BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Penyajian Data
1. Penyajian Data Hasil Wawancara dan Observasi
76
membaca Al-Qur’an bersama. Pada pukul 06.45 semua guru di
sekolah ini membaca Al-Qur’an bersama, selanjutnya pukul 07.30
giliran semua siswa-siswi di SMP Muhmmadiyah 1 Sidoarjo ini
yang membaca Al-Qur’an bersama-sama. Dengan menggunakan metode tilawati siswa-siswi dibimbing oleh guru-guru mereka
dalam membaca Al-Qur’an.
A. Penyajian Data
1. Penyajian Data Hasil Wawancara dan Observasi
Ilfa Aguslina adalah nama guru PAI kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1
Sidoarjo. Beliau mulai mengabdikan dirinya pada tahun 1996 dan jika dihitung
beliau sudah mengajar selama 19 tahun di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo.
Untuk strategi yang dipakai di sekolah ini yakni Strategi Multiple Intelligence. Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Ilfa Aguslina selaku
Guru PAI kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo saat peneliti bertanya
apakah di Sekolah ini menggunakan strategi Multiple Intelligence? Beliau
menjawab bahwa, “Ya, di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo ini menggunakan
Strategi Multiple Intelligence karena strategi MI ini didasarkan dari minat dan
bakat siswa.”8
Dengan menggunakan strategi ini, proses pembelajaran di kelas menjadi
lebih hidup dan efektif. Hal ini juga disampaikan oleh siswa kelas VIII B di SMP
8
77
Muhammadiyah 1 Sidoarjo bhawa, “Pelajaran PAI itu menyenangkan dan mudah
dipahami karena Bu Ilfa kalau mengajar menyajikan suasana yang menyenangkan
dan menggunakan games. Dengan games kita bisa belajar dan bermain.”9
Selain
itu Bu Ilfa mengatakan bahwa, “Proses pembelajaran PAI dengan menggunakan
strategi MI lebih efektif karena siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya maupun
dalam aktivitas pembelajaran. Selain itu kurikulum 2013 juga menuntut siswa
yang lebih aktif daripada gurunya”10
Metode merupakan salah satu aspek yang terpenting untuk menunjang
keberhasilan dalam pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bahwa hakikat dari
multiple intelligence adalah kecerdasan ganda. Seorang guru harus mengetahui
kecerdasan dari masing-masing siswanya, dengan mengetahui kecerdasan
siswanya maka guru dapat memilih metode yang tepat. Berawal dari teori yang
ditulis oleh peneliti bahwa sembilan kecerdasan itu memiliki metode yang
berbeda-beda, akan tetapi tidak menutup kemungkinan metode satu untuk
beberapa kecerdasan. Berikut ini beberapa metode yang telah peneliti paparkan di
bab sebelumnya, yang meliputi: Memberi sumbang pendapat, membaca
biografi/Al-Qur’an atau Hadits, Bercerita, Diskusi individu/kelompok,
menyelesaikan masalah, membuat peta pikiran, bermain peran, demonstrasi, studi
lapangan, belajar dengan pola-pola musik, mengajar teman sebaya, tugas mandiri,
belajar melalui alam, dan menceritakan peristiwa dan mengambil pelajaran. Akan
tetapi di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, guru hanya menggunakan sebagian
9
Wawancara dengan Satria Naufal Jauhari, Siswa kelas VIII-B di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo pada tanggal 18 November 2015.
10
78
dari metode-metode ini. Dalam proses pembelajaran, metode yang digunakan oleh
guru meliputi: Memberi Sumbang pendapat, ceramah, membaca Al-Qur’an,
diskusi, demonstrasi, tanya jawab, menceritakan peristiwa dan mengambil
pelajaran, menyelesaikan masalah, dan tugas mandiri.11
Selain itu untuk mendukung metode-metode tersebut diperlukan media
pembelajaran yang sesuai. Untuk media yang dipakai oleh guru yaitu video
pembelajaran, gambar, buku, dan internet. Untuk sumber belajar, siswa diberikan
kebebasan untuk mencari sumber selain dari buku, hal ini dimaksudkan agar siswa
memperoleh banyak informasi dan pengetahuan.12
Selanjutnya untuk minat belajar siswa sendiri atara kelas yang satu dengan
kelas yang lainnya memiliki sedikit perbedaan. Contohnya ketika peneliti berada
di kelas VIII B. Siswa-siswi di kelas ini sungguh antusias dan aktif. Ketika guru
menjelaskan materi, 85% siswa mendengarkan dengan baik dan memahami apa
yang disampaikan oleh guru. Setelah selesai menjelaskan, siswa bertanya
mengenai apa yang menjadi kesulitan atau pengalaman yang telah mereka alami
dan hampir 80% siswa aktif bertanya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa minat
belajar PAI siswa kelas VIII Tinggi.13 Hal ini juga sejalan dengan apa yang
dikatakan oleh Bu Ilfa, beliau mengatakan bahwa, “Minat belajar siswa kelas VIII
kalau dibilang meningkat ya meningkat dan ini dapat dilihat dari hasil atau nilai
11
Hasil Observasi di Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, 17-18 November 2015.
12
Wawancara dengan Ibu Ilfa Aguslina, Selaku Guru PAI Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, pada tanggal 17 November 2015.
79
kompetensi siswa itu sendiri yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.”14
Selain itu, Siswa kelas VIII yang bernama Egita Aslikh juga mengatakan bahwa
dibandingkan dengan tahun kemarin, tahun ini minat belajarnya juga semakin
meningkat karena selalu berusaha belajar dan mendengarkan materi PAI yang
dijelaskan oleh guru ketika guru menjelaskan materi, sangat menarik dan
menyenangkan. Jadi siswa-siswi merasa tidak bosan ketika pelajaran
berlangsung.15
Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, inilah yang selalu
dilakukan oleh Bu Ilfa Aguslina Selaku Guru PAI di SMP Muhammadiyah 1
Sidoarjo, sehingga siswa-siswa menjadi paham dan mengerti apa yang telah
dijelaskan. Selain itu, siswa juga mulai berani mengeluarkan pendapatnya dan
mencari contoh yang lain yang mungkin pernah dialaminya dalam kehidupan
sehari-hari. 85% dari siswa-siswi mengatakan bahwa pelajaran PAI itu menarik
dan mudah dipahami, selain itu juga kita dapat mengetahui dan mempertebal
keimanan kepada Allah. Salah satu diantara siswa tersebut bernama M. Chaidar
Aqsa, ia mengatakan bahwa, “Pelajaran PAI itu menarik karena guru selalu
memberikan contoh cerita di kehidupan nyata.”16
Sedangkan cara yang dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan minat
belajar siswa yakni Menggunakan metode yang tepat, dengan media belajar yang
dapat menarik perhatian siswa, dengan menyelingi games di akhir pelajaran, dan
14
Wawancara dengan Bu Ilfa Aguslina, Selaku Guru PAI Kelas VIII di SMP Mhammadiyah 1 Sidoarjo. 16 November 2015.
15
Wawancara dengan Egita Aslikh, Siswi Kelas VIII B di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo.18 November 2015.
16
Wawancara dengan M.Chaidar Aqsa Barpasya, Siswa kelas VIII E di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. 18 November 2015.
80
menyelingi tepuk konsentrasi untuk membangkitkan kembali konsentrasi siswa di
tengah-tengah pembelajaran.”17
Terbukti dengan cara ini siswa-siswi di SMP
Muhammadiyah 1 Sidoarjo menjadi antusias dan semangat ketika proses
pembelajaran berlangsung. Jarang sekali siswa yang ramai atau bergurau sendiri
ketika guru menjelaskan pelajaran, mereka mendengarkan dan jika mereka
mengalami kesulitan, mereka tidak segan-segan untuk bertanya kepada teman
sebaya atau langsung bertanya kepada guru. Selain itu ketika guru memberikan
soal ulangan, tidak ada satupun siswa yang mencontek temannya. Mereka dengan
percaya diri mengerjakan soal-soal itu sendiri.
Suasana kelas yang menyenangkan juga salah satu faktor yang dapat
mendukung keberhasilan dalam belajar. Penataan kelas di SMP muhammadiyah
ini berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Penetaan kelas disini siswa
berhadapan dengan temannya empat-empat. Dengan penataan seperti ini guru
menjadi leluasa mengawasi gerak gerik siswa dan penyampaian materi pun juga
menjadi lebih efektif. Seperti yang dikatakan oleh Afrida Meidiningtyas, salah
satu siswa kelas VIII B bahwa, “Suasana kelas ketika pelajaran PAI itu
menyenangkan, karena selalu ada yang bertanya yang diluar nalar siswa lainnya,
jadi kita mempunyai wawasan dan pengalaman baru.”18
17
Wawancara dengan Ibu Ilfa Aguslina, Selaku Guru Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. 16 November 2015.
18
81