dan kesetiaan Allah terlihat dalam beberapa kutipan dari Kitab Nabi Hosea yang sudah dibahas dan ditafsirkan sebagai berikut:

1. Hosea bab 1-3 : Mengungkapkan kasih dan kesetiaan Allah yang sungguh luar biasa, dimana umat Israel digambarkan sebagai istri yang tidak setia dan mengkianati suaminya, namun suami yang digambarkan sebagai Allah, terus mencintai dan mengasihi istrinya tanpa batas. Ketika istrinya bersundal dan berzinah, suaminya tidak pernah menolaknya tetapi menerimanya kembali dengan kasih dan kesetiaan. Umat Israel yang tidak setia, suka bersundal, berzinah, namun kasih Allah tidak pernah berubah untuk tetap mencintai, mengasihi umat Israel. Allah tetap setia pada kasih dan perjanjian-Nya. Walaupun Ia dikianati, namun kasih-Nya tidak pernah berubah. Pada kutipan ini yang ditekankan oleh Nabi Hosea adalah mengenai : kasih dan kesetiaan, pengampunan dan perjanjian.

2. Hosea 6:6 : Mengungkapkan dengan jelas bahwa Allah menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan. Satu-satunya kurban yang berkenan pada Allah adalah pertobatan. Pada ayat ini yang ditekankan adalah pertobatan hati.

3. Hosea 10:9-15 : Umat Israel sangat berdosa terhadap Tuhan, dan Tuhan menghajar, menghukum, Israel, bukan karena benci tetapi Tuhan bermaksud mau mendidik umat Israel agar dapat kembali kepada Tuhan dan menerima kembali anugerah-anugerah Allah yang sudah disediakan bagi mereka. penekanan dalam bab ini adalah anugerah dan pertobatan.

4. Hosea 11:1-11 : Kasih Allah merupakan dasar mengapa Allah memilih umat Israel sebagai umat kesayangan-Nya dan mengadakan perjanjian dengan mereka. Umat Israel tidak setia dengan perjanjiannya pada Allah. Israel mempersembahkan korban dan bakaran pada allah-allah lain, menyembah Baal, menyembah patung-patung, melupakan kebaikan-kebaikan Allah yang telah menyelamatkan mereka, namun karena Allah itu adalah kasih, maka kasih-Nya mengalahkan murka-Nya kepada Israel. Karena kasih, Allah menarik Israel kembali kepada-Nya dan memperbaharui perjanjiannya dengan Allah. Bab ini menekankan tentang kasih dan kesetiaan Allah lebih kuat dari segala-galanya (baik itu murka ataupun penghukuman).

5. Hosea 12:1-15 : Allah menghukum Israel sesuai dengan perbuatannya, namun karena kasih Allah, Ia mengajak Israel untuk kembali kepada-Nya melalui para nabi. Israel tetap bersikap seperti bapak leluhurnya (menipu, memeras,

tidak adil, tidak benar, sombong). Pada bab ini yang ditekankan adalah mengenai kasih Allah, yang selalu mengajak Israel untuk selalu bertobat.

6. Hosea 14:2-9 : Allah mengajak Israel untuk bertobat, dengan menyesali dosa dan kesalahan mereka. Akhir dari semua yang disampaikan oleh Nabi Hosea

adalah permulaan baru, kehidupan baru bagi Israel. Murka Allah dikalahkan oleh kasih-Nya. Allah tidak selamanya menuntut dan tidak selamanya mendendam. Apa yang telah dijanjikan-Nya sungguh terjadi, tidak mengingkarinya, termasuk kebebasan-Nya untuk mengasihi lagi umat Israel yang tidak setia pada-Nya. Penekanan dalam bab ini adalah pertobatan dan janji Allah.

Dari penekanan setiap bab di atas, itulah yang akan diusulkan oleh penulis untuk dipergunakan sebagai tema dalam katekese persiapan calon perkawinan. Ada 4 tema yang diusulkan penulis yaitu:

1. Kasih dan kesetiaan : Kasih dan kesetiaan suami istri merupakan gambaran kasih dan kesetiaan Allah. Nabi Hosea menggambarkan Allah yang setia pada umat Israel, sedangkan istri menggambarkan umat Israel yang tidak setia kepada Allah atau kepada suaminya. Kasih dan kesetiaan Allah dilihat dalam diri Nabi Hosea, dimana ketika istrinya berzina, namun Nabi Hosea tetap menerimanya sebagai istri yang dikasihi walaupun ia tidak setia padanya.

2. Dosa dan pengampunan : Ketika umat Israel menyembah allah-allah lain, (Baal), Allah mengampuni mereka. Allah tidak melihat berapa banyak dosa yang diperbuat oleh umat Israel, tetapi Allah mengampuni untuk menyelamatkan mereka agar mengalami kebahagiaan bersama-Nya.

3. Perjanjian : Hubungan antara Allah dan Israel adalah hubungan perjanjian. Perjanjian kasih Allah dengan umat Israel. Hubungan ini bukan sekedar mengatur hubungan kasih dengan hukum serta penyerahan dari kedua pihak,

tetapi merupakan suatu hubungan personal antara Allah dan umat kesayangan- Nya.

4. Anugerah dan pertobatan: yang diharapkan oleh Allah adalah umat Israel bertobat dan kembali kepada-Nya, untuk menerima berkat-berkat yang dijanjikan Allah dan mengalami kebahagian dan suka cita yang sudah pernah dialaminya.

Keempat tema inilah yang akan dimasukkan kedalam bahan katekese persiapan perkawinan sebagai sumbangkan kepada Paroki Marganingsih Kalasan, dalam rangka mempersiapkan persiapan calon perkawinan. Namun sebelumnya, penulis akan menganalisis bahan-bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan. Analisis bahan katekese persiapan perkawinan ini akan dibahas dalam bab IV.

BAB IV

ANALISIS TERHADAP BAHAN KATEKESE PERSIAPAN

PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN

A. Pengantar

Persiapan untuk memasuki pernikahan dan hidup berkeluarga sangatlah penting khususnya bagi kaum muda. Hal ini ditegaskan oleh Paus Yohanes Paulus II yang menyatakan bahwa mempersiapkan orang muda untuk menikah dan berkeluarga disaat ini sangatlah penting dibanding saat-saat sebelumnya. Menurut adat istiadat kuno, keluargalah yang menjamin penyaluran nilai-nilai hidup pernikahan dan keluarga kepada generasi muda. Mereka menjalankan itu melalui proses bertahap pendidikan atau inisiasi. Akan tetapi banyak perubahan-perubahan yang sudah berlangsung di masyarakat modern pada umumnya. Maka dalam hal ini, bukan hanya keluarga saja yang berusaha untuk menyiapkan kaum muda dalam persiapan pernikahan, tetapi masyarakat dan Gereja pun terlibat dalam usaha menyiapkan kaum muda dalam pelbagai tanggung jawab mereka di masa yang akan datang, khususnya dalam hidup berkeluarga.

Banyak kendala-kendala yang sekarang ini muncul dalam kehidupan keluarga yang bersumber pada kenyataan hidup, bahwa dalam situasi yang serba baru, kaum muda tidak hanya kehilangan kesadaran akan tata nilai yang seharusnya, tetapi karena mereka tidak lagi mengenal norma-norma tertentu bagi perilaku mereka, bahkan

sudah tidak tahu lagi bagaimana menghadapi dan menanggapi kesulitan-kesulitan yang baru. Menurut pengalaman kaum muda, yang telah dipersiapkan dengan baik, bagi hidup berkeluarga, pada umumnya hidup mereka lebih baik dan berhasil menjadi keluarga Kristen yang sejati. Oleh karena itu Gereja perlu mengembangkan program- program persiapan perkawinan yang lebih baik dan lebih intensif. Para calon persiapan perkawinan ini dipersiapkan melalui bahan-bahan katekese yang

digunakan, lamanya waktu persiapan perkawinan dan metode “Kursus-kursus Persiapan perkawinan” serta menjaga keseimbangan antara berbagai aspek segi ajaran, pedagogi, hukum dan medis mengenai pernikahan. Persiapan perkawinan yang dilakukan bermaksud agar para calon persiapan perkawinan tidak hanya menerima pembinaan pengetahuan saja, tetapi merasa juga secara aktif memasuki jemaat gerejawi, seperti yang dinyatakan dalam (Familiaris Consortio. 66). Persiapan Perkawinan itu penting supaya para calon persiapan perkawinan memahami dan meletakkan perkawinan mereka dalam rencana Allah.

Paroki Marganingsih Kalasan juga, mempunyai program untuk para calon persiapan perkawinan. Persiapan bagi calon perkawinan ini dilaksanakan melalui pendalaman bahan-bahan katekese persiapan perkawinan. Menurut buku Pembinaan persiapan berkeluarga, Paroki Marganingsih Kalasan bahan-bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan adalah tentang : Gender, Ajaran Gereja Katolik tentang perkawinan, moral perkawinan, psikologi pria dan wanita, ekonomi rumah tangga, komunikasi keluarga atau relasi suami istri, reproduksi manusia dan pengaturannya,

menyambut permata hati, keluarga berencana, penyesuaian seksualitas dalam perkawinan, pendidikan iman anak dan pendidikan seksualitas anak.

Dalam bab IV ini, penulis akan menganalisis bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan. Maksud penulis menganalisis bahan ketekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan ini adalah sebagai salah satu usaha untuk memasukkan pesan- pesan pewartaan Nabi Hosea, ke dalam bahan katekese persiapan perkawinan. Pesan pewartaan Nabi Hosea itu adalah : Kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, perjanjian , anugerah dan pertobatan.

Dokumen terkait