• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penutupan Lahan Kota Depok Tahun 2011

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penutupan Lahan Kota Depok Tahun 2011

Penutupan lahan merupakan perwujudan secara fisik dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut. Penelitian ini memerlukan peta penutupan lahan untuk menentukan lokasi pengukuran iklim mikro yang akan dipilih pada masing-masing land use yang berbeda, yakni permukiman, industri, CBD dan taman kota. Penentuan penutupan lahan pada penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan penginderaan jarak jauh untuk memudahkan pembuatan peta penutupan lahan, yakni dengan melakukan klasifikasi data citra satelit. Data citra yang digunakan adalah Landsat 7 +ETM

path/row 122/64 tanggal 13 September 2011 dan 28 Agustus 2011 yang dipotong sesuai dengan wilayah administrasi Kota Depok.

Klasifikasi citra bertujuan untuk melakukan kategorisasi secara otomatik dari semua pixel citra ke dalam kelas penutup lahan atau suatu tema tertentu. Dalam penelitian ini, klasifikasi citra yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing atau terselia (supervised classification), yaitu proses klasifikasi dengan pemilihan kategori informasi yang diinginkan dengan memilih training area

untuk tiap kategori penutup lahan yang mewakili sebagai kunci interpretasi. Klasifikasi lahan ini dilakukan dengan menggunakan software ERDAS Imagine.

Klasifikasi penutupan lahan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ruang terbuka hijau (RTH), lahan terbangun dan badan air.

1. Ruang Terbuka Hijau

Penutupan lahan dengan kategori ruang terbuka hijau, pada lokasi penelitian, didalamnya termasuk taman kota, jalur hijau jalan, lapangan bola, tegalan, kebun, lapangan golf, kuburan dan lahan pertanian. Pada interpretasi klasifikasi lahan hasil citra Landsat 7 +ETM dan proses pengklasifikasian, ruang terbuka hijau dicirikan dengan warna hijau. Contoh ruang terbuka hijau di kota Depok dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Contoh Ruang Terbuka Hijau. 2. Lahan Terbangun

Kategori klasifikasi lahan terbangun yang dimaksud adalah suatu kawasan yang tertutup oleh struktur buatan manusia, contohnya adalah bangunan dan jalan. Pada interpretasi klasifikasi lahan hasil citra Landsat 7 +ETM, lahan terbangun dicirikan dengan warna merah sampai ungu dan proses pengklasifikasiannya dicirikan dengan warna merah. Contoh lahan terbangun di Kota Depok dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Contoh Lahan Terbangun. 3. Badan Air

Kategori klasifikasi lahan badan air yang dimaksud adalah suatu kawasan atau area yang permukaannya merupakan air, seperti sungai atau danau. Pada interpretasi klasifikasi lahan hasil citra Landsat 7 +ETM dan proses pengklasifikasiannya, badan air dicirikan dengan warna biru. Contoh badan air di Kota Depok dapat dilihat pada Gambar 15.

Setelah proses pengklasifikasian dengan klasifikasi terbimbing selesai maka menghasilkan peta penutupan lahan Kota Depok yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Tingkat keakuratan peta perlu diuji dengan menggunakan accuracy assessment pada salah satu tools dalam software ERDAS Imagine. Proses untuk melakukan uji akurasi ini didahului dengan mengambil titik kontrol atau sampel, yang disebut Ground Control Point (GCP) dengan menggunakan GPS.

Pengambilan titik sampel dilakukan pada setiap bentuk penutupan lahan yang homogen, dalam penelitian ini yakni lahan terbangun, ruang terbuka hijau dan badan air. Setiap penutupan lahan diambil beberapa sampel area didasarkan atas homogenitas kenampakkannya dan diuji kebenarannya di lapangan. Titik sampel diambil secara menyebar di beberapa daerah di Kota Depok. Akurasi dari semua titik sampel yang sudah diambil dilakukan dengan ERDAS Imagine, dimana dihasilkan akurasi dari peta penutupan lahan Kota Depok tahun 2011 dalam penelitian ini adalah sebesar 88 persen (Lampiran 4). Tingkat ketelitian interpretasi minimum dengan menggunakan penginderaan jauh harus tidak kurang dari 85 persen, berdasarkan hasil akurasi tersebut, peta hasil klasifikasi penutupan lahan yang dihasilkan sudah dapat digunakan dalam penelitian ini. Informasi luasan penutupan lahan yang ada di Kota Depok berdasarkan hasil klasifikasi data citra dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Luas Penutupan Lahan Kota Depok 2011

No Klasifikasi Luas (Ha) Luas (persen)

1 Lahan Terbangun 8820,63 43,61

2 Ruang Terbuka Hijau 10173,5 50,30

3 Badan Air 1232,37 6,09

Total 20226,5 100

Berdasarkan data pada Tabel 9, diketahui bahwa persentase ruang terbuka hijau adalah sebesar 50,30 persen dari luas total Kota Depok. Menurut Undang- undang Nomor 26 Tahun 2007 pasal 29 ayat 2 tentang proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota, maka Kota Depok masih memiliki proporsi ruang terbuka hijau yang baik.

Lahan terbangun Kota Depok berdasarkan data di atas diperoleh sebesar 43,61 persen. Lahan terbangun di Kota Depok terpusat di pusat kota, yakni sekitar Margonda dan tersebar hampir di seluruh Kota Depok. Luas badan air

berdasarkan data Tabel 9 sebesar 6,09 persen dari luas total wilayah kota. Badan air yang dominan di Kota Depok adalah danau di Universitas Indonesia dan situ yang tersebar di Kota Depok.

Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan land use yang berbeda untuk melihat pengaruhnya terhadap iklim mikro, dilihat berdasarkan luas RTH-nya yang diperoleh dari peta penutupan lahan yang di-overlay dengan peta penggunaan lahan Kota Depok sehingga dapat diketahui luas RTH tersebut. Luas dan persen RTH pada masing-masing land use dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Persentase Luas RTH setiap Land use

Land Use RTH (Ha) LB (Ha) BA (Ha) Total RTH (%) Industri 5,67 20,79 0,45 26,91 21,07 CBD (Margonda) 22,14 73,89 0,72 96,75 22,88

Perumahan (Bella Casa) 4,95 18,09 0,81 23,85 20,75 RTH Kota (Tahura Depok) 7,56 1,08 0,81 9,45 80 Keterangan: RTH= Ruang Terbuka Hijau

LB = Lahan Terbangun BA = Badan Air

Perhitungan persentase luas RTH pada Tabel 10 diperoleh dari perbandingan luas RTH pada setiap land use dibandingkan dengan jumlah luas lahan terbangun dan badan air pada kawasan keseluruhan. Berdasarkan perhitungan, persentase luas RTH terbesar hingga terkecil: RTH kota, CBD, industri, dan perumahan.

Dokumen terkait